All Chapters of Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati: Chapter 201 - Chapter 210

236 Chapters

Bab 201

Dalam perjalanan pulang, Syakia bersandar pada punggung Hala dan memeluknya dengan erat. Kedua orang itu tidak mengucapkan sepatah kata pun mengenai rahasia tadi. Yang satu telah mengungkapkan rahasianya, sedangkan yang satu lagi membantunya menyimpan rahasia itu.Saat tiba di Kuil Bulani, langit sudah terang. Syakia pun tidak lagi tidur, melainkan hanya minum seteguk air spiritual dari ruang giok untuk menyegarkan diri. Sebelum Adika tiba, dia memanggil Hala keluar lagi. Sebab, ada hal penting yang harus diserahkannya pada Hala.“Hala, kamu seharusnya sudah pernah ketemu sama pengawal rahasia Adipati Damar. Kamu rasa kamu bisa menghadapinya?”Hala mengangguk. “Bisa.”“Baguslah kalau begitu. Setelah aku dan Pangeran Adika pergi sehari, bantulah aku menculik seseorang dari Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan.”“Baik.” Hala bahkan tidak bertanya siapa dan langsung menyetujuinya.Syakia pun tertawa. “Kamu sudah sering ketemu sama orangnya. Yang kumaksud itu Ayu. Sekarang, dia seharusnya c
Read more

Bab 202

Abista benar-benar merasa cemas dan mengkhawatirkan Syakia yang akan pergi ke Kalika. Namun, dia juga selalu terlalu meremehkan tekad Syakia.“Tuan Abista nggak perlu ngomong lagi. Aku sendiri yang bersedia pergi ke Kalika dan harus pergi ke sana. Nggak akan ada yang bisa mengubah keputusanku.”“Syakia, kamu sudah gila?” Tidak peduli itu dulu maupun sekarang, Abista benar-benar tidak dapat memahami pemikiran Syakia.“Kenapa kamu harus pergi ke tempat yang begitu berbahaya? Dulu, Kakak juga selalu membujukmu, tapi kamu nggak pernah mau dengar bujukan Kakak. Kamu nggak bersedia pulang, juga nggak mau ubah keputusanmu!”“Kamu itu memang putri suci, tapi kamu juga cuma bisa hidup di kuil. Sudah cukup kamu harus jalani kehidupan biksuni yang begitu sulit. Sekarang, masalah ini berkaitan dengan hidup dan mati. Apa kamu tahu betapa kacaunya Kalika saat ini? Syakia, jangan keras kepala lagi. Ikutlah Kakak pulang ke rumah!”Abista tidak ingin Syakia pergi ke Kalika dan berusaha untuk membujukny
Read more

Bab 203

Berhubung tidak ingin Syakia diganggu oleh orang lain, Adika langsung memberi perintah pada bawahannya untuk mencegat siapa pun yang hendak mencari Syakia. Syakia yang duduk di dalam kereta kuda akan mendengar suara dari luar sesekali.Sepertinya, Abdi sempat datang. Panji yang aneh itu juga. Namun, Syakia tidak tahu bahwa masih ada seseorang yang datang untuk mengantar kepergiannya. Orang itu tidak lain adalah Laras.Melihat kereta kuda dan pasukan yang berjalan makin menjauh, Laras yang membawa dayang pribadinya berdiri di belakang pohon dan menatap kosong ke depan.“Syakia, kamu seharusnya sudah melupakanku, ‘kan? Tapi, mana boleh kamu melupakanku?” Laras menertawakan dirinya sendiri. “Kamu pernah bilang kita akan jadi teman yang paling baik. Sayangnya, dalam hatimu, aku nggak akan bisa dibandingkan dengan Cempaka selamanya,” gumam Laras. Dia bahkan tidak peduli pada jarinya yang sudah berdarah karena tidak berhenti mengorek kulit pohon.Laras hanya memandang ke arah kereta kuda Sy
Read more

Bab 204

Syakia mengangguk dengan patuh. Setelah Adika keluar dan berbelok ke sebelah kanan untuk masuk ke kamarnya sendiri, Syakia baru menutup pintu kamarnya dan mulai beres-beres. Tidak lama kemudian, Pangeran Pemangku Kaisar itu pun datang dan mengetuk pintunya.“Sahana, sudah selesai beres-beres?”Sangat jelas bahwa Adika ingin mendesaknya untuk turun dan makan. Syakia yang baru selesai merapikan tempat tidur pun tidak bisa berkata-kata.Baiklah, dibandingkan dengan Pangeran Pemangku Kaisar yang sering bepergian untuk berperang, Syakia mengakui gerakannya memang lebih lambat. Dia pun berpikir untuk lanjut beres-beres nanti.“Tunggu sebentar.” Syakia membuka pintu kamar, lalu berjalan keluar. “Ayo jalan. Aku bisa cium aroma wangi dari lantai bawah. Sepertinya, makanannya sudah dihidangkan.”Kebetulan, Syakia memang juga sudah lapar.Adika pun tertawa. “Aku lupa kasih tahu kamu ada camilan di kotak kayu dalam kereta kuda. Kalau lapar, kamu boleh memakannya.”Syakia yang sudah duduk seharian
Read more

Bab 205

“Kenapa kamu nggak makan daging sedikit pun dan cuma makan sayur?”Adika juga makan sangat cepat. Seusai makan, dia pun tidak berhenti menatap Syakia makan. Namun, dia segera menyadari ada yang aneh. Gadis ini hanya mengambil sayur tanpa makan sepotong daging pun.Adika pun bertanya dengan kening berkerut, “Kamu nggak suka masakan daging yang dimasak tempat ini?”Syakia menggeleng, lalu menjawab sambil tersenyum, “Pangeran sudah lupa? Aku ini seorang biksuni. Biksuni nggak boleh makan daging.”Berhubung yang dikenakan Syakia saat ini adalah pakaian orang biasa dan bukan jubah biksuni, Adika benar-benar lupa. Setelah mendengar jawaban Syakia, dia baru tertegun, tetapi kerutan di dahinya malah menjadi makin dalam.Syakia pada dasarnya memang kurus, juga kecil. Jika tidak makan daging, bagaimana tubuhnya bisa bertumbuh dengan baik?“Nggak boleh makan sedikit pun?”Syakia menggeleng. “Nggak boleh.”Adika membujuknya, “Ini kan bukan di Kuil Bulani, curi makan dikit juga boleh.”Syakia tetap
Read more

Bab 206

“Baik.”Setelah memberi perintah, Adika pun naik ke lantai atas. Ketika tiba di depan tangga, dia memanggil pelayan pos pemberhentian ini dan berkata, “Bawakan 2 ember air ke kamarku.”“Ba ... baik. Aku akan segera naik! Tunggu sebentar!”Pelayan yang sudah ketakutan dari tadi buru-buru berlari kembali ke dapur.Adika pun naik ke tangga. Dia awalnya berencana untuk terlebih dahulu mandi dan berganti pakaian sebelum mencari Syakia supaya tidak menakuti gadis itu. Tak disangka, baru saja dia tiba di lantai 3, dia sudah melihat Syakia yang duduk menunggu di luar pintu.Adika sontak terkejut. “Kenapa kamu tunggu di luar? Bukannya aku suruh kamu kembali ke kamar dulu?”“Aku tentu saja menunggumu! Kenapa tubuhmu berlumuran darah? Kamu terluka?” tanya Syakia dengan khawatir. Dia buru-buru berdiri dan menghampiri Adika begitu melihat tampangnya.“Aku nggak apa-apa. Ini bukan darahku.” Adika tersenyum tipis. Melihat Syakia yang begitu mengkhawatirkannya, dia pun berkata dengan bangga, “Dengan a
Read more

Bab 207

Syakia sudah menyadari dari dulu betapa tampannya Pangeran Pemangku Kaisar ini. Namun, dia tidak menyangka ketampanan Adika juga dipenuhi dengan pesona yang sangat memikat.Syakia merasa hatinya mungkin akan tergerak apabila lanjut menatap Adika. Dia pun buru-buru memalingkan wajah, lalu berkata dengan terbata-bata, “Pa ... Pangeran, rambutmu sepertinya agak berantakan. Kamu mau mengikatnya dulu biar nggak kena ke lukamu nanti?”Adika pada dasarnya memang sengaja berpenampilan begini. Jadi, dia tentu saja tidak melewatkan mata Syakia yang dipenuhi dengan ketakjuban. Dulu, Adika tidak pernah peduli pada penampilannya. Saat ini, dia malah terlihat bagaikan burung merak Jantan yang tidak berhenti menonjolkan diri pada musim kawin.“Hmm? Bisa mengganggu? Aku juga nggak tahu. Gimana kalau kamu bantu aku periksa dulu?” tanya Adika sambil berjalan ke depan Syakia.Kemudian, Adika membelakangi Syakia dan menurunkan pakaiannya untuk menunjukkan lengannya yang berotot dan punggungnya yang kekar
Read more

Bab 208

Setelah mengoleskan obat ke luka Adika, Syakia berkata dengan tampang cemberut, “Bukannya bawahanmu begitu banyak? Aku nggak percaya mereka berani menolak untuk bantu kamu oles obat.”Adika merentangkan tangannya dengan tidak berdaya. “Mereka memang nggak berani menolak, tapi aku nggak mau suruh mereka bantu aku.”Mana ada pria yang menyuruh pria lain untuk mengoleskan obat ke lukanya? Menyuruh orang yang disukainya untuk membantunya mengoleskan obat barulah hal yang paling manis.Adika menghibur Syakia. “Lihat, kalau bukan karena perhatianmu tadi, aku mana mungkin teringat diriku sudah terluka? Bawahanku itu lebih nggak peka lagi dariku. Mereka mana mungkin perhatian padaku.”Adika pada dasarnya tidak terluka. Namun, Syakia sudah menunggunya dengan memegang botol obat. Meskipun tidak terluka, dia juga tetap harus terluka.“Nggak usah ngomong soal urusan lain kali dulu. Sekarang, kalau kamu masih berani godain aku, aku nggak akan bantu kamu oles obat lagi untuk beberapa hari selanjutny
Read more

Bab 209

Dari kehidupan sebelumnya, Syakia sudah tahu bahwa Ayu tidaklah sendiri. Dia juga mendapat bantuan dari sekelompok orang yang ditinggalkan ibunya. Dari sekelompok orang ini, ada orang yang ahli menggunakan racun, ada juga orang yang merupakan pembunuh.Dulu, Syakia benar-benar dicelakai dengan tragis oleh orang-orang itu. Di kehidupan ini, Ayu malah mengutus mereka untuk bertindak secepat ini. Ayu jelas sudah putus asa. Namun, ini masih belum cukup. Dalam kesempatan kali ini, Syakia ingin memaksa semua orang di belakang Ayu untuk keluar. Hanya saja, dia perlu mengandalkan bantuan Adika untuk menyingkirkan orang-orang tersebut. Jadi, dia perlu memberikan penjelasan kepada Adika.Syakia menoleh ke arah Adika yang berdiri di luar pintu. “Pangeran Adika ....”Setelah tahu orang yang berada di dalam kamar adalah Hala, Adika yang awalnya ingin masuk untuk memeriksa kamar Syakia pun berhenti di depan pintu. Dia bersandar di kusen pintu dengan tampang malas dan memainkan botol obat itu sambil
Read more

Bab 210

“Mengenai namanya ....” Syakia menoleh ke arah Ayu yang sedang memelototinya dengan terkejut dan tidak percaya.Kemudian, Syakia melanjutkan dengan pelan, “Seingatku, namanya sepertinya ... Kingston.”Seiring dengan keluarnya nama itu dari mulut Syakia, Ayu langsung berseru marah, “Umph! Umph, umph!”Sayangnya, mulut Ayu sudah disumbat kembali dan dia sama sekali tidak bisa berbicara. Jika tidak, dia pasti akan menginterogasi Syakia.Kenapa Syakia bisa tahu tentang orang itu? Kenapa Syakia mengetahui tampang dan bahkan namanya?Ayu jelas-jelas ingat bahwa Kingston tidak pernah muncul di ibu kota, apalagi bertemu dengan Syakia. Kenapa Syakia bisa mengetahui tentang Kingston? Dinilai dari deskripsi Syakia, dia seperti pernah bertemu Kingston secara langsung. Namun, itu tidak mungkin!Kingston merupakan pembunuh suku asing yang ditinggalkan ibu Ayu untuk Ayu, juga merupakan kartu truf terhebat Ayu. Demi menyembunyikan kartu truf ini, dia tidak pernah menghubungi Kingston sejak pulang ke K
Read more
PREV
1
...
192021222324
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status