All Chapters of Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris: Chapter 51 - Chapter 60

181 Chapters

50. Barang Wanita di Kamar Devran(2)

“Hubungan mereka bahkan masih tampak baik-baik saja.“Nayra sampai mengira-ngira sebenarnya bagaimana hubungan mereka selama ini? Dua wanita itu masih tampak akrab meski pernah ada hal yang berakhir setahun yang lalu. “Oh, apa aku yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi?”Nayra kembali bingung. Kalau benar demikian, artinya orang-orang itu benar-benar baik dan dewasa. Tidak lagi memikirkan tentang masa lalu dan tetap menjalin silaturrahmi.Sepanjang waktu itu dia malah sibuk bermonolog dengan diirnya sendiri.Mungkin selepas Devran datang dia akan sedikit membahasnya.Tapi, apa Devran malam ini pulang ke apartemen?Nayra pun menghubunginya dan bertanya apa malam ini dia pulang?[Mas tidak pulang?] Nayra menulis pesan karena ponsel Devran tidak bisa dihubungi.Tidak lama Devran sudah membalas, [Ini di jalan]Oh. Devran sudah di jalan?Nayra langsung mengemasi tugasnya dan menyingkirkannya. Merapikan meja dan sofa lalu membuka lemari es untuk memeriksa stok makanan. Agar kalau ti
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

51. Barang Wanita di Kamar Devran(3)

“Terus kenapa kamu sedih? Barang itu tidak menunjukan apapun.”Nayra bertambah sedih mendengar ketidakpedulian Devran pada perasaannya. Apa iya ada barang perempuan di kamar seorang pria juga foto mesra itu tidak menunjukkan apapun?“Tapi...” Baru saja Nayra masih ingin membahasnya ada panggilan di ponsel Devran.Pria itu menyempatkan mengangkat panggilannya dulu.“Ya? Apa ada hal serius?” Nada suara Devran tampak cemas. Karenanya Nayra ikut mendengarkan serius.“Oh, baiklah kalau tidak ada apa-apa. Nanti kami akan ke sana.” Devran sudah tampak lega saat menutup panggilan itu.“Ada apa, Mas?” Nayra yang kini jadi penasaran.“Nenek bilang pengen ngobrol sama kamu. Dia kangen sama kamu.”“Oh, kangen?” Nayra bahkan tidak percaya dikangenin Renata. Tapi walau begitu, dia sudah semangat saja untuk ke rumah keluarga tidak mau membuat Renata menunggunya. “Ayo Mas kita ke sana!”Ini sudah di perjalanan menuju rumah keluarga Devran, dan dia sudah melupakan apa yang tadinya ingin ditanyakan
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

52. Pertemuan Yang Canggung

“Oh, Maaf-maaf!”Nayra sungguh terkejut ketika berbalik badan dengan sedikit tergesa dia menabrak seseorang hingga menumpahkan minuman di gelas yang dipegangnya.Naasnya, minuman itu tumpah mengenai seseorang itu. Yang kini menatapnya dengan sangat tidak terima.“Saya terburu karena harus mengambil teh untuk nenek. Mohon maaf!” Nayra sekali lagi menunduk di depan wajah yang tak ramah itu.Itu—Tamara. Dia baru datang dan sudah mendapat sambutan seperti ini. Tentu saja emosinya terpancing.“Siapa kamu?!”Tamara menatap tajam gadis yang meringsut itu. Dia belum pernah melihatnya sebelum ini.Apa dia pelayan baru? Atau bisa jadi perawat mertuanya itu.Kalau benar begitu, gadis itu harus dihukum karena mengotori bajunya dengan teh.“S-saya...”Byurrr!Belum sempat Nayra menjelaskan siapa dirinya, Tamara yang kesal dan lelah langsung mengambil cangkir di tangan Nayra dan menyiramkan padanya.“Auh!!!” Nayra terkejut. Teh itu masih lumayan panas. Tamara menyiramkannya di lehernya.“Itu pantas
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

