All Chapters of Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder: Chapter 181 - Chapter 190

231 Chapters

Bab 181 Berhasil

Donny merasa dirinya hampir kehilangan kendali. Dia bergegas meninggalkan tempat itu.Sunny melihat ayahnya pergi. Kini di dalam ruang privat yang luas, hanya tersisa dirinya. Dia seperti badut yang ditinggalkan. Tidak ada yang peduli padanya, tetapi dia tahu semua orang diam-diam mentertawakannya.Sunny benar-benar tak sanggup bertahan lebih lama lagi. Dengan tergesa-gesa, dia membuka pintu dan berlari pergi.Namun, sebelum dia sempat keluar dari ruangan itu, tiba-tiba dia merasakan cahaya silau menusuk matanya. Dia langsung sadar itu bukan sinar matahari, melainkan lampu kilat kamera! Ada yang mengambil foto diam-diam!Sunny semakin kehabisan kata-kata. Dengan perasaan cemas dan marah, dia segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon media yang dihubungi sebelumnya. Dia ingin membatalkan berita yang akan disebarkan. Jika berita ini tersebar dan keluarga Chris memaksanya menikahi Milla, bagaimana nasibnya?Namun, di seberang telepon, temannya yang membuka perusahaan media langsung me
Read more

Bab 182 Orang Keluarga Yunanda

"Hm." Graham mengangguk, tetapi sorot matanya sedikit meredup."Jadi, dia ...." Mata Gorman berbinar saat mengamati Milla dari atas ke bawah."Namanya Milla Jauhari," ujar Graham.Gorman tidak menyerah dan tetap bertanya kepada Milla, "Milla, kamu sehat?"Meskipun pertanyaan ini agak mendadak, Milla tetap menjawab dengan sopan, "Aku sehat."Ketika kecil, kesehatannya memang kurang baik. Setelah menjalani operasi delapan tahun lalu, kini tubuhnya sudah pulih sepenuhnya dan tidak berbeda dari orang lain."Kalau begitu, bukan dia ...." Gorman menghela napas panjang dan bergumam, "Keturunan Keluarga Yunanda nggak mungkin sesehat ini. Kalaupun berhasil bertahan hidup setelah usia 20 tahun, mereka pasti sakit-sakitan. Hal ini juga berlaku untuk keluarga jauh.""Saat pertama kali bertemu dengannya, aku juga berpikir seperti itu." Graham ikut menghela napas.Ketika mereka sedang mengobrol, Chris tiba-tiba masuk dengan senyuman tipis di bibirnya. "Selamat untuk kalian.""Terima kasih." Milla be
Read more

Bab 183 Hujan Meteor

Selain itu, sekarang Agnez adalah satu-satunya harapan Grace. Dia tidak memiliki jalan keluar yang lebih baik daripada ini.Sejak terakhir kali Grace salah memberikan informasi, ayahnya salah perhitungan hingga akhirnya produk Keluarga Young diboikot di pasar domestik dan bisnis keluarga mereka mengalami pukulan besar. Sejak saat itu, William tidak menyayanginya lagi seperti dulu.Keluarga Young punya banyak anak, Grace hanya salah satu dari sekian banyak pewaris. Jika ingin mendapatkan kembali perhatian dan kasih sayang ayahnya, dia harus memanfaatkan Keluarga Ruhian untuk mendapatkan dukungan di pasar domestik.Sambil menyanjung Agnez, dia juga bisa memanfaatkan Rafael untuk menyerang balik Milla. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Grace tentu tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini."Oh ya, waktu itu kamu bilang Milla menolak Kak Rafael, 'kan? Gimana kabar Kak Rafael sekarang? Sudah baikan?" Grace sengaja menanyakan hal itu saat makan."Kamu masih belum mengenal kakak
Read more

