Share

Bab 194 Semangat Bangsawan

Author: Syakia
"Aku dari Harian Kota Huari. Apa aku boleh mewawancarai Bu Grace?" lanjut pria itu.

Harian Kota Huari adalah media dengan pengaruh terbesar di kota, tapi juga dikenal karena sikap selektif dan prinsip mereka yang tinggi. Mereka jarang meliput acara yang skalanya kecil atau tidak cukup bernilai.

Biasanya hanya peristiwa besar yang benar-benar menyita perhatian publik yang bisa membuat para jurnalis Harian Kota Huari turun tangan. Tak disangka, acara jamuan pribadi seperti ini pun berhasil menarik perhatian mereka.

Milla masih tampak ragu. Namun tak lama kemudian, Tessa menghampiri sambil tersenyum, lalu berkata, "Aku yang undang jurnalis dari Harian Kota Huari ini. Tapi sebelum mereka setuju datang, mereka sudah mengajukan syarat. Mereka hanya akan mewawancarai orang-orang yang mereka anggap menarik."

Melihat Tessa memberi isyarat dengan tatapan matanya, Milla pun langsung paham dan bangkit berdiri, "Baiklah. Bisa diwawancarai oleh kalian adalah kehormatan bagiku."

"Bukan, justru ini ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 195 Menolaknya

    "Pasti." Milla mengangguk dan berkata, "Proyek Grup Jauhari adalah salah satu yang pertama lolos seleksi.""Bagus, kalau begitu, siang besok aku akan menantikannya," ujar Zeno dengan senyum tulus.Dia terdiam sejenak, lalu berpura-pura santai saat bertanya, "Kalau nanti bukan cuma aku yang tertarik dengan parfum dari Grup Jauhari, apakah Bu Milla bersedia memberi prioritas kerja sama padaku?"Milla mengedipkan matanya pelan, lalu tersenyum tipis sambil menundukkan pandangannya. Dalam hatinya, dia punya banyak pertimbangan.Meski Grup Jauhari sedang membangun pabrik baru dan terus meluncurkan produk-produk anyar, semua itu memakan biaya besar. Ibunya juga tengah sibuk mencari dana tambahan dari luar negeri. Jika dia bisa mendapatkan suntikan investasi secepatnya lewat presentasi besok, tentu itu sangat membantu.Kini Zeno justru yang menawarkan diri secara terbuka. Secara logika bisnis, Milla seharusnya tak menolak. Namun, pernyataan Zeno yang menyiratkan ketertarikan khusus, malah memb

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 196 Listrik Padam

    Menjelang akhir acara, seorang pria berpakaian rapi dan penuh gaya berjalan mendekati Milla."Apakah Anda Bu Milla?" tanyanya."Benar," jawab Milla sambil menoleh dan membalas dengan sopan."Halo, Bu Milla. Saya Robert, Pemimpin Redaksi Majalah Fashion Bazaar."Pria itu memperkenalkan diri dengan senyum ramah, "Baru saja saya melihat Anda mengenakan gaun rancangan Madam Besar Tessa, auranya sangat cocok dengan Anda. Kebetulan sekali, saya sedang merencanakan perubahan gaya untuk sampul majalah kami dan ingin mengundang Anda sebagai model."Mata Milla membelalak karena terkejut. Fashion Bazaar adalah majalah mode papan atas dengan sirkulasi tinggi. Banyak selebriti ternama berlomba-lomba untuk bisa tampil di halamannya, bahkan rela bersaing sengit demi mendapatkan kesempatan seperti itu. Dia tidak menyangka, Robert justru datang sendiri menawarkan padanya.Namun, setelah dipikir-pikir, itu cukup masuk akal. Nama Tessa punya pengaruh yang luar biasa di dunia mode. Gaun yang dikenakannya

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 197 Strategi Mengenal Diri dan Lawan dengan Baik

    Milla hanya bisa memutar mata tak berdaya. "Ckckck."Joy mengerucutkan bibirnya dengan kesal, "Sudah ah, cuma sekali lirik saja sudah ketahuan kemesraan kalian."Milla menahan tawa, lalu beranjak serius, "Barusan kami sudah memeriksa ulang proposal final. Nggak ada masalah sama sekali. Aku yakin besok proposal ini bisa menarik investasi yang besar.""Tapi aku dengar Grup Bakhtiar juga ikut presentasi. Mereka nggak bakal main kotor lagi, 'kan?" tanya Joy agak khawatir."Grup Bakhtiar baru saja mengalami beberapa kegagalan besar. Kali ini pasti mereka akan lebih hati-hati. Kami juga sudah menugaskan tim untuk mengawasi mereka terus, jadi mereka nggak akan semudah itu berhasil menjalankan rencana licik mereka."Milla menganalisis dengan tenang, "Lagi pula, sejak mereka kalah dari kami dalam tender parfum pria waktu itu, mereka langsung banting setir ke pengembangan parfum murah. Kalau besok mereka masih bisa bersaing, ya, itu berarti murni karena kemampuan mereka sendiri.""Kalau begitu,

