"Siapa sangka temperamennya jelek sekali!"Joy mengeluh sambil menyerahkan ponselnya kepada Milla. Milla melirik sekilas nomor di layar, dia langsung paham alasan Joy mengeluh. Lagi pula, memang tidak semua orang bisa menoleransi sifat Graham.Sambil naik ke mobil Joy, Milla menelpon balik Graham, "Ada apa, Guru?""Aku sudah sampai di Kota Huari!"Graham langsung berkata, "Bukannya kamu bilang kamu menggunakan tanaman giok sebagai bahan dasar dan berhasil menciptakan wewangian baru? Ayo bawa aku ke sana, aku mau mencium aromanya!""Oke, akan kukirimkan alamatnya, aku juga akan segera ke sana."Milla tahu bahwa Graham adalah orang yang sangat tidak sabaran. Dia tidak bisa menunggu barang sedetik pun. Oleh karena itu, Milla memutuskan menyuruh Joy langsung mengantarnya kembali ke Jauhari Parfum, lalu menunggu Graham di ruang peracikan parfum.Benar saja, Graham datang terburu-buru. Setelah mencermati wangi yang diracik Milla, kerutan di wajahnya mengencang, "Parfum ini untuk pria, ya?""
Baca selengkapnya