Adira terlonjak mendengar suara pintu yang terbuka, jantungnya berdebar. Namun, ia segera menenangkan diri dan melirik ke arah pintu, berusaha mencari tahu kenapa pintu itu, yang tadinya tertutup rapat, kini terbuka. Benar dugaan Tedja. Di balik pintu, terlihat sosok Sofia, neneknya, yang tampak sedikit terkejut karena ketahuan. Sepertinya dia berusaha mengintip diam-diam. “Nenek?” Tedja menyapa dengan suara santai, meski tatapan matanya sedikit menyelidik. Tedja berjalan menuju pintu, membukanya lebih lebar. Sofia, yang sebelumnya berusaha sembunyi-sembunyi, kini hanya bisa tersenyum canggung. Jelas, usahanya untuk menonton “aksi” di dalam kamar gagal total. “Kalian belum tidur?” tanya Sofia basa-basi, menyembunyikan rasa malunya. Tedja dan Adira saling bertukar pandang sebelum Tedja menjawab dengan tenang, “Masih jam sembilan, Nek. Biasanya kami masih banyak aktivitas malam, jadi belum mengantuk.” Adira mengangguk setuju, meski dalam hati ia berharap Sofia segera pergi. Namun,
Huling Na-update : 2025-01-22 Magbasa pa