Semua Bab Rahim yang Tergadai: Bab 31 - Bab 40

100 Bab

Bab 31

Perawat itu mengangguk. "Ya, dosen senior Anda, Pak Cakra, sudah dihubungi. Beliau datang bersama istrinya dan mengurus semua kebutuhan Anda di sini."Belum sempat Kalingga mencerna informasi itu, pintu kamar terbuka. Pak Cakra dan Ibu Rinjani masuk dengan wajah penuh kekhawatiran."Kalingga, kamu sudah sadar? Syukurlah," ujar Pak Cakra sambil mendekat.Kalingga mencoba tersenyum meski wajahnya masih pucat. "Maaf merepotkan, Pak, Bu ....""Jangan bicara seperti itu," potong Ibu Rinjani dengan lembut. "Kami khawatir sekali. Untung kampus langsung memberitahu kami. Kamu sudah merasa lebih baik?"Kalingga mengangguk pelan. Namun, dalam hatinya, ia merasa resah. Ia ingat pingsan karena mual di kantin, lalu memaksa pulang dan berakhir tak ada yang tahu identitasnya kecuali pihak kampus, tetapi kini pikirannya dipenuhi kegelisahan. Bagaimana jika ini ada kaitannya dengan kehamilan yang baru ia ketahui?Pak Cakra melirik perawat. "Dokte
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Bab 32

"Beib, bisakah kamu pulang cepat hari ini? Anakmu ingin papanya menyuapi mamanya makan kebab yang biasa kita makan bersama. Apa kamu akan pulang, Beib?" Suara Selena terdengar manja, namun penuh tuntutan. Nada itu menusuk, memecah konsentrasi Gala yang tengah mencoba fokus pada pekerjaannya.Telepon itu baru saja terputus, tetapi beban pikirannya belum juga berkurang. Pikirannya terus berputar tanpa henti, seperti badai yang tak kunjung reda. Saat itu juga, pintu ruangannya diketuk dan terbuka. Berdiri di hadapannya sekarang adalah Ilman, dengan ekspresi wajah yang tegang."Saya belum bisa menghubungi Kalingga, Pak." Suara Ilman penuh kecemasan. Kata-kata itu seperti palu yang menghantam dada Gala. Tangannya terkepal kuat, rahangnya mengeras menahan gelombang emosi yang hampir tak terbendung.Di satu sisi, Gala masih meragukan kehamilan Selena. Ada sesuatu yang terasa janggal dalam setiap ucapannya. Namun, itu adalah sesuatu yang selama bertahun-tahun diam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Bab 33

Semakin hari kehamilan Kalingga semakin membesar. Perkembangannya sangat bagus, setiap bulan selalu diantarkan oleh Rinjani ke klinik dekat rumah."Maaf, Bu. Ini mau ditulis siapa nama ayah bayinya?" tanya Suster yang akan mencatat di buku periksa dengan wajah berkerut."Nanti biar saya tulis sendiri namanya, Sus. Boleh 'kan?" Kalingga menggigit bibir bawahnya dan menunduk tajam. Jemarinya memainkan ujung hijab menahan isakan."Saya yang akan bertanggung jawab atas semuanya, Sus. Suster tenang saja. Asalkan berikan layanan terbaik untuk Kalingga, saya akan bayar semuanya. Tak perlu khawatirkan itu masih setengah tahun lagi, 'kan?" sahut Rinjani sedikit kesal menatap sutster di depannya.Hari-hari Kalingga benar-benar berbeda, dia bahagia bisa merasakan memiliki seorang ibu yang perhatian dan menyayanginya melalui Rinjani. Selama ini dia hanya dibesarkan oleh Pak Kasno seorang diri, bahkan dia tak pernah tau siapa nama ibu kandungnya sendiri. Sekar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

