Share

42. Berita Gosip

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-23 19:56:59
“Mahal sekali?” Nayra melihat harga buku-buku kuliahnya.

Tapi dia baru ingat ada banyak uang di saldo rekening yang bisa diaksesnya di ponsel yang diberi Devran.

“Kalau tidak jadi saya kembalikan ke tempatnya!” Penjaga toko buku itu menatap Nayra dengan kurang ramah. Dia merasa tidak suka dengan mahasiswa yang hanya tanya-tanya harga tapi mengeluh mahal dan tidak jadi membelinya.

“Lagian mahasiswa miskin pakai ambil jurusan kedokteran?” gerutunya sembari melirik sebal. Mungkin dia lelah seharian menjaga toko. Nayra berpikiran positif saja.

“Jadi kok, Bu. Saya transfer pakai aplikasi pembayaran, ya?” Nayra mengeluarkan ponselnya. Menscan barcode di meja kasir dan mengisi nominal yang akan dibayarnya.

Memeriksa laporan keunagan yang masuk, wanita itu mulai mengembangkan senyumnya.

“Baik, ini bukunya. Tetima kasih sudah berbelanja di toko kami!” ucapnya yang kini menjadi ramah.

“Terima kasih kembali, Bu!” Nayra membalasnya dan berlalu.

Benar apa kata temannya, hidup di Jakarta kalau tida
Kafkaika

Selamat membaca... 💕💕💕

| 11
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
lis zabet
lanjut thoorrr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   43. Intim

    “Aku suka mata Mas Devran, aku suka hidung Mas Devran, aku suka semuanya...” Nayra berceloteh sembari tidur di atas tubuh Devran.“Kau pasti lebih suka yang ini!” Tangan Devran membimbing tangan Nayra untuk menggenggam sesuatu di bawah perutnya.Nayra langsung menarik tangannya sambil memekik geli. “Mas Devran mesum, ah!”“Kok mesum? Itu kan yang sering bikin kamu menjerit-jerit keenakan?” Devran mengingatkan Nayra.“Ayo ngaku! Enak apa tidak?” Lagi Devran menggoda.Gadis itu mencebik, gengsi mengakuinya.Hal itu menerbitkan rasa gemas Devran karena usahanya bermalam-malam meneyenangkannya ternyata tidak mendapat pengakuan. Padahal seorang pria suka sekali diakui pandai menyenangkan di ranjang.Dia kemudian bangkit mengubah posisi Nayra yang tadi bergela

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   44. Hanya Urusan Kerja

    “Dev. Ini Rio. Sekretaris sekaligus asisten pribadimu!” Abiyan, paman Devran mengenalkan pria itu di ruang kerjanya.Devran mengalihkan fokusnya dari laptop pada pria muda itu. Mungkin usianya sepantaran dengannya, atau bahkan lebih muda darinya.Tapi, Devran merasa tidak menyukai pria itu.“Aku lebih nyaman bersama Om Musa, Om.” Devran menolak.“Apa yang kau harapkan dari orang tua itu. Dia hanya pengasuhmu. Tidak cakap dalam hal urusan kantor.” Abiyan tak sepakat.“Dia sudah lama ikut papa, bagaimana bisa Om bilang tidak cakap urusan kantor?” Devran masih keberatan. Dia tidak peduli pria yang akan menjadi asistennya itu masih bersama mereka.“Musa akan mendapat tugas baru bersama papamu. Jangan seperti anak kecil. Terima saja ini. Toh kamu yang akan memerintahnya.” Abiyan berkeras. Di

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   45. Masih Sibuk

    “Bukannya Mas ada meeting?”Nayra melepas sepatu Devran yang rebahan di atas ranjang hotel, sepertinya capek sekali. Devran bahkan tiga hari ini tidak pulang ke apartemen karena sibuk mengurusi banyak hal. Karenanya begitu mendapat pesan Devran agar dia datang ke hotel Jazzy, Nayra langsung berangkat.“Tidak apa, Om Abiyan sudah bersedia memimpin meeting itu.” Devran merentangkan tangan agar Nayra datang kepelukannya.Gadis itu datang dengan patuh dan bergelanyut di pelukan Devran.Tadinya Devran sudah mempelajari hal apa yang akan dibahas dalam meeting dengan perwakilan perusahaan luar negri yang ada di Indonesia itu. Sayangnya dia kurang menguasai. Jadinya memutuskan menelpon Abiyan, dan pria itu menyampaikan agar dia saja yang memimpin meeting.Jadi, kalau sekarang dia punya sedikit waktu bersantai, tentu saja dimanfaatkannya menelpon sang istri untuk sekedar melepas rindunya. Setelah ini akan ada meeting lagi yang harus dia datangi.“Mau dipijitin, Mas?” Nayra menawarkan. Tak teg

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   46. Dijemput

    “Siapa yang mengundangmu di sini?”Tamara melototi pria yang berwajah sangat kesal itu. Tangannya masih mengepal dan sorot matanya tajam seperti sudah siap menghajar orang.Kalau dia tidak datang tepat waktu, mungkin Damayanti sudah dipukuli pria ini.Padahal ini adalah gladi bersih persiapan acara untuk New York Fashion Week yang besok sudah harus ditampilkan. Tiba-tiba saja pria ini hendak merusak semuanya? Tamara tidak akan membiarkannya. “Jangan ikut campur! Ini urusan rumah tanggaku dengan Damayanti!” pria itu melotot pada Tamara.Dia tahu siapa Tamara tapi tidak peduli. Hatinya panas karena sang istri malah terlihat balik dekat dengan keluarga mantan kekasihnya dulu, di saat berita perceraian mereka merebak di permukaan.“Ini jadi urusanku karena Damayanti sudah aku kontrak untuk acara besok. Kalau dia sampai lecet sedikit saja, aku pastikan kau akan menyesal!”Tamara tidak takut dengan pria yang tampak bengis itu. Ada bodyguard yang siap membelanya dan kini orang-orang itu su

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   47. Menemui Nenek

    Mobil berhenti di sebuah rumah yang besar dan mewah. Nayra sudah diberitahu Devran kalau dia menunggunya di rumah ini.Tapi dia sebal, kenapa mendadak sekali mengatakannya. Apalagi dia baru pulang dari kampus. Pasti sudah tidak segar lagi dan kusam. Bagaimana nanti kalau keluarga Devran menilainya buruk? Mau memeriksa penampilannya sebentar saja pun sepertinya tidak bisa. Rio sudah membuka pintu mobil untuknya.“Pak Devran sudah menunggu di dalam, Nona?” ujar pria itu dengan sopan.“Terima kasih,” ucap Nayra beranjak keluar.Di halaman, Devran sudah berjalan menyambutnya. Nayra mencebik menerima sambutan itu.“Mas mau mempermalukanku?” tukasnya mencubit lengan Devran saat masuk ke dalam.“Kenapa aku mempermalukanmu?”“Kasih tahu lebih dulu kek kalau kita ke rumah keluarga, Mas. Aku jadi ada persiapan.”“Persiapan apa?”“Aku jelek, Mas. Kusam dan berkeringat sejak tadi ngampus.”“Kau kan memang jelek!” Devran malah menggodanya.“Mas?!” Nayra ngambek. Ini bukan saat untuk bercanda.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   48. Adik Perempuan Devran

    “Malam ini ajaklah menginap di rumah ini.” Renata meminta pertimbangan sang cucu.“Kalau Nayra tidak keberatan, aku juga tidak akan menolak.” Devran mengembalikan keputusan di tangan Nayra.Nayra tentu akan segan menolak. Tapi baiklah, untuk menghormati nenek Devran, dia akan menginap di rumah ini. hatinya sudah menghangat karena sikap Renata yang menerimanya dengan tangan terbuka.“Kalau begitu biarkan Nayra beristirahat dulu. Dia pasti capek karena seharian harus kuliah.” Renata masih memikirkan kebaikan Nayra.“Oh, tidak apa kok, Nek. Nayra bisa temani nenek kalau nenek masih mengobrol.”“Nenek juga harus istirahat, Nay. Jangan keterusan di ajak mengobrol?” Devran menyahut.“Oh. Baiklah. Nenek silahkan istirahat. Nayra keluar dulu.” Nayra membungkuk memberi hormat pada Renata kemudian berlalu keluar bersama Devran. Di luar, seorang pelayan sudah menghampiri mereka, “Mas, apa kami perlu menyiapkan kamar untuk Mbak Nayra.”“Tidak perlu. Nayra akan tidur sekamar denganku!”Pelayan it

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   49. Barang Wanita di Kamar Devran

