All Chapters of Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris: Chapter 31 - Chapter 40

181 Chapters

30. Wanita Lain(2)

“Tapi, aku memberinya saran agar melakukannya setelah mengenalkan Mbak Nayra ke keluarganya. Tidak mungkin keluarga Alana tidak mengadakan pesta pernikahan putra tunggalnya itu. Makanya, sekarang anggap saja pacaran dulu. Pacaran tapi sudah halal.”Musa terkekeh menyampaikan hal itu. sayangnya Nayra malah tampak gelisah dan gugup. Nayra hanya gugup mendengar kata keluarga. Terbayang, bagaimana kalau mereka tidak menyukainya?Ah. Kenapa belum apa-apa dia sudah berpikir yang jauh.“Tapi...”Nayra teringat kembali tentang kejadian di ruangan Devran tadi. Maunya meminta penjelasan tentang hal itu pada Musa yang katanya mengenal betul Devran.Namun, tidak jadi karena melihat Devran sudah berjalan mendekati mereka. “Eh, Mas Devran sudah selesai kerjanya?” Musa menoleh ke arah Devran yang baru datang.“Ya, Om. Ayo, Nay. Ikut aku!” Devran langsung menarik lengan Nayra mengikutinya keluar.Musa melihat mereka sembari tersenyum kecil dan geleng-geleng.Ada rasa sumringah sebenarnya yang mu
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

31. Wanita Lain(3)

“Emmmm, asin sekali....” Nayra langsung bangkit dan berlari ke wastafel untuk memuntahkan makanan yang sudah dimasukkan ke mulutnya. Begitu mendongak dia melihat Devran dari cermin di depannya. Sudah berdiri di belakangnya dengan tatapan tajamnya. “Kalau lidahmu saja keasinan, menurutmu bagaimana lidahku?” “I-iya, maaf. Aku masakin lagi, deh!” Nayra membalikan tubuhnya menghadap Devran. Menampakan rasa bersalahnya. Sebenarnya bukan rasa bersalah, tapi lebih ke rasa takut diapa-apain pria ini. “Enak saja minta maaf. Semua ada kompensasinya.” “Kompensasi?” Nayra bingung. Melihat Devran yang berjalan semakin mendekatinya dia sudah bersiap menahan dada pria itu dengan kedua tangannya. “Stop mau apa?” Nayra tidak suka kembali dicumbu pria ini. Dia sudah bermesraan dengan wanita lain di kantor tadi. Apa belum cukup? Jangan-jangan pria ini maniak seks. Nayra jadi takut. Apalagi sebenarnya Devran adalah putra pemilik perusahaan besar. Mereka pasti kaya raya dan sangat berkuasa. Bias
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

32. Memenuhi Keinginan Suami

“Mas, ini ponsel?”Nayra keluar sembari menenteng ponsel yang sudah langsung bisa diaktifkan itu.Padahal, kemarin-kemarin dia sudah menolak kala Devran mengatakan akan membelikannya ponsel.Nayra merasa tidak butuh benda itu saat ini. Tidak ada juga yang akan dia hubungi.Dia mengalami krisis kepercayaan hubungan dengan orang lain pasca papanya meninggal dan diisukan terjerat kasus korupsi.“Bukan. Itu bola!” jawab Devran kesal.Mana ada gadis sebesar dia masih tidak tahu itu apa? Kenapa masih juga bertanya?“Mas Devran, ah. Kan sudah aku bilang, gak perlu juga beliin ponsel. Buat hubungi siapa juga?”“Buat aku bisa hubungi kamu. Jaman apa sih kamu enggak mau pakai ponsel?” Devran tak mengerti dengan gadis ingusan ini. Masih juga menolak untuk pegang ponsel. Padahal dia juga tentu butuh menghubunginya sewaktu-waktu kalau ada sesuatu.Seperti waktu itu ketika Nayra tiba-tiba menghilang, kalau ada ponsel kan Devran bisa melacak keberadaannya dan bisa menghubunginya. ”Ya udah, deh,
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

