Share

45. Masih Sibuk

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-02-24 18:04:46
“Bukannya Mas ada meeting?”

Nayra melepas sepatu Devran yang rebahan di atas ranjang hotel, sepertinya capek sekali.

Devran bahkan tiga hari ini tidak pulang ke apartemen karena sibuk mengurusi banyak hal. Karenanya begitu mendapat pesan Devran agar dia datang ke hotel Jazzy, Nayra langsung berangkat.

“Tidak apa, Om Abiyan sudah bersedia memimpin meeting itu.” Devran merentangkan tangan agar Nayra datang kepelukannya.

Gadis itu datang dengan patuh dan bergelanyut di pelukan Devran.

Tadinya Devran sudah mempelajari hal apa yang akan dibahas dalam meeting dengan perwakilan perusahaan luar negri yang ada di Indonesia itu. Sayangnya dia kurang menguasai. Jadinya memutuskan menelpon Abiyan, dan pria itu menyampaikan agar dia saja yang memimpin meeting.

Jadi, kalau sekarang dia punya sedikit waktu bersantai, tentu saja dimanfaatkannya menelpon sang istri untuk sekedar melepas rindunya. Setelah ini akan ada meeting lagi yang harus dia datangi.

“Mau dipijitin, Mas?” Nayra menawarkan. Tak teg
Kafkaika

Selamat membaca kakak... 💕💕💕

| 6
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
lis zabet
wah kira2 apa ya yg terjadi slnjutnya
goodnovel comment avatar
Idaidy
konflik mulai tumbuh lagi ke permukaan nih ....
goodnovel comment avatar
Ara
semoga devran tdk tergoda sama mantannya dan setia sma nayra
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   46. Dijemput

    “Siapa yang mengundangmu di sini?”Tamara melototi pria yang berwajah sangat kesal itu. Tangannya masih mengepal dan sorot matanya tajam seperti sudah siap menghajar orang.Kalau dia tidak datang tepat waktu, mungkin Damayanti sudah dipukuli pria ini.Padahal ini adalah gladi bersih persiapan acara untuk New York Fashion Week yang besok sudah harus ditampilkan. Tiba-tiba saja pria ini hendak merusak semuanya? Tamara tidak akan membiarkannya. “Jangan ikut campur! Ini urusan rumah tanggaku dengan Damayanti!” pria itu melotot pada Tamara.Dia tahu siapa Tamara tapi tidak peduli. Hatinya panas karena sang istri malah terlihat balik dekat dengan keluarga mantan kekasihnya dulu, di saat berita perceraian mereka merebak di permukaan.“Ini jadi urusanku karena Damayanti sudah aku kontrak untuk acara besok. Kalau dia sampai lecet sedikit saja, aku pastikan kau akan menyesal!”Tamara tidak takut dengan pria yang tampak bengis itu. Ada bodyguard yang siap membelanya dan kini orang-orang itu su

    Last Updated : 2025-02-25
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   47. Menemui Nenek

    Mobil berhenti di sebuah rumah yang besar dan mewah. Nayra sudah diberitahu Devran kalau dia menunggunya di rumah ini.Tapi dia sebal, kenapa mendadak sekali mengatakannya. Apalagi dia baru pulang dari kampus. Pasti sudah tidak segar lagi dan kusam. Bagaimana nanti kalau keluarga Devran menilainya buruk? Mau memeriksa penampilannya sebentar saja pun sepertinya tidak bisa. Rio sudah membuka pintu mobil untuknya.“Pak Devran sudah menunggu di dalam, Nona?” ujar pria itu dengan sopan.“Terima kasih,” ucap Nayra beranjak keluar.Di halaman, Devran sudah berjalan menyambutnya. Nayra mencebik menerima sambutan itu.“Mas mau mempermalukanku?” tukasnya mencubit lengan Devran saat masuk ke dalam.“Kenapa aku mempermalukanmu?”“Kasih tahu lebih dulu kek kalau kita ke rumah keluarga, Mas. Aku jadi ada persiapan.”“Persiapan apa?”“Aku jelek, Mas. Kusam dan berkeringat sejak tadi ngampus.”“Kau kan memang jelek!” Devran malah menggodanya.“Mas?!” Nayra ngambek. Ini bukan saat untuk bercanda.

