Semua Bab Sang PENEMBUS Batas: Bab 111 - Bab 120

268 Bab

Bab 111.

“Baik Pak Yudha. Terimakasih sekali atas tanggapan Bapak.” “Kami juga berterimakasih atas kerjasamamu pada pihak kepolisian Elang. Saya juga berterimakasih atas bantuanmu dalam kasus Pak Bambang. Bravo buatmu Elang..!” seru Yudha kagum, dengan sepak terjang Elang. “Ahh. Itu hanya kebetulan saja saya bersinggungan dengan mereka Pak Yudha. Tetap saja pihak yang berwajib yang berperan dalam hal ini,” ucap Elang tenang. Yudha Satria tertegun, mendengar jawaban Elang yang rendah hati ini, ‘Tak salah Pak Bambang memuji-muji namamu di depanku Elang. Kau memang layak’, bathin Yudha kagum. Karenanya dia berniat menjalin hubungan erat langsung dengan Elang. Dia pun menyimpan nomor kontak Elang di ponselnya. “Baiklah Elang. Nomormu sudah saya simpan. Hubungi saja saya jika sewaktu-waktu ada hal yang berkaitan dengan tugas saya. Terimakasih Elang.” Klik.!*** Keesokkan paginya. Suasana cerah melingkupi kediaman Brian. Terdengar burung peliharaan Brian berkicau merdu, menyambut datangnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Bab 112.

‘Hhhh. Kau benar Elang, rupanya aku tak bisa menyembunyikan sesuatu darimu’, bathin Brian, sambil menghela nafasnya. “Kau benar Elang. Bapak sama sekali tak menganggapmu lancang dalam hal ini. Terimakasih Elang. Baiklah, bapak akan mencoba berbaikkan padanya nanti,” Brian akhirnya berkata dengan kesadarannya. Senyum terimakasih terlukis di wajah Brian. “O ya, Pak Brian. Saya harap Bapak tak menolak pinjaman dana dari saya, yang tak seberapa ini. Semoga dana ini bermanfaat, untuk menyegarkan kembali kondisi perusahaan Bapak,” Elang berkata sambil menyerahkan selembar cek pada Brian, yang menerimanya dengan mata basah. Brian melihat nilai 15 miliar rupiah tertera di atas cek itu. Seketika pandangan Brian pun menjadi kabur. Akibat terselaputi oleh air matanya, yang mulai menggulir tak tertahan. ‘Elang.! Siapa kau..? Mengapa kamu begitu baik pada kami..?’ bathin Brian sesak. Karena uang itu sangat lebih dari cukup, untuk mengembangkan usahanya. “B-bagaimana caranya saya mengembali
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Bab 113.

Plaaghk..!! “Arrghks.!!” seru keras dan kaget Dean. Telinganya berdenging seperti lengking ceret mendidih..! Dan kedua pipinya yang cukup putih itu, kini bagai adonan kue yang panas mengembang. Salam lima jari bagai stempel sayonara juga terlukis di pipinya. “Re..Revaa..! Ini tidak seperti yang kau pikirkan..!” seru Dean panik, sambil tetap memegangi sebelah pipi kanan indahnya yang membengkak. Tangan kanannya bergerak hendak menjamah pundak Reva. Namun langsung saja di tepis oleh Reva, yang masih menatapnya dengan nafsu merajam Dean hidup-hidup. “Aku tak ada hubungan apapun dengan Shafa..!” seru Dean, dan itu adalah kesalahan ganda bagi Dean. Plagh..!!“Arrghks..!!” Kembali bunyi ceret mendidih berdenging di kedua telinga Dean. Dan dua gambar tangan berwarna merah, menjadi tambahan koleksinya di sore yang ‘membagongkan’ bagi Dean itu. Ya, Kali ini pelakunya adalah Shafa, sepupu Reva. “Kita putus..!!” seru Reva dan Shafa hampir bersamaan.Ya, rupanya Reva maupun Shafa membua
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Bab 114.

