Semua Bab Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder: Bab 191 - Bab 200

235 Bab

Bab 191 Menyinggung Madam Besar

Busana kelas atas, merek ternama, dan lagi-lagi topik membosankan seperti itu.Alis Milla tampak sedikit berkerut. Setiap kali sekelompok sosialita yang memiliki prioritas aneh ini berkumpul, suasananya terkesan dingin dan membuat tidak nyaman.Milla tidak ingin terjebak dalam lingkaran pergaulan mereka yang aneh, takut kecerdasannya ikut menurun.Namun, Grace malah sengaja memancing suasana dan Milla pun terpaksa menanggapi, "Menurutku, kalian yang dibesarkan dalam lingkungan pendidikan elite kaum bangsawan, seharusnya tahu sendiri apa arti dari 'berkelas', tanpa perlu aku jelaskan panjang lebar.""Ya ya, tentu saja kami tahu apa itu berkelas. Soalnya kami sendiri memang berasal dari keluarga bangsawan sejati. Jadi, nggak perlu kamu ajari."Grace berkata dengan nada angkuh, "Jangan menghindar dari topik, ya. Kami benar-benar penasaran, gaun yang kamu kenakan itu merek jadi dari mana? Kenapa nggak kamu sebut saja?"Grace masih terus terpaku pada hal itu. Melihat yang lain juga hanya te
Baca selengkapnya

Bab 192 Dia Punya Saksi

Begitu mendengar Grace kembali menyudutkan Milla, Tessa yang tadinya hendak pergi bersama beberapa sahabat lamanya langsung berhenti melangkah. Perhatiannya kini kembali tertuju ke arah keramaian itu."Putra ketiga Keluarga Ruhian itu terkenal santai dalam urusan cinta. Selama ini belum pernah terdengar dia tertarik pada wanita mana pun," ujar seseorang mengungkapkan keraguannya.Namun, Grace malah tersenyum penuh keyakinan. "Aku nggak bohong, kok. Kalian tahu 'Beauty Star', berlian yang baru dilelang itu? Itu dibeli sama Rafael! Karena Milla suka bintang, dia berniat ngasih berlian itu sebagai hadiah untuk Milla!""Serius?""Kalau nggak percaya, kalian bisa cek sendiri. Lihat saja, apakah 'Beauty Star' sekarang atas nama Rafael atau bukan?" Grace berbicara dengan penuh rasa percaya diri.Ekspresi Tessa berubah sedikit.Grace tahu benar bahwa Tessa tidak suka wanita yang reputasinya sembrono. Maka, dia langsung memanfaatkan celah itu dan menambahkan, "Tadi malam, Rafael juga pergi bers
Baca selengkapnya

Bab 193 Nona Bangsawan Berselingkuh dengan Pengawal

Mendengar ucapan Milla, semua orang yang hobi bergosip langsung refleks mengeluarkan ponsel mereka. Semuanya buru-buru melihat berita terbaru karena takut tertinggal berita terpanas.Grace pun ikut-ikutan. Sambil membuka layar ponselnya, dia berusaha berpura-pura tenang agar tak terlihat terlalu peduli. Namun, usahanya sia-sia. Sebab, berita yang muncul benar-benar mengguncang! Hebohnya langsung menenggelamkan isu tuduhan terhadap Milla barusan.Semua orang kini sibuk menikmati "drama utama" yang baru muncul, bahkan menyantap gosip itu dengan penuh semangat.[ Nona Bangsawan dan Pengawal Selingkuh di Alam Terbuka. ]Judul artikel yang baru saja diunggah ini, dalam waktu tiga menit langsung menempati posisi ketiga trending topic dan terus naik.Begitu diklik, para netizen yang heboh segera sadar bahwa "nona bangsawan" yang dimaksud adalah putri dari Adipati William yang suka mencari perhatian di publik ... Grace!Dalam unggahan itu ada foto-foto Grace dan seorang pengawal pribadi berbaj
Baca selengkapnya

