All Chapters of Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati: Chapter 181 - Chapter 190

236 Chapters

Bab 181

Kama seperti sudah terobsesi dan ingin merasakan semua penderitaan yang dialami Syakia sebelumnya. Dia ingin tahu bagaimana perasaan adiknya itu ketika menapaki jalan ini. Selanjutnya, dia akan segera merasakannya. Jalan pegunungan yang berlumpur, tidak rata, serta penuh dengan batu bukan hanya melukai lutut dan dahinya, tetapi juga mengikis ketegaran dan ketajamannya secara perlahan. Sebelum mencapai setengah perjalanan, Kama sudah merasa lutut dan dahinya terasa sangat sakit. Dia yang awalnya masih bisa berjalan dan bersujud dengan lincah bahkan merasa kesulitan untuk mengangkat sebelah kaki dan membungkuk. Namun, dia bahkan belum mencapai setengah perjalanan!Kama mendongak dan menatap jalan gunung yang tak berujung. Pada saat ini, dia terlihat sangat bingung. Kenapa gunung ini begitu tinggi? Jelas-jelas, gunung ini hanyalah sebuah gunung yang tingginya biasa-biasa saja bagi Kama dulu. Sekarang, dia malah merasa dirinya tidak akan dapat mendaki sampai puncak gunung. Ti ... tidak .
Read more

Bab 182

Ketika Abdi tiba-tiba meminta maaf pada Syakia di pesta ulang tahun Janda Permaisuri, Syakia merasa sangat terkejut. Setelah memikirkannya, Syakia pada akhirnya mengangguk dan menjawab, “Kalau begitu, aku akan menemuinya.”Maya menepuk-nepuk bahu Syakia dan berbisik, “Sahana, meski orang itu sepertinya datang untuk minta maaf, kata-kata pemuda tengil sepertinya nggak boleh terlalu dipercaya. Kamu lebih waspada saja, jangan sampai ditipu orang.”Maya sebenarnya khawatir Syakia tertipu. Sebab, Syakia masih kecil dan baru melewati upacara kedewasaannya. Di usia semuda ini, seorang gadis paling mudah tergerak hatinya dan terpesona oleh pria jahat. Jadi, dia harus mengingatkan Syakia untuk tidak terjebak.“Sahana, ingat. Kita itu biksuni. Jangan percaya sama kata-kata manis pria. Kamu harus kuatkan hatimu dan nggak boleh melanggar peraturan. Mengerti?”Syakia pun merasa lucu dan menjawab, “Kak Maya, kamu berpikir kejauhan.”Abdi dan Syakia baru pernah bertemu beberapa kali. Ketika mereka b
Read more

Bab 183

“Pangeran Adika?” Abdi yang mendengar suara dari belakangnya pun menoleh dan langsung tercengang. Begitu melihat Adika, dia langsung gemetar ketakutan dan bertanya, “Ke ... kenapa Pangeran ada di sini?”Adika menatap Abdi dari atas kudanya dan berkata, “Kamu masih belum jawab pertanyaanku.”Abdi segera tersenyum malu dan memberanikan diri untuk menjawab, “Aku datang untuk memberikan hadiah ulang tahun bagi Putri Suci.”Ketika mendengar “hadiah ulang tahun”, Adika langsung merasa agak kesal. Dia berujar dengan dingin, “Ulang tahun Sahana sudah berlalu begitu lama. Kamu baru datang sekarang untuk kasih hadiahnya?”Abdi yang merasa terintimidasi pun hampir tidak bisa mempertahankan senyumnya. Dia memaksakan diri untuk menjawab, “Memang agak terlambat. Jadi, hadiah ini juga termasuk hadiah permintaan maaf. Sebelumnya, aku pernah menyinggung Putri Suci dengan kata-kataku. Aku pun meminta kesempatan pada Putri Suci untuk membiarkanku menebus kesalahanku.”Syakia membuka mulutnya, tetapi mera
Read more

