Share

160. Di Edinburgh

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-08 21:59:49

Senja di Edinburgh yang indah, sedikit banyak melunturkan sebak yang terus menggelantung di perasaan Nayra.

Awalnya Farah dan Alana yang mengajaknya dan mengenalkan berbagai sudut kota dengan mobil pribadi mereka.

Tapi kini, Nayra ingin merasakan berpergian seorang diri dan menyusuri keindahan kota di negara Skotandia itu untuk menghibur diri.

[Sayang ada di mana?] pesan dari Farah yang diabaikan Nayra.

Namun beberapa saat kemudian, Nayra merasa tidak seharusnya terus mengabaikan semua orang di sekitarnya.

Dia selalu merasa mereka adalah orang-orang baru dalam hidupnya namun sudah merubah sebegitunya hidupnya hingga harus terpisah dengan suaminya. Yang ternyata adalah kakaknya sendiri.

Akhirnya dia mulai menyadari, walau bagaimanapun, mereka juga tidak pernah mampu merancang skenario kehidupannya seperti ini. Yang maha berkuasalah yang menghendakinya.

[Baik, Ma. Nayra hanya jalan-jalan di sekitar] balasnya agar sang mama tidak mencemaskannya.

Sayangnya saat hendak menaiki trem, kepa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
hanna es
jangan keras kepala alana,,, kasihan nayra
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   161. Mual

    “Maaf, Mas. Mungkin aku yang salah.” Farah hanya menghela napas dan menahan diri.Ada hal yang dia lupa. Meski Alana tampak lebih kalem dan sabar, tapi pria ini juga punya sisi keras kepala yang kalau muncul sering sekali menyebalkan. Jika itu bukan karena keinginanya sendiri akan sulit untuk dipaksa.Farah juga tidak mau lagi membahas hal sensitif ini. Bisa jadi Alana benar. Dia yang paling tahu Devran anaknya dan pasti sudah memastikan bahwa saat Tamara menikah dengannya sedang dalam keadaan tidak hamil dari suami sebelumnya yang tak lain adalah Ludwig sendiri. “Aku yang minta maaf, Farah. Jangan salah paham tentang...”“Tidak, Mas. Aku paham, kok.” Farah dengan cepat menyahut tidak ingin memperpanjang hal itu. “Ayo balik. Nayra tadi bilang sudah mau pulang.” Lalu mereka memutuskan untuk pulang dan melupakan tentang hal-hal yang hanya akan membuat mereka kurang nyaman.Nayra sudah mulai menerima semuanya, Devran juga kabarnya kembali disibukan dengan mega proyeknya. Tidak seharus

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   162. Mual(2)

    Pagi itu ada tamu di kediaman keluarga Emeraldo. Pelayan rumah yang menyampaikan saat keluarga itu sedang sarapan bersama. Katanya ada seorang pria tampan ingin bertemu dengan Tuan Alana. Alana segera bangkit untuk melihat siapa yang datang. Ternyata Ananda. Dia bilang ada undangan pernikahan dari teman di kampusnya yang tinggal di Edinburgh. Karena mendengar kabar Alana sekeluarga sekarang tinggal di Edinburgh, Ananda menyempatakan waktu untuk mampir. “Haha, teman-temanmu pasti sudah banyak yang menikah. Kau kapan?” Alana menepuk bahu pemuda yang pernah jadi keponakannya itu. Biarpun hubungannya dengan Tamara sudah berakhir, tapi Ananda adalah sepupu Devran. “Om bisa saja. Kalau sudah ada jodoh, tentu aku tidak akan menunda untuk menikah,” jawab Ananda. “Ayo, ikut sarapan,” ajak Alana. “Ah, tidak usah, Om. Maaf sepertinya kepagian aku datang.” Ananda merasa tidak enak. “Ayo, kau sudah kenal putriku belum?” Alana belum tahu saja. bahwa Ananda memang kesini untuk menemui putri

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   163. Hamil

    “Nay?!” Farah mengetuk-ngetuk pintu kamar Nayra. Namun sejak tadi belum juga ada sahutan dari dalam. Farah jadi cemas. Sejak sarapan bersama tadi Nayra terlihat sedikit pucat dan lebih banyak diamnya. Apa putrinya itu sakit? “Sayang? Buka pintunya dulu, dong? Mama khawatir, Nay?” Farah kembali mengetuk-ngetuk pintu. Tak ada sahutan lagi Farah tidak bisa menunggu lebih lama. Dia jadi panik harus bagaimana? Alana dan Renata baru keluar hendak berziarah ke makam kakek Emeraldo. Tadi maunya sekalian mengajak Farah dan Nayra. Tapi bagaimana lagi, Nayra seharian ini hanya keluar sebentar dan langsung balik lagi ke kamar. Sejak itu sudah tidak keluar-keluar lagi. Farah pikir Nayra pasti masih kurang enak badan dari kemarin. Jadi perlu beristirahat. Sekarang Farah mau memeriksa keadaannya malah Nayra tak menyahut sama sekali dari dalam. “Ada kunci cadangan?” tanya Farah pada pelayan di rumah. Untungnya ada. Farah langsung membuka pintu kamar Nayra dan memeriksa. Sepi. Bahkan tirai b

