Semua Bab Rahim yang Tergadai: Bab 41 - Bab 50

100 Bab

Bab 41

Keesokan harinya, Ilman menerima panggilan mendadak dari Sagara. Lokasinya jelas, ruang kerja megah di lantai teratas kantor pusat keluarga Sagara. Tanpa menunda waktu, Ilman melangkah mantap ke sana. Ia sudah menduga isi pembicaraan ini, namun hatinya tetap merasa gelisah. Pintu kayu besar itu terbuka, dan ia melihat pria berusia tujuh puluhan itu duduk tenang di kursinya, dengan senyuman dingin seperti seekor elang yang baru saja menangkap mangsanya."Ilman," panggil Sagara, suaranya berat dan tegas. Ia menatap pria muda itu dari balik meja besar. "Duduk."Ilman menuruti, mencoba menyembunyikan tangan yang mengepal di balik meja. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"Sagara mencondongkan tubuhnya ke depan. "Sejauh apa kamu tahu tentang Kalingga? Atau mungkin lebih baik aku tanya langsung ... sejauh apa kamu terlibat dengannya?"Ilman tahu kata-kata ini adalah ujian. "Saya hanya tahu dia tinggal di rumah Pak Cakra. Saya sering membantu karena—"
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

Bab 42

Saat kembali ke kamar, Kalingga duduk di ranjang, menatap perutnya sambil mengelus lembut. Ingatan tentang sentuhan Gala kembali menghantuinya. Gala mungkin bukan pria yang romantis, tetapi setiap sentuhan yang ia berikan selalu meninggalkan jejak.Saat tangan Gala mengusap punggungnya dengan perlahan ketika menenangkannya. Saat pria itu merapikan selimutnya di tengah malam, meski tak mengatakan apa-apa. Dan bagaimana Gala selalu memastikan ia mendapatkan istirahat yang cukup, meski terkadang terdengar seperti perintah yang tak bisa dibantah."Kenapa aku terus memikirkanmu?" bisiknya, menatap kosong ke arah jendela. "Bukankah aku seharusnya melupakanmu?"Namun, meski hatinya berusaha menyangkal, ia tahu Gala telah meninggalkan sesuatu di dalam dirinya. Sesuatu yang tak bisa ia abaikan begitu saja.****Gala mengamati dari balik kemudi, matanya tajam menembus kegelapan. Napasnya berat, dadanya naik turun dengan emosi yang ia tekan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Bab 43

02:15 Dini HariMobil hitam berisi Gala dan Kalingga melaju tanpa henti, menembus jalanan sunyi menuju sebuah tempat yang sudah disiapkan jauh-jauh hari. Bangunan itu berdiri kokoh di tengah lahan luas, tersembunyi dari keramaian kota. Rumah persembunyian yang hanya diketahui segelintir orang kepercayaannya.Begitu mobil berhenti, Gala keluar lebih dulu, lalu membungkuk untuk mengangkat Kalingga ke dalam. Wanita itu masih memberontak, tetapi tak cukup kuat untuk melawan genggaman eratnya."Pak Gala, lepaskan saya! Saya bisa berjalan sendiri." Kalingga meronta, tangannya mendorong dada bidang pria itu.Gala tidak menghiraukan. Dengan langkah tegap, ia melewati lorong rumah itu, lalu membuka pintu kamar yang telah ia persiapkan. Sebuah ruangan luas dengan nuansa hangat, ranjang besar di tengah, dan jendela besar yang menghadap ke kebun belakang.Ia menurunkan Kalingga perlahan di atas ranjang, tapi sebelum wanita itu bisa bangkit, Gala mena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Bab 44

