Semua Bab Sang PENEMBUS Batas: Bab 261 - Bab 270

272 Bab

Bab 261.

Ingin rasanya Elang bertemu kembali, dan bertanya pada 'Ki Buyut Sandaka'. 'Apakah ada suatu tanda atau petunjuk, jika dia telah menemukan cinta sejatinya alias jodohnya..? Adakah sesuatu yang belum diketahuinya mengenai kutukkan Naga Asmara..? Atau ke arah mana Elang harus mencari cinta sejatinya di dunia yang luas ini..? Apakah kutukkan Naga Asmara ini akan terus menempel padanya hingga dia mati, jika tak jua menemukan jodohnya..?'Seribu tanya terlintas di benak Elang, namun satu jawab pun tak terungkap..?! Akhirnya dengan di iringi suasana haru dan sedih, dari Yukata dan keluarganya. Dan juga mata beriak basah dari Nanako. Elang pun langsung melesat lenyap, menerapkan puncak dari ilmu 'Pintas Bumi'nya. Elang menolak untuk di antarkan ke stasiun Tokyo, oleh Nanako. Dia lebih memilih ke stasiun seorang diri sambil berjalan-jalan. "Mas Elang. Aku pasti datang ke Indonesia, setelah semua urusan pengadilan selesai," begitu ucapan terakhir Nanako serak, saat Elang pamit tadi. El
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya

Bab 262.

Braghh...!!Permadi yang tak bisa menahan rasa penasarannya, dia reflek memukul lantai di samping tubuhnya, yang masih dalam kondisi bersila. Sedikit saja tenaga dalamnya mengalir. Namun itu saja cukup, untuk membuat lantai di sisi tubuhnya ambyar berlubang. 'Lusa besok aku berangkat ke Osaka. Namun kenapa mimpi brengsek itu selalu datang mengganggu konsentrasiku..?! Siapa kau sebenarnya Kakek Tua..?!' bathin Permadi berseru, penuh rasa marah dan penasaran. Tok, tok, tokk..! "Mas Permadi.." suara merdu Shara terdengar, di depan pintu kamar khususnya. Permadi bangkit dari bersilanya dan beranjak membukakan pintu bagi Shara. Klek.! "Ya Shara.." ucap Permadi, sambil membuka setengah pintu kamarnya. "Mas Permadi tak apa-apa kah..? Tadi Shara mendengar suara keras dari dalam kamar Mas," tanya Shara, dengan wajah agak cemas. "Tak apa-apa Shara. Aku hanya sedang sedikit kesal dengan sesuatu," sahut Permadi datar. "Tapi bukan sedang kesal sama Shara kan Mas..?" tanya Shara agak pan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya

Bab 263.

Nadya segera beranjak turun dari ranjangnya, dan mengambil segelas air minum dari dispenser di kamarnya. Glk, glek..! Rasa segar memenuhi kerongkongannya, namun rasa resah dalam dirinya tak jua menghilang. Ingin rasanya dia menelepon Elang saat itu juga. Namun sudah 2 minggu lebih ponselnya tak bisa menghubungi nomor Elang. Karena operator selalu memberi pesan nomor Elang berada di luar jangkauan. Ya, Nadya memang tak mengetahui keberadaan Elang di mana saat ini. Nadya ingat terakhir kali dia menghubungi Elang, pada saat Elang berada di Bali. Maka 'kecemasan luar biasa' kini melanda hati Nadya. Kecemasan akan keselamatan Elang. Pemuda yang sudah menjadi kekasih di hatinya. Nadya merasa tak ingin tidur kembali. Dia hanya memanjatkan do'a dalam hatinya, berharap keselamatan selalu bersama kekasih hatinya itu, saat...Tuttt. Tuuttt..! Nadya yang masih terduduk di tepi ranjangnya bangkit, dan melangkah menuju ponselnya yang terletak di atas meja kamarnya. 'Siapa sih yang pagi-pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya

Bab 264.

