Semua Bab Sang PENEMBUS Batas: Bab 131 - Bab 140

268 Bab

Bab 131.

Tiinn.. Tinn..! Jeep Compass hitam melaju masuk, seraya bunyikan klaksonnya. Mobil itu langsung memarkir kendaraannya di area parkir terbuka, di sisi kanan rumah Harjo. Nampak Elang, Harjo, Reva, dan Resmi tengah ngobrol santai di teras rumah. Sementara Julia telah diantar pulang oleh Reva, sehabis acara makan siang tadi. Julia ingin memberi kesempatan bagi sahabatnya itu, untuk merayakan keharmonisan dalam keluarganya yang baru saja tercipta kembali. Dia ikut merasakan kebahagiaan sahabatnya itu. Melihat tamu yang ditunggu-tunggu datang, mereka pun serentak berdiri tersenyum menyambut Yudha dan rekannya itu. “Wahh, cepat sekali Pak Yudha naik tangganya ya. Hahaa.!" Harjo berkata sambil menjabat erat tangan Yudha, yang juga tertawa lebar melihatnya. Berturut-turut Resmi dan Reva ikut menyalami Yudha. “Sepertinya tanggaku masih kurang tinggi, untuk naik bersamamu Pak Winoto. Hahaa..!" balas Yudha terbahak. Dia pun melirik seorang pemuda, yang sejak tadi terlihat tersenyum ten
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Bab 132.

Pyaarshk.! Brakkh..!Kaca jendela rumah pun pecah, untunglah tubuh Ahmad masih tertahan oleh teralis di balik jendela. Dari hidung Ahmad mengalir darah kental. Sama halnya dengan Ahmad, di sudut bibir Elang nampak setetes darah menggulir. ‘Hmm. Rupanya kau hanya menantangku. Baik kulayani kau!’, bathin Elang. Elang mengusap darah itu dengan tangannya, lalu dia menerapkan aji ‘perisai sukmanya’, kembali tubuhnya di selimuti cahaya hijau lalu, Slaphh..! Sosok Elang melesat dan lenyap ke arah selatan, arah dari mana serangan itu berasal. Resmi, Bi Rina, dan Reva, yang mendengar suara ledakkan serta suara jendela rumah pecah, segera beranjak keluar. Bahkan Reva masih sempat melihat sosok Elang, yang berdiri tegak di halaman rumahnya, dengan paving di bawahnya yang hancur berantakkan. Reva langsung berteriak memanggilnya, namun terlambat. “Elangg..!!” “Mas Elanngg..!” Seruan Yudha dan teriakkan Reva hampir bersamaan memanggil Elang. Namun yang dipanggil sudah melesat lenyap dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Bab 133.

"Mampus kau keparat...!! Hyattthhh...!!” Ki Sentanu berseru keras, sambil melesat menerjang dengan tubuh berputar bagai ‘shuriken’ bermata empat. Kedua kaki dan tangannya yang bersisik hitam itu, bagai mata shuriken yang berputar cepat mengancam sosok Elang. Tergores sedikit saja, maka Elang pun mau tak mau harus antri di gerbang akhirat..! Karena racunnya memang sangat mematikan dan tak ada obat..! Bahkan tumbuhan dan rumput ilalang di sekitar Ki Sentanu langsung mati dan layu, akibat terkena hawa racun ajiannya itu. Kedua tapak tangan Elang pun deras dihantamkan ke bumi, Blaaghk..!!Kembali bumi bergetar hebat, saat Elang mencabut kedua telapak tangannya yang melesak di dalam tanah. Maka tampaklah cahaya biru kehitaman berkobar, menyelimuti kedua telapaknya. “Hyaatthh...!!” dengan berseru keras. Sosok Elang yang diselimuti cahaya hijau, dengan kedua tapak tangan mengobarkan api hitam dan biru itu pun melesat. Bermaksud memapaki putaran ‘Sabet Ekor Naga’ beracun, milik Ki Sen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Bab 134.