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   164. Berontak

    “Ambillah sedikit libur agar kau tidak stres. Dua bulan ini kau sudah bekerja dengan keras. Aku sangat bangga pada pencapaianmu.”Ludwig menghentikan Devran sejenak setelah mereka meeting bersama.“Baik akan aku pikirkan,” ujar Devran dan langsung bangkit undur diri.Sebenarnya hanya basa-basi saja mengatakan akan memikirkan berlibur. Devran menghindari itu karena kalau tidak menyerang dirinya dengan kesibukan, yang ada di otaknya hanyalah Nayra dan rasa kesal ingin memberontak dari semua kenyataan ini.Sikapnya masih dingin pada Ludwig. Interaksi antara mereka berdua selama ini hanya terjalin secara profesional saja sebagai CEO dan direkturnya.Ludwig hanya menghela namun tidak menyerah mengambil hati anak istrinya itu. “Dev?”Langkah Devran terhenti dan menoleh pada Ludwig. Menunggunya menyampaikan sesuatu.“Mamamu mengajak makan siang. Sekalian ada yang ingin dikenalkan padamu, katanya,” ujar Ludwig.Devran menghela dan tampak tidak tertarik. Selalu begitu sang mama. Menjodoh-

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   165. Berontak(2)

    “Dengar, ya. Dia ada bukan karena kesalahanku atau kesalahannya. Kalianlah yang membuat hidupku jadi begini. Kalaupun anakku lahir dengan bagaimanapun keadaannya, seharusnya kalian berbesar hati untuk menerimanya!”Jleb!Kata-kata itu sungguh menampar ego semua orang yang ada di sana...Membungkam keegoisan mereka semua hingga tak satupun dari orang-orang itu yang bersuara.Entah, setan apa yang merasukinya hingga seberani ini menunjukan kemurkaannya.Nayra sudah tertekan selama ini oleh keadaan dan kenyataan.Bermalam-malam hanya bisa menangis seorang diri demi memaksakan diri bisa mengikuti apa kata mereka.Tapi sekarang. Jangan harap dia bisa mendengarkan lagi kata-kata mereka.Anggaplah dia stres atau gila. Tidak apa. Mereka harusnya paham mengapa Nayra sampai begini.?“Oke, tenang, Nay. Nanti kita lihat perkembangan janinmu lagi. Mudah-mudahan kemungkinan yang belum pasti kemarin hanya karena keadaanmu yang sedang lemah.” Ananda mecoba menghibur Nayra.“Tidak, aku tidak mau lagi

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   166. Lupa Ingatan

    “Tuhan masih melindungi cucu Anda, Nyonya. Dia baik-baik saja. Dan ajaibnya, janin di rahimnya pun masih bertahan. Hanya benturan di kepalanya yang akan terus kami observasi lebih lanjut,” ucap dokter itu saat Renata merasa ingin tahu sejelas-jelasnya kondisi cucu perempuannya itu.“Ohhh...” lenguh lega semua orang di sana.Alana memeluk Farah dan Renata.“Alhamdulillah, aku yakin, Tuhan selalu melindungi cucuku yang baik itu...” Renata tak berhenti menangis.“Ayo, Ma. Kita lihat kondisi Nayra...” Farah tak sabar melihat putrinya.Mereka tersenyum dan bergegas melangkah ke ruang perawatan Nayra.Meninggalkan dua pria yang sama-sama berdiri resah dan canggung itu.“Aku ada acara di Glasgow, kebetulan Om Alana menghubungi untuk...” Ananda hendak menyampaikan bagaimana dia ada di tempat ini.Sebenarnya itu bukan urusan Devran, tapi sejak lama dia sudah tidak suka Ananda mendekati Nayra, sehingga dia mencecarnya. “Kau memang sengaja membuat alasan itu agar bisa menemui Nayra, kan?” Dev

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   167.

