All Chapters of Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati: Chapter 211 - Chapter 220

236 Chapters

Bab 211

“Hahaha! Sepertinya kamu juga sulit menahan godaan wanita cantik. Tapi, kenapa salah satu perempuan itu harus mati? Kita kan boleh bagi rata. Yang satu untukmu, yang satu untuk kami,” ujar Sarmin dengan kata-kata yang vulgar.Namun, meskipun berkata begitu, Sarmin masih berdiri di depan pintu markas dan tidak berniat untuk turun maupun menyuruh orang untuk membukakan pintu bagi Kingston. Sangat jelas bahwa dia tidak begitu percaya pada Kingston.Ketika Kingston diam-diam bertindak, Sarmin juga telah diam-diam memberi isyarat kepada para bandit yang berada di dalam markas. Ada banyak bandit dalam markas yang diam-diam keluar dari sisi lain untuk mengepung Kingston.“Boleh saja kalau kalian mau ampuni gadis itu. Aku cuma khawatir kalian nggak berani.” Wajah Kingston yang garang menunjukkan sedikit ejekan.“Oh? Kalau dinilai dari ucapanmu, gadis itu sepertinya bukan orang biasa. Kenapa tadi kamu cuma kasih tahu kami keuntungannya, tapi sama sekali nggak ungkit tentang seluk beluknya?” tan
Read more

Bab 212

Setelah mengenakan mantel itu, makan malam mereka juga sudah selesai dimasak. Gading terlebih dahulu membawakan 2 mangkuk makanan untuk Syakia dan Adika.“Pangeran, Putri Suci, ayo makan!”Syakia buru-buru menerima bagiannya itu. Mangkuknya dipenuhi dengan sayur. Hanya mencium aromanya, dia tahu bahwa juru masak yang ikut dalam perjalanan ini adalah juru masak yang terampil.Sepertinya, juru masak itu juga tahu bahwa Putri Suci yang mereka kawal ini tidak makan daging. Selain memasakkan sayur yang juga dinikmati semua orang, dia juga menambahkan sup vegetarian untuk Syakia. Sup yang dimakan dengan nasi itu sangat enak.Syakia makan dengan serius sambil memikirkan sesuatu. Beberapa hari sebelumnya, mereka tidak berhenti diserang orang. Hari ini, malah tidak ada satu serangan pun di pagi hari. Hal ini terasa bagaikan ketenangan sebelum badai melanda.“Lagi mikirin apa?” tanya Adika yang juga sedang makan ketika menyadari Syakia melamun.“Aku lagi mikir orang-orang itu akan datang atau ng
Read more

Bab 213

Para bandit Klan Harimau Hitam memang bukan tandingan Pasukan Bendera Hitam. Kingston pun mengutus beberapa pembunuh lagi untuk bertarung dengan Adika. Kemudian, dia sendiri segera menerjang ke arah kereta kuda.Kingston mengulurkan tangannya untuk menyelamatkan Ayu. Namun, pada detik berikutnya ....“Prang!”Sebilah pedang yang tajam hampir menembus kepala Kingston. Untungnya, dia menyadarinya tepat waktu dan segera menggunakan sebilah goloknya untuk menangkis serangan itu. Kemudian, dia segera menebaskan golok satunya lagi ke arah kepala lawan.Namun, gerakan Hala jauh lebih cepat dari Kingston. Dia langsung menendang Kingston sehingga Kingston jatuh dari kereta kuda, lalu berdiri di atas kereta kuda sambil menatap Kingston.Kingston mengangkat kepalanya dan melihat seseorang yang berpakaian serba hitam. Orang itu benar-benar terlihat seperti menyatu dengan kegelapan malam. Dia tidak menyangka masih ada seorang lawan yang begitu sulit dihadapi. Beberapa hari sebelumnya, orang ini jel
Read more

Bab 214

Setelah Gading dan yang lain pergi menangkap Kingston, Adika buru-buru berbalik dan berlari ke sisi kereta kuda.“Sahana, ada apa tadi?”Orang yang mendengar suara dari dalam kereta kuda tentu saja bukan hanya Hala seorang. Adika buru-buru membuka tirai kereta kuda dan langsung melihat sebuah betis yang putih nan mulus.Di dalam kereta kuda, Hala sedang memeriksa apakah kaki Syakia digigit oleh kelabang beracun. Begitu tirai kereta kuda dibuka Adika, dia buru-buru merebut tirai itu dari tangan Adika dan menutupnya kembali.Syakia juga buru-buru berujar, “Pangeran nggak usah khawatir. Aku nggak apa-apa. Hanya saja, ada seekor kelabang yang masuk ke dalam kereta tadi. Hala lagi bantu aku periksa lukanya.”Adika yang awalnya sedang tertegun langsung mengernyit begitu mendengar kata “kelabang”. Dia pun bertanya, “Apa kelabang itu beracun? Selain luka itu, apa kelabang itu bersentuhan langsung dengan kulitmu?”Baru saja Syakia hendak menggeleng, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan mengulurka
Read more

Bab 215

Setelah tiba di perbatasan Kalika, semua orang langsung merasakan gelombang panas itu. Jelas-jelas, wilayah lain sudah berangsur-angsur dingin karena musim gugur akan segera tiba. Namun, cuaca di Kalika malah masih seperti waktu terpanas di musim panas. Hawa panas ini benar-benar menyesakkan.Pada saat ini, wilayah Kalika sudah mengalami kekeringan selama 3 bulan tanpa setetes pun hujan yang turun. Oleh karena itu, ladang yang seharusnya ditanami bahan pangan malah sangat kering sampai retak. Dasar sungai juga sudah terlihat, sedangkan lingkungan di sekeliling sangat gersang dan kumuh.Di samping jalan, terdapat banyak rakyat jelata yang terlihat kurus kerempeng. Ada yang berlutut untuk mengemis di pinggir jalan, ada yang menggali akar pohon untuk mencari makanan.Ketika melihat rombongan Syakia yang melaju mendekat dengan membawa banyak bahan pangan, mata semua orang langsung memerah dan mereka berjalan mendekat dengan terhuyung-huyung. Namun, tidak ada orang yang berani bertindak geg
Read more

