All Chapters of Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris: Chapter 41 - Chapter 50

181 Chapters

40. Tidak Sesuai Standar

“Apa saja kerjaan Mas Devran di Jakarta?” Nayra begelanyut manja di samping tubuh Devran sembari mengelus dada bidangnya.Dia suka sekali melihat Devran bertelanjang dada. Menampakkan perut roti sobek dan dada bidangnya.Dulu dia hanya bisa mengagumi bentukan body seperti ini di idol k-pop yang sering di tontonya di TV. Sekarang siapa sangka ternyata bisa memilikinya.Andai masih punya kontak teman-teman SMA-nya, Nayra akan memamerkan suaminya ini pada mereka.“Mas, kok gak dijawab?” Nayra menciumi wajah Devran agar pria ini mau menyahutinya. Devran pelit sekali menjelaskan sesuatu padanya. Hanya menurut kalau pas di beginikan.“Enggak usah tanya, dijawabpun kamu enggak bakal ngerti!” ujar Devran sembari memejamkan matanya.“Ish, masih jutek saja nih, orang!” Nayra mencubit perut pria itu dengan sebal karena jurusnya ternyata tidak berhasil.Devran membuka matanya dan menatap Nayra lalu menarik tubuh ramping itu di pinggangnya. Membuat gadis itu duduk mengangkangi pinggang Devran.“M
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

41. Tidak Sesuai Standar(2)

“Maaf, Mas. Apa karena aku mengangkat panggilan Tadi?” Nayra melihat wajah muram Devran saat kembali ke apartemen.Nayra menyesali mengapa tadi harus mengangkat panggilan itu. Dia mengiranya Musa yang memanggil, ternyata dia salah. Itu Tamara, mamanya Devran.“Tidak perlu dibahas. Bersiaplah, bukannya kau mau melihat-lihat kampusmu?” tukas Devran tak ramah.Wajah itu sungguh membuat Nayra tidak enak dan menyalahkan dirinya. Kenapa dia selancang itu mengangkat panggilan orang lain. Dia juga jadi sedih mendengar suara wanita itu yang meninggi setelah mendengar suaranya tadi.Bagaimana ini? Belum apa-apa dia sudah membuat mama mertuanya itu tidak menyukainya.“Kalau Mas Devran banyak kerjaan, aku bisa ke kampus sendiri, kok. Nanti tinggal cari taxi online.”Kata-kata Nayra bukannya malah membuat Devran senang, justru tatapan tajam yang menusuk hati yang didapatnya.“O-oke, Mas. Aku akan siap-siap!” Nayra langsung melipir ke kamar untuk bersiap-siap.“Ugh. Menyebalkan. Kalau niat ngantar
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

42. Berita Gosip

“Mahal sekali?” Nayra melihat harga buku-buku kuliahnya.Tapi dia baru ingat ada banyak uang di saldo rekening yang bisa diaksesnya di ponsel yang diberi Devran.“Kalau tidak jadi saya kembalikan ke tempatnya!” Penjaga toko buku itu menatap Nayra dengan kurang ramah. Dia merasa tidak suka dengan mahasiswa yang hanya tanya-tanya harga tapi mengeluh mahal dan tidak jadi membelinya. “Lagian mahasiswa miskin pakai ambil jurusan kedokteran?” gerutunya sembari melirik sebal. Mungkin dia lelah seharian menjaga toko. Nayra berpikiran positif saja.“Jadi kok, Bu. Saya transfer pakai aplikasi pembayaran, ya?” Nayra mengeluarkan ponselnya. Menscan barcode di meja kasir dan mengisi nominal yang akan dibayarnya.Memeriksa laporan keunagan yang masuk, wanita itu mulai mengembangkan senyumnya.“Baik, ini bukunya. Tetima kasih sudah berbelanja di toko kami!” ucapnya yang kini menjadi ramah.“Terima kasih kembali, Bu!” Nayra membalasnya dan berlalu.Benar apa kata temannya, hidup di Jakarta kalau tida
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