53. Pertemuan Yang Canggung(2)

“Sialan anak itu!” Tamara menggerutu sepanjang jalan teringat betapa malunya dia di depan beberapa pelayan dan diusir oleh Renata.Tamara sungguh sakit hati. Pada mertuanya itu yang tidak pernah bisa melihat dirinya sebagai seorang menantu di keluarganya. Dia bahkan memilih gadis itu dari pada dirinya.Padahal, Tamara juga sepanjang hari memikirkan keluarga ini. Memikirkan perusahaan keluarga mereka. Juga memikirkan kebaikan putra dan cucu wanita itu. Tapi beginikah balasannya?“Ini gara-gara gadis itu!” Lagi Tamara mengumpati Nayra. Benar-benar tidak terima diperlakukan begini. Dan saat persiapan menjelang konfrensi pers itu, Devran menghubunginya. Tamara tahu putranya itu pasti akan membahas tentang kejadian tadi pagi. Karenanya dia tidak mengangkatnya dulu. Takut suasana hatinya rusak dan konfrensi pers berantakan.[Ma, kenapa bersikap begitu pada Nayra?]Tidak diangkat panggilannya, Devran mengirim pesan padanya.Tamara membiarkannya saja. Dia hanya menghela panjang untuk menaha
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

54. Pertemuan Yang Canggung(3)

“Damay?” Tamara menyapa balik.Ketika wanita cantik itu melangkah mencium pipi Tamara, Nayra hanya bisa terdiam menyaksikan hubungan Tamara dan Damayanti yang masih sangat akrab itu.“Apa kabar, Dev?” Damayanti kemudian beralih pada Devran dan tersenyum menyapanya.Nayra diam-diam memperhatikan keduanya yang saling beradu pandang. Meski Devran tampak biasa, tapi dalam hati Nayra merasa mereka masih ada sesuatu.Seperti yang diketahui Nayra, Devran selalu begitu orangnya. Tampak cuek di permukaan tapi sebenarnya tidak begitu adanya.Ada sedikit cemburu terlintas yang berusaha ditepis oleh perasaan Nayra dengan cepat. Mereka hanya bertemu dan tidak melakukan hal apapun. Apa salahnya dan mengapa dia harus cemburu?“Baik. Ini Nayra. Istriku!” Devran merangkul Nayra dan mengenalkannya pada Damayanti.Untuk pertama kalinya, Nayra dan Damayanti saling berjabatan tangan. Nayra tampak canggung mencoba membalas senyum wanita itu.Meski begitu tentang foto dan barang-barang wanita di kamar Devra
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

55. Diabaikan

Nayra mencoba menghubungi Devran. Ini sudah lebih dari se jam saat dirinya memutuskan keluar dari ruangan Tamara.Kenapa Devran tidak mencarinya?Barulah dia tahu ponselnya kehabisan paket data hingga tidak berhasil menghubungi Devran atau sebaliknya.Untuk urusan seperti ini Nayra kurang memperhatikannya. Karena biasanya di apartemen sudah tersedia wi-fi. Bahkan di kampusnya pun juga sudah tersedia jaringan internet terbuka.Nayra pun memutuskan untuk balik ke ruangan itu. Mudah-mudahan Devran sudah di sana dan sedang menunggunya.Bisa jadi mamanya tidak ada yang menunggu jadi tidak bisa meninggalkannya.Tapi, apa Damayanti masih ada di ruangan itu?Dari pada terus bertanya-tanya sendiri, bukankah akan lebih baik langsung balik saja?Nayra sudah mengetuk pintu dan bersiap masuk ruang perawatan. Tapi, situasi di dalam sepi karena bahkan Tamara pun sudah tertidur. Hanya ada seorang perempuan yang menungguinya di sofa samping ranjang pasien. Itu asisten Tamara.“Maaf, Mbak. Nyonya s
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

56. Diabaikan(2)

“Aku kesiangan, Mas. Aku berangkat dulu!” Nayra melihat jam tangannya dan memang ini sudah siang. Dia terlalu lama menghabiskan waktu tadi hanya untuk tertegun dan melamun di meja makan.“Nay?” Devran benar-benar tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya tadi.Nayra sudah bangkit menyingkirkan gelas dan piringnya di kitchen sink. Memncucinya sebentar dan bergegas mengambil tasnya.“Aku antar!” Devran menghabiskan susunya dan bangkit. Dia tak perlu bertanya apakah Nayra mau dia yang mengantarnya atau tidak. Dia jadi tahu, bahasa tubuh Nayra kalau sedang marah. Nayra lebih banyak diam.“Damayanti tiba-tiba sakit. Dia tidak membawa kendaraan, jadi mama memintaku untuk mengantarnya pulang. Maaf, ya?” Devran menyelipkan penjelasan itu saat mereka di jalan.Nayra melirik Devran. Pria ini apa masih peduli untuk menjelaskan sesuatu padanya?“Jangan perhitungan. Kau juga aku hubungi lho. katanya kau ada sedikit urusan. Saat aku balik ke rumah sakit, kau juga sudah tidak ada di sana. Eva
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