Bab 216

Syakia tidak menyangka Wisnu akan langsung berlutut untuk menyapanya. Dia pun buru-buru mengulurkan tangan untuk mengisyaratkan Wisnu berdiri.Setelah Wisnu berdiri, Syakia baru menanyakan hal yang paling penting, “Apa panggung untuk mengadakan upacara permohonan hujan sudah dibangun?”Wisnu buru-buru mengangguk. “Putri Suci tenang saja. Begitu mendengar Putri Suci dan Pangeran Adika sudah berangkat, kami langsung memberi perintah kepada orang untuk membangun panggungnya. Panggungnya sudah selesai dibangun semalam. Setelah memeriksa segalanya sekali lagi hari ini, Putri Suci sudah bisa memulai upacaranya besok.”Adika yang berdiri di samping berkata, “Sahana, kamu istirahat saja dulu sekarang. Upacara permohonan hujan besok akan sangat melelahkan. Kamu harus istirahat yang cukup dulu. Serahkan sisanya padaku.”“Baik.”Syakia juga tidak merasa sungkan. Perjalanan kali ini benar-benar sangat melelahkan. Untungnya, Wisnu telah menyediakan tempat peristirahatan untuk mereka.Setelah tiba
Read more

Bab 217

Setelah mengganti pakaiannya dengan pakaian resmi, Syakia juga mengenakan cadar dan kerudung putih. Kemudian, dia berjalan keluar di bawah bimbingan para dayang.Gading menyenggol Wisnu yang melongo setelah melihat penampilan Syakia. “Tuan Wisnu, Putri Suci sudah pergi. Kenapa kamu masih melongo? Cepat jalan!”Wisnu yang baru tersadar kembali buru-buru mengejar Syakia. “Ah! Putri Suci, tunggu dulu. Biar aku yang tunjukkan jalannya!”...“Jalannya cepat dikit! Cepat, cepat! Kalau nggak cepat pergi, nanti nggak ada tempat lagi!”“Iya, iya. Tunggu aku!”“Ada apa ini?”“Kalian mau ke mana?”Baik di luar maupun di dalam area kota Kalika, orang yang tak terhitung jumlahnya berjalan menuju sebuah tempat dari segala arah. Setelah menderita kekeringan selama 3 bulan, mereka semua sudah hampir kehilangan harapan. Namun, kali ini, kepala prefektur mereka sudah mengundang Putri Suci yang diangkat secara pribadi oleh Kaisar untuk datang mengadakan upacara permohonan hujan bagi mereka. Hanya dalam
Read more

Bab 218

Setelahnya, suasananya pun kembali hening.Syakia sedang berdiri di atas panggung sehingga suara-suara di bawah itu tidak terdengarnya. Dia sama sekali tidak terpengaruh dan melanjutkan upacara ini sesuai prosedur.Kemudian, Syakia mengangkat kepalanya sedikit dan memandang ke langit. Begitu dia membuka mulut, suaranya yang halus dan merdu pun mencapai telinga orang-orang di bawah panggung.Semua orang mendengar Syakia memohon pada Langit dengan tampang serius.“Ini adalah bulan Oktober di Dinasti Minggana. Namaku Sahana, aku juga dijuluki sebagai Putri Suci Pembawa Berkah. Aku ingin mewakili seluruh rakyat Kalika untuk meminta para dewa menurunkan hujan untuk mengakhiri kekeringan di tanah ini.”“Wahai para dewa yang agung, yang menerangi langit, turunkanlah hujan yang bisa menyuburkan tanah agar segala makhluk hidup mendapatkan berkah. Aku harap para dewa bisa mengabulkan permintaan rakyat. Di sini, aku berdoa dengan setulus hati.”Syakia mengucapkan setiap kata dengan jelas dan tulu
Read more

Bab 219

“Aaah! Hujan! Benar-benar sudah hujan!”“Huhuhu! Bencana alam akhirnya berakhir juga!”“Ayah, Ibu! Kalian sudah lihat! Bencana alam sudah berakhir!”Semua penduduk Kalika langsung berlari keluar rumah seperti orang gila. Mereka berdiri di bawah hujan dengan gembira dan sangat menghargai hujan deras pertama yang sudah dinantikan mereka selama 3 bulan penuh.“Ini berkat Putri Suci!”“Benar! Putri Suci Pembawa Berkah yang sudah berhasil memohon hujan deras ini untuk kita!”“Putri Suci Pembawa Berkah benar-benar adalah dewi penolong!”“Dia itu putri suci yang diangkat Kaisar secara langsung supaya bisa mendoakan kerajaan dan rakyatnya. Dia itu putri suci kita!”Pada hari itu, Syakia tidak tahu bahwa semua orang di Kalika bersorak di bawah hujan deras sambil menyerukan namanya.Putri Suci Pembawa Berkah, putri suci pertama Dinasti Minggana. Dialah satu-satunya orang yang dapat membawa berkah bagi kerajaan....Seminggu kemudian, Syakia dan orang lainnya akhirnya kembali ke ibu kota.“Gimana
Read more

Bab 220

Syakia pun tertawa. “Itu karena aku melakukan perjalanan jauh. Guru pasti khawatir. