Home / Romansa / Rahim yang Tergadai / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Rahim yang Tergadai: Chapter 61 - Chapter 70

100 Chapters

Season 2 Masa Lalu yang Kembali

"Mengapa aku terus memikirkannya?" gumam Kalingga pelan, suaranya terdengar lebih seperti bisikan yang ditelan sunyi. "Bukankah dia hanya menikahiku karena utang Bapak? Dan semua itu telah berakhir sekarang." Delapan belas tahun berlalu, namun bayangan masa lalu tetap bertahan seperti bayang-bayang yang enggan pergi. Kalingga telah berusaha melupakan, meyakinkan dirinya bahwa semua hanya bagian dari takdir yang tak bisa diubah. Namun, mengapa setiap kali ia mencoba melangkah ke depan, ingatan itu justru semakin kuat menahannya? Ponselnya tiba-tiba bergetar di atas nakas, mengagetkannya. Ia memejamkan mata, mencoba mengabaikan notifikasi itu, berharap ketenangan masih berpihak padanya malam ini. Namun, getaran kedua membuatnya menyerah. Dengan ragu, ia mengulurkan tangan, membuka pesan yang muncul di layar. "Mas Ilman?" gumamnya, matanya menyipit berusaha memastikan penglihatannya. "Aku tahu ini akan mengganggumu. Tapi aku harus memberitahunya sekarang. Besok kita menikah di KUA
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Season 2 Bukan Anakku!

Saat kembali ke kamar, Kalingga duduk di ranjang, menatap perutnya sambil mengelus lembut. Ingatan tentang sentuhan Gala kembali menghantuinya. Setiap sentuhan yang ia berikan selalu meninggalkan jejak, meski tahun demi tahun telah berlalu. Saat tangannya mengusap punggungnya dengan lembut di malam-malam penuh kecemasan. Saat pria itu merapikan selimutnya dalam diam, tanpa sepatah kata pun. Dan bagaimana Gala selalu memastikan ia mendapatkan istirahat yang cukup, meski terdengar seperti perintah yang tak bisa dibantah. "Kenapa aku terus memikirkanmu?" bisiknya, menatap kosong ke luar jendela. "Bukankah aku seharusnya melupakanmu?" Namun, meski hatinya berusaha menyangkal, ia tahu bahwa Gala telah meninggalkan sesuatu dalam dirinya. Sesuatu yang tak bisa diabaikan begitu saja. "Sampai kapan aku harus menyimpannya? Tapi di mana kamu berada sekarang, Tuan?" gumamnya, suaranya lirih dan tergugu. Kalingga duduk di tepi ranjang, tangannya gemetar saat meremas kain piyama yang melekat
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Season 2 Kembali — Hamil

Galen menyodorkan map terbuka ke hadapan Maiza, jarinya mengetuk pelan di atas kertas. Tatapannya penuh keyakinan dan sedikit kebanggaan, seolah apa yang ia tawarkan adalah kesepakatan yang tak mungkin ditolak. "Gue cuma mau lo baca poin-poin penting dalam surat perjanjian nikah kita nanti, hem?" suaranya terdengar ringan, tapi sorot matanya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam. Maiza menghela napas panjang sebelum meraih dokumen itu. Namun, matanya langsung mendelik saat membaca kalimat paling atas. Keningnya berkerut, bibirnya sedikit terbuka, seolah otaknya butuh waktu ekstra untuk memproses apa yang baru saja dilihatnya. "Kamu yang buat semua ini, Galen?" tanyanya dengan nada setengah meremehkan, tangan bersedekap di dada. Galen yang semula tampak bangga langsung memasang ekspresi tersinggung. Senyumnya menghilang, digantikan oleh seringai kesal. "Jangan hina tulisan gue yang jelek dong, Mai? Masa seorang pendidik gitu?
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Season 2 Panik