Werrshk..!! Khra - Blaattzzzt..!!! Ketiga semburan api Naga Merah itu pun ambyar pecah dan lenyap. Terhantam lecutan membahana berkekuatan ribuan kilovolt itu. Kilatan lidah petir itu terus menembus sosok ke tiga naga merah, yang langsung terpental musnah seketika itu. Hingga akhirnya kilatan lidah petir itu menjalar cepat menyambar keris ‘Ki Naga Merah’ di tangan Ki Sentanu. Blaatzzsk...!! Keris ‘Ki Naga Merah’ yang merah membara itu, nampak berpijar terang sekali. Saat terhantam kilatan petir dari cambuk Elang. Lalu aliran listrik super dahsyat dari lidah petir itu merasuk ke tubuh Ki Sentanu melalui tangannya. "Aargkhs...!" Byaarshp..! Hanya terdengar sebuah teriakkan keras dari Ki Sentanu. Sebelum tubuhnya luruh ke bumi, dalam bentuk serbuk abu. Bersamaan dengan musnahnya keris Ki Naga Merah, yang juga ambyar menjadi debu hitam.!Ki Sentanu.. tamat..!“Hoekkss..!" Brughh..! Elang kembali muntahkan gumpalan darah hitam dari mulutnya. Lalu tubuhnya ambruk ke bumi. Elang ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Bab 135.

“Apakah teman saya bisa langsung istirahat di rumah saja Dokter?” tanya Reva lagi. “Bisa saja Reva, karena yang dia butuhkan murni hanya istirahat saja. Untuk memulihkan staminanya,” sahut sang dokter. “Saya sudah bisa masuk ke ruangannya kan Dok?” “Silahkan saja Reva. Dia sudah sadar kok,” sang dokter tersenyum. “Saya ikut Reva.!" seru Yudha, yang juga merasa penasaran dengan kondisi Elang. Dia pun langsung beranjak mengikuti Reva. Reva dan Yudha bergegas menuju ruang yang ditunjukkan oleh sang Dokter. Klek.! Pintu ruang di buka Reva, setelah pintu terbuka agak lebar mereka berdua pun terkejut. “Mas Elanng..?!” seru Reva dan Yudha hampir bersamaan. Nampak Elang sedang duduk di tepi ranjang, dengan senyum terulas pada mereka. Bagai tak pernah mengalami sakit apa pun saja layaknya. “Terimakasih Reva, Pak Yudha. Sebaiknya kita pulang sekarang yuk,” Elang berkata sambil turun dari ranjangnya. Langkah kakinya pun sudah normal dan sigap. “Kau..kau tak apa-apa Mas Elang?” Reva be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Bab 136.

Elang langsung minta diri ke kamarnya. Ya, sesungguhnya sejak dari rumah sakit tadj, Elang telah ‘menahan’ sesuatu. Hal yang dilakukan Elang, untuk mengkamuflase kondisi tubuhnya di mata sang Dokter. Reva yang sebenarnya masih ingin bicara dengan Elang, nampak agak kecewa. Namun dia menyadari, Elang pastilah butuh istirahat sekarang ini. Elang langsung masuk ke kamarnya. Dia pun langsung menuju ke kamar mandi, dan menyalakan kran air. Untuk menyamarkan suara yang hendak keluar dari mulutnya. “Hoekss..!” segumpal darah kental kehitaman sebesar bola pingpong, jatuh ke wastafel kamar mandi. Segera dia membersihkan wastafel itu, lalu keluar dari kamar mandi. Tubuh Elang pun kini kembali lemah. Ya, dia memang sengaja mengerahkan sisa energinya di rumah sakit tadi. Agar dirinya dianggap sudah pulih, dan bisa segera kembali ke kediaman Reva. Karena bagi Elang, di rumah sakit akan sulit baginya memulihkan diri. Karena cara dia memulihkan diri, memang tak ada dalam kamus obat di rumah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Bab 137.

"B-baik Ayah..!“ seru Dean gugup bukan main, mendengar pihak kepolisian mencarinya. Dean segera dia berlari ke kamarnya, untuk bersiap hengkang dari Surabaya. Dibyo terduduk lemas kembali di kursinya, dirinya kini pasrah sudah. Kasus putranya ini bukan hanya akan mempermalukan, dan mencoreng kehormatan keluarganya. Namun di negeri yang terkenal akan ‘netizen-netizen’nya, yang sangat ‘liar dan ganas’ ini..?! Sungguh hal mengerikkan bagi bisnisnya, jika netizen sampai ‘kebusukkan' keluarganya terungkap ke publik..! Dan yang sangat di takutinya adalah, ‘sentimen negatif’ dari pasar saham dan para investor saham di perusahaannya, begitu kasus ini terkuak..! Nilai saham perusahaannya akan ‘terjun bebas’ ke titik terendah. ‘Ini semua gara-gara Dean si ‘bocah demit’ itu..!' pikirnya murka, namun dia tak bisa berbuat apa-apa. Karena pihak berwajib telah bergerak tegas mengusutnya. Tapi sebenarnya jika di tela’ah, justru Dibyo dan ibunya sendirilah ‘biang’ dari kerusakkan akhlak putra
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Bab 138.