    Last Updated : 2025-02-25
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   48. Adik Perempuan Devran

    “Malam ini ajaklah menginap di rumah ini.” Renata meminta pertimbangan sang cucu.“Kalau Nayra tidak keberatan, aku juga tidak akan menolak.” Devran mengembalikan keputusan di tangan Nayra.Nayra tentu akan segan menolak. Tapi baiklah, untuk menghormati nenek Devran, dia akan menginap di rumah ini. hatinya sudah menghangat karena sikap Renata yang menerimanya dengan tangan terbuka.“Kalau begitu biarkan Nayra beristirahat dulu. Dia pasti capek karena seharian harus kuliah.” Renata masih memikirkan kebaikan Nayra.“Oh, tidak apa kok, Nek. Nayra bisa temani nenek kalau nenek masih mengobrol.”“Nenek juga harus istirahat, Nay. Jangan keterusan di ajak mengobrol?” Devran menyahut.“Oh. Baiklah. Nenek silahkan istirahat. Nayra keluar dulu.” Nayra membungkuk memberi hormat pada Renata kemudian berlalu keluar bersama Devran. Di luar, seorang pelayan sudah menghampiri mereka, “Mas, apa kami perlu menyiapkan kamar untuk Mbak Nayra.”“Tidak perlu. Nayra akan tidur sekamar denganku!”Pelayan it

    Last Updated : 2025-02-25
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   49. Barang Wanita di Kamar Devran

    Jepit rambut dan kutek yang ada di laci Devran pasti barang wanita itu.Nayra tampak terusik sepanjang makan malam mereka berdua. Dia hanya memainkan sendok dan garpunya sementara Devran yang juga sedang makan malah sambil sibuk memeriksa ponselnya.Bagaimana Nayra mau mengungkit dan menanyakan perihal barang-barang itu?Apakah kalau dia bertanya tidak membuat Devran marah padanya?Ya Tuhan. Bahkan sudah berkali-kali memberikan hak pria ini atas tubuhnya, Nayra masih juga merasa bahwa dirinya bukan siapa-siapa yang pantas untuk menanyakan hal sensitif ini.Hatinya semakin gelisah.“Ehem!” Devran berdehem melihat Nayra hanya melamun.Gadis itu tersentak. "Ya, Mas?"“Ada apa?”Nayra menatap Devran yang bertanya itu. Ini adalah kesempatannya untuk membahasnya. Saya

    Last Updated : 2025-02-26
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   50. Barang Wanita di Kamar Devran(2)

    “Hubungan mereka bahkan masih tampak baik-baik saja.“Nayra sampai mengira-ngira sebenarnya bagaimana hubungan mereka selama ini? Dua wanita itu masih tampak akrab meski pernah ada hal yang berakhir setahun yang lalu. “Oh, apa aku yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi?”Nayra kembali bingung. Kalau benar demikian, artinya orang-orang itu benar-benar baik dan dewasa. Tidak lagi memikirkan tentang masa lalu dan tetap menjalin silaturrahmi.Sepanjang waktu itu dia malah sibuk bermonolog dengan diirnya sendiri.Mungkin selepas Devran datang dia akan sedikit membahasnya.Tapi, apa Devran malam ini pulang ke apartemen?Nayra pun menghubunginya dan bertanya apa malam ini dia pulang?[Mas tidak pulang?] Nayra menulis pesan karena ponsel Devran tidak bisa dihubungi.Tidak lama Devran sudah membalas, [Ini di jalan]Oh. Devran sudah di jalan?Nayra langsung mengemasi tugasnya dan menyingkirkannya. Merapikan meja dan sofa lalu membuka lemari es untuk memeriksa stok makanan. Agar kalau ti