"Lupakan saja Lia. Aku memang agak sensitif, jika orang bicara soal kekayaan orangtuaku. Karena gara-gara mengejar kekayaan itulah, orangtuaku sampai tak menganggap aku ada, dan hidup di antara mereka,” Reva berkata dengan wajah yang nampak muram. Teringat Reva, saat pengambilan raport di sekolah dulu, yang mengambilnya adalah supirnya. Saat dia berteriak kaget mengalami haid pertamanya, yang menenangkannya adalah pelayannya. Bahkan saat dia ulang tahun pun, yang terlihat hanya postingan kedua orangtuanya di medsos, yang mengucapkan selamat padanya. Tapi pada kenyataannya..?! Bibir kedua orangtuanya tak mengucapkan sepatah kata apapun, secara langsung padanya di rumah..! Apalagi memeluk dan mengecupnya..! Itu mustahil..! Ya, Reva menganggap Itu semua hanyalah kamuflase orangtuanya di dunia luar. Agar publik menganggap, bahwa mereka perhatian pada putrinya. Dan pernah sangat menyakitkan bagi Reva, saat sebuah foto terpampang di IG mamahnya. Sang mamah tampak sedang mencium pu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

Bab 115.

Elang segera menerapkan ‘mata bathin’nya, yang merupakan bagian dari aji ‘wisik sukma’ miliknya.Kini mata bathin Elang menatap tembus dinding kamar hotel. Diarahkannya pandangannya pada kamar, yang berada di sudut lorong itu. Dan Elang pun menjadi terkejut di buatnya. Nampak dalam mata bathinnya, dua gadis itu dalam keadaan yang menyedihkan di atas ranjang. Ada dua buah ranjang, di dalam kamar yang cukup luas itu. Kini kedua tangan dan kaki gadis itu tengah di ikat dengan tambang, yang ditambatkan ke masing-masing pojokkan ranjang. Kedua tangan dan kaki mereka melebar bagai huruf ‘X’ di atas ranjang. Pakaian kedua gadis itu pun sudah tanggal lepas, dan tergeletak begitu saja di lantai kamar. Ya, kini tubuh dua gadis itu hanya tertutupi oleh bra dan celana dalam saja. Tampak pemuda perlente di antara mereka, dia memandang tubuh keduanya silih berganti. Dean seolah sedang menaksir, mana wanita yang lebih dulu akan dikerjainya. Sepasang matanya pun berminyak penuh hasrat. Air ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

Bab 116.

Plaghk..! Plakh..!! Dughk..! ... Plaghk..!!Terdengar pembantaian sedang terjadi di dalam kamar khusus..! Dengan bersenjatakan sebelah sepatu diskonya. Reva membombardir wajah dan tubuh Dean, dengan amarah yang telah tiga hari ini di pendamnya. Bahkan api yang telah membara di dada Reva pada Dean bagai semakin berkobar. Dengan adanya insiden penculikkan dan pemerkosaan yang gagal itu..! Wajah Dean hancur babak belur dan berlumuran darah, di hantam hak sepatu disko Reva. Namun anehnya air mata Reva malah semakin deras menggulir di pipinya. Ya, biar bagaimanapun juga dalam setahun lebih kedekatannya dengan Dean. Pastilah pernah terselip ‘kisah indah’ di antara mereka berdua. Dan air mata Reva adalah jawaban dari rasa penyesalannya. Karena ia pernah ‘sangat percaya dan menaruh harapan’ pada Dean, yang ternyata hanyalah seorang ‘playboy cap tusuk gigi’. Elang menghampiri Reva, dia masuk ke dalam kamar khusus itu. Elang melihat kondisi mengenaskan Dean. Jidat Dean benjol sebesar te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

Bab 117.

Seth..! Elang reflek melesat ke depan dengan sangat cepat. Lalu dia menoleh ke arah suara klakson tadi. Dan betapa gemasnya Elang, saat mengetahui yang mengagetkannya dengan klakson adalah dua gadis yang tadi. Reva agak geli melihat kekagetan Elang. Namun disisi lain dia juga sangat terkejut, melihat daya lesat yang di tunjukkan oleh Elang. Reva hanya melihat kelebatan bayangan Elang, lalu tiba-tiba Elang sudah sekitar 200 meter di depannya. ‘Masih manusiakah pemuda bernama Elang ini..?!’ bathin Reva agak bergidik. Ternyata bukan hanya Reva saja yang ngeri dan kaget. Julia juga berpikir hal yang sama seperti Reva. 'Apakah dia hantu..?!' bathin Julia ngeri. Wajah Julia nampak pucat, saat mobil Reva akhirnya tiba di dekat Elang, yang seperti gemas menunggu mereka. “Kalian ini mengagetkan orang saja..!” seru Elang kesal. “M-maaf Mas Elang, kami tak sengaja. Kami cuma mau mengucapkan terimakasih,” ucap Reva agak tak enak hati, melihat wajah kesal Elang. “Kalian kan sudah berter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Bab 118.

