Home / Romansa / Rahim yang Tergadai / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Rahim yang Tergadai: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

Season 2 Akan Kita Buktikan

Pelukan antara Kalingga dan Galen semakin erat, seolah ingin menghapus tahun-tahun yang hilang di antara mereka. Kalingga menangis dalam diam, jari-jarinya mencengkeram punggung putranya, seakan takut ini semua hanya mimpi. Galen pun, meski masih diselimuti kebingungan, membiarkan dirinya tenggelam dalam kehangatan itu.Tiba-tiba, langkah kaki yang mendekat membuat mereka berdua menoleh. Sosok Gala berdiri di sana, wajahnya tampak bergetar melihat pemandangan mengharukan di depannya. Ada haru yang tertahan dalam matanya, sesuatu yang selama ini juga dia kubur dalam-dalam."Galen ...." Gala berbisik, suaranya berat oleh emosi. Perlahan, dia mendekat, tangannya terangkat ragu. "Nak, kamu adalah putraku..."Tanpa menunggu jawaban, Gala merengkuh Kalingga dan Galen dalam pelukan yang lebih besar. Seketika, waktu terasa berhenti. Kalingga tersedu di dada Gala, sementara Galen berdiri di antara keduanya dengan mata membelalak."Ini ibumu yang sesungguhnya. Kalingga," lanjut Gala dengan suar
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Season 2 Makin Rumit

Ruangan itu masih dipenuhi sisa riuh pesta yang berakhir dengan skandal besar. Para tamu berbisik-bisik, beberapa wartawan masih berusaha mencari celah untuk menggali lebih dalam. Namun di tengah kemewahan yang kini terasa menyesakkan, tiga sosok berdiri saling berhadapan dengan ketegangan yang bisa dirasakan siapa pun di dekatnya.Gala menatap Selena dengan rahang mengeras, sorot matanya penuh amarah. Sementara Kalingga berdiri di sisi lain, ekspresinya tak kalah tajam, tapi lebih dipenuhi luka dan kepedihan yang selama ini tertahan."Kamu selama ini menculik putraku," Suara Gala dingin dan penuh tekanan. "Kamu mencuri dia dari Kalingga … dariku!"Selena mendongak, wajahnya tetap tenang meski kedua tangannya mengepal. "Aku tidak mencuri siapa pun, Beib!""Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi!" sentak Gala cepat.Seketika bibir Selena terkatup rapat. "Tapi kita belum resmi bercerai," sahutnya dengan seringai di wajah. Gala
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Season 2 Galen Tahu

Keheningan menggantung usai Ilman melemparkan bom informasinya. Namun, tak seperti yang lain, Biantara malah menyambutnya dengan seringai tipis. Dia melangkah mendekat, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, lalu menatap Ilman dengan sorot mata penuh arti. "Jadi … begini akhirnya?" Selena, Gala, dan Kalingga masih mencerna kabar mengejutkan itu, sementara Ilman tetap berdiri tegak, mengamati Biantara dengan pandangan curiga. "Apa maksud Anda Tuan Biantara?" Ilman bertanya, tajam. Biantara terkekeh pelan. "Kamu selalu pandai membuat orang lain berpikir bahwa kamu tahu segalanya, Ilman. Tapi, sejujurnya… apakah kamu sendiri yakin dengan apa yang baru saja kamu katakan? Bukankah selama ini kamu hanyalah seorang asisten dari Sagara?" Kening Ilman mengernyit. "Saya tidak asal bicara, Tuan." "Oh, tentu saja." Biantara mengangguk setuju, lalu menatap yang lain. "Tapi jika benar ada anak lain dari Hastanta, seharusnya ada bukti konkret, bukan? Atau … kamu hanya mencoba menggir
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Season 2 Tak Bisa Berpaling

