Share

46. Dijemput

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-02-25 18:46:57

“Siapa yang mengundangmu di sini?”

Tamara melototi pria yang berwajah sangat kesal itu. Tangannya masih mengepal dan sorot matanya tajam seperti sudah siap menghajar orang.

Kalau dia tidak datang tepat waktu, mungkin Damayanti sudah dipukuli pria ini.

Padahal ini adalah gladi bersih persiapan acara untuk New York Fashion Week yang besok sudah harus ditampilkan. Tiba-tiba saja pria ini hendak merusak semuanya? Tamara tidak akan membiarkannya.

“Jangan ikut campur! Ini urusan rumah tanggaku dengan Damayanti!” pria itu melotot pada Tamara.

Dia tahu siapa Tamara tapi tidak peduli. Hatinya panas karena sang istri malah terlihat balik dekat dengan keluarga mantan kekasihnya dulu, di saat berita perceraian mereka merebak di permukaan.

“Ini jadi urusanku karena Damayanti sudah aku kontrak untuk acara besok. Kalau dia sampai lecet sedikit saja, aku pastikan kau akan menyesal!”

Tamara tidak takut dengan pria yang tampak bengis itu. Ada bodyguard yang siap membelanya dan kini orang-orang itu su
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   47. Menemui Nenek

    Mobil berhenti di sebuah rumah yang besar dan mewah. Nayra sudah diberitahu Devran kalau dia menunggunya di rumah ini.Tapi dia sebal, kenapa mendadak sekali mengatakannya. Apalagi dia baru pulang dari kampus. Pasti sudah tidak segar lagi dan kusam. Bagaimana nanti kalau keluarga Devran menilainya buruk? Mau memeriksa penampilannya sebentar saja pun sepertinya tidak bisa. Rio sudah membuka pintu mobil untuknya.“Pak Devran sudah menunggu di dalam, Nona?” ujar pria itu dengan sopan.“Terima kasih,” ucap Nayra beranjak keluar.Di halaman, Devran sudah berjalan menyambutnya. Nayra mencebik menerima sambutan itu.“Mas mau mempermalukanku?” tukasnya mencubit lengan Devran saat masuk ke dalam.“Kenapa aku mempermalukanmu?”“Kasih tahu lebih dulu kek kalau kita ke rumah keluarga, Mas. Aku jadi ada persiapan.”“Persiapan apa?”“Aku jelek, Mas. Kusam dan berkeringat sejak tadi ngampus.”“Kau kan memang jelek!” Devran malah menggodanya.“Mas?!” Nayra ngambek. Ini bukan saat untuk bercanda.

    Last Updated : 2025-02-25
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   48. Adik Perempuan Devran

    “Malam ini ajaklah menginap di rumah ini.” Renata meminta pertimbangan sang cucu.“Kalau Nayra tidak keberatan, aku juga tidak akan menolak.” Devran mengembalikan keputusan di tangan Nayra.Nayra tentu akan segan menolak. Tapi baiklah, untuk menghormati nenek Devran, dia akan menginap di rumah ini. hatinya sudah menghangat karena sikap Renata yang menerimanya dengan tangan terbuka.“Kalau begitu biarkan Nayra beristirahat dulu. Dia pasti capek karena seharian harus kuliah.” Renata masih memikirkan kebaikan Nayra.“Oh, tidak apa kok, Nek. Nayra bisa temani nenek kalau nenek masih mengobrol.”“Nenek juga harus istirahat, Nay. Jangan keterusan di ajak mengobrol?” Devran menyahut.“Oh. Baiklah. Nenek silahkan istirahat. Nayra keluar dulu.” Nayra membungkuk memberi hormat pada Renata kemudian berlalu keluar bersama Devran. Di luar, seorang pelayan sudah menghampiri mereka, “Mas, apa kami perlu menyiapkan kamar untuk Mbak Nayra.”“Tidak perlu. Nayra akan tidur sekamar denganku!”Pelayan it

    Last Updated : 2025-02-25
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   49. Barang Wanita di Kamar Devran

    Jepit rambut dan kutek yang ada di laci Devran pasti barang wanita itu.Nayra tampak terusik sepanjang makan malam mereka berdua. Dia hanya memainkan sendok dan garpunya sementara Devran yang juga sedang makan malah sambil sibuk memeriksa ponselnya.Bagaimana Nayra mau mengungkit dan menanyakan perihal barang-barang itu?Apakah kalau dia bertanya tidak membuat Devran marah padanya?Ya Tuhan. Bahkan sudah berkali-kali memberikan hak pria ini atas tubuhnya, Nayra masih juga merasa bahwa dirinya bukan siapa-siapa yang pantas untuk menanyakan hal sensitif ini.Hatinya semakin gelisah.“Ehem!” Devran berdehem melihat Nayra hanya melamun.Gadis itu tersentak. "Ya, Mas?"“Ada apa?”Nayra menatap Devran yang bertanya itu. Ini adalah kesempatannya untuk membahasnya. Saya