“Wahh. Elang ikut senang mendengarnya Pak Harjo. Semua ini berkat kerja keras Pak Harjo juga. Selamat ya Pak,” Elang membalas senyum pak Harjo. ‘Benar-benar pemuda yang rendah hati dan matang dalam berbicara. Ahh, andai Elang berjodoh dengan Reva. Tentu aku tak perlu khawatir dan repot mencari orang yang pantas, untuk meneruskan bendera bisnisku’, bathin Harjo kagum dan berharap. Diam-diam Harjo merasa malu dan bersalah, karena dia pernah meremehkan Elang sebelumnya. “Pah, bolehkah Reva ikut Mas Elang. Kami mau berjalan-jalan naik motor di sekitar kota saja?” Reva yang baru saja keluar dari dalam rumah bertanya pada ayahnya. “Lho, nggak naik mobil saja Reva, Elang..? Kalian tinggal pilih saja mau pakai mobil yang mana?” ujar sang ayah. “Reva bosan naik mobil Pah, lebih enak naik motor lebih merakyat. Hehe,” padahal Reva berpikir lain. Dia ingin memeluk erat Elang selama dalam perjalanan. Dasar Reva..! “Saya terbiasa naik motor Pak Harjo, lebih fleksibel terhadap kemacetan,” sah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

Bab 139.

"Elang, Reva. Kalian sudah pulang rupanya. Kenalkan ini pak Hadi dari kantor Imigrasi Wiyung,” Harjo memperkenalkan tamunya pada Elang dan Reva, yang segera menyalami pak Hadi. “Elang, bapak dengar kemarin kamu hendak membuat pasport ya. Mumpung ada pak Hadi kamu bisa membuat pasport sehari jadi Elang. Bukan begitu pak Hadi?” ucap pak Harjo. “Benar pak Harjo, sekarang layanan pembuatan pasport dibuat lebih mudah dan praktis. Ada yang namanya layanan Eazy Pasport, sebenarnya ini layanan untuk kolektif. Namun bisa saja mas Elang kita ikutkan pada tim kolektif yang sedang diajukan hari ini, hingga besok pasportnya sudah bisa digunakan,” jelas pak Hadi. “Wah menarik sekali Pak Hadi. Apakah bisa saya mengajukan pembuatan pasport hari ini juga?” tanya Elang gembira. “Tentu saja bisa Mas Elang Siapkan saja KTP, KK, dan ijazah saja, jika kamu belum berkeluarga, ” sahut pak Hadi. “Tapi KK saya hanya foto kopi Pak Hadi. Aslinya ada di panti di Ciawi,” jelas Elang. “Ohh, itu masih
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

Bab 140.

"Mas Elang. Terimaksih sekali saya ucapkan padamu. Kau telah memudahkan tugas kami mas Elang,” Yudha berkata tulus dan gembira. Ya, Elang telah banyak membantunya memecahkan kasus. Dan kali ini pun Elang memberi info yang di butuhkannya. Yudha percaya 100% info dari Elang adalah ‘valid’ adanya.Sungguh beruntung si Yudha ini, belum juga dirinya di lantik menjadi Wakapoltabes Surabaya. Namun dia sudah akan kembali mencetak prestasi gemilang, dengan mengungkap kasus cukup menghebohkan di kota Surabaya. Sepertinya karier perwira menengah berusia 44 tahun ini akan terus bersinar, hingga ke level perwira tinggi. “Sama-sama Pak Yudha. Bapak juga telah banyak membantu saya dan masyarakat, dengan menangkap para pelanggar hukum. Terimakasih Pak Yudha.” Klik.! Reva dan ayahnya sama menatap Elang dengan hati diliputi kekaguman dan kengerian. Ya, mereka melihat sendiri Elang hanya duduk dikursinya, namun dia bisa melacak keberadaan Dean. ‘Polisi saja masih kesulitan mencarinya, entah ilm
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status