Sorot pandang matanya terasa sangat menyejukkan hati. Tiada emosi sedikit pun di dalamnya. Orang biasa yang memandangnya pastilah akan langsung merasa tenggelam, dan seperti berada di suatu ruang luas tak berbatas. Inilah pandangan sosok yang telah mencapai tingkat 'Langit Tanpa Batas'. "Maafkan kelalaianku dalam menjaga 'turunnya Tombak Samudera', pada keturunanku, Ki Prahasta. Namun sekuat daya aku telah memberi 'pagar' pada Kitab Jagad Samudera. Agar tak mampu dipelajari oleh orang yang tak berhak, walaupun dia masih keturunanku. Andai 'pagar' yang kuterapkan pada kitab itu tetap terbuka, dan dipelajari oleh keturunan yang salah. Maka aku hanya bisa mengatakan itu adalah 'takdir' dari Yang Maha Kuasa, Ki Prahasta," sahut Ki Bogananta, dengan wajah penuh sesal, walau bibirnya tetap menyunggingkan senyum. Pandang mata Ki Bogananta juga nampak sangat dalam. Kedalaman yang tak mampu di selami, jika orang biasa beradu pandang dengannya. Inilah pandangan dari sosok yang telah men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 265.

Tuttt.... Tuttt..! 'Pak Yutaka memanggil' tertera di layar ponsel Elang. Klik.! "Ya Pak Yutaka," sahut Elang. "Halo Elang. Di mana posisimu sekarang..?" tanya Yutaka. "Saya di Kobe sekarang Pak Yutaka. Berjalan-jalan dulu sebelum kembali ke Indonesia," sahut Elang. "Wahh, pantas kemarin aku tanya Pak Hiroshi, kamu belum datang katanya. Hahaa!" Yutaka memaklumi keinginan Elang berjalan-jalan seorang diri, sebelum dia pulang ke Indonesia. Tentunya pemuda ini ingin bebas lepas, melihat apa yang belum dilihatnya di Jepang, pikir Yutaka. "O iya Elang. Aku menitip sedikit di saldo rekeningmu ya. Sebagai tanda terimakasih keluarga Kobayashi atas pertolonganmu. Sepertinya sampai mati pun, kami tak akan sanggup kami membalasnya Elang. Terimalah pemberian kami yang sedikit itu ya." Ungkap Yutaka, dengan rasa terimakasih yang tulus pada Elang. "Pak Yutaka. Sungguh hati saya sudah senang, melihat 'kemelut' di keluarga Bapak sudah berlalu. Melihat keluarga Bapak bisa tenang dan bahagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 266.

"Pak Daisuke, Pak Matsuki. Ayo temani saya makan bersama. Saya tak bisa makan sendirian. Anggap saja sebagai ucapan terimakasih saya pada Bapak berdua, yang sudah 'bekerja' mengantar saya ke sini," ajak Elang hangat. Ya, Elang mengatakan 'bekerja' bukan membantu. Itu karena Elang sangat paham, dengan 'budaya malu' yang mengakar kuat di negeri ini. Sehina-hinanya kaum miskin negeri ini. Mereka sangat jarang meminta-minta, bahkan hampir tak terlihat pengemis di negeri ini. Mereka juga tak akan mau menerima sesuatu tanpa 'bekerja'. Walaupun hanya sebagai pemulung atau buruh serabutan sekalipun. Rata-rata mereka merasa malu, bila menerima sesuatu dari rasa belas kasihan. Itulah moral yang masih dipegang erat masyarakat negeri ini, budaya malu.!"Ahhh. Bagaimana Matsuki..?" tanya Daisuke menatap Matsuki temannya. Agak lama akhirnya Matsuki menganggukkan kepalanya. Akhirnya mereka bertiga makan siang di rumah makan itu. Tampak kedua lelaki itu tersenyum gembira. Elang sengaja menga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 267.

"Baiklah Elang. Nanti tante akan kirimkan nomor rekeningnya. Tapi tante tak akan memakai uang kiriman dari Elang, selain hanya untuk simpanan ...... 'anak kita'," Halimah berkata terputus. Ya, Halimah agak bingung menyebut apa pada anak yang di kandungnya. Akhirnya dia menyebutkan 'anak kita' pada Elang. Wajahnya langsung 'merah merona', saat dia mengatakan itu. Halimah terbayang kembali, saat-saat 'penuh madu' bersama Elang dulu dikamarnya. Wanita yang tetap cantik di usia matangnya itu. Dia 'sejujurnya' sangat merindukan saat-saat manis itu, bisa terulang kembali dalam hidupnya. "Baik Tante, tolong dikirim ya. Salam buat Om Baskoro." Klik.! Elang menutup panggilannya pada Halimah. Dia berniat memasukkan saldo 10 miliar rupiah, pada rekening Halimah nanti. Elang kembali melihat-lihat kontaknya, dia mencari nomor Sekar di list kontaknya. Lalu... Tuttt.... Tuttt... Tuutttt.! "Halo. Kang Elang..?!" sapa suara merdu Sekar, yang sedang berada di kamarnya. "Halo Mbak Sekar. Baga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 268.