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 198 Provokasi

    "Apa yang terjadi sebenarnya?""Pasti ulah Grup Bakhtiar! Cuma mereka yang selicik itu!"Para rekan kerjanya mulai marah.Proposal itu sudah mereka kerjakan selama lebih dari sebulan. Bukan hanya sekadar dokumen, beberapa konsep kombinasi bahan baku parfum Grup Jauhari adalah hasil kerja keras para insinyur dan ahli parfum yang terus meneliti dan menguji tiada henti."Grup Bakhtiar itu keterlaluan! Aku benar-benar ingin sekali ngelabrak mereka! Mereka nggak pernah ngerti arti menghargai hasil kerja keras orang lain!" seru salah satu staf dengan marah."Katanya Grup Bakhtiar nggak bakal main kotor lagi kali ini?" bisik Joy dengan suara pelan.Milla mengernyit. Apa yang dikatakan semua orang memang benar.Dalam proposal untuk presentasi besok, ada beberapa poin yang sangat kuat dan inovatif. Dia begitu yakin kalau proposal itu bisa memukau para investor yang hadir. Namun sekarang, semua nilai jual utama itu sudah bocor di internet.Lalu, masih adakah yang tersisa untuk dipresentasikan be

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 199 Utang Budi

    Sopir kembali mengantar Milla pulang ke rumah.Di perjalanan, ia menelepon asistennya dari divisi parfum. "Kerry, tolong kamu sekarang komentar di unggahan yang membocorkan proposal kita itu. Posting juga beberapa kombinasi bahan lain yang dulu pernah kita diskusikan.""Bu Milla ... Anda nggak sedang bercanda, 'kan?" Suara sang asisten terdengar panik."Kamu nggak salah dengar. Aku memang sengaja. Percayalah, aku punya maksud tersendiri," Milla menjawab dengan tegas."Baik, Bu."Begitu asistennya menyanggupi, Milla akhirnya bersandar santai di kursi mobil dan menutup mata sejenak untuk beristirahat.Mobil pun tiba di rumah.Begitu Milla masuk ke dalam, dia melihat Chris sedang duduk di ruang tamu. Dia mengenakan kacamata berbingkai emas sambil memeriksa dokumen di tangannya sambil menunggu Milla pulang.Begitu melihat Milla masuk, Chris langsung bertanya, "Untuk presentasi besok, kamu butuh bantuan?""Aku sudah punya solusinya," jawab Milla sambil tersenyum. Di matanya terpantul sorot

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 200 Dalam Kendali Sepenuhnya

    Saat ini, Milla sedang duduk di dalam mobil Joy.Joy sudah terbiasa dengan dunia balapan sejak kecil. Dia menyetir seolah jalanan adalah lintasan sirkuit."Joy, utamakan keselamatan ya," ujar Milla sambil memegang erat pegangan tangan di sisi kursi."Tenang saja, aku nggak sebodoh itu sampai korbankan nyawamu demi uang yang sebentar lagi jatuh ke tangan kita," kata Joy sambil tertawa, lalu kembali melakukan satu gerakan drift mulus melintasi lampu merah yang baru saja menyala."Hanya saja ... meskipun rencanamu itu bagus, kalau nanti para investor di lokasi nggak tertarik, gimana dong?" Joy mulai merasa khawatir lagi."Nggak mungkin. Biasanya investor terbagi jadi dua jenis, yang agresif dan yang konservatif. Investor agresif suka ide segar dan kreatif, jadi mereka pasti akan tertarik dengan pendekatanku. Sedangkan yang konservatif lebih melihat respons pasar. Untungnya, aku sudah siapkan strategi untuk keduanya. Jadi dua tipe investor itu semuanya sudah dalam genggamanku!" ujar Milla

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 201 Strategi Jitu

    "Tentu saja!" ucap Milla sambil tersenyum percaya diri.Dengan jemarinya yang lentik, Milla mengoperasikan laptop dengan cekatan, lalu layar pun berpindah ke tampilan halaman pemantauan data real-time."Ini adalah hasil polling interaktif yang kami luncurkan tadi malam secara daring. Karena kami memulainya cukup larut, jumlah peserta awalnya memang nggak banyak ...."Milla mulai mempresentasikan bagian perubahan taktis dalam proposalnya. "Di dalam proposal yang sempat tersebar di internet, kami tambahkan tiga varian parfum baru. Kami mendeskripsikan secara detail tiap aromanya, lalu meluncurkan voting daring.""Setiap pengguna internet bisa memilih parfum favorit mereka. Aroma dengan suara terbanyak akan menjadi kloter produksi pertama. Para partisipan yang ikut voting bisa memindai kode QR untuk mendapatkan kupon diskon, sekaligus berkesempatan menjadi pengguna awal parfum tersebut ....""Silakan lihat di sini. Lonjakan interaksi mulai sekitar pukul sembilan pagi, tepat saat para prof

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 202 Buruk

    Di mata para investor, gelombang besar dukungan dan ekspektasi dari warganet terhadap parfum baru Grup Jauhari adalah uang! Tidak ada orang yang akan melewatkan peluang untuk menghasilkan uang!Apalagi, Bernard didukung oleh konsorsium raksasa. Jadi, jika dia bersedia berinvestasi, Milla tentu saja sangat puas. Dia langsung mengangguk mantap dan berkata, "Kalau begitu, aku terima dengan senang hati. Terima kasih atas kepercayaan Pak Bernard. Aku yakin proyek parfum terjangkau dari Grup Jauhari ini nggak akan mengecewakan Anda."Sambil bicara, pandangan Milla diam-diam menyapu ke arah Zeno. Zeno menunduk, entah apa yang sedang dipikirkannya. Namun, Milla bisa melihat jelas bahwa suasana hatinya sedang buruk.Bernard takut proyek bagus ini disambar investor lain, sehingga dia segera menginstruksikan bawahannya dari divisi bisnis untuk segera menindaklanjuti kesepakatan dengan Milla.Begitu Milla keluar dari ruang rapat, dia langsung melihat Joy yang tengah menunggu cemas di luar. Dia mem

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 258 Menghadiahkan Harta Berharga

    "Tapi memang sih, orang seperti Graham itu benar-benar unik. Nggak pernah ada wawancara atau laporan media, katanya seumur hidup belum pernah menikah! Keluarga Dolken punya harta sebesar itu, tapi nggak jelas akan diwariskan ke siapa," ucap Mona sambil berdecak menyayangkannya."Pastilah dia pernah patah hati!" Hara langsung berspekulasi penuh keyakinan, "Tapi pria yang bisa seumur hidup nggak menikah itu langka sekali. Gara-gara dia nggak punya istri atau anak, Ayah sampai bingung harus kasih hadiah apa ...."Mona dan Hara saling bergandengan, lalu mendekati pelayan Keluarga Angle yang tadi bertugas mencatat hadiah.Sebagian besar tamu yang datang ke tempat seperti ini pasti punya tujuan tersembunyi. Jadi pelayan pun tak terkejut saat mereka bertanya dan menjawab dengan tenang, "Pak Graham sudah datang."Sorot mata kedua orang itu langsung berbinar bersamaan. "Di mana dia?""Barusan sudah naik ke atas," jawab pelayan sambil menengadah ke arah lereng. "Kemungkinan besar sekarang sudah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 257 Pengemis Tua

    Melihat sorot mata Graham yang diam-diam menanti pujian seperti anak kecil, Milla pun tersenyum dan menggoda, "Tentu saja aku percaya pada guruku. Kalau begitu, sepertinya kita harus mendaki cukup jauh, ya!"Graham tertawa lepas, "Gadis cerdik!"Baru saja mereka melewati gerbang pertama, datang beberapa pria dari arah berlawanan. Dari kejauhan, mereka langsung membungkuk memberi salam, "Pak Graham! Nggak nyangka Anda juga hadir hari ini ...."Graham segera dikerubungi untuk saling menyapa dan bertukar basa-basi, sementara Milla berdiri sedikit menjauh sambil memperhatikan pemandangan di sekitar gerbang.Saat itulah terdengar suara seorang wanita dari belakang yang agak terkejut dan sinis, "Eh, bukannya ini Milla? Lama nggaka jumpa!"Milla menoleh dan ternyata orang yang berdiri di sana adalah Hara.Tak jauh di belakangnya, Mona terlihat sibuk membawa sejumlah kantong hadiah besar dan sedang mendaftarkan barang-barang mereka kepada pelayan Keluarga Angle di depan gerbang pertama."Kamu

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 256 Tiga Gerbang Utama

    "Pak Rafael?"Melihat Rafael yang berdiri di sampingnya, untuk pertama kalinya Milla merasa kehadiran Rafael ini sangat tepat waktu."Kebetulan aku baru selesai makan sama teman, dari belakang tadi kulihat seperti kamu. Ternyata memang benar kamu!" ucap Rafael dengan ekspresi senang."Kamu siapa, ya?" Rafael menoleh ke arah pria di seberang Milla yang sedang menyumpal mulutnya dengan potongan daging.Belum sempat pria itu menjawab, Milla sudah berdiri sambil berkata, "Silakan lanjutkan makan. Aku sudah bayar semua, jadi ... sampai jumpa." Setelah itu, dia menarik Rafael pergi bersamanya.Rafael sempat menoleh ke belakang dan menangkap aura canggung di antara mereka, lalu bertanya, "Milla, jangan-jangan ... kamu lagi ikut kencan buta?""Mana mungkin?" sahut Milla jengkel."Tapi aku lihat suasananya canggung sekali, kalian makan berdua begitu ...." Rafael masih terlihat penasaran."Cuma dia yang makan, aku nggak!" jawab Milla dengan kesal. Dia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya dipik

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 255 Perbedaannya Terlalu Besar

    Setelah menutup telepon, Chris terdiam cukup lama. Kemudian, dia menelepon Wilson dan menyampaikan perintah Tessa padanya, "Cari orang yang bisa dipercaya, wakilkan aku untuk ketemu sama seseorang besok ...."Wanita apanya .... Chris sama sekali tidak ingin menghabiskan waktunya."Baik."Wilson juga merasa permintaan Tessa terlalu aneh. Setelah menutup panggilan itu, dia langsung menelepon untuk mencari wajah asing di tim pengawal Grup Mahendra dan memastikan tidak ada kesalahan untuk pertemuan besok.....Sore keesokan harinya.Milla mendorong pintu restoran tempat janji temu, di tangannya menggenggam setangkai mawar merah muda.Siang tadi, ibunya tiba-tiba bersikap misterius lewat telepon dan menyuruhnya datang ke tempat ini sambil membawa mawar sebagai penanda untuk bertemu seseorang.Katanya, orang itu akan menjadi pelindung rahasia selama Milla berada di Negara Melasa. Yang perlu dilakukan hanyalah bertemu langsung. Setelah itu, semua akan menjadi jelas.Ini adalah permintaan lang

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 254 Harus Kamu

    Tiga hari kemudian.Di dalam kotak surat yang sudah berdebu, Nayla menerima sepucuk surat balasan. Isinya adalah ajakan untuk bertemu langsung di sebuah kafe tengah kota.Sore itu, Nayla berdandan rapi dan datang ke kafe yang dimaksud. Tak lama kemudian, muncullah seorang wanita tua berambut putih dengan aura yang luar biasa. Mereka saling mengenali lewat benda penanda yang telah disepakati, lalu duduk berhadapan."Nggak nyangka setelah sekian tahun, kamu masih bersedia membalas suratku," ucap Nayla penuh rasa syukur sambil memandang wanita tua di depannya."Aku dan mendiang ibu mertuamu adalah sahabat sejati," jawab wanita tua itu dengan penuh semangat. "Meski di tahun-tahun terakhir sebelum dia meninggal kami jarang bertemu karena jarak, tapi begitu dia menitipkan keluarganya padaku, aku sudah bersumpah akan melindungi kalian sampai napas terakhirku. Jadi, nggak perlu sungkan. Katakan saja, apa yang bisa kubantu?""Terima kasih banyak, Tante Winaya."Nayla tersenyum haru. "Putriku ak

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 253 Orang yang Lebih Hebat dariku Melindunginya

    Begitu mobil tiba di Grand Amary, Milla turun dan memperhatikan suara di belakangnya. Tepat saat dia melangkah masuk ke rumah, mobil Chris langsung menyala dan memutari taman bunga sekali, lalu melaju pergi. Dia tidak berlama-lama di sana.'Nggak masalah,' batin Milla sambil menggeleng pelan. Kemudian, dia masuk ke rumah untuk mandi dan naik ke ranjang untuk tidur. Saat dia masih berulang kali membolak-balik posisi di ranjang, telepon dari ibunya masuk."Milla, kamu sudah tidur?""Belum ... ada apa, Bu?""Sebentar lagi aku naik pesawat. Besok siang sampai rumah, kamu sempatkan untuk pulang, ya. Ada hal penting yang mau Ibu bicarakan," kata Nayla."Ada apa memangnya?" Milla sedikit gugup, mengira ibunya mengetahui bahwa dia menyembunyikan kondisi kesehatannya."Aku dengar kamu akan pergi ke Melasa untuk menghadiri perayaan 100 tahun Keluarga Angle?" Nayla ternyata menyinggung soal itu."Iya. Kenapa Ibu bisa tahu?"Milla merasa agak heran. Setelah Graham menyampaikan kabar itu, dia belum

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 252 Hanya Boleh Aku

    Chris memicingkan matanya dan berbicara dengan nada sinis, "Pak Zeno mungkin terlalu lama hidup sendiri, jadi sudah lupa apa itu dinamika dalam hubungan, ya?"Persaingan yang kekanak-kanakan antara kedua pria itu membuat Milla merasa lelah. Dia merasa enggan terus berada di tengah mereka, sehingga akhirnya memutuskan untuk berdiri. "Aku ke toilet dulu. Kalian lanjutkan saja."Begitu Milla pergi, perseteruan antara Chris dan Zeno tidak perlu lagi ditutupi."Orang yang muncul tadi malam, itu kamu yang atur, 'kan?" tanya Chris. Ucapannya terdengar seperti pertanyaan, tapi nadanya penuh keyakinan."Apa maksudmu, Pak Chris? Orang yang mana?" Zeno tersenyum samar, meski raut wajahnya tetap tegang.Chris mencibir dingin. "Kita sama-sama tahu, nggak usah basa-basi.""Kamu cemburu?" Zeno berdiri perlahan dengan sorot mata yang gelap dan menantang. "Lalu ke mana saja kamu semalam? Hari ini muncul di sini dan mulai sok peduli? Kamu takut?""Takut sama semua sumpah yang dulu kamu ucapkan pada adik

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 251 Wanitaku

    "Aku belum sempat mengucapkan terima kasih secara resmi padamu soal semalam," Milla membuka pembicaraan lebih dulu.Zeno tersenyum sambil menggeleng pelan. "Sejak pertama kita kenal, kamu sudah sering bilang terima kasih padaku.""Itu artinya kamu memang selalu membantuku," Milla mengenang masa lalu, bibirnya melengkung membentuk senyum kecil. "Tapi aku belum pernah benar-benar membalas kebaikanmu.""Kalau begitu, utang saja dulu."Zeno tetap tampak tenang. Mereka duduk saling berhadapan, tetapi tidak banyak yang dibicarakan.Di tengah suasana yang mulai canggung, dokter masuk bersama perawat untuk memeriksa hasil EKG yang telah direkam sejak pagi, lalu melakukan beberapa pemeriksaan dasar. Setelah itu, dokter berkata, "Kondisi tubuhmu nggak ada masalah. Asalkan nanti cukup istirahat di rumah dan jangan terlalu sering mengalami perubahan emosi yang drastis.""Jadi aku sudah boleh keluar rumah sakit sekarang?" tanya Milla.Dokter mengangguk.Zeno melirik ke arahnya sambil tersenyum. "Ke

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 250 Perayaan Angle Parfum ke-100

    Milla tidak tidur semalaman.Pukul 4 pagi, Joy mengirim pesan padanya. Setelah diselidiki oleh detektif pribadi, plat nomor mobil off-road hitam yang diingatnya memang tidak bermasalah dan identitas pemilik mobil juga tidak mencurigakan. Orang itu tinggal di dekat desa tempat kejadian semalam.Jadi, kesimpulan dari detektif adalah itu bukan aksi penguntitan, hanya kebetulan."Menurutku itu bukan kebetulan." Milla menggenggam ponselnya beberapa saat sebelum akhirnya menelepon Joy. Dia tetap pada pendiriannya."Intuisimu?" tanya Joy.Milla tidak menjawab secara langsung. "Waktu mobil itu mengikutiku, aku merasa sangat nggak nyaman. Aku nggak percaya itu cuma kebetulan semata.""Tapi, pemilik mobil dan orang-orang di sekitarnya sudah diperiksa, semua aman. Tapi, aku akan terus minta mereka selidiki." Joy memercayai Milla, hanya saja memang belum ada bukti."Sudahlah, nggak perlu buang tenaga." Milla berkata, "Meskipun instingku benar, pelaku di balik ini pasti sudah merancang semuanya den

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status