    “Kenapa cemberut?” Renata menghampiri Nayra yang tampak tak bersemangat itu. Nayra terkejut Renata menghampirinya. “Ah, Nenek? Enggak ada apa-apa kok, Nek.”Sejak beberapa hari dia dirawat di rumah sakit, Renata juga Alana ikut menjaganya. Sampai menyewa beberapa kamar demi bisa tetap di rumah sakit.Bagi Nayra yang lupa bahwa mereka sebenarnya keluarganya sendiri, merasa itu sedikit berlebihan. Membuatnya segan jika harus menampakkan raut cemberutnya lantaran Devran yang sering diam-diam meninggalkannya.“Kenapa? Bilang saja sama nenek, Nay.” Renata dengan penuh perhatian mengelus lengan Nayra."Beneran, Nek. Tidak ada apa-apa." Nayra kembali mengulas senyum tak mau Renata sampai cemas. "Dengar, kau melupakan sedikit ingatanmu. jadi kalau ada sesuatu yang menguiskmu, kau harus cerita. siapa tahu itu bagian dari proses ingatanmu mulai membaik." Nayra mengangguk. Dia juga diberitahu oleh dokter harus menyampaikan keluhan yang dirasanya. Farah baru datang dan mengabarkan bahwa hari

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   168.

    Devran membiarkan Nayra berkecipak dengan air mancur tak ubahnya seperti anak kecil yang bermain-main dan kegirangan.Sesekali bibirnya menyunggingkan senyuman setelah tak lagi pernah tersenyum beberapa bulan ini. Diambilnya ponsel untuk mengabadikan momen manis itu di kameranya.Sepertinya yang menjadi sasaran bidikannya mengetahui kalau ada yang diam-diam mengambil fotonya. Nayra justru sengaja berpose agar gambarnya yang diambil tukang foto amatir itu tampak menarik.Saat itu pesan dari Renata terbaca. Menanyakan sedang di mana mereka sampai sesore ini belum kembali ke rumah. Mungkin takut kenapa-kenapa.Devran tak membalas dengan kata-kata, hanya mengirimkan gambar-gambar Nayra yang tampak sehat dan bahagia menikmati taman kota yang indah. “Ayo, Mas. Sini foto bareng!” Nayra memanggil Devran.Tak mendapat sahutan, karena Devran sibuk mengirim balasan pesan pada Renata, Nayra berlari menghampirinya.Membuat Devran yang mengetahui itu terkejut dan berteriak mengingatkan agar N

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11

Bab terbaru

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   183.

    "Alana bukan papamu, tapi aku!" Tak bisa dibayangkan bagaimana perasaan Devran mendapat pernyataan itu.Campur aduk tak karuan hingga dia ada di sebuah titik muak dengan semuanya.Apa yang ada di benak wanita yang melahirkannya itu saat membiarkan kesalahan itu berjalan dengan begitu saja di depan matanya?Nayra hampir bunuh diri dan tidak tahu bagaimana putus asanya dirinya mengetahui semua ini. Lalu orang-orang itu dengan keegoisannya menyembunyikan kenyataan ini?“Kejam sekali kalian!” gumam Devran dengan geram setelah tahu bahwa selama ini dipermainkan saja.Lebih kesal lagi ternyata, Ananda juga selama ini tahu kalau dirinya bukan putra papanya. Dia juga akan membuat perhitungan dengan pria itu!Tenang! Bukan itu prioritasnya sekarang.Setidaknya dia sudah tahu tidak ada hal yang terlarang antara dirinya dan Nayra. Dia akan memperbaiki semuanya sebelum terlambat.Meski sedih, hatinya benar-benar lega dan bahagia untuk kenyataan lainnya. Sedihnya, karena masih menyesali, ternya

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   182.

    “Mas Devran?”Devran hanya termenung hingga tak mendengar panggilan itu. Perasaannya nelangsa karena Nayra sepertinya benar-benar marah padanya. Dia bahkan mengabaikannya dengan pergi naik taksi dan tak mengucakan sepatah katapun.Pesan dan panggilannya pun tak dibalasnya. Seolah dia baru saja mendapat karma dari apa yang juga diperbuatnya pada Nayra sebelum ini.Seperti ini mungkin rasanya diabaikan, bahkan yang dirasakan Nayra pasti lebih dari ini karena sudah salah paham dengan apa yang dilihatnya tadi.“Mas Devran?” lagi Musa memanggilnya. Kali ini Devran baru tergugah.“Bagaimana?” jawabnya lemas menatap Musa.“Tidak ada manipulasi dari data hasil DNA di Edinburgh. Hanya saja Yas menyampaikan mungkin sampelnya sudah ditukar.” Tatapan mata Devran sebentar berkilat mendengarnya. Rahangnya mengerat dan sudah tergambar betapa dia akan menghancurkan pria itu kalau sampai berani mempermainkannya sebegininya.“Kurang ajar kalau benar begitu!” gumamnya bangkit dan hendak berlalu.Mu

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   181.

