Ranaya mengatupkan bibir. Mendadak tubuhnya lemas. Sepertinya ia harus segera menggagalkan ajakan Tantri untuk pergi ke dokter bersama. Pasalnya, ia tak mau ibu mertuanya tahu jika dirinya benaran hamil. Wanita itu pasti akan heboh dan otomatis orang serumah bakal tahu! Mau tak mau Ranaya segera bangkit. Ia setengah berlari menuju pintu. Namun, di detik yang sama ketika ia membuka pintu, Tantri sudah mengangkat tangan hendak mengetuk kamarnya. “Mama?” Ranaya terhenyak. Apalagi kalau dilihat, ibu mertuanya sudah dandan rapi. “Ayo, Ran, berangkat sekarang. Mama sudah mandi, nih,” cetusnya. Ranaya sontak melipat wajahnya tak enak. “Ma, maaf, kita batalkan dulu, ya. Kayaknya aku cuma sakit GERD, udah minum obat yang biasanya juga, kok. Ini udah mendingan, Ma,” dustanya. Tantri mengerutkan dahi tak percaya. “Yang benar kamu, Ran? Pucat begitu─” “Aku baik-baik saja, Ma,” potong Ranaya dan memaksakan senyum. “Sekali lagi aku minta maaf ya, Ma.” Tantri di hadapannya menarik nap
Last Updated : 2025-02-10 Read more