Semua Bab Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran: Bab 21 - Bab 30

70 Bab

Bab 21

Anggi hampir mengucapkan sesuatu. Namun, sebelum sempat berbicara, Luis sudah lebih dulu berkata, "Pikirkan baik-baik, sebaiknya kamu jangan berani bohongi aku!""Hamba tidak berani, hamba tidak berhubungan baik sama Wulan."Tidak berhubungan baik, artinya mereka bermusuhan."Baik, aku mengerti." Sebelumnya, dia berniat mencari kesempatan untuk membunuh semua anggota Keluarga Suharjo, termasuk Anggi. Namun saat ini, dia memutuskan bahwa terlepas dari apakah Anggi pernah menyelamatkannya atau tidak, dia akan membiarkan Anggi hidup.Luis mendorong kursi rodanya keluar dan memanggil Mina untuk masuk dan melayaninya. Anggi menatap ke arah kepergiannya dengan perasaan yang bercampur aduk. Luis mengatakan bahwa dia mengerti.Namun, apa yang sebenarnya dia pahami?Setelah masuk ke ruangan, Mina berkata kepada Anggi, "Putri, tabib mengatakan bahwa Anda terluka, jadi sebaiknya makan makanan yang lebih hambar. Hamba telah menyiapkan bubur sayuran dengan daging tanpa lemak serta sup biji teratai.
Baca selengkapnya

Bab 22

Malam hari, salju turun lagi dengan lebatnya. Butiran salju jatuh berhamburan, menutupi ranting-ranting pohon.Anggi berbaring di ranjang sambil berpikir dalam hati, 'Setelah kejadian ini, Luis seharusnya akan percaya padaku, bukan?'Saat dia masih merenung, tiba-tiba terdengar suara dari luar. Sepertinya Luis datang. Dia segera menutup matanya dan berpura-pura tidur.Tak lama kemudian, embusan angin dingin menyelinap masuk ke ruangan, diikuti suara roda kursi yang berhenti di samping tempat tidurnya. Setelah terdengar suara yang gemerisik sejenak, seorang pria naik ke atas ranjang."Putri." Suaranya dingin dan tenang.Anggi terkejut. Kenapa Luis memanggilnya? Apakah dia harus membuka mata?"Saat salju ini reda, ikutlah bersamaku ke istana untuk menemui Ayahanda dan Ibunda."Luis benar-benar sedang bicara padanya! Anggi tidak bisa lagi berpura-pura tidur. Dia membuka matanya dengan agak canggung. "Saya akan mengikuti perintah Pangeran."Anggi terlihat begitu patuh. Tatapan matanya yang
Baca selengkapnya

Bab 23

Anggi duduk di tepi jendela. Dia membukanya sedikit untuk melihat para pelayan bermain salju.Mina tersenyum dan berkata, "Naira dan yang lainnya selalu membuat manusia salju setiap tahun, seolah-olah nggak pernah merasa cukup."Anggi menatap mereka dengan tenang. "Bagus, dong."Setidaknya mereka benar-benar bahagia.Orang luar selalu mengatakan bahwa Luis memiliki kepribadian yang tidak menentu. Namun, kenapa para pelayan di kediamannya malah begitu ceria?Memikirkan hal itu, Anggi bergumam, "Kalau begitu, sepertinya Pangeran nggak sesulit yang dikatakan orang, bukan?"Mina tertawa kecil. "Kekejaman Pangeran hanya ditujukan pada orang luar dan musuhnya." Dia kemudian menatap Anggi. Ini adalah pertama kalinya ada seorang wanita yang benar-benar tidur seranjang dengan Luis.Mina berpikir, 'Mungkin kali ini, Pangeran benar-benar akan memiliki seseorang di sisinya.'"Hanya terhadap musuh?"Mina mengangguk. "Ya. Suasana hati Pangeran memang sering berubah, tapi dia nggak akan marah tanpa a
Baca selengkapnya