Bab 184

Adika tidak ingin Syakia merasa dirinya adalah bajingan seperti itu. Jadi, dia hanya bisa bersabar.“Cuaca hari ini kurang bagus. Hujan mungkin akan turun sebentar lagi. Kamu mau masuk dulu?”Adika melihat Syakia hanya mengenakan pakaian biksuni yang tipis. Dia pun hendak melepaskan mantelnya dan menyelimuti Syakia. Namun, dia akhirnya mengurungkan niatnya itu.Syakia menggeleng dan bertanya maksud kedatangan Adika hari ini.“Pangeran datang untuk minta aku bacakan sutra untuk Pangeran?”Masalah Syakia selama beberapa hari terakhir terlalu banyak. Dia sudah tidak membacakan sutra untuk Adika untuk beberapa saat dan agak mengkhawatirkan keadaan Adika.Adika tentu saja tidak melewatkan kekhawatiran yang melintasi mata Syakia. Hatinya langsung terasa jauh lebih nyaman. Dia menggeleng sambil tersenyum. “Hari ini nggak perlu dulu. Keadaanku selama beberapa hari terakhir lumayan bagus. Beberapa hari lagi, aku akan datang untuk mencarimu.”Hari ini, Adika tidak memiliki tujuan apa pun dan mur
Read more

Bab 185

Hujannya tidak terlalu deras, tetapi disertai dengan angin dingin. Hujan gerimis itu membasahi pakaiannya sedikit demi sedikit, sedangkan angin yang bertiup sepertinya juga membuat hatinya terasa dingin.“Kak Kama, ada 4 musim dalam setahun. Di antara begitu banyak musim dan perubahan cuaca, kamu paling suka cuaca seperti apa?”Di benak Kama, muncul sebuah memori ketika mereka semua masih kecil. Pada saat itu, adik perempuan mereka masih hanya Syakia seorang. Syakia sangat suka menempel di sisi kakak-kakaknya dan paling lengket dengannya.Syakia bagaikan seorang pengekor. Setiap Kama pulang, adiknya yang kecil itu akan selalu mengelilinginya dan berceloteh tanpa henti, seolah-olah memiliki percakapan yang tiada habisnya. Pada saat itu, Kama juga sangat menyayangi Syakia. Tidak peduli apa yang ditanyakan Syakia, dia akan menjawab dengan sabar dan tidak pernah bersikap kasar terhadap Syakia.“Aku tentu saja paling suka cuaca yang cerah! Setiap cuacanya cerah, kakakmu ini bisa keluar dan
Read more

Bab 186

Syakia dengan hati-hati mengumpulkan belasan macam obat herbal menurut kitab racun, lalu mencampurnya satu per satu. Tidak lama kemudian, dia menghasilkan sebutir pil berwarna hitam. Setelah itu, dia buru-buru mengeluarkan sebuah botol giok kecil dan menyimpan pil itu. Pil ini memiliki karakteristik yang sepenuhnya berlawanan dengan obat patuh yang efeknya ditingkatkan itu. Obat patuh tidak berwarna maupun berbau, sedangkan pil ini memiliki aroma yang sangat menyengat. Selain itu, komponen racunnya bukan terletak pada pil, melainkan pada aroma yang menyengat itu.Meskipun hanya menghirup sedikit aromanya, Syakia sudah merasa perasaannya menjadi agak aneh. Dia merasa langit seperti akan runtuh dan seketika menjadi putus asa. Untungnya, Syakia masih berada di dalam ruang giok. Setelah menyadari keanehannya, dia segera berlari ke pinggir sungai dan menyelam ke dalam air.“Byur!” Syakia langsung diselimuti oleh energi spiritual yang terkandung dalam air sungai. Setelah energi spiritual i
Read more

Bab 187

“Baik.” Shanti mengangguk dan menyetujuinya, lalu bertanya dengan ragu, “Kamu ... mau menjenguknya?”Saat ini, Kama masih berada di luar gerbang Kuil Bulani. Shanti tahu dia sedang demam, tetapi tidak langsung menyuruh orang untuk menggotongnya masuk. Anak-anak ini memang juga adalah anak Anggreni, tetapi Shanti masih lebih menyukai murid kesayangannya. Jika muridnya tidak setuju, dia juga tidak akan peduli pada Kama. Tak disangka, pikiran muridnya bisa terbuka secepat ini.Syakia menolak untuk menjenguk Kama. Jadi, Shanti tentu saja tidak memaksa. Dia mengutus orang untuk mengirim surat ke Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan, lalu menyuruh orang menggotong Kama masuk ke aula utama Kuil Bulani.Shanti mengira Kama akan segera dibawa pulang. Mengobatinya di aula utama akan lebih mudah. Oleh karena itu, dia pun mulai mengobati Kama. Namun, setelah dia menurunkan demam Kama, orang dari Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan masih belum tiba.Melihat langit yang berangsur gelap, Shanti tidak
Read more

