Adira dan Tedja saling bertukar tatapan canggung di dalam mobil. Keduanya baru saja menyadari bahwa mereka mendapat undangan dari dua pihak berbeda untuk masalah yang sepertinya sama. Adira diundang kakeknya Tedja, sedangkan Tedja diundang oleh Edwin, kakak Adira. “Dari cara nulisnya sih, kayaknya Kak Edwin lagi bad mood banget, nih,” ujar Adira menakut-nakuti Tedja. “Jangan bercanda kamu?” Tedja berusaha menyembunyikannya, tapi Adira yakin kalau pria itu sedikit gentar. Dia terkekeh, lalu berkata, “Santai aja, Dok. Waktu kita ke rumah Kakak, kan dokter gak kenapa-kenapa.” “Kamu itu, ya,” gerutu Tedja sambil mengetuk dahi Adira pelan. Sambil melipat lengannya di dada, Adira berkata, “Mereka minta ketemunya di waktu yang sama. Gimana kalau dijadikan satu aja, Dok?” “Boleh. Di rumah Kakek aja,” sahut Tedja. Malam harinya, mereka tiba di rumah besar Daryanatha, atmosfernya sudah terasa tegang. Selain Daryanatha, di ruang keluarga sudah ada Sofia, Edwin, dan tentu saja Erna yang te
Terakhir Diperbarui : 2025-01-27 Baca selengkapnya