Galen nyaris melompat keluar dari mobilnya sebelum kendaraan itu berhenti sempurna. Dengan napas memburu, ia mengangkat tubuh Maiza yang begitu lemah, mendekapnya erat seperti nyawa wanita itu tengah tergantung di tangannya.Tubuh Maiza dingin. Terlalu dingin.Seluruh dunianya seolah mengecil hanya pada sosok itu. Wajah pucat, napas yang hampir tak terdengar, denyut nadi yang samar. Galen tak peduli pada umpatan dan klakson yang bersahutan di belakangnya. Ia menerobos pintu rumah sakit, langkahnya panjang dan tergesa."SUSTER!! CEPAT!!"Teriakannya menggema di lorong IGD, membuat beberapa orang di ruang tunggu tersentak kaget. Ia tak peduli. Yang ada dalam benaknya hanya satu—Maiza harus segera ditangani.Pikiran buruk menghantam tanpa ampun. Galen pernah mengalaminya sebelumnya, Maiza jatuh pingsan karena hipotermia. Tapi kali ini berbeda. Ada muntah, tubuh lemas tak bernyawa di tangannya, dan yang paling membuat jantungnya berdegup tak
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Season 2 Sama-sama Gila

Sejak kapan Kalingga merindukan Gala? Perutnya tiba-tiba bergerak kecil, seperti merespons sentuhan ayahnya. Gala tersenyum tipis, tangannya terus mengusap lembut. "Dia tahu papanya di sini," bisiknya, lalu menatap Kalingga penuh makna. Matanya berembun, senyuman penuh luka tersungging di bibirnya. Kalingga menggigit bibir, ingin mengalihkan tatapannya, tetapi jemari Gala bergerak ke tengkuknya, menariknya lebih dekat. "Jangan menipu dirimu sendiri, Kalingga." Suara Gala rendah, nyaris seperti bisikan. "Aku tahu kamu juga merindukanku." Kalingga terdiam. Ini sebuah kegilaan atau trauma bersama? Menginginkan sesuatu yang sama tapi tak tergapai lagi? Apa Gala sama dengan Kalingga yang tak mampu kehilangan anaknya? Ia ingin menyangkal. Ia ingin berbohong. Tapi ketika Gala menunduk lebih dekat, menyatukan kening mereka, Kalingga tahu—ia telah kalah. Benar kata Gala, ia merindukannya selama ini. Kerinduan itu terlalu besar untuk dibendung. Dan malam itu, di dalam ruangan yan
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Season 2 Merasa Diperhatikan

Matahari telah condong ke barat saat Maiza kembali ke dunia sadar. Efek obat masih membius tubuhnya, membuatnya lemah dan terasa berat untuk bergerak. Napasnya pelan, dadanya naik turun dengan ritme yang nyaris tak terdengar.Kelopak matanya berkedut sebelum akhirnya terbuka perlahan. Cahaya lampu yang terang menyilaukan retina, membuatnya harus menyipit dan berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan diri.Ia menarik napas dalam, mencoba memahami di mana dirinya berada. Aroma khas antiseptik segera menyusup ke hidung, menyadarkannya bahwa ia masih terbaring di rumah sakit.Sesuatu yang hangat menggenggam jemarinya.Maiza menoleh, dan matanya menangkap pemandangan yang tak terduga.Seorang pria duduk di kursi di samping ranjangnya, dengan kepala tertunduk dan wajah yang hampir tertutup helaian rambut hitam legam. Jemarinya yang besar dan kokoh menggenggam erat tangan Maiza, seolah takut kehilangan.Galen.Maiza tersenyum t
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Season 2 Mulai Serius

"Aaauuuw... ssshhhh!" Maiza merintih, rahangnya mengatup erat saat nyeri menusuk dari luka jahitannya kembali menyerang. Matanya terpejam rapat, jemarinya mencengkeram sprei dengan kuat. Galen yang duduk di tepi ranjang buru-buru merunduk, meniup-niup perban yang mulai tampak rembes oleh darah segar. "Rembes lagi, nih! Bentar, ya?" ucapnya cepat sebelum menekan tombol darurat. Tak lama, dua perawat masuk, mendorong kereta kecil berisi peralatan medis. Salah satu dari mereka segera membuka perban, sementara yang lain menyiapkan antiseptik. Maiza kembali mengerang pelan saat obat dioleskan ke lukanya. Rasa perih membakar, membuat tubuhnya refleks menegang. Tanpa pikir panjang, Galen menariknya dalam dekapan samping. Tangannya yang kokoh mengusap punggung Maiza, sementara bibirnya mengecup keningnya dengan lembut, seolah ingin mengalihkan rasa sakit itu. "Aku di sini ... Andai bisa gantiin, biar sakitnya aku yang rasa, ya?" bisiknya serak. Seakan mendapat izin, Galen kembali menge
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Season 2 Kabur