    Last Updated : 2025-02-26
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   50. Barang Wanita di Kamar Devran(2)

    “Hubungan mereka bahkan masih tampak baik-baik saja.“Nayra sampai mengira-ngira sebenarnya bagaimana hubungan mereka selama ini? Dua wanita itu masih tampak akrab meski pernah ada hal yang berakhir setahun yang lalu. “Oh, apa aku yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi?”Nayra kembali bingung. Kalau benar demikian, artinya orang-orang itu benar-benar baik dan dewasa. Tidak lagi memikirkan tentang masa lalu dan tetap menjalin silaturrahmi.Sepanjang waktu itu dia malah sibuk bermonolog dengan diirnya sendiri.Mungkin selepas Devran datang dia akan sedikit membahasnya.Tapi, apa Devran malam ini pulang ke apartemen?Nayra pun menghubunginya dan bertanya apa malam ini dia pulang?[Mas tidak pulang?] Nayra menulis pesan karena ponsel Devran tidak bisa dihubungi.Tidak lama Devran sudah membalas, [Ini di jalan]Oh. Devran sudah di jalan?Nayra langsung mengemasi tugasnya dan menyingkirkannya. Merapikan meja dan sofa lalu membuka lemari es untuk memeriksa stok makanan. Agar kalau ti

    Last Updated : 2025-02-26
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   51. Barang Wanita di Kamar Devran(3)

    “Terus kenapa kamu sedih? Barang itu tidak menunjukan apapun.”Nayra bertambah sedih mendengar ketidakpedulian Devran pada perasaannya. Apa iya ada barang perempuan di kamar seorang pria juga foto mesra itu tidak menunjukkan apapun?“Tapi...” Baru saja Nayra masih ingin membahasnya ada panggilan di ponsel Devran.Pria itu menyempatkan mengangkat panggilannya dulu.“Ya? Apa ada hal serius?” Nada suara Devran tampak cemas. Karenanya Nayra ikut mendengarkan serius.“Oh, baiklah kalau tidak ada apa-apa. Nanti kami akan ke sana.” Devran sudah tampak lega saat menutup panggilan itu.“Ada apa, Mas?” Nayra yang kini jadi penasaran.“Nenek bilang pengen ngobrol sama kamu. Dia kangen sama kamu.”“Oh, kangen?” Nayra bahkan tidak percaya dikangenin Renata. Tapi walau begitu, dia sudah semangat saja untuk ke rumah keluarga tidak mau membuat Renata menunggunya. “Ayo Mas kita ke sana!”Ini sudah di perjalanan menuju rumah keluarga Devran, dan dia sudah melupakan apa yang tadinya ingin ditanyakan

    Last Updated : 2025-02-26
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   52. Pertemuan Yang Canggung

    “Oh, Maaf-maaf!”Nayra sungguh terkejut ketika berbalik badan dengan sedikit tergesa dia menabrak seseorang hingga menumpahkan minuman di gelas yang dipegangnya.Naasnya, minuman itu tumpah mengenai seseorang itu. Yang kini menatapnya dengan sangat tidak terima.“Saya terburu karena harus mengambil teh untuk nenek. Mohon maaf!” Nayra sekali lagi menunduk di depan wajah yang tak ramah itu.Itu—Tamara. Dia baru datang dan sudah mendapat sambutan seperti ini. Tentu saja emosinya terpancing.“Siapa kamu?!”Tamara menatap tajam gadis yang meringsut itu. Dia belum pernah melihatnya sebelum ini.Apa dia pelayan baru? Atau bisa jadi perawat mertuanya itu.Kalau benar begitu, gadis itu harus dihukum karena mengotori bajunya dengan teh.“S-saya...”Byurrr!Belum sempat Nayra menjelaskan siapa dirinya, Tamara yang kesal dan lelah langsung mengambil cangkir di tangan Nayra dan menyiramkan padanya.“Auh!!!” Nayra terkejut. Teh itu masih lumayan panas. Tamara menyiramkannya di lehernya.“Itu pantas

    Last Updated : 2025-02-27
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   53. Pertemuan Yang Canggung(2)