    Jepit rambut dan kutek yang ada di laci Devran pasti barang wanita itu.Nayra tampak terusik sepanjang makan malam mereka berdua. Dia hanya memainkan sendok dan garpunya sementara Devran yang juga sedang makan malah sambil sibuk memeriksa ponselnya.Bagaimana Nayra mau mengungkit dan menanyakan perihal barang-barang itu?Apakah kalau dia bertanya tidak membuat Devran marah padanya?Ya Tuhan. Bahkan sudah berkali-kali memberikan hak pria ini atas tubuhnya, Nayra masih juga merasa bahwa dirinya bukan siapa-siapa yang pantas untuk menanyakan hal sensitif ini.Hatinya semakin gelisah.“Ehem!” Devran berdehem melihat Nayra hanya melamun.Gadis itu tersentak. "Ya, Mas?"“Ada apa?”Nayra menatap Devran yang bertanya itu. Ini adalah kesempatannya untuk membahasnya. Saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   50. Barang Wanita di Kamar Devran(2)

    “Hubungan mereka bahkan masih tampak baik-baik saja.“Nayra sampai mengira-ngira sebenarnya bagaimana hubungan mereka selama ini? Dua wanita itu masih tampak akrab meski pernah ada hal yang berakhir setahun yang lalu. “Oh, apa aku yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi?”Nayra kembali bingung. Kalau benar demikian, artinya orang-orang itu benar-benar baik dan dewasa. Tidak lagi memikirkan tentang masa lalu dan tetap menjalin silaturrahmi.Sepanjang waktu itu dia malah sibuk bermonolog dengan diirnya sendiri.Mungkin selepas Devran datang dia akan sedikit membahasnya.Tapi, apa Devran malam ini pulang ke apartemen?Nayra pun menghubunginya dan bertanya apa malam ini dia pulang?[Mas tidak pulang?] Nayra menulis pesan karena ponsel Devran tidak bisa dihubungi.Tidak lama Devran sudah membalas, [Ini di jalan]Oh. Devran sudah di jalan?Nayra langsung mengemasi tugasnya dan menyingkirkannya. Merapikan meja dan sofa lalu membuka lemari es untuk memeriksa stok makanan. Agar kalau ti

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26

Bab terbaru

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   207.

    “Nayra?”Terdengar suara memanggil-manggil Nayra.Itu memang suara Devran.Nayra harusnya bahagia, sejak tadi dia berharap Devran cepat datang. Tapi kehadiran Devran di detik dia bisa membujuk Ananda dengan baik jadi merusak suasana lagi dan membuat pria ini kembali kalut. Sialnya, Ananda malah menyobek plastik kapsul itu dan mengeluarkannya.“Dokter?!”“Buka mulutmu!” Ananda menyodorkan kapsul itu pada mulut Nayra.Reflek Nayra menutup mulutnya dengan kedua tangannya rapat.“Jangan cemas, aku juga akan memasukannya kedalam mulutku setelah memastikanmu tertidur dengan tenang.”“Uhmmm!” Nayra menggelang-gelengkan kepala tidak mau. Dia sungguh takut.“Buka mulutmu!” bentak Ananda yang kini malah menjambak Nayra.Mungkin bentakan itu terdengar sampai luar, hingga pintu kamar itu didobrak.Terlihat Devran yang langsung berlari hendak menyerang Ananda namun tertahan karena pria itu mengancam Nayra.“Coba saja kau mendekat!” Ananda memecah vas dan mengarahkannya pada leher Nayra yang keta

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   206.

    Ananda tetap melajukan mobilnya ke arah puncak. Mereka menginap di sebuah vila. Ketika Ananda hendak memesan makanan, Nayra langsung menarik tasnya dan bergegas mengambil ponsel untuk menghubungi Devran.Sayangnya, dia tidak menemukan ponselnya. Nayra tidak ingat apakah menjatuhkan ponselnya di suatu tempat.Atau jangan-jangan...“Kau mencari ponselmu?” Ananda masuk dan mengetahui keresahan Nayra.“Dokter, aku...”“Kau mau menghubungi Devran? Kau bilang tidak akan menghubunginya lagi tadi. Apa kau lupa?!” Ananda kembali bersikap aneh.Nayra yang tadi masih mencoba bersikap tenang kini mulai tak tahan.“Apa kau lupa aku juga punya mama yang pasti saat ini mencemaskanku. Kenapa kau seegois ini!” Nayra malah berteriak balik pada Ananda.Mata pria itu melebar mendengar gadis yang lemah lembut itu pada akhirnya berteriak padanya. Membuat Nayra jadi serba salah.Tapi biarlah. Pria ini juga harus mendengarnya.“Aku juga sebentar lagi akan menjadi seorang mama. Pasti akan sangat sedih menge

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   205.