Di sebuah ruangan tersembunyi di dalam mansion mewah, Biantara duduk gelisah, jemarinya mengetuk meja kaca di depannya berulang kali. Selena berdiri di dekat jendela, memeluk tubuhnya sendiri. Suasana malam yang biasanya terasa nyaman kini terasa mencekik."Kita dalam bahaya, Biantara." Suara Selena penuh kecemasan. "Ilman … dia tahu terlalu banyak. Dan kalau Hastanta tahu siapa kamu sebenarnya, kita tamat!"Biantara mendongak, menatap Selena dengan mata tajam. "Aku tahu.""Kalau tahu, kenapa masih duduk diam?! Kita harus melakukan sesuatu sebelum semua berantakan!"Biantara menarik napas panjang. "Dan itu yang sedang kupikirkan. Masalahnya, aku belum tahu pasti siapa Ilman ini. Dari mana dia bisa mendapatkan dokumen-dokumen itu? Siapa yang ada di belakangnya?"Selena menggigit bibirnya. "Aku tidak pernah mendengar nama Ilman dalam jaringan Hastanta. Dia bukan orang dalam … tapi bagaimana dia bisa mendapatkan informasi tentang kita?"
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Season 2 Kehidupan Baru Dimulai

Satu bulan dalam persembunyian, akhirnya Galen kembali menemui Biantara dan Selena. Sesuai dengan rencana yang telah disusun matang, Biantara menyerahkan seluruh asetnya kepada Maiza, menjadikannya pimpinan tertinggi. Kemampuan Maiza sebagai dosen manajemen yang telah teruji membuatnya layak memegang kendali atas perusahaan milik Biantara.Hari ini adalah momen penting—peresmian penyerahan jabatan sekaligus pengalihan aset di hadapan dewan direksi. Di dalam ruangan kerja Biantara, Maiza dan Galen menunggu giliran mereka dipanggil ke ruang rapat.Maiza melangkah perlahan, menyusuri setiap sudut ruangan yang sebentar lagi akan menjadi kantornya. Ada perasaan asing yang menjalar di hatinya, campuran antara harapan dan ketakutan. Bayangan masa lalu berkelebat di benaknya—saat rumah tangganya hancur berantakan, saat ia kehilangan arah, saat hatinya nyaris mati.Di salah satu sudut, matanya tertumbuk pada rak buku besar yang penuh dengan berkas dan dokumen tua. Jemarinya tanpa sadar bergera
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Season 2 Maiza Kenapa?

"Maiza?" gumam seorang pria di antara mereka, matanya terbelalak saat melihat sosok yang kini berdiri di depan.Maiza menarik napas dalam, menenangkan detak jantungnya sebelum memperkenalkan diri sebagai calon pemimpin baru yang akan mengambil alih kendali perusahaan. Sementara itu, suaminya—Galen—akan melanjutkan pendidikannya terlebih dahulu."Mohon kerja sama dan bimbingannya." Maiza menundukkan kepala dengan penuh hormat. Ruangan rapat dipenuhi tepuk tangan sebagai bentuk penerimaan.Pada sesi terakhir sebelum rapat ditutup, Maiza diperkenalkan kepada para pimpinan cabang yang kini berada di bawah wewenangnya. Satu per satu ia bersalaman, hingga tibalah ia di hadapan seseorang yang membuat langkahnya sedikit goyah."Pa—man?" gumamnya, gugup.Wishaka—mantan ayah mertuanya—tersenyum tipis, ekspresinya ramah di mata orang lain, tetapi bagi Maiza, senyum itu mengandung sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri.Wishaka meninggalkan Widuri—Mama Catra karena menganggap Citra bukan dara
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Season 2 Panggilan Kesayangan

Setengah berlari, Galen membopong Maiza masuk ke dalam lift."Apa yang terjadi padamu, Mai? Maaf ... buka matamu!" isaknya, menyandarkan tubuhnya ke dinding lift. Penyesalan merayap dalam setiap tarikan napasnya, menggerogoti hati hingga terasa sesak.Dia menatap wajah Maiza yang terpejam, pipinya masih terasa hangat menempel di dadanya. Mata Galen mulai berembun. Kilasan kejadian barusan berputar di benaknya seperti film yang diputar ulang tanpa henti.'Kamu bo-doh, Galen! I–diot! To–lol! Jika sesuatu terjadi pada Maiza, lepaskan dia!'Sumpah serapah membanjiri pikirannya. Tanpa suara, air matanya menetes, jatuh ke pipi Maiza yang dingin. Dengan hati penuh sesal, ia mengecup kening perempuan itu.Ting!Pintu lift terbuka. Galen langsung melangkah keluar, setengah berlari menuju ambulans yang telah menunggu.Sirine meraung, mengiringi perjalanan menuju rumah sakit. Di dalam ambulans, seorang petugas medis dengan sigap berusaha menyadarkan Maiza. Selimut yang membungkus tubuhnya sediki
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Season 2 Ayah?