43. Intim

 “Aku suka mata Mas Devran, aku suka hidung Mas Devran, aku suka semuanya...” Nayra berceloteh sembari tidur di atas tubuh Devran. “Kau  pasti lebih suka yang ini!” Tangan Devran membimbing tangan Nayra untuk menggenggam sesuatu di bawah perutnya. Nayra langsung menarik tangannya sambil memekik geli. “Mas Devran mesum, ah!” “Kok mesum? Itu kan yang sering bikin kamu menjerit-jerit keenakan?” Devran mengingatkan Nayra. “Ayo ngaku! Enak apa tidak?” Lagi Devran menggoda. Gadis itu mencebik, gengsi mengakuinya. Hal itu menerbitkan rasa gemas Devran karena usahanya bermalam-malam meneyenangkannya ternyata tidak mendapat pengakuan. Padahal seorang pria suka sekali  diakui pandai menyenangkan di ranjang. Dia kemudian bangkit mengubah posisi Nayra yang tadi bergela
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

44. Hanya Urusan Kerja

 “Dev. Ini Rio. Sekretaris sekaligus asisten pribadimu!” Abiyan, paman Devran mengenalkan pria itu di ruang kerjanya. Devran mengalihkan fokusnya dari laptop pada pria muda itu. Mungkin usianya sepantaran dengannya, atau bahkan lebih muda darinya. Tapi, Devran merasa tidak menyukai pria itu. “Aku lebih nyaman bersama Om Musa, Om.” Devran menolak. “Apa yang kau harapkan dari orang tua itu. Dia hanya pengasuhmu. Tidak cakap dalam hal urusan kantor.” Abiyan tak sepakat. “Dia sudah lama ikut papa, bagaimana bisa Om bilang tidak cakap urusan kantor?” Devran masih keberatan. Dia tidak peduli pria yang akan menjadi asistennya itu masih bersama mereka. “Musa akan mendapat tugas baru bersama papamu. Jangan seperti anak kecil. Terima saja ini. Toh kamu yang akan memerintahnya.” Abiyan berkeras. Di
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

45. Masih Sibuk

“Bukannya Mas ada meeting?”Nayra melepas sepatu Devran yang rebahan di atas ranjang hotel, sepertinya capek sekali. Devran bahkan tiga hari ini tidak pulang ke apartemen karena sibuk mengurusi banyak hal. Karenanya begitu mendapat pesan Devran agar dia datang ke hotel Jazzy, Nayra langsung berangkat.“Tidak apa, Om Abiyan sudah bersedia memimpin meeting itu.” Devran merentangkan tangan agar Nayra datang kepelukannya.Gadis itu datang dengan patuh dan bergelanyut di pelukan Devran.Tadinya Devran sudah mempelajari hal apa yang akan dibahas dalam meeting dengan perwakilan perusahaan luar negri yang ada di Indonesia itu. Sayangnya dia kurang menguasai. Jadinya memutuskan menelpon Abiyan, dan pria itu menyampaikan agar dia saja yang memimpin meeting.Jadi, kalau sekarang dia punya sedikit waktu bersantai, tentu saja dimanfaatkannya menelpon sang istri untuk sekedar melepas rindunya. Setelah ini akan ada meeting lagi yang harus dia datangi.“Mau dipijitin, Mas?” Nayra menawarkan. Tak teg
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

46. Dijemput

“Siapa yang mengundangmu di sini?”Tamara melototi pria yang berwajah sangat kesal itu. Tangannya masih mengepal dan sorot matanya tajam seperti sudah siap menghajar orang.Kalau dia tidak datang tepat waktu, mungkin Damayanti sudah dipukuli pria ini.Padahal ini adalah gladi bersih persiapan acara untuk New York Fashion Week yang besok sudah harus ditampilkan. Tiba-tiba saja pria ini hendak merusak semuanya? Tamara tidak akan membiarkannya. “Jangan ikut campur! Ini urusan rumah tanggaku dengan Damayanti!” pria itu melotot pada Tamara.Dia tahu siapa Tamara tapi tidak peduli. Hatinya panas karena sang istri malah terlihat balik dekat dengan keluarga mantan kekasihnya dulu, di saat berita perceraian mereka merebak di permukaan.“Ini jadi urusanku karena Damayanti sudah aku kontrak untuk acara besok. Kalau dia sampai lecet sedikit saja, aku pastikan kau akan menyesal!”Tamara tidak takut dengan pria yang tampak bengis itu. Ada bodyguard yang siap membelanya dan kini orang-orang itu su
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