Bab 24

Kedua orang itu berjalan lebih dekat, lalu memberi hormat kepada Dariani. Dariani tersenyum seraya meletakkan kitab suci yang sedang dibacanya, lalu mengangkat tangan. "Nggak usah sungkan.""Terima kasih, Permaisuri."Matanya menatap Anggi dengan saksama. Setelah bangkit dari memberi salam, tangan Anggi langsung bertumpu pada kursi roda Luis, seolah-olah dia tidak merasa risih sedikit pun terhadap kondisi Luis.Wajah mungilnya yang indah tampak memerah karena terkena angin dingin di perjalanan. Tak heran jika putranya mulai memandang Anggi dengan cara yang berbeda.Dariani mempersilakan mereka duduk dan segera menyuruh Gina membawa beberapa kue yang dibuat oleh dapur kecil istana."Beberapa hari yang lalu, Ayahandamu masih bertanya kapan kamu akan membawa istrimu ke istana. Nggak disangka, hari ini akhirnya kamu datang," ujar Dariani dengan nada lembut.Anggi segera berdiri dan memberi hormat. "Terima kasih atas perhatian Ayahanda dan Ibunda."Luis hanya menjawab dengan tenang, mengata
Baca selengkapnya

Bab 25

Saat melihat wajah Luis yang penuh bekas luka, hati Kaisar terasa perih sekaligus dipenuhi penyesalan. Namun, ketika pandangannya beralih ke Anggi, dia agak terkejut dengan kecantikan dan keanggunan gadis itu.Awalnya, dia mengira bahwa putri sulung dari keluarga Jenderal Musafir yang tidak disukai itu pasti memiliki wajah dan temperamen yang kurang menarik, sehingga dikesampingkan oleh keluarganya. Siapa sangka, kenyataannya justru sebaliknya.Tatapannya kembali ke putranya yang tampak tenang dan santai. Jika Luis membawa wanita ini ke istana, berarti dia pasti menyukainya. Dengan begitu, dia perlu mempertimbangkan situasi ini lebih dalam."Berdirilah, hari ini adalah jamuan keluarga, nggak perlu terlalu kaku sama aturan."Begitu ucapan itu dilontarkan, Dariani segera bangkit terlebih dahulu, lalu memberi isyarat dengan matanya kepada Gina. Gina mengangguk, lalu membawa para pelayan yang tidak diperlukan untuk meninggalkan ruangan.Sementara itu, Anggi tetap menundukkan kepalanya. Dia
Baca selengkapnya

Bab 26

Kereta mewah dari kediaman Pangeran Selatan melaju di sepanjang jalan. Para pengendara tandu, kusir kereta, dan pejalan kaki yang berlalu lalang segera menyingkir ke pinggir jalan untuk memberi jalan bagi mereka.Di dalam kereta, Luis duduk dengan mata terpejam. Dia tampaknya tengah menikmati ketenangan. Sementara itu, Anggi menyingkap tirai jendela dan melihat pemandangan di luar.Meskipun musim dingin sedang mencapai puncaknya, kedai teh dan restoran masih ramai pelanggan. Para pedagang kaki lima tetap sibuk menjajakan dagangan mereka, menciptakan suasana kota yang penuh semangat.Sejak kecil, dia jarang sekali keluar rumah. Lebih tepatnya, setiap kali ibunya keluar, dia lebih sering membawa Wulan bersamanya, sementara dia hanya bisa tinggal di rumah ....Anggi tertawa sinis, lalu menurunkan tirai jendela. Saat dia berbalik, matanya langsung bertemu dengan Luis yang telah membuka matanya dan tengah mengamatinya dengan tenang.Pipi Anggi memerah. Dengan agak gugup, dia bertanya, "Pang
Baca selengkapnya

Bab 27

Dika mengangguk. "Benar."Luis menyipitkan matanya sedikit. "Tapi, di depanku, dia tampak begitu lemah lembut dan patuh. Aku jadi penasaran, seperti apa rupanya waktu dia 'menunjukkan taring'?"Dika terdiam sejenak, lalu berkata, "Putri punya aura yang cukup kuat. Waktu beradu argumen, dia tampak sangat percaya diri."Percaya diri.Luis masih ingat bagaimana Dika sebelumnya melaporkan bahwa ketika Anggi berada di kediaman Jenderal Musafir, dia tidak ragu-ragu menggunakan statusnya sebagai putri. Anggi tampaknya bisa menggunakan gelar itu dengan sangat lancar.Di Kediaman Pangeran Selatan.Anggi kembali ke kediaman saat langit sudah gelap. Para pelayan sudah menyiapkan makan malam. Naira bertanya, "Putri, apa perlu saya beri tahu Pangeran untuk segera makan malam?"Anggi terkejut. "Pangeran belum makan?"Naira tersenyum. "Belum. Kasim Torus mengatakan bahwa Pangeran sendiri yang bilang malam ini mau makan bersama Putri.""Aku ...." Anggi terlambat pulang karena Toko Obat Santun tidak me
Baca selengkapnya