Bab 34

"Maaf, Pak, saya mencari seseorang bernama Kalingga Putri. Ada yang bilang dia tinggal di rumah Pak Cakra."Satpam itu menggeleng. "Pak Cakra tidak punya anak perempuan, Pak.""Tapi saya yakin dia ada di sini," kata Ilman tegas. "Saya hanya ingin memastikan.""Maaf, Pak, saya tidak bisa membantu."Ilman merasa janggal. Saat ia mengamati dari kejauhan, ia melihat seorang wanita bercadar keluar rumah Pak Cakra dengan membawa belanjaan. Langkahnya ragu-ragu, seperti takut diperhatikan."Itu pasti dia," gumam Ilman.Setiap malam, ia memarkir mobil di dekat rumah Pak Cakra. Hingga suatu malam, setelah berpura-pura mengobrol dengan satpam perumahan, ia kembali ke mobilnya yang diparkir di seberang jalan.Saat duduk di mobil, ia mengamati pria mencurigakan itu. Pria tersebut tampak berbicara di telepon dengan nada serius."Ya, saya yakin dia ada di sini. Tunggu perintah selanjutnya," katanya dengan suara rendah, tetapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

Bab 35

Langkah Kalingga terhenti. Ia merasakan detak jantungnya semakin cepat. Ia menunduk, tak berani menatap. 'Jangan gugup, aku ... jangan, Mas Ilman ....' gumamnya mencoba menghindar, walau hati ingin jujur.Pak Cakra kembali dari arah dapur, memecah ketegangan. "Maaf, ada telepon tadi," katanya santai, tidak menyadari suasana tegang.Kalingga mengangguk kecil, meminta izin untuk pergi. Di lorong menuju kamarnya, tangannya mengelus perut yang mulai membuncit. "Kenapa aku harus sembunyi? Bukankah ini anakku yang juga punya hak bertemu ayahnya?" gumamnya lirih. "Maafkan Ibu, Nak ... maafkan karena harus menyembunyikanmu dari ayahmu. Tapi, apakah aku salah? Apa aku yang egois?” suaranya bergetar. Kebimbangan kembali merasuki hatinya.Berulang kali dia manarik napas dalam, lalu mengembuskannya berat. Memilah dan menimbang keputusan apa yang harus diambilnya saat ini.Menemui Ilman dan mengatakan kehamilannya, lalu kembali pada Gala. Atau ... haruskah tet
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

Bab 36

Dalam perjalanan pulang, Ilman mengemudi dengan senyum yang tak kunjung hilang dari wajahnya. Udara malam yang sejuk masuk melalui celah jendela mobilnya. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia merasa optimis tentang masa depan.“Pernikahan ini ... Aku ingin semuanya sederhana, tapi penuh makna. Lingga pasti suka suasana yang hangat, jauh dari hiruk-pikuk pesta besar.”Ia membayangkan rumah keluarganya di desa, halaman belakang yang luas dengan pohon-pohon rindang. “Aku akan minta Ibu menghiasnya dengan lampu-lampu kecil yang menggantung. Meja-meja panjang dengan taplak sederhana, di atasnya ada makanan buatan Ibu. Pasti semua akan menyukainya.”Senyumnya semakin lebar saat membayangkan Lingga mengenakan gaun putih yang sederhana namun anggun, berhijab, dengan rona bahagia di wajahnya. “Dia akan terlihat sangat cantik. Bahkan mungkin lebih cantik dari yang pernah kubayangkan. Aku ingin melihat senyumnya lagi, senyum yang selama ini hilang karen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

Bab 37

Setelah luka Ilman dirawat di klinik kecil, Sagara kembali mengantarnya pulang. Kali ini, Ilman merasa ada sesuatu yang aneh pada Sagara. Aura dingin pria itu terasa lebih rumit, seperti ada lapisan emosi yang coba ia sembunyikan.Setelah memastikan Ilman masuk ke apartemennya, Sagara tetap berdiri di ambang pintu, wajahnya serius namun tidak lagi sedingin biasanya. Ilman merasa ini saatnya untuk berbicara, meskipun ia tidak tahu harus memulai dari mana.“Tuan, kenapa Anda bertanya tentang Kalingga? Apa yang sebenarnya terjadi?”Sagara menatap Ilman dalam-dalam, seperti mempertimbangkan sesuatu. Akhirnya, ia berkata dengan nada rendah namun penuh penekanan, “Lindungi Kalingga dan anaknya. Jangan sampai Selena atau Gala tahu dia hamil.”Pernyataan itu membuat Ilman terperanjat. 'Bagaimana bisa Tuan Sagara tahu?'Ilman menelan ludah, mencoba mencerna situasi. “Bagaimana Anda tahu, Tuan?” tanyanya pelan memberanikan diri, namun ada nada curi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Bab 38