    “Sialan anak itu!” Tamara menggerutu sepanjang jalan teringat betapa malunya dia di depan beberapa pelayan dan diusir oleh Renata.Tamara sungguh sakit hati. Pada mertuanya itu yang tidak pernah bisa melihat dirinya sebagai seorang menantu di keluarganya. Dia bahkan memilih gadis itu dari pada dirinya.Padahal, Tamara juga sepanjang hari memikirkan keluarga ini. Memikirkan perusahaan keluarga mereka. Juga memikirkan kebaikan putra dan cucu wanita itu. Tapi beginikah balasannya?“Ini gara-gara gadis itu!” Lagi Tamara mengumpati Nayra. Benar-benar tidak terima diperlakukan begini. Dan saat persiapan menjelang konfrensi pers itu, Devran menghubunginya. Tamara tahu putranya itu pasti akan membahas tentang kejadian tadi pagi. Karenanya dia tidak mengangkatnya dulu. Takut suasana hatinya rusak dan konfrensi pers berantakan.[Ma, kenapa bersikap begitu pada Nayra?]Tidak diangkat panggilannya, Devran mengirim pesan padanya.Tamara membiarkannya saja. Dia hanya menghela panjang untuk menaha

    Last Updated : 2025-02-27
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   54. Pertemuan Yang Canggung(3)

    “Damay?” Tamara menyapa balik.Ketika wanita cantik itu melangkah mencium pipi Tamara, Nayra hanya bisa terdiam menyaksikan hubungan Tamara dan Damayanti yang masih sangat akrab itu.“Apa kabar, Dev?” Damayanti kemudian beralih pada Devran dan tersenyum menyapanya.Nayra diam-diam memperhatikan keduanya yang saling beradu pandang. Meski Devran tampak biasa, tapi dalam hati Nayra merasa mereka masih ada sesuatu.Seperti yang diketahui Nayra, Devran selalu begitu orangnya. Tampak cuek di permukaan tapi sebenarnya tidak begitu adanya.Ada sedikit cemburu terlintas yang berusaha ditepis oleh perasaan Nayra dengan cepat. Mereka hanya bertemu dan tidak melakukan hal apapun. Apa salahnya dan mengapa dia harus cemburu?“Baik. Ini Nayra. Istriku!” Devran merangkul Nayra dan mengenalkannya pada Damayanti.Untuk pertama kalinya, Nayra dan Damayanti saling berjabatan tangan. Nayra tampak canggung mencoba membalas senyum wanita itu.Meski begitu tentang foto dan barang-barang wanita di kamar Devra

    Last Updated : 2025-02-27

Latest chapter

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   207.

    “Nayra?”Terdengar suara memanggil-manggil Nayra.Itu memang suara Devran.Nayra harusnya bahagia, sejak tadi dia berharap Devran cepat datang. Tapi kehadiran Devran di detik dia bisa membujuk Ananda dengan baik jadi merusak suasana lagi dan membuat pria ini kembali kalut. Sialnya, Ananda malah menyobek plastik kapsul itu dan mengeluarkannya.“Dokter?!”“Buka mulutmu!” Ananda menyodorkan kapsul itu pada mulut Nayra.Reflek Nayra menutup mulutnya dengan kedua tangannya rapat.“Jangan cemas, aku juga akan memasukannya kedalam mulutku setelah memastikanmu tertidur dengan tenang.”“Uhmmm!” Nayra menggelang-gelengkan kepala tidak mau. Dia sungguh takut.“Buka mulutmu!” bentak Ananda yang kini malah menjambak Nayra.Mungkin bentakan itu terdengar sampai luar, hingga pintu kamar itu didobrak.Terlihat Devran yang langsung berlari hendak menyerang Ananda namun tertahan karena pria itu mengancam Nayra.“Coba saja kau mendekat!” Ananda memecah vas dan mengarahkannya pada leher Nayra yang keta

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   206.

    Ananda tetap melajukan mobilnya ke arah puncak. Mereka menginap di sebuah vila. Ketika Ananda hendak memesan makanan, Nayra langsung menarik tasnya dan bergegas mengambil ponsel untuk menghubungi Devran.Sayangnya, dia tidak menemukan ponselnya. Nayra tidak ingat apakah menjatuhkan ponselnya di suatu tempat.Atau jangan-jangan...“Kau mencari ponselmu?” Ananda masuk dan mengetahui keresahan Nayra.“Dokter, aku...”“Kau mau menghubungi Devran? Kau bilang tidak akan menghubunginya lagi tadi. Apa kau lupa?!” Ananda kembali bersikap aneh.Nayra yang tadi masih mencoba bersikap tenang kini mulai tak tahan.“Apa kau lupa aku juga punya mama yang pasti saat ini mencemaskanku. Kenapa kau seegois ini!” Nayra malah berteriak balik pada Ananda.Mata pria itu melebar mendengar gadis yang lemah lembut itu pada akhirnya berteriak padanya. Membuat Nayra jadi serba salah.Tapi biarlah. Pria ini juga harus mendengarnya.“Aku juga sebentar lagi akan menjadi seorang mama. Pasti akan sangat sedih menge

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   205.

