“Duh Gusti..! Ya ampunn..! Iya Bu..!” bi Wati lepaskan sapu lidinya jatuh begitu saja, dan ikut berlari ke dapur. Elang dan Aditya hanya tersenyum geli, melihat kehebohan ibu-ibu itu. ‘Biarlah, paling ganti menu atau beli saja nanti’, pikir Aditya, sambil mengusap matanya yang masih agak basah. “Elang mari kita duduk dulu di teras. Bapak ingin bicara,” ajak Aditya sambil merangkul bahu Elang. Sementara Devi masih memandangi sosok Elang dengan mata basah. Tertulis sudah nama Elang kini di lubuk hati terdalamnya. Ya, Devi sudah jatuh cinta penuh tanpa bisa ditawar lagi, pada pemuda gagah dan berkemampuan itu. “Devi, tolong buatkan minuman ya,” Aditya memerintahkan Devi, saat dia melihat putrinya masih terpana menatap Elang. Aditya pun tersenyum memakluminya. “Ahh..ehh..! Iya Ayah,” sahut Devi gugup. ‘Untung mas Elang membelakangiku’, bathin Devi tersipu malu. “Nah ya, Ka Devi ketahuan,” Made berbisik di sebelahnya dengan senyum meledek. “Apa sih..?” balas Devi berbisik keki.
Last Updated : 2025-03-15 Read more