Bab 28

"Lain kali ...." Anggi berhenti sejenak, menatap wajah samping Luis. Bahkan dengan bekas luka itu, garis wajahnya masih sangat tegas dan menawan. Jika tidak cacat, pria ini pasti luar biasa tampan."Kalau terjadi lagi lain kali, Pangeran bisa makan duluan. Kalau nggak, saya akan merasa sangat berdosa."Tangan Luis yang memegang cangkir teh berhenti sejenak. Dia menoleh menatap Anggi. "Kamu begitu takut aku akan marah?"Anggi terdiam. "Saya ... nggak."Mana mungkin dia tidak takut? Luis adalah suaminya! Di keluarga kerajaan, tidak ada yang namanya perceraian. Bahkan jika dia ingin melarikan diri, bukankah masih ada Dariani? Hukuman bagi wanita yang mencoba kabur dari pernikahan sudah jelas tercatat dalam sejarah!Berhubung tidak bisa mengubah nasibnya, lebih baik dia mempertahankan pernikahan ini. Jika dia bisa memahami watak pria ini, kehidupannya pasti akan jauh lebih mudah.Bukankah begitu?Luis hampir tertawa mendengarnya. Namun, di wajahnya tetap tidak terlihat emosi apa pun. Apaka
Baca selengkapnya

Bab 29

Seandainya saja dia dan Satya tidak pernah bertunangan sejak kecil dan tidak pernah memiliki ikatan sebelumnya .... Mungkin Luis akan mengira bahwa Anggi benar-benar menyukainya.Suka padanya .... Pemikiran itu terasa begitu konyol bagi Luis.Dengan reputasi seperti dirinya saat ini, mana mungkin ada seseorang yang benar-benar menyukainya?Sambil berusaha mengalihkan pikirannya, Luis berkata, "Pada tanggal 16 bulan ini, Wulan dan Satya akan bertunangan. Apa kamu sudah tahu?"Tanggal 16 .... Tentu saja, Anggi mengetahuinya. Dia memang tidak mengingat seluruh detail dari kisah di kehidupan sebelumnya, tetapi beberapa tanggal penting tetap ada di ingatannya.Anggi mengangguk pelan. "Ya, aku tahu."Yang tidak disangkanya adalah Luis akan menyinggung masalah ini."Apakah Putri menyesal?"Anggi mengangkat alis. "Menyesal tentang apa?""Seharusnya kamulah yang menjadi calon istri Satya."Anggi tertawa kecil. "Sekarang aku adalah Putri Pangeran Selatan. Posisiku lebih tinggi dari Wulan." Dia t
Baca selengkapnya

Bab 30

Bersalah? Salah apanya? Padahal Luis hanya ingin mendengar bagaimana Anggi bersikap serius terhadapnya. Namun, Mina malah ketakutan hingga wajahnya memucat.Luis hanya bisa menghela napas pelan dan mengangkat tangannya. "Bangunlah."Mina telah bekerja di kediaman ini cukup lama, mana mungkin dia tidak tahu apa yang sebenarnya ingin didengar oleh Luis? Namun, di sisi lain, dia juga tahu bahwa Luis adalah seseorang yang mudah curiga dan tidak pernah ragu dalam mengambil tindakan.Luis menatapnya dan langsung bertanya, "Katakan saja, bagaimana Putri menunjukkan keseriusannya?"Mina berpikir sejenak, lalu menjawab dengan hati-hati, "Sejak hari pertama pernikahan, Putri selalu mengingat Pangeran.""Beberapa hari terakhir, dia bahkan mengurung diri di Paviliun Pir untuk mengolah ramuan sendiri dan mencobanya satu per satu. Putri juga selalu menyebut Pangeran.""Saat bunga plum di halaman bermekaran, dia memotong beberapa tangkai dan meminta hamba untuk mengantarkannya ke ruang kerja Pangeran
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status