33. Memenuhi Keinginan Suami(2)

Padahal mereka sudah setiap hari melakukan pemanasan, tapi kenapa Nayra masih tegang begini?Mungkin faktor ketidak siapan sementara gadis itu tidak punya keberanian menolaknya, yang membuatnya merasakan demikian.Bahkan sudah sejak tadi berulang kali mencuci tangannya di wastafel tapi belum juga beranjak.“Nay?” panggilan Devran dari luar pintu kamar mandi.“I-iya, Mas. Sebentar!” teriak balik Nayra.Dia tadi beralasan mau mandi dulu biar tubuhnya tidak lengket. Sekarang Pria itu sudah berteriak menunggunya. Pasti merasa Nayra kelamaan.Nayra menghela napas panjang lalu memantapkan tekadnya untuk melangkah keluar.Melihat gadis itu keluar kamar mandi hanya melilitkan kain pantai di tubuhnya, Devran yang sudah menyiapkan dirinya dalam kondisi optimal, kini meneguk salivanya.Nayra cantik sekali. Ibarat buah, Nayra sedang ranum-ranumnya. Tubuhnya bugar dan berisi di proporsi yang pas. Kulitnya putih, kencang dan terawat dengan baik.Dan yang pasti, Devran tidak pernah memahami mengapa
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

34. Memenuhi Keinginan Suami(3)

“Om mau ngurus apa? Kok ada namaku?” Nayra langsung menanyakan hal itu pada Musa.“Ah, itu Mbak. Perkara Ibu dan saudara tiri, Mbak. Mereka sekarang kan harus menjalani sidang di pengadilan.”“Oh?” Nayra baru tahu kalau dua wanita itu benar-benar harus menghadapi jalur hukum saat ini. “Lalu bagaimana, Om?” Nayra jadi penasaran.“Tenang saja, Mbak. Mas Devran akan mengurus semuanya. Nanti kalau sudah selesai akan saya kasih tahu kok keputusannya. Termasuk tentang rumah dan beberapa aset keluarga mbak yang diakui wanita itu.”Nayra jadi resah membahas lagi tentang dua wanita itu. Sekarang dia sudah hidup tenang. Dia tidak ingin apapun lagi.Kalau pun dua wanita itu mau menguasai harta keluarganya, biar saja mereka ambil.Nayra cemas, suatu saat mereka masih akan tetap mengusiknya kalau harta itu diambilnya.“Kalau mereka mau menguasai, biar mereka ambil saja, Om. Saya tidak masalah kok. Dari pada malah tidak kelar-kelar urusan saya dengan mereka.”Musa yang mendengarnya mengherankan ba
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

35. Harus Balik ke Jakarta

“Kesehatan Nyonya Renata mulai menurun, jadi tuan membawanya ke rumah.” Musa menceritakan tentang kabar keluarga di Jakarta pada Devran.“Nenek sakit?” Devran terkejut. Sudah lama juga dia tidak mengunjungi neneknya yang memilih tinggal di Edinburgh karena makam sang kakek juga ada di kota itu. “Benar, Mas. Nyonya Tamara juga sudah menanyakan padaku tentang pekerjaan Mas di sini. Sudah saya sampaikan akan segera selesai.”Devran menghela napas. Padahal beberapa waktu yang lalu dia sudah mulai jemu tinggal di kota kecil ini. Jauh dari bandara dan juga mall besar. Sudah pengen kelarin proyeknya saja dan balik ke Jakarta lagi.Tapi, entah mengapa sekarang perasaannya berat sekali harus balik ke kota yang setahun lalu sudah menjadi saksi berakhirnya kisah cintanya itu.“Kenapa, Mas?” Musa bertanya karena melihat wajah gelisah sang tuan muda.“Tidak apa, Om.” Devran tak mengakui apapun.“Bukankah sebelum ini Mas sering protes ingin segera balik ke Jakarta?” Mussa mengingatkan. Dia pas
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

36. Harus Balik ke Jakarta(2)

Pangilan itu tidak berhenti. Tidak mungkin juga Nayra merijeknya atau malah mengangkatnya. Biar nanti Devran saja yang melakukannya. Karenanya dia melangkah ke kamar untuk memberi tahu Devran. “Mas ada telpon?” ujar Nayra pada Devran yang sedang memakai kausnya seusai membersihkan diri.“Mana?” tanyanya yang tak melihat Nayra membawa ponselnya.“Oh, aku akan ambilkan.”Baru Nayra kembali keluar untu mengambil ponsel Devran. Dengan cepat balik lagi ke kamar.Melihat layar yang menampangkan nama mamanya, Devran melirik Nayra yang masih di tempat. “Aku angkat panggilan, dulu,” tukas Devran.Nayra hanya mengangguk namun tak beranjak.“Aku harus angkat panggilan dulu, Nay. Keluarlah dulu!” Devran kembali mengingatkan Nayra. Membuat gadis itu tersentak. “Oh. Iya, Mas. Maaf!”Nayra baru menyadari Devran belum mau dia mengetahui banyak hal tentang urusannya. Padahal tadinya dia juga ingin sedikit tahu tentang keluarga pria itu dari obrolannya dengan sang mama.“Oh. Apa aku terlalu ke
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