    “Brengsek suamimu itu, Nay! Kau bukalah matamu dan lihat seberapa brengsek dia. Bodoh kamu!” Ananda mengumpat sembari sesekali memukul setir yang dipegangnya.Nayra hanya terdiam. Seorang Ananda yang santun dan selalu bersikap elegan, nyatanya bisa juga mencecarnya dengan sedikit kasar.Dia sudah bisa menilai karakter pria ini sejak saat para perampok itu mencegat. Sekarang melirik Ananda yang terus mengumpati keburukan suaminya, dia hanya diam saja. Takut malah akan membuat kondisi mental Ananda lebih buruk.Dia ingat, kakak kelas SMA-nya dulu yang nekat meminum racun serangga hanya karena gagal dalam seleksi SPMB dan dinyatakan tidak lolos sementara teman-temannya yang lain yang bahkan sama sekali tidak pernah mendapat peringkat di kelas selama SMA, justru lolos begitu saja.Merasa malu dan kecewa habis, nekat dia hendak mengakhiri hidupnya. Untungnya masih tertolong.Bisa jadi, Ananda tipikal yang seperti itu. Selama hidupnya dikelilingi keberuntungan, dipuja-puja secara fisik da

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   204.

    Nayra sudah diantar pulang oleh Yas karena Devran harus bicara dengan Ananda.Sungguh kesal kalau pria ini selalu mengganggu kebersamaannya dengan Nayra. Tapi, lebih baik diselesaikan dengan segera.Devran ingin setelah ini Nayra menjalani masa-masa kehamilannya dengan nyaman tanpa ada gangguan lagi.“Ada apa, bro?” Devran dengan santai menanyai pria yang masih tampak gusar itu.“Urusan tes DNA itu valid atau tidak bukanlah tanggung jawabku. Kau tidak bisa menjadikan ini sebagai sebuah alasan untuk menyingkirkanku dari dunia yang selama ini kutekuni!” Ananda berteriak marah tahu bahwa Devranlahh yang mengadukannya ke dewan kedokteran.Dia tentu tidak mau begitu saja menjadi konyol begini. Bahkan kuliahnya yang mengambil sub-spesialis sudah selesai tinggal menunggu lulus, malah gelar dokternya terancam dicopot. Ananda tidak akan terima hal itu.“Jangan mengelak lagi, kau pasti mensabotasenya.”“Apa? Apa buktinya? Hah!” Ananda berang.Devran jadi ikutan terpancing. Dia bahkan menendang

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   203.

    “Ikut aku, Nay!” Devran menarik lengan Nayra. Padahal masih ada Ludwig dan Farah di sana.“Mas?” Nayra hendak protes walau dia tidak berdaya hanya bisa mengikuti Devran.“Sudah jangan bawel!” Devran langsung meminta Nayra masuk mobil yang diparkirnya tak jauh dari tempat itu lalu segera dilajukannya pergi.Sedangkan di sana, Ludwig dan Farah hanya menatap tanpa bisa menahan seorang Devran.“Maaf, kalau sikap Devran seperti itu.” Ludwig sampai meminta maaf pada Farah.Setahunya Devran pria yang dingin dan sedikit kasar, bahkan pada mamanya sendiri. Tidak berlebihan kalau dia sampai berpikir Devran juga seperti itu ke semua orang. “Ah, Devran memang kelihatannya dingin. Tapi aku tahu kok, dia baik.” Farah menyampaikannya, sekedar mengoreksi pemikiran Ludwig.“Oh, maaf, aku tidak banyak tahu tentang dia.”Farah melirik pria itu dan baru menyadari bahwa Ludwig tampak sedih melihat sikap putranya yang tidak pernah mau sekedar duduk menikmati kopi bersama. Farah jadi kasihan.“Jangan m

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   202.