Bab 188

Ketika Kama dibawa keluar dari Kuil Bulani, Shanti juga menyelipkan sebungkus obat kepadanya. Isinya adalah obat untuk menurunkan demam dan salep untuk mengobati luka luar.Kama memeluk sebungkus obat itu dengan erat. Ketika hendak pergi, dia tiba-tiba mendengar suara Abista.“Kama!”Abista tidak menyangka adiknya itu akan terlihat begitu menyedihkan, padahal mereka baru tidak bertemu sehari. Dia merebut payung yang dipegang pelayannya, lalu berjalan menghampiri Kama.Setelah menarik adiknya ke bawah payung, Abista yang masih marah pun menegur, “Ada apa sebenarnya denganmu akhir-akhir ini? Kalau ada masalah, memangnya kamu nggak bisa diskusi sama Kakak dulu? Lihat tampangmu ini. Selain melawan Ayah, kamu juga kabur dari rumah, lalu hilang sehari semalam tanpa membawa apa pun dari rumah. Kamu kira kamu masih adalah seorang anak 3 tahun!”“Aku bukan kabur dari rumah,” koreksi Kama dengan ekspresi tenang.“Jangan asal bicara lagi.” Abista mulai membujuk, “Kamu benar-benar mau melepas stat
Read more

Bab 189

Kama berjalan menuruni gunung, lalu pergi ke sebuah desa yang berjarak lebih dekat dengan kaki Gunung Selatan. Dia menukar pakaian mewah yang dikenakannya dengan dua setel pakaian sederhana yang terbuat dari kain linen dan uang.Desa di luar ibu kota tidak terlalu besar, tetapi juga tidak termasuk kecil. Beberapa orang yang dapat menilai barang tentu saja bersedia melakukan barter dengan Kama. Setelah itu, Kama menggunakan uang yang dimilikinya untuk membeli sepetak kecil tanah di kaki gunung. Dia akan mulai membangun rumah di tempat ini untuk menjalankan tujuannya, yaitu mengikuti dan melindungi Syakia....“Dia benar-benar mau bangun rumah di kaki gunung?”Setelah mendengar kabar itu, Syakia pun mengerutkan keningnya.“Iya. Aku juga cuma asal ngomong. Tak disangka, dia benar-benar mulai melakukan semuanya sesuai yang kukatakan,” jawab Shanti dengan tidak berdaya.Syakia pun menggigit bibirnya. Dia tidak suka mendengar kata-kata yang bersangkutan dengan “demi dia”, terutama tentang K
Read more

Bab 190

Syakia tidak menyangka Hala akan keluar untuk menghiburnya. Kali ini, dia tersenyum tulus dan menjawab, “Makasih, Hala. Aku sangat membutuhkannya.”Hala menemani Syakia berjalan ke tepi sungai, lalu mereka berdua duduk di atas batu.Syakia menatap sungai itu dalam diam untuk sekian lama. Kemudian, dia baru berkata, “Hala, kamu itu pengawal rahasia yang dilatih keluarga kerajaan. Suatu hari nanti, kamu mungkin akan diutus untuk melindungi orang lain. Tapi, kalau di hari itu, aku menyuruhmu untuk jangan pergi dan lanjut melindungiku seorang, apa kamu akan merasa aku egois?”Syakia khawatir Hala berpikir kejauhan. Setelah menanyakan pertanyaan itu, dia buru-buru menjelaskan, “Aku bukan benar-benar akan melarangmu pergi. Hanya saja, hari ini ....”“Aku berharap itu benar.” Sebelum Syakia menyelesaikan kata-katanya, Hala tiba-tiba menunjukkan sisi kuatnya dan menatap Syakia dengan tegas.“Sahana, meski aku ini pengawal rahasia yang dilatih keluarga kerajaan, keyakinan kami adalah, setia han
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
24
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status