47. Menemui Nenek

Mobil berhenti di sebuah rumah yang besar dan mewah. Nayra sudah diberitahu Devran kalau dia menunggunya di rumah ini.Tapi dia sebal, kenapa mendadak sekali mengatakannya. Apalagi dia baru pulang dari kampus. Pasti sudah tidak segar lagi dan kusam. Bagaimana nanti kalau keluarga Devran menilainya buruk? Mau memeriksa penampilannya sebentar saja pun sepertinya tidak bisa. Rio sudah membuka pintu mobil untuknya.“Pak Devran sudah menunggu di dalam, Nona?” ujar pria itu dengan sopan.“Terima kasih,” ucap Nayra beranjak keluar.Di halaman, Devran sudah berjalan menyambutnya. Nayra mencebik menerima sambutan itu.“Mas mau mempermalukanku?” tukasnya mencubit lengan Devran saat masuk ke dalam.“Kenapa aku mempermalukanmu?”“Kasih tahu lebih dulu kek kalau kita ke rumah keluarga, Mas. Aku jadi ada persiapan.”“Persiapan apa?”“Aku jelek, Mas. Kusam dan berkeringat sejak tadi ngampus.”“Kau kan memang jelek!” Devran malah menggodanya.“Mas?!” Nayra ngambek. Ini bukan saat untuk bercanda.
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

48. Adik Perempuan Devran

“Malam ini ajaklah menginap di rumah ini.” Renata meminta pertimbangan sang cucu.“Kalau Nayra tidak keberatan, aku juga tidak akan menolak.” Devran mengembalikan keputusan di tangan Nayra.Nayra tentu akan segan menolak. Tapi baiklah, untuk menghormati nenek Devran, dia akan menginap di rumah ini. hatinya sudah menghangat karena sikap Renata yang menerimanya dengan tangan terbuka.“Kalau begitu biarkan Nayra beristirahat dulu. Dia pasti capek karena seharian harus kuliah.” Renata masih memikirkan kebaikan Nayra.“Oh, tidak apa kok, Nek. Nayra bisa temani nenek kalau nenek masih mengobrol.”“Nenek juga harus istirahat, Nay. Jangan keterusan di ajak mengobrol?” Devran menyahut.“Oh. Baiklah. Nenek silahkan istirahat. Nayra keluar dulu.” Nayra membungkuk memberi hormat pada Renata kemudian berlalu keluar bersama Devran. Di luar, seorang pelayan sudah menghampiri mereka, “Mas, apa kami perlu menyiapkan kamar untuk Mbak Nayra.”“Tidak perlu. Nayra akan tidur sekamar denganku!”Pelayan it
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

49. Barang Wanita di Kamar Devran

Jepit rambut dan kutek yang ada di laci Devran  pasti barang wanita itu. Nayra tampak terusik sepanjang makan malam mereka berdua. Dia hanya memainkan sendok dan garpunya sementara Devran yang juga sedang makan malah sambil sibuk memeriksa ponselnya. Bagaimana Nayra mau mengungkit dan menanyakan perihal barang-barang itu? Apakah kalau dia bertanya tidak membuat Devran marah padanya? Ya Tuhan. Bahkan sudah berkali-kali memberikan hak pria ini atas tubuhnya, Nayra masih juga merasa bahwa dirinya bukan siapa-siapa yang pantas untuk menanyakan hal sensitif ini. Hatinya semakin gelisah. “Ehem!” Devran berdehem melihat Nayra hanya melamun. Gadis itu tersentak. "Ya, Mas?"  “Ada apa?” Nayra menatap Devran yang bertanya itu. Ini adalah kesempatannya untuk membahasnya. Saya
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more
PREV
1
...
34567
...
19
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status