    Last Updated : 2025-02-26
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   51. Barang Wanita di Kamar Devran(3)

    “Terus kenapa kamu sedih? Barang itu tidak menunjukan apapun.”Nayra bertambah sedih mendengar ketidakpedulian Devran pada perasaannya. Apa iya ada barang perempuan di kamar seorang pria juga foto mesra itu tidak menunjukkan apapun?“Tapi...” Baru saja Nayra masih ingin membahasnya ada panggilan di ponsel Devran.Pria itu menyempatkan mengangkat panggilannya dulu.“Ya? Apa ada hal serius?” Nada suara Devran tampak cemas. Karenanya Nayra ikut mendengarkan serius.“Oh, baiklah kalau tidak ada apa-apa. Nanti kami akan ke sana.” Devran sudah tampak lega saat menutup panggilan itu.“Ada apa, Mas?” Nayra yang kini jadi penasaran.“Nenek bilang pengen ngobrol sama kamu. Dia kangen sama kamu.”“Oh, kangen?” Nayra bahkan tidak percaya dikangenin Renata. Tapi walau begitu, dia sudah semangat saja untuk ke rumah keluarga tidak mau membuat Renata menunggunya. “Ayo Mas kita ke sana!”Ini sudah di perjalanan menuju rumah keluarga Devran, dan dia sudah melupakan apa yang tadinya ingin ditanyakan

    Last Updated : 2025-02-26
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   52. Pertemuan Yang Canggung

    “Oh, Maaf-maaf!”Nayra sungguh terkejut ketika berbalik badan dengan sedikit tergesa dia menabrak seseorang hingga menumpahkan minuman di gelas yang dipegangnya.Naasnya, minuman itu tumpah mengenai seseorang itu. Yang kini menatapnya dengan sangat tidak terima.“Saya terburu karena harus mengambil teh untuk nenek. Mohon maaf!” Nayra sekali lagi menunduk di depan wajah yang tak ramah itu.Itu—Tamara. Dia baru datang dan sudah mendapat sambutan seperti ini. Tentu saja emosinya terpancing.“Siapa kamu?!”Tamara menatap tajam gadis yang meringsut itu. Dia belum pernah melihatnya sebelum ini.Apa dia pelayan baru? Atau bisa jadi perawat mertuanya itu.Kalau benar begitu, gadis itu harus dihukum karena mengotori bajunya dengan teh.“S-saya...”Byurrr!Belum sempat Nayra menjelaskan siapa dirinya, Tamara yang kesal dan lelah langsung mengambil cangkir di tangan Nayra dan menyiramkan padanya.“Auh!!!” Nayra terkejut. Teh itu masih lumayan panas. Tamara menyiramkannya di lehernya.“Itu pantas

    Last Updated : 2025-02-27
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   53. Pertemuan Yang Canggung(2)

    “Sialan anak itu!” Tamara menggerutu sepanjang jalan teringat betapa malunya dia di depan beberapa pelayan dan diusir oleh Renata.Tamara sungguh sakit hati. Pada mertuanya itu yang tidak pernah bisa melihat dirinya sebagai seorang menantu di keluarganya. Dia bahkan memilih gadis itu dari pada dirinya.Padahal, Tamara juga sepanjang hari memikirkan keluarga ini. Memikirkan perusahaan keluarga mereka. Juga memikirkan kebaikan putra dan cucu wanita itu. Tapi beginikah balasannya?“Ini gara-gara gadis itu!” Lagi Tamara mengumpati Nayra. Benar-benar tidak terima diperlakukan begini. Dan saat persiapan menjelang konfrensi pers itu, Devran menghubunginya. Tamara tahu putranya itu pasti akan membahas tentang kejadian tadi pagi. Karenanya dia tidak mengangkatnya dulu. Takut suasana hatinya rusak dan konfrensi pers berantakan.[Ma, kenapa bersikap begitu pada Nayra?]Tidak diangkat panggilannya, Devran mengirim pesan padanya.Tamara membiarkannya saja. Dia hanya menghela panjang untuk menaha