37. Harus Balik ke Jakarta(3)

Nayra tak mengerti. Dicium pria ini begini saja sudah menghilangkan perasaan sebalnya.Dia jadi lupa kalau tadi sudah menyepakati tidak mau disentuh Devran. Sekarang malah mengeliat sembari ta berhenti mendesah ah ih uh saja.“Enggak mau?” Devran bertanya seolah meledeknya.“Jangan ssekarang. Baru selesai makan, Mas.” Nayra beralasan.“oke, kau mau jalan-jalan dulu?” Devran menawarkan.“Enggak, Mas. Di rumah saja lihat TV. Musim hujan takut nanti kehujanan.”“Kan naik mobil?” kumat lagi kan lola gadis ini.“Eh, iya. Maksudnya nanti pas keluarnya...”Devran tak mau kembali berdebat dan merusak suasana lagi. Jadi mending menyumpal mulut Nayra dengan bibirnya saja. Nayra jadi terhanyut. Dia bahkan mulai memberikan balasan ciuaman pada Devran. “Nay, sekarang saja, ya? Sudah keras, nih!” bisik Devran.Nayra juga sudah pengen. Karenanya dia tak menolak ketika Devran menggendongnya ke kamar dan melakukan olahraga malam di sana.Maunya tadi Devran menggarap Nayra di dapur atau di sofa
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

38. Ditinggal

‘Aku balik ke Jakarta dulu, Nenekku kritis!’Nayra melihat pesan dari Devran di ponselnya setelah dia bangun dan tidak mendapati pria itu di sampingnya.“Kenapa tidak membangunkanku?” gumam Nayra sedih.Semalam mereka masih begitu mesra dan intim, tiba-tiba paginya ditinggal begitu saja.Kenapa tidak membangunkannya, berpamitan sebagaimana mestinya dan baru balik ke Jakarta?Ada rasa kehilangan yang dirasanya seolah Devran tidak akan balik dan meninggalkannya begitu saja di sini. Nayra di serang rasa takut dan cemas.Dilihatnya lagi waktu pesan itu dikirim, itu dini hari pukul 03.00. Dia mencoba menghubungi Devran. Namun ponselnya tidak aktif. Apa masih di perjalanan?Sepanjang hari dengan pikiran yang tidak tenang, sebuah ketukan pintu terdengar.Deg!Jantungnya berdegup lagi. Kalau tidak ada Devran rasanya dia kembali diserang rasa takut. Bagaimana kalau ada orang-orang yang masih ada hubungan dengan ibu tirinya dan berusaha ingin mengganggunya?“Mbak?” suara itu menggugah Nayra.Na
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

39. Menyusul ke Jakarta

“Om aku ziarah ke makam orang tuaku dulu, ya?” Nayra meminta Musa mengantar ke makam ayah bundanya.Mereka akan berangkat ke Jakarta dengan penerbangan malam ini. Jadi Nayra masih punya waktu untuk sekedar berpamitan di makam kedua orang tuanya.Sayangnya makam mereka tidak satu tempat. Sintiya yang punya kuasa saat itu untuk memberikan mandat agar ayah Nayra tidak dimakamkan di samping makan bundanya. Dengan alasan bahwa itu pesan dari ayahnya sebelum meninggal.Rasanya wanita itu sungguh tamak. Bahkan sudah meninggalpun masih juga membuat ayah dan bundanya terpisah. Padahal, toh dia tidak mencintainya. Hanya mengincar hartanya semata.Mengingat itu hati Nayra tak berhenti sakit hati.Hanya saja Mbok Mun dan Pak Parmin waktu itu menegarkannya agar mau mengikhlaskan saja. Biar proses pemakaman sang ayah berjalan cepat dan sebagaimana mestinya. Tidak terhambat hanya karena perdebatan wanita yang egois itu.Kasihan saja kalau dikematiannya sanga ayah malah tidak tenang jalannya menuju
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more
PREV
123456
...
19
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status