"Mai …" suara Galen lirih, seakan tahu apa yang berkecamuk di benak Maiza. Dia ingin bilang sesuatu, tapi Maiza lebih dulu menghela napas dan membuka mata. "Kamu terlalu terburu-buru, Galen. Saya tidak bisa memutuskan semuanya dalam satu malam. Apalagi ini menyangkut masa depan," bisiknya, suaranya goyah tapi tetap tegas. "Tapi gue udah yakin, Mai," sela Galen, nada suaranya tak kalah kuat. "Gue mau lo, dan gue tahu lo juga ada rasa buat gue." Maiza tersenyum miris. "Perasaan tidak bisa menjadi dasar yang kuat untuk memulai segalanya, Galen. Saya sudah belajar dari masa lalu. Saya pernah jatuh cinta, saya pernah percaya… tapi lihat bagaimana akhirnya?" "Tapi gue bukan dia," balas Galen cepat. "Gue nggak akan nyakitin lo. Gue nggak akan ninggalin lo." Maiza terdiam, matanya menerawang ke langit-langit ruangan. Galen mungkin benar. Tapi, keyakinan pemuda itu justru membuatnya semak
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Season 2 Tak Bisa Bersama

Di dalam mobil yang melaju menembus kemacetan jalan ibukota, Kalingga menatap kosong ke luar jendela. Kilatan cahaya matahari dari kaca menerangi wajahnya yang muram, menciptakan bayangan samar di matanya yang penuh pikiran.Kata-kata Galen masih terngiang di telinganya."Jangan bicara soal menyelamatkan orang di depan gue!""Anda tau dia nyakitin Maiza, Anda tau semuanya, tapi Anda tetep membela dia demi nama perusahaan?"Kalingga menghela napas panjang, menekan pelipisnya. Ia memang memilih menyelamatkan reputasi perusahaan. Tapi apakah itu sepadan dengan membiarkan Maiza, seorang perempuan yang sudah begitu tersakiti, kehilangan haknya untuk mendapatkan keadilan?Dia tahu jawabannya.Tidak.Apa yang baru saja dilakukannya?Ia, seorang perempuan, justru tidak membela perempuan lain yang telah terluka begitu dalam. Maiza sudah kehilangan banyak hal dalam hidupnya, dan kini Kalingga seakan ikut berkontribusi membuatnya kehilangan satu hal lagi: kesempatan melihat pria brengsek itu mem
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Season 2 Telepon Misterius

Rumah Sakit, Tengah Malam"Gal ... Galen, bangun!"Maiza berbisik, tangannya mengguncang pelan bahu pria itu. Galen tertidur miring, satu lengannya melingkar di pinggang Maiza, wajahnya terbenam di puncak kepala perempuan itu. Keduanya tidur di atas ranjang yang sama di ruang rawat rumah sakit. Setelah semalaman penuh Maiza meminta Galen meninggalkannya sendirian, tapi pemuda itu bersikukuh tetap di sana. Hingga akhirnya ketika Maiza terlelap, Galen dengan antusias naik ke ranjang pasien dan memeluknya dengan posesif sepanjang malam."Kenapa kamu tidur di sini? Bangun! Kamu bisa saja nyakitin aku kalau nggak sengaja kena lukanya!" Suara Maiza semakin pelan, tapi jelas penuh kepanikan."Hmm ... aku nggak akan ngelakuin itu, Sayang. Biarkan lima menit lagi aku memelukmu, sebelum suster datang," gumam Galen malas, masih memejamkan mata.Embusan napasnya yang hangat menyapu helai rambut Maiza, menimbulkan geli dan perasaa
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status