All Chapters of Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran: Chapter 31 - Chapter 40

70 Chapters

Bab 31

"Bagaimana cara mengaturnya?""Saya ....""Putri, jangan lupa. Meskipun di kediaman ini hanya ada kamu sebagai perempuan, Ibunda tetap mengawasi.""Saya ...."Luis tertawa kecil. "Pasangan pengantin baru ini ingin tidur terpisah? Apa kamu sudah memikirkan konsekuensinya?"Anggi bangkit dari dipan dan memberi hormat pada Luis. "Saya sudah salah. Terima kasih atas peringatannya, Pangeran."Luis menghela napas. "Jangan salah paham."Mata indah Anggi menatap Luis, salah paham apa?"Semuanya cuma sandiwara," lanjut Luis.Hati Anggi mencelos. Benar, dia adalah antagonis besar dalam cerita ini. Bagaimana mungkin hanya karena tidak melarikan diri dari pernikahan, dia berpikir bahwa pria ini adalah orang yang mudah bergaul?Melihatnya menghela napas dengan kecewa, Luis merasa ada yang tidak beres. Hanya saja, dia tidak tahu harus berkata apa."Kalau begitu, saya akan minta Mina bersiap. Saya akan kembali ke rumah utama ...."Luis berkata, "Ruangan ini sudah ditata dengan baik, tetaplah di sini.
Read more

Bab 32

"Jangan ... jangan ...."Rasa sakit seperti digerogoti belatung, menembus hingga ke seluruh tulangnya. Keringat dingin membanjiri tubuh saat Anggi terbangun dari mimpi buruk.Saat sadar bahwa itu hanya mimpi, Anggi melihat Luis duduk di sampingnya, seolah-olah sedang mengamatinya."Mimpi buruk?"Anggi menggigil dan membalas dengan suara bergetar, "Sa ... saya mengganggu tidur Pangeran ya? Maaf."Nada suaranya dipenuhi kewaspadaan karena terlalu takut untuk membuat kesalahan sekecil apa pun.Dalam sekejap, Luis merasa ada sesuatu di hatinya yang terbuka. Dia ingin menghibur Anggi. Akan tetapi, dia tidak pernah pandai menghibur orang.Saat Anggi masih dalam ketakutan dan tubuhnya gemetar, Luis mengulurkan tangan dan menepuk lembut kepalanya. "Jangan takut, aku ada di sini."Anggi tidak bisa melihat ekspresi pria itu. Namun, suara Luis terdengar lebih hangat dari biasanya. Apakah ini cara dia menghibur seseorang?Di atas kepalanya, telapak tangan Luis terasa hangat, seperti perapian di te
Read more

Bab 33

Apa yang sedang dia pikirkan?Di benaknya, kata-kata Luis tiba-tiba muncul lagi. Semuanya cuma sandiwara!Pria sedingin Luis, bisa memberinya saputangan dan menggenggam tangannya untuk menghibur. Semua ini sudah begitu luar biasa! Dia yang terlalu serakah.Anggi menenangkan pikirannya, lalu berkata kepada Luis, "Pangeran bilang ini cuma mimpi, tapi kalau saya benar-benar melarikan diri di hari pernikahan, mungkin saja kenyataannya akan seperti dalam mimpi itu. Keluarga Suharjo ... sama sekali nggak menganggapku ...."Luis terdiam. Jika Anggi benar-benar kabur di hari pernikahan, meskipun dirinya tidak melakukan apa-apa, ibunya pasti tidak akan membiarkannya hidup tenang.Memikirkan hal itu, jantungnya berdebar. Luis hanya bisa bersyukur karena Anggi tidak melakukan tindakan bodoh seperti itu."Selama kamu bersikap baik, kamu bisa tetap tinggal di sini," tutur Luis.Anggi mengangguk. "Saya nggak akan pernah meninggalkan Pangeran."Luis membuka mulut, tetapi tidak tahu harus berkata apa.
Read more