Sementara itu, di kamarnya, Selena memegang perutnya yang terlihat membesar. Wajahnya pucat, dan matanya dipenuhi kebencian. Namun, saat itu juga, ia merasa ada sesuatu yang aneh."Kenapa aku tidak merasakan gerakan bayi ini?" gumamnya. Matanya menyipit, penuh kecurigaan."Suster!" panggilnya lantang, membuat seorang wanita berseragam putih berlari masuk dengan tergesa-gesa."Ada apa, Bu Selena?" tanya suster itu panik."Alat apa ini? Kenapa aku merasa sangat aneh?" bentak Selena, menunjuk perutnya.Suster itu terlihat gugup. "Saya hanya menjalankan tugas untuk menjaga Anda, Bu," jawabnya, berusaha tenang."Tapi alat ini ... apa gunanya?" desak Selena.Belum sempat suster itu menjawab, suara Sagara tiba-tiba terdengar. "Kamu telah gagal, Selena," katanya dingin, melangkah masuk ke kamar rawat khusus di rumahnya untuk Selena. "Bayimu sudah tidak ada. Gala membohongimu selama ini!"Kata-kata Sagara menghantam Sele
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Bab 45

Di sebuah vila tersembunyi di pinggiran kota, Gala baru saja selesai mengganti pakaian ketika ponselnya bergetar di atas meja. Ia meraihnya dengan cepat. Nomor anak buah yang mengikuti papanya. “Tuan Sagara telah membuat kesepakatan dengan Nyonya Selena. Dia ingin memastikan bahwa Nonq Kalingga tidak pernah melahirkan anak itu di bawah nama Anda.” Mata Gala menyipit. “Apa maksudmu?” "Dia akan menggantikan bayi Kalingga dengan bayi lain—dengan cara apa pun!" Darah Gala mendidih. Tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya. Ia tahu ayahnya adalah pria yang kejam dan penuh perhitungan, tetapi ini ... ini sudah di luar batas. Gala tidak menunggu lebih lama. Ia mengambil kunci mobil dan bergegas keluar dari vila, langkahnya penuh amarah. Bayu yang berjaga di luar sempat menatapnya heran. “Tuan, ada apa?” “Jaga Kalingga. Aku akan mengurus sesuatu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Bab 46

Kalingga membuka matanya perlahan. Kepala dan tubuhnya terasa berat, seolah-olah telah tertidur dalam waktu yang lama. Aroma lembab menyengat hidungnya, bercampur dengan bau kayu tua dan debu. Cahaya remang dari lampu kuning menggantung di langit-langit, memberikan bayangan samar di ruangan tempatnya berada.Ia mencoba bergerak, tetapi tangannya terikat di belakang kursi. Napasnya memburu saat kesadaran mulai sepenuhnya kembali.Dimana ini?Jantungnya berdetak lebih cepat. Pikiran pertama yang menyeruak dalam benaknya adalah bayinya."Aku ... ya Allah, lindungi aku dan bayiku dari orang-orangyang berbuat dhalim, ya Allah," bisiknya, suaranya parau. Air matanya menggenang, ketakutan merayapi pikirannya.Sejak awal, hatinya selalu diselimuti kecemasan bahwa ia akan terpisah dari anaknya. Sekarang, ketakutan itu terasa semakin nyata."Ya Allah, hanya Engkau yang bisa menolongku," lirihnya. Ia menggigit bibir, berusaha menenangkan di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

Bab 47

Di sebuah ruangan gelap, dua pria berdiri berhadapan dengan ekspresi tegang. Salah satunya adalah Arga, tangan kanan Sagara yang telah lama mengabdi. Di depannya, seorang anak buahnya baru saja kembali dengan wajah penuh ketegangan."Apa yang kamu temukan?" tanya Arga dengan nada tajam.Anak buahnya menelan ludah sebelum menjawab. "Ini bukan suruhan Tuan Sagara. Bukan juga orang-orang Nona Selena. Tapi ada seseorang yang selama ini kita kira sudah mati."Arga menyipitkan mata. "Siapa?"Anak buahnya menarik napas dalam, lalu mengucapkan satu nama yang membuat Arga merasakan hawa dingin menyelusup ke tulangnya."Tuan Hastanta."Arga terdiam sesaat. Kemudian, matanya membelalak marah. "Jangan main-main!""Gua nggak bercanda, Bang. Gue 'dah cek langsung. Gelagat dan pakaian mereka sama!"Arga menggeram, segera merogoh ponselnya dan menekan nomor Sagara. Setelah beberapa detik, panggilan tersambung."Ada apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