Di sisi lain, gemerlap lampu catwalk memenuhi ruangan mewah. Selena melangkah dengan percaya diri, mengenakan gaun ibu hamil eksklusif yang dirancang khusus untuknya. Senyumnya merekah, sorot matanya menantang setiap kamera yang menyorotnya."Lihat aku! Bahkan dalam keadaan hamil, aku tetap bintang panggung. Tak ada yang bisa menyaingi pesona Selena," pikirnya, bangga.Namun, langkah kakinya tiba-tiba terganggu. Tumit sepatunya tersangkut di lipatan karpet merah. Ia mencoba menyeimbangkan tubuhnya, tetapi gravitasi tak berpihak padanya.“Ahhh!” teriaknya, tubuhnya jatuh ke depan, tengkurap menghantam lantai keras. Sakit menusuk perutnya. Rasa panik mulai merayapi pikirannya, tetapi ia tidak bisa bergerak."Selena! SELENA!" jerit seorang panitia, diikuti suara langkah kaki panik yang mendekat.Darah mulai merembes dari bawah gaunnya, membuat semua orang yang melihat tertegun. Selena mencoba membuka mulutnya, tetapi hanya desahan lemah yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Bab 39

Media sedang heboh dengan musibah Selena. Foto dan video Selena terjatuh di catwalk menyebar luas, menjadi topik hangat di berbagai portal berita. Sebagian besar simpati, sementara sisanya mulai mempertanyakan tentang kehamilannya, terutama karena Selena dikenal sebagai model yang menghindari kehamilan.Di ruang keluarga rumah Sagara, Gala menatap layar ponselnya dengan wajah penuh tekanan. Ia baru saja menyelesaikan rapat penting ketika Sagara memanggilnya untuk sebuah diskusi serius."Kamu lihat semua ini, kan?" tanya Sagara sambil meletakkan macbook-nya di meja. "Keadaan Selena sudah cukup buruk. Kita tidak bisa membiarkan ini semakin rumit."Gala meneguk teh di hadapannya tanpa banyak bicara. "Apa rencana Papa kali ini?" tanyanya datar.Sagara tersenyum tipis. "Kita harus membuatnya tetap merasa hamil. Itu satu-satunya cara agar dia tidak kehilangan akal. Dokter sudah bekerja sama dengan kita, memasang alat untuk membuat perutnya terlihat teta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Bab 40

Di kamarnya yang sederhana, Kalingga duduk di dekat jendela besar, menatap langit malam yang dipenuhi bintang. Tangan mungilnya perlahan mengelus perut yang mulai membuncit. Embusan napasnya terdengar berat. Ingatan tentang Gala kembali menghantuinya, menyisakan luka yang belum sembuh."Dengar, aku hanya melakukan kewajibanku sebagai suami. Memberi nafkah lahir dan juga batin. Kamu masih meminum vitamin penguat rahim dari dokter 'kan?"Suara Gala yang dingin seperti paku tajam menghujam pikirannya. Kalingga memejamkan mata erat-erat, berusaha mengusir memori itu. Namun, kilasan wajah suaminya—yang tak pernah benar-benar menganggapnya—terus mengusik.Saat itu, ia hanya mampu mengangguk dalam diam. Gala datang sebulan sebelum ia mengetahui kehamilannya, hanya untuk melampiaskan hasrat tanpa ada rasa cinta di baliknya. Sejak saat itu, Gala tak pernah lagi menghubungi, apalagi mengunjunginya.Dia akhirnya menyimpan ponsel khusus yang diberikan Gala, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status