Bab 34

Orang itu menyahut, "Ya."Dari suaranya, Luis bisa mendengar bahwa itu adalah suara seorang gadis yang lembut.Tidak lama kemudian, gadis itu mulai bergerak ke sisinya, mengeluarkan suara samar saat merapikan sesuatu. Dia berkata bahwa dia akan mengobati lukanya.Kenangan itu kembali membanjiri benaknya. Luis hanya ingat dirinya berada dalam keadaan linglung saat itu, diliputi kebencian, ketidakrelaan, dan kemarahan!Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa! Dia bertanya, "Apa … apa wajahku terlihat mengerikan?""Jangan khawatir, aku akan melakukan yang terbaik untuk mengobatimu." Gadis itu sama sekali tidak membahas kondisi luka di wajahnya.Namun, Luis tahu. Dia dikhianati oleh Wakil Jenderal Latif. Api nyaris membakarnya hidup-hidup di dalam tenda militer, saat dia masih setengah sadar karena mabuk.Dia terbangun karena panasnya api. Saat berguling keluar dari tenda, kobaran api sempat mereda sedikit.Namun, Latif tidak membiarkannya pergi begitu saja. Dia menghunus pedangnya, menyeran
Read more

Bab 35

"Bagaimana dengan kakiku?""Jangan khawatir, Tuan. Kakimu juga akan sembuh."Luis tidak percaya, tetapi dendam membuatnya bertahan untuk terus diobati. Dia harus bertahan hidup! Hanya dengan bertahan hidup, dia baru bisa mencari tahu alasan Latif berkhianat!Setiap hari, gadis itu datang untuk mengobatinya dan membawakan makanan. Lukanya perlahan membaik dan penglihatannya juga mulai kembali.Namun, sebelum sempat membuka perban di wajahnya, gadis itu tiba-tiba menghilang. Dia tidak tahu mengapa gadis itu tidak datang lagi.Berkali-kali Luis mengirim orang untuk mencari penyelamatnya di Uraba, tetapi sama sekali tidak ada hasil.Sekarang setelah dipikirkan lagi, mungkin saat itu ada sesuatu yang menghalanginya. Mungkin juga karena dia seorang wanita, jadi mencarinya semakin sulit.Jika benar yang menyelamatkannya adalah Anggi, berarti saat itu dia baru berusia 13 tahun, 'kan?Jadi, jika suaranya terdengar berbeda, itu masih masuk akal. Namun, aroma obat yang ada pada tubuhnya persis de
Read more

Bab 36

Di Paviliun Pir, Anggi bersama para pelayan dan kasim sedang menjemur bahan obat di halaman.Luis mendongak menatap langit. Sinar matahari musim dingin hari ini tampak cerah hingga dia bisa melihat cahaya keemasan menyelimuti tubuh Anggi.Anggi tampak seperti bidadari yang turun dari langit, berbicara dengan para pelayan dengan sikap santun dan lembut.Setiap gerak-geriknya, setiap ekspresi di wajahnya, sekalipun di musim dingin seperti ini, tetap membawa kehangatan layaknya angin musim semi yang menyentuh kulit.Apakah dia? Benarkah dia?"Itu Pangeran." Naira adalah orang pertama yang melihat Luis. Dia segera memberi hormat dari kejauhan. Mendengar suaranya, semua orang segera menoleh dan memberi hormat.Luis menyunggingkan sedikit senyuman samar yang sulit disadari, begitu tipis dan hanya sesaat. Anggi sempat mengira dia salah lihat. Bagaimanapun, pria itu selalu bersikap dingin dan serius."Hormat kepada Pangeran. Apa yang membawa Pangeran tiba-tiba kemari?" tanya Anggi sambil mendo
Read more

Bab 37

Luis menatapnya dan bertanya, "Teh ini terasa hangat dan lembut di tenggorokan, sangat enak. Dari mana kamu membelinya?"Lebih baik bertanya asal-usulnya.Anggi tersenyum. "Saya membuatnya sendiri. Saat pergantian musim, kalau ada tanda-tanda masuk angin atau batuk, meminumnya secara rutin akan sangat membantu.""Kamu membuatnya sendiri?""Ya.""Kudengar adikmu memiliki keahlian medis yang cukup baik. Dia juga bisa membuat ini?"Ekspresi Anggi langsung menjadi dingin. "Dia bisa ....""Pangeran dengar obat-obatan di perkemahan militer berasal darinya, 'kan?"Luis tidak menjawab.Anggi bergumam pada diri sendiri, "Dia bisa atau nggak, suatu saat kebenaran pasti akan terungkap."Luis bertanya, "Maksud Putri, dia sebenarnya nggak memiliki keahlian medis? Berarti, meracik obat pun nggak bisa?""Tentu saja nggak bisa!" jawab Anggi dengan tegas."Lalu bagaimana mungkin ...?"Anggi tampak kesal. "Masalah Keluarga Suharjo terlalu rumit untuk dijelaskan dalam waktu singkat. Tapi cepat atau lamba
Read more