'Luar biasa..! Bahkan Bos sudah berpikir jauh ke depan', bathin Rodent. Dalam kesendiriannya, Rodent kadang juga bertanya-tanya. Akan sampai kapan mereka menjadi buronan aparat..? Ternyata pertanyaan itu kini sudah terjawab, dengan ucapan Permadi barusan. Dan hatinya pun menjadi makin mantap, untuk bersetia pada Permadi hingga akhir hayatnya. "Siap Boss..!” seru Rodent bersemangat. Klik.! Suara adzan magribh berkumandang, Permadi pun beranjak masuk ke dalam rumahnya. Dari wajahnya nampak Permadi sedang memikirkan sesuatu hal, yang begitu mengganjal di hati dan benaknya. Entah hal apa gerangan. "Mas Permadi sayang, sebenarnya apa yang sedang Mas pikirkan..?" tanya Shara, saat dia melihat Permadi masuk ke kamar dan hanya diam duduk di tepi ranjang. "Tidak ada apa-apa Shara. Aku hanya lelah saja," sahut Permadi. "Apakah Mas Permadi mau Shara pijat badannya..? Biar rasa lelahnya hilang," tanya Shara lagi. Walau dia tak terlalu bisa memijat, tapi demi pria kesayangannya ini, dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 269.

Bip..! Nadya :"Sudah tidur belum Mas Elang..?" Balas : "Belum Nadya." Nadya :"O iya Mas Elang, minggu depan Nadya ujian Sripsi. Doa'in ujiannya lancar ya Mas." Balas : "Pasti Nadya. Mas percaya Nadya pasti lulus dengan gemilang." Nadya:"Minggu depan mudah-mudahan Mas Elang sudah di Jogja ya. Biar bisa merayakan kelulusan Nadya." Balas :"Mudah-mudahan Nadya. O iya, sekarang Mas menginap di 'Yumekaiyu Awajishima Hotel'. Mas baru saja masuk malam ini." Nadya :"Wah, asyiknya bisa travelan terus. Besok-besok Nadya ikut lho Mas." emot senyum plus ketawa. Balas : "Boleh-boleh saja, kalau nggak ada yang marah Nadya." emot kedip mata satu. Nadya:"Ihh. Siapa yang berani marahin Nadya, wee.." emot ngeledek. Nadya:"Nanti lanjut ya Mas. Nadya dipanggil Mamah, paling di suruh dinner." Balas : "Ok." emot jempol. Elang beranjak dari ranjang dan memandang keluar kamar, melalui jendela kamar yang cukup luas. Belum lama Elang meresapi keindahan pemandangan malam, dari jendela kamarnya, Tiba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya

Bab 270.

Tidak heran, 'Samara Embankment' adalah tempat wisata alam yang tidak hanya gratis, tapi juga wisata unggulan. Di sungai Volga, kita bisa melihat pemandangan alam yang sangat cantik, kendati pada siang hari dan suhu cukup tinggi. Namun, kita bisa berteduh di bar dan restoran yang tersedia, tidak jauh dari pedestrian. Dan di sanalah kini seorang wanita cantik duduk termenung, memandangi keindahan alam yang terhampar dihadapannya. Tapi tunggu dulu, mata sang wanita memang mengarah ke hamparan sungai indah di depannya, namun tidak dengan 'pikiran'nya. Sesosok pemuda tak pernah lepas dari 'benaknya', sejak kepulangannya dari Bali. Sosok pemuda itu terus membayangi kemanapun dia berada. Sosok pemuda yang telah menerima 'cincin' kenangan darinya. Ya, sosok itu adalah Mila..! Sejak kepulangannya ke Samara, hatinya bagai tertinggal di Bali bersama Elang. Dan akibat kerinduannya yang mendalam, selama seminggu ini dia terus melakukan panggilan terhadap Elang. Namun tiada pernah ada nada
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
232425262728
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status