Bab 194 Semangat Bangsawan

"Aku dari Harian Kota Huari. Apa aku boleh mewawancarai Bu Grace?" lanjut pria itu.Harian Kota Huari adalah media dengan pengaruh terbesar di kota, tapi juga dikenal karena sikap selektif dan prinsip mereka yang tinggi. Mereka jarang meliput acara yang skalanya kecil atau tidak cukup bernilai.Biasanya hanya peristiwa besar yang benar-benar menyita perhatian publik yang bisa membuat para jurnalis Harian Kota Huari turun tangan. Tak disangka, acara jamuan pribadi seperti ini pun berhasil menarik perhatian mereka.Milla masih tampak ragu. Namun tak lama kemudian, Tessa menghampiri sambil tersenyum, lalu berkata, "Aku yang undang jurnalis dari Harian Kota Huari ini. Tapi sebelum mereka setuju datang, mereka sudah mengajukan syarat. Mereka hanya akan mewawancarai orang-orang yang mereka anggap menarik."Melihat Tessa memberi isyarat dengan tatapan matanya, Milla pun langsung paham dan bangkit berdiri, "Baiklah. Bisa diwawancarai oleh kalian adalah kehormatan bagiku.""Bukan, justru ini ke
Baca selengkapnya

Bab 195 Menolaknya

"Pasti." Milla mengangguk dan berkata, "Proyek Grup Jauhari adalah salah satu yang pertama lolos seleksi.""Bagus, kalau begitu, siang besok aku akan menantikannya," ujar Zeno dengan senyum tulus.Dia terdiam sejenak, lalu berpura-pura santai saat bertanya, "Kalau nanti bukan cuma aku yang tertarik dengan parfum dari Grup Jauhari, apakah Bu Milla bersedia memberi prioritas kerja sama padaku?"Milla mengedipkan matanya pelan, lalu tersenyum tipis sambil menundukkan pandangannya. Dalam hatinya, dia punya banyak pertimbangan.Meski Grup Jauhari sedang membangun pabrik baru dan terus meluncurkan produk-produk anyar, semua itu memakan biaya besar. Ibunya juga tengah sibuk mencari dana tambahan dari luar negeri. Jika dia bisa mendapatkan suntikan investasi secepatnya lewat presentasi besok, tentu itu sangat membantu.Kini Zeno justru yang menawarkan diri secara terbuka. Secara logika bisnis, Milla seharusnya tak menolak. Namun, pernyataan Zeno yang menyiratkan ketertarikan khusus, malah memb
Baca selengkapnya

Bab 196 Listrik Padam

Menjelang akhir acara, seorang pria berpakaian rapi dan penuh gaya berjalan mendekati Milla."Apakah Anda Bu Milla?" tanyanya."Benar," jawab Milla sambil menoleh dan membalas dengan sopan."Halo, Bu Milla. Saya Robert, Pemimpin Redaksi Majalah Fashion Bazaar."Pria itu memperkenalkan diri dengan senyum ramah, "Baru saja saya melihat Anda mengenakan gaun rancangan Madam Besar Tessa, auranya sangat cocok dengan Anda. Kebetulan sekali, saya sedang merencanakan perubahan gaya untuk sampul majalah kami dan ingin mengundang Anda sebagai model."Mata Milla membelalak karena terkejut. Fashion Bazaar adalah majalah mode papan atas dengan sirkulasi tinggi. Banyak selebriti ternama berlomba-lomba untuk bisa tampil di halamannya, bahkan rela bersaing sengit demi mendapatkan kesempatan seperti itu. Dia tidak menyangka, Robert justru datang sendiri menawarkan padanya.Namun, setelah dipikir-pikir, itu cukup masuk akal. Nama Tessa punya pengaruh yang luar biasa di dunia mode. Gaun yang dikenakannya
Baca selengkapnya

Bab 197 Strategi Mengenal Diri dan Lawan dengan Baik

Milla hanya bisa memutar mata tak berdaya. "Ckckck."Joy mengerucutkan bibirnya dengan kesal, "Sudah ah, cuma sekali lirik saja sudah ketahuan kemesraan kalian."Milla menahan tawa, lalu beranjak serius, "Barusan kami sudah memeriksa ulang proposal final. Nggak ada masalah sama sekali. Aku yakin besok proposal ini bisa menarik investasi yang besar.""Tapi aku dengar Grup Bakhtiar juga ikut presentasi. Mereka nggak bakal main kotor lagi, 'kan?" tanya Joy agak khawatir."Grup Bakhtiar baru saja mengalami beberapa kegagalan besar. Kali ini pasti mereka akan lebih hati-hati. Kami juga sudah menugaskan tim untuk mengawasi mereka terus, jadi mereka nggak akan semudah itu berhasil menjalankan rencana licik mereka."Milla menganalisis dengan tenang, "Lagi pula, sejak mereka kalah dari kami dalam tender parfum pria waktu itu, mereka langsung banting setir ke pengembangan parfum murah. Kalau besok mereka masih bisa bersaing, ya, itu berarti murni karena kemampuan mereka sendiri.""Kalau begitu,
Baca selengkapnya