    “Brengsek suamimu itu, Nay! Kau bukalah matamu dan lihat seberapa brengsek dia. Bodoh kamu!” Ananda mengumpat sembari sesekali memukul setir yang dipegangnya.Nayra hanya terdiam. Seorang Ananda yang santun dan selalu bersikap elegan, nyatanya bisa juga mencecarnya dengan sedikit kasar.Dia sudah bisa menilai karakter pria ini sejak saat para perampok itu mencegat. Sekarang melirik Ananda yang terus mengumpati keburukan suaminya, dia hanya diam saja. Takut malah akan membuat kondisi mental Ananda lebih buruk.Dia ingat, kakak kelas SMA-nya dulu yang nekat meminum racun serangga hanya karena gagal dalam seleksi SPMB dan dinyatakan tidak lolos sementara teman-temannya yang lain yang bahkan sama sekali tidak pernah mendapat peringkat di kelas selama SMA, justru lolos begitu saja.Merasa malu dan kecewa habis, nekat dia hendak mengakhiri hidupnya. Untungnya masih tertolong.Bisa jadi, Ananda tipikal yang seperti itu. Selama hidupnya dikelilingi keberuntungan, dipuja-puja secara fisik da

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   204.

    Nayra sudah diantar pulang oleh Yas karena Devran harus bicara dengan Ananda.Sungguh kesal kalau pria ini selalu mengganggu kebersamaannya dengan Nayra. Tapi, lebih baik diselesaikan dengan segera.Devran ingin setelah ini Nayra menjalani masa-masa kehamilannya dengan nyaman tanpa ada gangguan lagi.“Ada apa, bro?” Devran dengan santai menanyai pria yang masih tampak gusar itu.“Urusan tes DNA itu valid atau tidak bukanlah tanggung jawabku. Kau tidak bisa menjadikan ini sebagai sebuah alasan untuk menyingkirkanku dari dunia yang selama ini kutekuni!” Ananda berteriak marah tahu bahwa Devranlahh yang mengadukannya ke dewan kedokteran.Dia tentu tidak mau begitu saja menjadi konyol begini. Bahkan kuliahnya yang mengambil sub-spesialis sudah selesai tinggal menunggu lulus, malah gelar dokternya terancam dicopot. Ananda tidak akan terima hal itu.“Jangan mengelak lagi, kau pasti mensabotasenya.”“Apa? Apa buktinya? Hah!” Ananda berang.Devran jadi ikutan terpancing. Dia bahkan menendang

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   203.

    “Ikut aku, Nay!” Devran menarik lengan Nayra. Padahal masih ada Ludwig dan Farah di sana.“Mas?” Nayra hendak protes walau dia tidak berdaya hanya bisa mengikuti Devran.“Sudah jangan bawel!” Devran langsung meminta Nayra masuk mobil yang diparkirnya tak jauh dari tempat itu lalu segera dilajukannya pergi.Sedangkan di sana, Ludwig dan Farah hanya menatap tanpa bisa menahan seorang Devran.“Maaf, kalau sikap Devran seperti itu.” Ludwig sampai meminta maaf pada Farah.Setahunya Devran pria yang dingin dan sedikit kasar, bahkan pada mamanya sendiri. Tidak berlebihan kalau dia sampai berpikir Devran juga seperti itu ke semua orang. “Ah, Devran memang kelihatannya dingin. Tapi aku tahu kok, dia baik.” Farah menyampaikannya, sekedar mengoreksi pemikiran Ludwig.“Oh, maaf, aku tidak banyak tahu tentang dia.”Farah melirik pria itu dan baru menyadari bahwa Ludwig tampak sedih melihat sikap putranya yang tidak pernah mau sekedar duduk menikmati kopi bersama. Farah jadi kasihan.“Jangan m

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   202.

