Pyaarshk.! Brakkh..!Kaca jendela rumah pun pecah, untunglah tubuh Ahmad masih tertahan oleh teralis di balik jendela. Dari hidung Ahmad mengalir darah kental. Sama halnya dengan Ahmad, di sudut bibir Elang nampak setetes darah menggulir. ‘Hmm. Rupanya kau hanya menantangku. Baik kulayani kau!’, bathin Elang. Elang mengusap darah itu dengan tangannya, lalu dia menerapkan aji ‘perisai sukmanya’, kembali tubuhnya di selimuti cahaya hijau lalu, Slaphh..! Sosok Elang melesat dan lenyap ke arah selatan, arah dari mana serangan itu berasal. Resmi, Bi Rina, dan Reva, yang mendengar suara ledakkan serta suara jendela rumah pecah, segera beranjak keluar. Bahkan Reva masih sempat melihat sosok Elang, yang berdiri tegak di halaman rumahnya, dengan paving di bawahnya yang hancur berantakkan. Reva langsung berteriak memanggilnya, namun terlambat. “Elangg..!!” “Mas Elanngg..!” Seruan Yudha dan teriakkan Reva hampir bersamaan memanggil Elang. Namun yang dipanggil sudah melesat lenyap dari
Terakhir Diperbarui : 2025-03-06 Baca selengkapnya