    Last Updated : 2025-02-27

Latest chapter

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   13. Hamil

    “Nay?!”Farah mengetuk-ngetuk pintu kamar Nayra. Namun sejak tadi belum juga ada sahutan dari dalam.Farah jadi cemas. Sejak sarapan bersama tadi Nayra terlihat sedikit pucat dan lebih banyak diamnya. Apa putrinya itu sakit?“Sayang? Buka pintunya dulu, dong? Mama khawatir, Nay?”Farah kembali mengetuk-ngetuk pintu.Tak ada sahutan lagi Farah tidak bisa menunggu lebih lama. Dia jadi panik harus bagaimana?Alana dan Renata baru keluar hendak berziarah ke makam kakek Emeraldo. Tadi maunya sekalian mengajak Farah dan Nayra.Tapi bagaimana lagi, Nayra seharian ini hanya keluar sebentar dan langsung balik lagi ke kamar. Sejak itu sudah tidak keluar-keluar lagi.Farah pikir Nayra pasti masih kurang enak badan dari kemarin. Jadi perlu beristirahat. Sekarang Farah mau memeriksa keadaannya malah Nayra tak menyahut sama sekali dari dalam.“Ada kunci cadangan?” tanya Farah pada pelayan di rumah.Untungnya ada. Farah langsung membuka pintu kamar Nayra dan memeriksa.Sepi. Bakan tirai blackout p

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   162. Mual(2)

    Pagi itu ada tamu di kediaman keluarga Emeraldo. Pelayan rumah yang menyampaikan saat keluarga itu sedang sarapan bersama.Katanya ada seorang pria tampan ingin bertemu dengan Tuan Alana.Alana segera bangkit untuk melihat siapa yang datang.Ternyata Ananda. Dia bilang ada undangan pernikahan dari teman di kampusnya yang tinggal di Edinburgh. Karena mendengar kabar Alana sekeluarga sekarang tinggal di Edinburgh, Alana menyempatakan waktu untuk mampir.“Haha, teman-temanmu pasti sudah banyak yang menikah. Kau kapan?” Alana menepuk bahu pemuda yang pernah jadi keponakannya itu.Biarpun hubungannya dengan Tamara sudah berakhir, tapi Ananda adalah sepupu Devran.“Om bisa saja. Kalau sudah ada jodoh, tentu aku tidak akan menunda untuk menikah,” jawab Ananda.“Ayo, ikut sarapan,” ajak Alana.“Ah, tidak usah, Om. Maaf sepertinya kepagian aku datang.” Ananda merasa tidak enak.“Ayo, kau sudah kenal putriku belum?”Alana belum tahu saja. bahwa Ananda memang kesini untuk menemui putrinya. D

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   161. Mual

    “Maaf, Mas. Mungkin aku yang salah.” Farah hanya menghela napas dan menahan diri.Ada hal yang dia lupa. Meski Alana tampak lebih kalem dan sabar, tapi pria ini juga punya sisi keras kepala yang kalau muncul sering sekali menyebalkan. Jika itu bukan karena keinginanya sendiri akan sulit untuk dipaksa.Farah juga tidak mau lagi membahas hal sensitif ini. Bisa jadi Alana benar. Dia yang paling tahu Devran anaknya dan pasti sudah memastikan bahwa saat Tamara menikah dengannya sedang dalam keadaan tidak hamil dari suami sebelumnya yang tak lain adalah Ludwig sendiri. “Aku yang minta maaf, Farah. Jangan salah paham tentang...”“Tidak, Mas. Aku paham, kok.” Farah dengan cepat menyahut tidak ingin memperpanjang hal itu. “Ayo balik. Nayra tadi bilang sudah mau pulang.” Lalu mereka memutuskan untuk pulang dan melupakan tentang hal-hal yang hanya akan membuat mereka kurang nyaman.Nayra sudah mulai menerima semuanya, Devran juga kabarnya kembali disibukan dengan mega proyeknya. Tidak seharus