Bab 184 Membuatnya Kehilangan Kesucian

Sore hari, Milla tiba di titik kumpul, yakni di area parkir mobil camper.Joy dan beberapa temannya sudah menunggu di sana, begitu juga Rafael, yang datang membawa banyak makanan. Begitu melihat Milla, dia langsung menyerahkan dua kantong besar makanan ke tangannya.Milla sedikit canggung, tetapi tetap menerimanya dan memperkenalkan Rafael kepada teman-temannya. Setelah itu, mereka berangkat bersama menuju Gunung Tiliar dengan mobil camper.Karena Milla yang mengemudi, Joy duduk santai di kursi penumpang depan sambil menikmati makanan yang dibawa Rafael. Sambil mengunyah, dia memuji, "Harus diakui, selera si kakak ini lumayan bagus."Milla meliriknya sekilas. "Kalau begitu, nanti aku kasih tahu dia kalau kamu yang menghabiskan semuanya dan kamu juga bilang rasanya enak."Joy tertawa terbahak-bahak. "Kamu yakin masih mau sekamar denganku malam ini? Nggak mau kasih sedikit kesempatan untuk Rafael? Dia memang agak kaku, tapi cukup menggemaskan lho.""Kalau menurutmu menggemaskan, untukmu
Read more

Bab 185 Bukan Melamar

Rafael sebenarnya bukan datang untuk melihat hujan meteor. Dia hanya ingin melihat Milla.Namun, sepanjang malam Milla selalu bersama teman-temannya, membuatnya bahkan tidak punya kesempatan untuk berbicara dengannya.Saat hujan meteor berakhir, Rafael hanya bisa kembali ke camper-nya dengan kecewa. Entah kenapa, saat mengatur tempat parkir, sepertinya orang-orang sengaja menempatkan camper-nya sejauh mungkin dari Milla. Camper-nya berada di paling depan, sedangkan Milla di paling belakang.Mengingat kembali sikap dingin Milla terhadapnya, hatinya terasa tidak tenang. Namun, saat meraba kotak kecil di sakunya, dia kembali merasa percaya diri ....Saat ini, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. "Rafael! Rafael!"Itu suara Milla!Saat Rafael masih mengumpulkan keberanian untuk mencari Milla, Milla malah datang mencarinya lebih dulu.Rafael begitu bersemangat hingga hampir melompat dari sofa untuk membuka pintu. Begitu masuk, Milla langsung bertanya, "Ada apa? Asmamu kambuh? Kamu bawa oba
Read more

Bab 186 Penyelamat Kita

Di luar camper, di tempat persembunyian yang berjarak cukup jauh, dua mobil hitam terparkir di sana. Warna gelapnya menyatu sempurna dengan kegelapan malam.Seorang pengawal berbaju hitam berjalan ke arah pintu mobil belakang dan berkata dengan hormat, "Nona, pintu dan jendela sudah terkunci rapat. Mereka nggak akan bisa membukanya dari dalam.""Gimana dengan ponsel mereka?" Grace mengangkat alis, memastikan semuanya berjalan sesuai rencana."Jangan khawatir, Nona," jawab pengawal itu dengan penuh percaya diri. "Ponsel Rafael di tangan kami. Selain itu, aku sudah memasang alat pengganggu sinyal di sekitar camper-nya. Kalaupun Milla membawa ponsel atau alat komunikasi lain, dia nggak akan bisa minta bantuan. Malam ini Milla nggak akan bisa keluar dari camper Rafael.""Bagus!" Grace menyunggingkan bibirnya, membentuk senyuman jahat.....Di dalam camper Rafael, Milla berusaha menenangkan diri dan segera menjelaskan situasi kepada Rafael."Jadi, kamu mencariku cuma karena menerima pesan i
Read more

Bab 187 Berbisa

"Kamu tahu berlian punya kepadatan tinggi dan bisa memotong kaca, 'kan?" Milla berdiri sambil berkata kepada Rafael, "Sekarang kita memang nggak punya palu, tapi di dalam camper ini ada gelas, piring, teko, dan ponselku.""Semua itu bisa kita gunakan untuk menghancurkan kaca. Hanya saja, kaca jendela ini cukup kuat. Kalau nggak ada benda tajam untuk membuka celahnya lebih dulu, kita nggak akan berhasil.""Aku paham!" Rafael mendapatkan kembali semangatnya. Dia mengikuti instruksi Milla, lalu menggoreskan cincin berlian itu ke jendela, membentuk tanda silang. Setelah itu, dia terus memperdalam garisnya sedikit demi sedikit.Beberapa saat kemudian, Rafael menatap retakan yang mulai terbentuk di kaca itu dan berujar, "Sepertinya sudah cukup. Kita bisa coba menghantamnya dengan benda lain."Milla menahannya. "Tunggu sebentar.""Tunggu apa?""Kita baru saja dikunci di dalam. Anak buah Grace pasti masih mengawasi dari luar. Kita tunggu sedikit lagi, sampai mereka yakin kita benar-benar menye
Read more