    “Sial!”Devran mengumpati apa yang barusan terjadi.Dia membiarkan Nayra berlalu karena tahu Kiki sudah menunggunya di bawah. Lebih baik dia kembali dan mengurus gadis lancang itu.“Maaf, Pak. Tadi saya hanya mencemaskan Anda.” Gadis itu tampak ketakutan melihat tatapan Devran yang mengerikan padanya.“Apa orang tuamu tidak mengajarimu etika agar tidak sembarang masuk ke kamar seorang pria?” Devran langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Abiyan agar memecat gadis yang lancang ini.“Mohon, Pak. Jangan pecat saya!” Yasmin sampai bersimpuh di kaki Devran.“Keluar, kau!” Devran marah dan menunjuk pintu agar gadis itu punya muka untuk tidak tetap di apartemennya setelah nyata-nyata berlaku yang memalukan.Tapi Yasmin malah tergugu. “Saya terpaksa melakukan ini, Pak.”Devran menyipitkan matanya. Apa juga yang membuatnya terpaksa?“Mas Nanda memaksaku untuk melakukannya, Pak!”Devran mendengar satu nama itu terucap dari bibir sekretarisnya itu. Dia tidak lupa, kalau Yasmin adalah ana

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   180.

    “Iya, Pak. Ini ngantar nyonya ke kosan temannya.”Kiki menyempatkan mengangkat panggilan Devran saat Nayra sudah turun menuju kos-kosan temannya.“Oh. Masih ke rumah temannya dia?” Sambil menanadatangani beberapa dokumen, Devran menyahuti Kiki.Tadinya dia mau langsung menemui Nayra. Tapi kalau Nayranya masih di rumah temannya, Devran mungkin punya sedikit waktu untuk beristirahat.Semalaman belum bisa menyempatkan tidur barang sejenak, Devran meminta sekretarisnya mengantar dokumen yang harus ditandatanginya ke apartemen saja.Dia memaksakan diri untuk beristirahat agar kondisinya lebih fit saat menemui Nayra. Dia butuh tubuh yang bugar dan pikiran yang jernih menghadapi Nayra kalau saja akan merajuk. Sudah pasti Nayra akan merajuk karena kesal sejak dia datang kemarin Devran belum menghubungi atau menemuinya. Gimana lagi, mamanya sedikit dramatis kalau dalam keadaan sakit. nangis takt mati. Tapi kalau sudah sembuh, lupa deh dengan ketakutannya itu.“Baiklah. Sekalian tolong sampai

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   179.

    Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya mereka sampai juga di Jakarta. Hati Nayra tampak berbunga-bunga sekali. Bisa kembali menghirup udara di tanah airnya.Namun melihat mereka hanya bertiga, Nayra jadi merasa ada yang kurang.“Nenekmu juga akan datang kalau kau lahiran,” tukas Farah yang paham raut resah dari wajah Nayra.Sebenarnya Renata tidak setuju mereka balik ke Indonesia. Dia tidak suka cucunya itu mendapat masalah di sana. Tapi dia tak berdaya dengan keinginan Nayra.Hanya saja Renata memutuskan tetap di Edinburgh, agar Nayra tak segan kembali ke tempat ini untuk alasan menengoknya. Mobil jemputan sudah berada di bandra begitu mereka datang. Mereka tak menunda untuk pulang ke rumah keluarga. Kedatangan mereka di sambut beberapa pelayan. Makanan pun sudah siap di meja dengan aneka menu.Ini semua request Nayra. Dia tidak berselera makan di Edinburgh karena kangen masakan ala Indonesia.“Ayo, makan dulu, Ma!” Nayra mengajak Farah.“Ayo!” Alana langsung menyahut saat is

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   178.