57. Diabaikan(3)

“Jam 12 malam, konter sebelah klinik sudah pada tutup. Aku tanya-tanya di mana konter yang masih buka? Jadinya sampai capek begini jalan jauh.” Nayra mengurut kakinya sendiri sembari melanjutkan penjelasannya.Mumpung ditanya. Sekalian saja agar pria ini tahu. Di saat dia khawatir mantan kekasihnya itu kenapa-kenapa di jalan di tengah malam. Nayra bahkan berjalan kaki tengah malam buta itu.“Jam 12 malam? Jalan kaki sendirian?” Devran mengulang ucapan Nayra sendiri. Seolah dia tidak percaya.Nayra mengangguk. Dia mengambil cream itu dan bangkit berjalan tertatih mengembalikannya ke laci.“Jangan becanda, Nay!” Seolah masih tidak percaya kalau kemarin dia meninggalkan Nayra di klinik. Padahal dia sempat balik ke klinik sebelum itu dan Nayra sudah tidak ada di sana.Eva juga tidak tahu apa-apa. Mamanya sudah tidur. Karenanya dia mengira Nayra memang sudah pulang.menghubungi pelayan di rumah keluarga untuk bertanya apakah Nayra pulang ke sana? Ternyata Nayra tidak ke sana. Akhirnya D
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

58. Terlambat

“Jangan dimonyongin begitu bibirnya, aku cium lagi baru tahu rasa!” Devran mengantar Nayra ke kampus karena sepagi ini sudah merepotkan gadis itu untuk memenuhi hasyratnya yang tak bisa dipuaskan hanya sekali mereka bercinta. Padahal hari ini gadis ini ada ujian, sudah telat hampir se-jam-an. Nayra pasti kesal sekali hingga sepanjang jalan bibirnya tak bisa ditarik seperti biasa. “Mas tahu tidak peraturan kampus? Bagaimana kalau mereka nanti mengeluarkanku? Aku susah-susah lho masuk universitas ini? Jangan seenaknya sendiri, dong!” Nayra masih sebal. Ingin sekali dia menjambak dan memukuli pria di sampingnya itu. sayangnya dia mana mungkin berani melakukannya? Menolaknya tadi saja tidak mampu. “Salah sendiri! Kamu bikin tegang mlulu. Kan sudah enak tadi habis keramas langsung pakai baju dan berangkat. Malah sliwar-sliwer gondal-gandul pakai bra dan celana dalam doang. Mana tahan aku melihatmu begitu, Sayangku?”
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

59. Diundang

Oh. Bagaimana Nayra sampai teledor dan tidak tahu ada bekas kissmark di leher putihnya? Apa ada yang lihat selain Aulia? Jangan-jangan dosennya tadi juga sudah melihatnya. Aaaah. Memalukan sekali! “Kau bukan gadis yang seperti itu kan, Nay?” Aulia mempertegas. Dia tahu Nayra gadis yang baik dan sudah menganggapnya teman baik pula. “Ya Allah, Ul. Tentu saja tidak. Jangan berpikir macam-macam padaku.” Nayra menatap temannya itu dengan harapan dipercaya. Dia baru merasa nyaman memiki teman tempat curhat dan berkeluh kesah seperti Aulia. Tidak mau Aulia sampai berpikir yang bukan-bukan tentangnya. Karenanya, Nayra memutuskan mengatakan sedikit hal tentang kebenaran hidupnya pada Aulia. “A-aku sebenarnya sudah menikah, Ul. Tapi please jangan bilang siapa-siapa ya?” Nayra menggenaggam tangan temannya itu. “Astaga, Nay. Kenapa kau setakut itu. Sah-sah saja kok kalau kamu sudah menikah. Tidak ada yang buruk te
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more
PREV
1
...
45678
...
19
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status