Bab 188 Dia Tidak akan Mati

Milla tertegun sejenak. Perasaannya berubah jauh lebih cepat daripada pikirannya. Rasa nyeri yang tajam terasa di hatinya, ini pertama kalinya dia merasakan hal seperti ini.Chris melihat tatapannya yang tak bergerak dan tubuhnya yang tegang, mengira wanita ini benar-benar ketakutan. Dia pun melembutkan suaranya. "Nggak apa-apa, tadi itu bukan ular berbisa ....""Hm." Milla menggigit bibirnya, lalu tanpa sadar mencengkeram erat lengan kekar Chris.Chris terkejut sesaat. Ini pertama kalinya dia merasakan bagaimana rasanya saat seorang wanita bergantung padanya. Dia terdiam sejenak sebelum menggendong Milla.Meskipun terpisah oleh dua lapis kain, Milla bisa merasakan dengan jelas detak jantung Chris yang kencang dan kehangatan di dadanya. Rasa aman itu membuatnya tanpa sadar merapat lebih dekat. Kedua tangannya melingkari leher Chris dengan erat, tubuhnya bersandar dalam pelukannya.Sudut bibir Chris tanpa sadar terangkat sedikit. "Ayo, aku antar kamu ke rumah sakit."Tiba-tiba, Milla te
Read more

Bab 189 Biar Orang yang Lebih Hebat yang Melawannya

Tessa awalnya ingin mengatakan sesuatu kepada Milla, tetapi tiba-tiba menyadari bahwa dia mungkin mengganggu urusan penting anak muda. Dia pun segera melambaikan tangannya, "Aku nggak ada urusan apa-apa kok! Eee ... kalian lanjutkan saja!""Nenek, sebenarnya ada apa?" tanya Chris dengan serius."Nggak ada yang lebih penting dari urusan kalian. Lanjutkan, lanjutkan! Dah!" Setelah berkata demikian, panggilan langsung terputus. Yang paling penting adalah mendapatkan cicit!"Dasar ...." Melihat Milla meletakkan ponselnya, Chris berinisiatif mencairkan suasana, "Grace dan orang-orangnya sudah berada dalam kendaliku. Bagaimana kamu ingin mengatasi mereka?"Milla berpikir sejenak sebelum menyahut, "Jangan gegabah, biarkan saja dulu."Chris sedikit terkejut. "Maksudmu, membiarkannya begitu saja?""Mana mungkin." Mata Milla berkilat tajam."Lalu, apa rencanamu?" Chris penasaran."Seperti biasa."Chris merenung sejenak, lalu melanjutkan kalimatnya, "Membalasnya dengan cara yang sama?"Milla meng
Read more

Bab 190 Pesona yang Unik

"Eee ... pakai sabuk pengaman." Milla menoleh, berusaha memecah keheningan yang membuat canggung.Chris memperhatikan rona merah di wajahnya dengan tatapan penuh makna. Kemudian, dia duduk tegak kembali."Mau tahu apa permohonanku?" tanya Chris yang mengambil inisiatif.Milla segera menyadari godaan dalam suara pria itu. Dia tidak ingin terjebak, jadi memilih untuk memejamkan matanya. "Kalau dibocorkan, nanti nggak terwujud. Aku mulai ngantuk, tidur dulu."Chris yang berada di samping hampir tidak bisa menahan tawa. Langsung berpura-pura tidur?Awalnya Milla hanya berpura-pura tidur, tetapi tidak lama kemudian, dia benar-benar tertidur. Dia baru tersadar kembali saat mereka tiba di rumah sakit.Dokter memeriksa lukanya dan memastikan bahwa ular itu tidak berbisa. Kakinya hanya terkilir ringan. Setelah luka-lukanya didisinfeksi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.Melihat waktu sudah larut dan Milla tampak lelah, Chris memutuskan untuk membiarkannya beristirahat semalam di kamar VI
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
24
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status