    “Aku bisa memakainya sendiri!”Nayra merebut kimono yang di bentangkan Ananda saat ingin membantu memakaikannya.Dengan gerakan cepat dan canggung Nayra segera membalut tubuhnya dengan kimono itu.Sementara Ananda memperhatikan itu dengan wajah tenangnya. Seolah apa yang dilakukannya bukan sesuatu hal yang berlebihan.“Aku besok sudah balik ke Oxford lagi. Penelitianku sudah selesai. Tadi Tante Farah bilang kau di kamar. Jadi aku mau pamit, Nay,” ujar Ananda pada Nayra.“Iya, Dok. Terima kasih banyak selama ini sudah menyempatkan waktu untuk menemaniku dan mengingatkan tentang kesehatanku.” Nayra masih dengan sopan menyampaikan terima kasihnya pada Ananda, walau sempat ada rasa tidak berkenan barusan.“Haha, aku tidak menghitung tentang itu. Kau tidak lupa kan? Aku ini dokter, Nay. Peduli dan perhatian untuk kesehatan siapapun sudah menjadi prinsipku. Dan satu lagi... maaf, jangan perhitungan soal aku yang langsung masuk ke kamarmu, ya? Aku sering melihat pasien wanita membuka seluruh

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   177.

    Nayra tahu alasan itu. Tapi hanya merasa aneh saja. Dia juga ingat Devran tidak lagi memanggilnya dengan kata-kata mesra.“Mas Devran kenapa tidak lagi memanggilku sayang? Apa sudah tidak sayang lagi?” “Astaga, hanya panggilan, Nay.”“Apa panggilan sayangnya sudah pindah ke wanita lain?”“Enggak, Sayangku. Ayo, tidur. Ini sudah malam!” Devran baru sadar malah bicara kemana-mana. Padahal niatnya tadi memarahi Nayra karena selarut ini belum tidur.“Aku sudah tidur siang tadi, jadi sekarang malah enggak bisa tidur.”“Sekarang coba tidur, ya?”“Bentar, Sayang. Mas Devran belum cerita keadaan Mama Tamara.” “Dia sudah membaik, kok. Hanya belum bisa beranjak dari tempat tidur saja. Nunggu pulih perlahan.”“Oh, syukurlah, Mas.” Nayra ikut senang.Walau wanita itu selalu membencinya, Nayra tidak serta merta membencinya balik. Bagaimanapun wanita itu adalah ibu dari pria yang dicintainya, juga nenek dari buah hati mereka.“Oh, ya, Mas. Nanti kalau mama dan Papa Alana sudah balik dari Ams

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   176.

    Melihat pesan-pesan Nayra yang menyampaikan hasil pemeriksaan kandungannya itu, Devran sebenarnya sangat bersyukur.Sampai berkali-kali Devran membaca hasil screenshotan pemeriksaan itu. Di sana menyatakan tidak ada sesuatu yang serius dengan kondisi buah hatinya.Tidak ada deteksi sindrom down, cacat fisik, atau hal-hal yang ditakutkan lainnya mengingat anak itu adalah hasil hubungan sesama saudara—seperti yang selalu ditakutkan banyak orang.Hingga dia menjadi semakin bersemangat untuk terus mengusahakan agar bisa mengetahui adakah hal yang sebenarnya disembunyikan oleh orang tuanya? Setidaknya hasil pemeriksaan kandungan Nayra itu sedikit membuatnya curiga, mungkin saja tes DNA itu salah. Meski kondisi seperti ini bisa jadi hanya sebuah kebetulan saja. Bukan bermaksud mengingkari hasil tes DNA yang menyatakan dirirnya positif anak Alana, tapi hanya ingin memastikan dari dua sisi. Apalagi, Ananda ikut andil dalam tes DNA itu.Sebenarnya, hanya Devran yang tau selicik apa seora

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   175.

    Melihat Renata membawa nampan dengan susu di atasnya, Nayra sampai tidak enak.“Astaga, Nek. Kenapa repot-repot?” Nayra langsung mengambil nampan itu. tidak sopan sekali sampai membuat neneknya yang apapun selalu dilayani, kini malah melayaninya.“Tidak apa. Nenek tadi tanya sama pelayan rumah, katanya kau belum meminum susumu. Jadi nenek buatkan lagi dan ingin memastikan kau meminumnya.”“Duduk, Nek. Nenek juga kan harus banyak istirahat. Ini sudah malam, lho.” Sembari membawa nampan, Nayra menuntun Renata duduk di sofa kamarnya.“Di minum, Nay. Biar cicit nenek sehat. Mamanya juga sehat.” Renata masih mendesak.Tidak mau membuat wanita itu menunggu, Nayra pun meminum susu di gelas itu hingga hampir habis. “Terima kasih, Nek.” “Sama-sama, Sayang. Nenek senang dengar kabar kalau bayimu baik-baik saja. sudah berapa bulan sekarang, Nay?”“Empat bulan, Nek.”“Ya Allah, jadi tak sabar pengen dengar jeritan cicit nenek. Mudah-mudahan nenek punya umur panjang bisa melihat cicit nenek di du

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status