"Saya cuma teman ketemu di jalan sama Reva, Bii,” ucap Elang tersenyum ramah. Wajah Bi Rina pun tersenyum membalas senyuman Elang, ‘Pemuda yang baik’, bathin bi Rina. Ya, dia sudah banyak melihat watak dan karakter orang selama masa hidupnya. Dan matanya tak bisa di tipu dengan kepura-puraan. Dan dia pun langsung bisa mengambil kesimpulan, beberapa saat setelah melihat prilaku Elang yang apa adanya. Dia pun beranjak ke dapur untuk membuat minuman. Reva agak terkejut melihat senyum Bi Rina pada Elang. Karena sangat jarang tamu di rumahnya yang mendapat senyum dari bibinya itu. Bahkan Dean yang beberapa kali ke rumahnya, tak pernah dia sekali pun mendapat senyumnya. ‘Bahkan Bi Rina pun tersenyum padamu Elang’, bathin Reva, semakin penasaran pada sosok Elang. “Mas Elang, bolehkah aku bertanya pada Mas?” Reva berucap. “Tanya soal apa Reva?” sahut Elang bertanya.“Mas Elang sebenarnya berasal dari Bogor daerah mana ya? Apakah keluarga Mas Elang tak merasa kehilangan dengan kepergi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Bab 119.

Sementara itu terjadi kehebohan di Hotel MoonLight. Kehebohan terjadi saat Elang menarik aji ‘Sirep Megantara’nya, setelah ia tiba di X Club semalam. Yang pertamakali terdengar adalah lengkingan indah 11 oktav dari Dean, “Aaarrhhks...!!!” Sedemikian menyayat hatinya suara jeritan Dean, dari kamar khusus yang pintunya terbuka lebar itu. Akibat pintunya terganjal tubuh dua orang temannya, yang terkapar dan juga mulai sadarkan diri itu. “Bos Muda..! Wajahmu penuh darah..! Siapa yang melakukan ini padamu Bos..?!” teriak kedua orang bayarannya panik, dengan wajah pucat. ‘Bisa celaka kita, kalau Bos Besar marah melihat kondisi anaknya ini..!’ benak kedua orang bayaran itu, otomatis berpikir hal yang sama. Klek, klekh, ... Klekh!Beberapa pintu kamar hotel, di lorong yang sama dengan kamar khusus itu terbuka sedikit. Dan semua mata di celah pintu memandang ke arah yang sama, ke arah kamar khusus di pojok lorong. Hingga saat muncul 3 sosok tubuh dari kamar khusus itu, Klakh..! Brak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Bab 120.

“Siapp Bos!” mereka berdua pun maju menghampiri Roni dan Kasim, yang wajahnya sudah pucat pasi itu. Namun Roni dan Kasim sudah pasrah saja, menerima nasib mereka. ‘Dimana lagi mereka bisa bekerja dengan gaji besar, tanpa harus menguras pikiran? Ya, hanya di sini’, bathin Roni dan Kasim. Baghh..! Bughh..! ... Plaghh..!! Terdengar hantaman bertubi-tubi dari Joko dan Markus, yang deras melanda wajah Roni dan Kasim. Ya, keduanya hanya bisa berteriak kesakitan, menerima hantaman demi hantaman di wajah mereka. Mungkin ini juga sebuah karma, atas perbuatan mereka sendiri, yang juga kerap melakukan kekerasan pada orang lain. “Hari..! Tanto..! Bondan..! Kalian harus cari tahu, siapa yang membuat putraku Dean babak belur begitu..?! Sekarang kalian pergi ke Hotel MoonLight..! Teliti dan periksa rekaman CCTV hotel malam tadi..!! Cepatt..!” bentak Dibyo. Ya, darah di kepalanya serasa meluap dan mendidih. Mengingat kejadian pembantaian putranya itu, terjadi di salah satu hotel miliknya sen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status