Setelah berputar sekali, Adika baru meletakkan Syakia kembali ke lantai. Dia juga sengaja memilih sebuah batu besar yang rata supaya Syakia bisa berdiri dengan seimbang.Syakia yang terkejut, tetapi tidak terluka pun menepuk-nepuk dadanya. Kemudian, dia berkata, “Untung ada Pangeran. Kalau nggak, aku benar-benar akan ketimpa sial.”Setelah hujan gerimis kemarin, cuaca hari ini mulai terasa agak dingin. Jika Syakia jatuh ke sungai di cuaca seperti ini, dia seharusnya akan sakit.Adika menyentil dahi Syakia dengan pelan dan berujar, “Siapa suruh kamu begitu nggak hati-hati. Kamu jelas-jelas tahu dirimu nggak sanggup angkat air sebanyak itu, tapi malah mengisi embermu sampai begitu penuh.”Kali ini, untuk saja ada Adika. Bagaimana jika tidak ada Adika lain kali?Syakia mengelus dahinya, tetapi tidak mengatakan bahwa dirinya begitu tidak hati-hati karena Adika.“Sudah, berikan embermu padaku. Kamu duduk saja di samping.”Adika menyingsing lengan baju dan celananya, lalu mengambil ember kay
Read more