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   160. Di Edinburgh

    Senja di Edinburgh yang indah, sedikit banyak melunturkan sebak yang terus menggelantung di perasaan Nayra.Awalnya Farah dan Alana yang mengajaknya dan mengenalkan berbagai sudut kota dengan mobil pribadi mereka.Tapi kini, Nayra ingin merasakan berpergian seorang diri dan menyusuri keindahan kota di negara Skotandia itu untuk menghibur diri.[Sayang ada di mana?] pesan dari Farah yang diabaikan Nayra.Namun beberapa saat kemudian, Nayra merasa tidak seharusnya terus mengabaikan semua orang di sekitarnya.Dia selalu merasa mereka adalah orang-orang baru dalam hidupnya namun sudah merubah sebegitunya hidupnya hingga harus terpisah dengan suaminya. Yang ternyata adalah kakaknya sendiri.Akhirnya dia mulai menyadari, walau bagaimanapun, mereka juga tidak pernah mampu merancang skenario kehidupannya seperti ini. Yang maha berkuasalah yang menghendakinya.[Baik, Ma. Nayra hanya jalan-jalan di sekitar] balasnya agar sang mama tidak mencemaskannya.Sayangnya saat hendak menaiki trem, kepa

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   159. Tes DNA

    “Ada apa, Om?” Ananda yang kebetulan berkunjung ke rumah sakit tempatnya bekerja kebetulan melihat Alana.Dia tahu gonjang-ganjing rumah tangga Alana dengan tantenya, bahkan tahu kalau mereka saat ini sudah dalam proses mediasi menuju putusan pegadilan.Walau begitu, tidak membuat Ananda kemudian tidak menyapa calon mantan suami tantenya itu.“Kau masih tugas di sini?” tanya Alana. Nampak tak berkenan menyampaikan untuk apa dia berada di rumah sakit ini.“Oh, aku hanya ada waktu sebentar untuk mengunjungi mama dan papa di rumah. Kebetulan ada pasien yag butuh dioperasi sedangkan dokternya sedang sakit. Jadi aku meggantikannnya.“Ya, kau dokter yang hebat. Lakukanlah tugasmu degan baik.” Alana menepuk pundak Ananda dan berlalu dengan lemas.Ananda menjadi penasaran, ada apa degan Alana? Dia juga terkesan tidak berkenan untuk menyampaikan sedang apa dia di sini.Ananda pikir, mungkin kondisi Renata membuatnya ada di rumah sakit ini. Tapi, tadi dia melihatnya bersama Dokter Raniri yang bi

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   158. Terpukul(2)

    “Astaga, Nyonya. Hati-hati kalau bicara...” Eva spontan nyebut karena sang nyonya benar-benar tidak berperasaan sampai menyumpahi anaknya sendiri demikian.“Diam kamu! Jangan ikut-ikutan. Fokus saja dengan urusanmu!” Tamara memarahi Eva yang berani-beraninya menuturinya. Eva tak menyahut lagi. Dia pun bangkit dan berlalu dari ruangan karena kekasih sang nyonya terlihat datang. Dengar-dengar keduanya sudah menikah. Tinggal menunggu akte cerai dengan Alana untuk bisa meresmikan hubungan mereka.“Ada apa?”Ludwig duduk di samping Tamara. Dia pasti juga sudah mendengar berita yang sebenarnya dirahasiakan itu. Hanya saja anak buahnya yang diminta mengawasi Devran melaporkan temuan yang mengejutkan itu.“It’s oke. Tidak perlu dipikirkan. Bagaimana dengan mega proyek perdanamu setelah menjabat lagi sebagai CEO di perusahaan keluarga kita?” Tamara tampak senang melihat kedatangan Ludwid. Dia langsung mendekatkan duduknya dan merangsek pada pria yang masih tampak gagah itu.“Itu tergantung