    Ananda anak pintar dan kutu buku sejak kecil. Dia selalu mendapat prestasi di sekolah karena memang dia tipikal anak yang tidak mau terlihat buruk.Pernah ada anak baru yang lebih menonjol mengalahkan Ananda, hal itu saja sudah membuat anak itu mengurung diri sepanjang waktu di kamarnya.“Bujuklah Ananda agar mau makan. Kasihan sepupumu, Dev!” Rosa waktu itu meminta Devran membantunya.Dengan sedikit usaha, Devran bisa masuk dari jendela, Ananda malah melemparinya dengan benda-benda yang ada di dekatnya.“Keluar! Kalau aku bilang tidak mau makan bukan urusanmu!” Ananda meneriaki Devran.“Ayolah, bro. Itu hanya tentang nilai. Kau bisa mengejarnya lain waktu.” Devran menghibur sepupunya.“Kau tak tahu apa-apa, Dev! Kau tak tahu rasanya belajar sampai tengah malam dan begitu keesokan harinya kau ujian, CBT komputermu tak berjalan. Waktu habis dan aku tertinggal. Enak saja mereka bilang aku tidak bisa mengulang ujian itu hanya karena tidak ada jadwa ujian susulan. Lebih enak lagi, anak

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   201.

    Perasaan Nayra sepagi ini sudah terasa manis. Nenek Renata menelpon dan bermimpi bahwa anak yang dikandung Nayra berjenis kelamin perempuan. Nayra suka sekali anak perempuan.Nanti kalau memang anak perempuan yang dilahirkannya, dia sudah tidak sabar menguncir rambutnya, membuatkannya baju rajut yang cantik, juga menghias kuku-kukunya.Mudah-mudahan mimpi Nenek Renata bisa terwujud.“Jangan terus tersenyum begitu, aku memang pandai memuaskanmu, tapi tak perlu juga mendeklarasikannya dengan senyuman sepanjang hari,” tukas Devran sembari memakai kemejanya. Dia harus segera berangkat kerja. Ada banyak agenda hari ini.Mendengar Devran mengatakan demikian Nayra langsung melototinya. “Besar kepala sekali Anda? Siapa juga yang senyum-senyum untuk Anda?”“Oh. Bukan senyum-senyum untukku? Atau senyum itu untuk....”“Jangan mulai deh, Mas. Mau kita bertengkar lagi sepagi ini?” Nayra mengingatkan.Jadi malah terbalik begini. Biasanya dialah yang suka memulai sebuah pertengkaran.“Emang kau piki

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   200.

    “Ouuuh, Mas!” Nayra sampai terlihat tak berdaya. Menggapai-gapai sesuatu di sekitarnya sekedar untuk diremasnya sebagi buncahan rasa itu.“Mas???” jeritnya tapi dia begitu menikmatinya.Peluh dikeningnya bercucuran dan tubuhnya benar-benar bergetar. Entah bagaiamana bisa pria itu tanpa memasukinya dengan sebagaimana mestinya, sudah membuat Nayra gelonjotan seperti ini.Nayra bahkan sudah mencambaki rambut kepala yang menyerusuk di sela kedua kakinya itu, namun Devran tak berhenti. Dia juga mau Nayra merasakan sensasi yang sama saat barusan tadi dirinya terpuaskan.“Sudah, Mas. Jangan heboh-heboh...”Devran baru mengurangi usahanya itu saat teringat istrinya sedang hamil dan tak boleh terlalu heboh. Takut mengusik janin yang anteng di dalam sana.Keduanya kembali terkulai di atas ranjang itu sambil saling memeluk dan tak rela terpisahkan.Devran juga tak mau Nayra sampai kelaparan, jadinya sembari menunggu Nayra selesai mandi, Devran memesankan makanan untuknya.Selesai memesan, dia

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   199.

    Devran sudah lama tidak memukuli orang. Sekarang mumpung ada mangsa dan juga suasana hatinya yang mendukung adrenalinnya naik, Devran tampak kesetanan menghajar tiga cecunguk itu satu persatu sampai mereka ampun-ampun dan mencium sepatu Devran.“Ampun, bos, ampun! Kita cuma cari sesuap nasi untuk anak istri kita!” salah satu pria yang sudah babak belur memohon-mohon.“Kembalikan barang istriku!” Devran merebut tas dan jam tangan Nayra.Tidak sulit membelikan lagi Nayra barang-barang mahal untuknya. Tapi tindakan mencuri atau merampok tentu tidak bisa dibenarkan dan dibiarkan begitu saja.Tapi, kali ini Devran bermurah hati. Dia tidak berlanjut mempolisikan mereka. “Pergi sebelum aku berubah pikiran!” ketusnya pada mereka.Sedikit tergesa sembari menyeret teman yang pingsan mereka pun langsung masuk ke dalam mobil dan meluncur menghilang.Saat itu Devran berbalik dan melihat Nayra berlari kecil untuk melihat Devran. Namun Ananda masih mempengaruhi Nayra.“Devran tidak kenapa-kenap

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status