Bab 198 Provokasi

"Apa yang terjadi sebenarnya?""Pasti ulah Grup Bakhtiar! Cuma mereka yang selicik itu!"Para rekan kerjanya mulai marah.Proposal itu sudah mereka kerjakan selama lebih dari sebulan. Bukan hanya sekadar dokumen, beberapa konsep kombinasi bahan baku parfum Grup Jauhari adalah hasil kerja keras para insinyur dan ahli parfum yang terus meneliti dan menguji tiada henti."Grup Bakhtiar itu keterlaluan! Aku benar-benar ingin sekali ngelabrak mereka! Mereka nggak pernah ngerti arti menghargai hasil kerja keras orang lain!" seru salah satu staf dengan marah."Katanya Grup Bakhtiar nggak bakal main kotor lagi kali ini?" bisik Joy dengan suara pelan.Milla mengernyit. Apa yang dikatakan semua orang memang benar.Dalam proposal untuk presentasi besok, ada beberapa poin yang sangat kuat dan inovatif. Dia begitu yakin kalau proposal itu bisa memukau para investor yang hadir. Namun sekarang, semua nilai jual utama itu sudah bocor di internet.Lalu, masih adakah yang tersisa untuk dipresentasikan be
Baca selengkapnya

Bab 199 Utang Budi

Sopir kembali mengantar Milla pulang ke rumah.Di perjalanan, ia menelepon asistennya dari divisi parfum. "Kerry, tolong kamu sekarang komentar di unggahan yang membocorkan proposal kita itu. Posting juga beberapa kombinasi bahan lain yang dulu pernah kita diskusikan.""Bu Milla ... Anda nggak sedang bercanda, 'kan?" Suara sang asisten terdengar panik."Kamu nggak salah dengar. Aku memang sengaja. Percayalah, aku punya maksud tersendiri," Milla menjawab dengan tegas."Baik, Bu."Begitu asistennya menyanggupi, Milla akhirnya bersandar santai di kursi mobil dan menutup mata sejenak untuk beristirahat.Mobil pun tiba di rumah.Begitu Milla masuk ke dalam, dia melihat Chris sedang duduk di ruang tamu. Dia mengenakan kacamata berbingkai emas sambil memeriksa dokumen di tangannya sambil menunggu Milla pulang.Begitu melihat Milla masuk, Chris langsung bertanya, "Untuk presentasi besok, kamu butuh bantuan?""Aku sudah punya solusinya," jawab Milla sambil tersenyum. Di matanya terpantul sorot
Baca selengkapnya

Bab 200 Dalam Kendali Sepenuhnya

Saat ini, Milla sedang duduk di dalam mobil Joy.Joy sudah terbiasa dengan dunia balapan sejak kecil. Dia menyetir seolah jalanan adalah lintasan sirkuit."Joy, utamakan keselamatan ya," ujar Milla sambil memegang erat pegangan tangan di sisi kursi."Tenang saja, aku nggak sebodoh itu sampai korbankan nyawamu demi uang yang sebentar lagi jatuh ke tangan kita," kata Joy sambil tertawa, lalu kembali melakukan satu gerakan drift mulus melintasi lampu merah yang baru saja menyala."Hanya saja ... meskipun rencanamu itu bagus, kalau nanti para investor di lokasi nggak tertarik, gimana dong?" Joy mulai merasa khawatir lagi."Nggak mungkin. Biasanya investor terbagi jadi dua jenis, yang agresif dan yang konservatif. Investor agresif suka ide segar dan kreatif, jadi mereka pasti akan tertarik dengan pendekatanku. Sedangkan yang konservatif lebih melihat respons pasar. Untungnya, aku sudah siapkan strategi untuk keduanya. Jadi dua tipe investor itu semuanya sudah dalam genggamanku!" ujar Milla
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status