    Ananda anak pintar dan kutu buku sejak kecil. Dia selalu mendapat prestasi di sekolah karena memang dia tipikal anak yang tidak mau terlihat buruk.Pernah ada anak baru yang lebih menonjol mengalahkan Ananda, hal itu saja sudah membuat anak itu mengurung diri sepanjang waktu di kamarnya.“Bujuklah Ananda agar mau makan. Kasihan sepupumu, Dev!” Rosa waktu itu meminta Devran membantunya.Dengan sedikit usaha, Devran bisa masuk dari jendela, Ananda malah melemparinya dengan benda-benda yang ada di dekatnya.“Keluar! Kalau aku bilang tidak mau makan bukan urusanmu!” Ananda meneriaki Devran.“Ayolah, bro. Itu hanya tentang nilai. Kau bisa mengejarnya lain waktu.” Devran menghibur sepupunya.“Kau tak tahu apa-apa, Dev! Kau tak tahu rasanya belajar sampai tengah malam dan begitu keesokan harinya kau ujian, CBT komputermu tak berjalan. Waktu habis dan aku tertinggal. Enak saja mereka bilang aku tidak bisa mengulang ujian itu hanya karena tidak ada jadwa ujian susulan. Lebih enak lagi, anak

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   201.

    Perasaan Nayra sepagi ini sudah terasa manis. Nenek Renata menelpon dan bermimpi bahwa anak yang dikandung Nayra berjenis kelamin perempuan. Nayra suka sekali anak perempuan.Nanti kalau memang anak perempuan yang dilahirkannya, dia sudah tidak sabar menguncir rambutnya, membuatkannya baju rajut yang cantik, juga menghias kuku-kukunya.Mudah-mudahan mimpi Nenek Renata bisa terwujud.“Jangan terus tersenyum begitu, aku memang pandai memuaskanmu, tapi tak perlu juga mendeklarasikannya dengan senyuman sepanjang hari,” tukas Devran sembari memakai kemejanya. Dia harus segera berangkat kerja. Ada banyak agenda hari ini.Mendengar Devran mengatakan demikian Nayra langsung melototinya. “Besar kepala sekali Anda? Siapa juga yang senyum-senyum untuk Anda?”“Oh. Bukan senyum-senyum untukku? Atau senyum itu untuk....”“Jangan mulai deh, Mas. Mau kita bertengkar lagi sepagi ini?” Nayra mengingatkan.Jadi malah terbalik begini. Biasanya dialah yang suka memulai sebuah pertengkaran.“Emang kau piki

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   200.

    “Ouuuh, Mas!” Nayra sampai terlihat tak berdaya. Menggapai-gapai sesuatu di sekitarnya sekedar untuk diremasnya sebagi buncahan rasa itu.“Mas???” jeritnya tapi dia begitu menikmatinya.Peluh dikeningnya bercucuran dan tubuhnya benar-benar bergetar. Entah bagaiamana bisa pria itu tanpa memasukinya dengan sebagaimana mestinya, sudah membuat Nayra gelonjotan seperti ini.Nayra bahkan sudah mencambaki rambut kepala yang menyerusuk di sela kedua kakinya itu, namun Devran tak berhenti. Dia juga mau Nayra merasakan sensasi yang sama saat barusan tadi dirinya terpuaskan.“Sudah, Mas. Jangan heboh-heboh...”Devran baru mengurangi usahanya itu saat teringat istrinya sedang hamil dan tak boleh terlalu heboh. Takut mengusik janin yang anteng di dalam sana.Keduanya kembali terkulai di atas ranjang itu sambil saling memeluk dan tak rela terpisahkan.Devran juga tak mau Nayra sampai kelaparan, jadinya sembari menunggu Nayra selesai mandi, Devran memesankan makanan untuknya.Selesai memesan, dia

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   199.

    Devran sudah lama tidak memukuli orang. Sekarang mumpung ada mangsa dan juga suasana hatinya yang mendukung adrenalinnya naik, Devran tampak kesetanan menghajar tiga cecunguk itu satu persatu sampai mereka ampun-ampun dan mencium sepatu Devran.“Ampun, bos, ampun! Kita cuma cari sesuap nasi untuk anak istri kita!” salah satu pria yang sudah babak belur memohon-mohon.“Kembalikan barang istriku!” Devran merebut tas dan jam tangan Nayra.Tidak sulit membelikan lagi Nayra barang-barang mahal untuknya. Tapi tindakan mencuri atau merampok tentu tidak bisa dibenarkan dan dibiarkan begitu saja.Tapi, kali ini Devran bermurah hati. Dia tidak berlanjut mempolisikan mereka. “Pergi sebelum aku berubah pikiran!” ketusnya pada mereka.Sedikit tergesa sembari menyeret teman yang pingsan mereka pun langsung masuk ke dalam mobil dan meluncur menghilang.Saat itu Devran berbalik dan melihat Nayra berlari kecil untuk melihat Devran. Namun Ananda masih mempengaruhi Nayra.“Devran tidak kenapa-kenap

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status