Galen menatap amplop di tangannya, jari-jarinya mencengkeram kertas itu begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Udara di ruangan seolah menipis, sementara waktu melambat di sekeliling mereka.Maiza, yang sejak tadi memperhatikan perubahan ekspresi Galen, merasakan dadanya mencengkeram ketakutan. Kedua tangannya bertaut erat di pangkuan, jemarinya saling memilin tanpa sadar. Ia tidak tahu apa yang membuat wajah pria itu begitu tegang—begitu … hancur.“Galen …?”Suara Maiza hampir berbisik, ragu-ragu. Namun Galen tidak menjawab. Ia hanya mengangkat amplop itu, membukanya dengan gerakan kaku, lalu menarik lembaran kertas di dalamnya.Tatapan abu-abu itu menyapu isi laporan. Matanya yang semula dipenuhi kebimbangan kini membelalak, rahangnya mengeras, dan napasnya tertahan.Tidak mungkin.Galen menelan ludah. Ia membaca ulang angka-angka yang tertera, berharap ada kesalahan.“Hubungan darah: 30% …”Angka itu m
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Season 2 Di Tangan Orang yang Salah

Galen merasakan punggungnya menegang seketika. Jemari Maiza yang masih dalam genggamannya terasa membeku, dan dia tahu perempuan itu kini menatapnya dengan sorot yang penuh tanda tanya.Anak kecil yang memanggilnya "Ayah" itu kini menatapnya dengan mata berbinar, penuh harapan yang menyayat hati."Ayah lama sekali tidak menemui Galang," bocah itu mengulangi, suaranya terdengar manja tapi juga sedikit bergetar, seolah takut Galen benar-benar lupa.Galen menoleh perlahan, pandangannya jatuh pada anak itu—bocah lelaki dengan rambut hitam berantakan dan mata yang mengingatkannya pada seseorang."Apa yang kalian lakukan di sini?" Suaranya terdengar lebih dingin dari yang ia maksudkan, tapi dia benar-benar tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Anak itu mengerutkan dahi, bibir mungilnya sedikit mengerucut, lalu berbalik ke arah gadis muda yang menggandeng tangannya. "Kak, kenapa Ayah bersikap aneh?" tanyanya polos.Maiza tercekat. Ma
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Season 2 Kebribadian Ganda?

Teman-temannya segera menghampiri, tawa mereka pecah saat tubuh Maiza yang tak berdaya diangkat ke atas meja bundar tempat mereka bermain kartu. Salah satu dari mereka mulai melucuti pakaian terluar Maiza, namun gerakannya langsung dihentikan oleh dorongan kasar dari rekannya."Gue yang punya ide! Gue duluan!" bentaknya, mendorong pria lain mundur."Lu pikir siapa? Gue paling senior di sini!" balas yang lain, tak mau kalah.Perdebatan sengit terjadi. Suara mereka meninggi, saling menuding dan mengklaim hak atas tubuh perempuan yang tak berdaya di hadapan mereka. Namun akhirnya, kesadaran bahwa waktu terus berjalan dan mereka membuang-buang kesempatan membuat mereka memilih solusi lain. Salah satu dari mereka mengambil botol kaca bekas minuman dan memutarnya di tanah. Saat botol itu berhenti, ujungnya menunjuk pada seorang pria bertubuh kekar yang langsung menyeringai lebar.Dengan rakus, dia mulai membuka kancing kemejanya, bersiap melampiaskan ni
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status