Bab 48

20 TAHUN SILAM Hujan turun deras malam itu, membasahi jalanan yang gelap dan licin di daerah perbukitan. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi, membelah malam dengan cahaya lampunya yang menerangi kabut tebal. Di dalamnya, seorang pria berusia awal 30-an mengemudi dengan gelisah. Di sampingnya, seorang wanita muda memeluk erat seorang bayi kecil yang tertidur pulas di gendongannya. “Mas, kamu yakin tidak ada yang mengikuti kita?” Suara istrinya, Lestari, terdengar penuh kecemasan. Hastanta, pria bertubuh tegap dengan rahang tegas, menggenggam kemudi lebih erat. “Aku tidak tahu, Tari. Tapi aku merasa ada yang tidak beres.” Jantungnya berdebar. Sejak beberapa bulan terakhir, ia dan keluarganya merasa seperti diawasi. Ada banyak kejadian aneh yang membuatnya curiga, tapi ia tidak pernah menyangka bahwa malam ini, firasat buruknya akan menjadi kenyataan. Sagara, adiknya, tidak pernah benar-benar menyayangin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Bab 49

Di ruang ICU, Mita terbaring tanpa nyawa. Monitor jantung yang sebelumnya berbunyi kini hanya menampilkan garis lurus.Sagara berdiri di ujung tempat tidur, menatap wajah istrinya yang kini telah pergi. Tangannya mengepal di sisi tubuh, matanya merah, tapi tak ada air mata yang jatuh.Ia tidak bisa menangis.Sagara tahu, ini semua salahnya.Keputusannya. Keserakahannya.Dulu, ia menganggap dirinya pria yang tak terkalahkan. Seorang pengusaha sukses dengan segalanya—harta, kuasa, dan keluarga yang harmonis di mata publik. Tapi sekarang?Ia kehilangan semuanya.Istri yang ia cintai telah tiada.Anaknya, Gala, kini membencinya.Dan bisnisnya?Hancur.Ponselnya bergetar di dalam sakunya, tapi ia mengabaikannya. Ia tak peduli lagi dengan semua panggilan itu.Namun, tiba-tiba suara gaduh terdengar dari luar ruangan ICU. Beberapa perawat dan dokter terlihat saling berbisik, sementara
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Bab 50

Kalingga duduk di sudut ruangan dengan tatapan kosong. Tangannya mencengkeram perutnya yang mulai terasa nyeri, namun bukan rasa sakit itu yang menguasai pikirannya.Hatinya bergejolak, pikirannya penuh dengan ketakutan.Dia tahu hukum dan syariat Islam. Dia tahu bahwa pernikahan harus sah di hadapan Allah, dengan wali yang benar.Dan sekarang?Kasno bukan ayah kandungnya.Hastanta—pria yang bahkan tidak pernah ia kenal seumur hidupnya—adalah ayahnya yang sebenarnya.Lalu bagaimana dengan pernikahannya dengan Gala?Apakah selama ini dia telah hidup dalam dosa?Pikirannya berputar-putar. Ia ingin meyakinkan dirinya bahwa semua baik-baik saja, tapi setiap kali ia mencoba berpikir jernih, hatinya justru semakin hancur.Jika pernikahannya tidak sah, itu berarti …Anak dalam kandungannya adalah anak yang lahir di luar nikah?"Astaghfirullah …." Kalingga meremas kepalanya, dadanya terasa ses
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status