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   157. Terpukul

    “Kalian bercanda?”Devran menatap dua pria itu dengan tertawa kecil menutupi kegelisahan dalam hatinya.“Sayangnya tidak, Mas. Nyonya Farah sudah mengakui sendiri bahwa Mbak Nayra itu putri Pak Alana. Saat dia pergi sudah dalam keadaan hamil.” Musa menjelaskan tak menutupi dirinya juga terpukul mengetahui kenyataan ini.Pyarrrr!!Tiba-tiba Devran menyapu semua yang ada di meja dengan lengannya hingga jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping. Mungkin seperti itulah hati dan perasaannya.Tidak cukup puas dengan melakukan semua itu, Devran mengguling meja itu dan melempar kursinya hingga merusak jendela kaca besar kafe tersebut. Musa dan Yas tak menahannya. Hanya menyaksikan tanpa berusaha menghentikannya. Mereka tertunduk karena tahu apa yang dilakukan Devran tidak akan sebanding dengan apa yang dirasakannya.Ini, lebih dari sekedar patah hati. Tapi sebuah kesalahan yang seharusnya terlarang untuk dilakukan mereka.Entah apa mereka bisa menatap kembali cinta di masa depan setelah

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   156. Sebuah Kesalahan(2)

    “Pak Devran bilang, nyonya diantar ke rumah sementara waktu untuk beristirahat.” Kiki diminta Alana menunjukan di mana Nayra berada.Kini mereka sudah ada di depan rumah Nayra sementara Devran sudah pergi menemui Musa dan Yas di tempat yang sudah mereka sampaikan tadi.“Bapak mau menemui Nyonya Nayra langsung?” Kiki menghentikan langkah kaki Alana yang begitu tidak sabar menaiki tangga pintu utama rumah itu.“Apa?” Alana baru tersadar bahwa Nayra belum pernah bertemu dengannya. Tentu akan sangat terkejut kalau dirinya langsung saja menemuinya tanpa pemberitahuan dulu. “Maksud saya, apa perlu memberitahu nyonya dulu, Pak?” Kiki menandaskan.Alana memgangguk. Itu akan lebih baik dan terkesan beretika.Tentang kenyataan Nayra adalah anak kandungnya, Kiki dan yang lain tidak diberitahu.Ini urusan pribadi mereka dan tidak boleh bocor ke orang lain walau itu orang yang sangat dipercaya. Terkecuali Yas dan Musa.Karenanya wanita ini pasti mengira dirinya hanya ingin sebatas menemui sang

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   155. Sebuah Kesalahan

    “Ada apa, Papa menelpon sebanyak ini?” Devran tampak heran ketika notif panggilan dari papanya baru dilihatnya.Dia dan Nayra tidak langsung ke rumah sakit, tapi mampir dulu ke rumah yang dibelinya untuk Nayra. Mengira Farah sudah di sana ternyata belum.“Apa ada yang serius dengan nenek, Mas?” Nayra bertanya.Dia menarik selimut agar tubuh polosnya tak terekspos. Seminggu tidak ketemu membuat mereka menyempatkan untuk melepas kerinduan sejenak.“Mudah-mudahan tidak, Sayang. Aku hubungi papa dulu.” Devran keluar kamar untuk menghubungi Alana. Namun sejak tadi yang terdengar adalah nada sibuk.Tak lama dari itu, panggilan dari Musa masuk.“Ya, Om, ada apa?” Devran langsung bertanya saat mengusap layar untuk menerima panggilan.“Mas Devran, bisa temui kita di Kafe Cemara?” suara Musa tampak lemah dan tak seperti biasanya. Membuat Devran jadi merasa ada yang tidak beres.“Ada apa? Nenek baik-baik saja kan, Om?” Devran penasaran.“Nyonya Renata sudah balik ke rumah keluarga, dia tadi ha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status