Bab 38

Luis tidak berkata apa-apa. Dia hanya mengangkat cangkir giok putih di tangannya dan meneguk habis teh loquat itu. "Enak.""Kalau Pangeran menyukainya, saya akan selalu menyiapkannya untuk Pangeran.""Boleh."Luis menjadi begitu mudah diajak bicara. Saat ini, kulitnya yang pucat bahkan menjadi agak merona.Anggi memberanikan diri untuk berbicara, "Pangeran, saya ingin mengajukan permohonan."Permohonan apa? Luis merasa heran.Melihatnya mengernyit dan tampak ragu untuk berbicara, Luis mengangguk. Dia sudah tidak sabar untuk mendengar kelanjutannya.Anggi berkata, "Pangeran, meskipun saya memahami ilmu medis, saya bukan tabib sakti. Bahkan tabib sakti sekalipun butuh kerja sama dari pasiennya. Jadi, saya mohon agar Pangeran mengikuti anjuran pengobatan selama proses perawatan."Luis bertanya, "Oh? Jadi, Putri ingin aku menuruti perintahmu?"Anggi buru-buru membalas, "Bukan begitu. Saya hanya meminta Pangeran mengikuti petunjuk medis."Adapun hal lainnya? Dia belum cukup nekat untuk memi
Read more

Bab 39

"Saya nggak mungkin berani." Kemudian, Anggi mulai melayani Luis.Tidak lama kemudian, Luis berkata, "Aku ingin minum sup."Anggi menuruti keinginannya. Namun, baru minum sedikit, Luis tiba-tiba terbatuk, membuat sup menciprat ke mana-mana.Anggi segera berucap, "Jangan terburu-buru, minum terlalu cepat bisa tersedak. Kalau masuk ke paru-paru, itu akan bahaya."Luis tertegun. Di Uraba, saat gadis itu memberinya obat, Luis tidak bisa melihat, jadi dia minum dengan buru-buru dan tersedak. Gadis itu juga mengatakan hal yang sama."Tadi aku memejamkan mata, jadi aku nggak memperhatikan," kata Luis dengan nada datar.Dulu di Uraba, dia berkata, "Aku nggak bisa lihat, jadi nggak tahu."Saat itu, gadis itu menyahut, "Nggak apa-apa, pelan-pelan saja."Sekarang, Anggi berujar, "Nggak apa-apa, biar saya suapi."Meskipun suara itu agak berbeda, nada bicaranya dan aroma obat yang melekat di tubuh sama persis.Luis membuka matanya dan menatap Anggi. Sorot matanya menjadi lebih lembut. Anggi lantas
Read more

Bab 40

Kemakuran hingga beberapa generasi ....Sebenarnya, status seperti apa yang bisa membawa kemakmuran selama beberapa generasi? Tentu saja menjadi permaisuri, satu-satunya wanita yang berada di bawah Kaisar tetapi di atas banyak orang!Oleh karena itu, seluruh Keluarga Suharjo mencurahkan perhatian penuh mereka kepada Wulan.Seandainya Luis tidak memiliki luka bakar di wajahnya, tidak lumpuh, dan masih menjadi Putra Mahkota, tentu saja Keluarga Suharjo akan menikahkan Wulan dengannya.Namun, seseorang yang cacat dan rusak seperti dia tidak mungkin mewarisi takhta. Jadi, di satu sisi mereka enggan membiarkan Wulan menikahi orang yang dianggap tak berguna, di sisi lain mereka masih berharap ramalan pendeta tentang kemakmuran selama beberapa generasi itu akan menjadi kenyataan.Makanya, mereka sepakat untuk menjadikan Anggi sebagai pengantin pengganti untuk dikirim ke Kediaman Pangeran Selatan, sedangkan Wulan akan dinikahkan dengan Putra Bangsawan Aneksasi.Hanya dengan cara ini, Wulan mem
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status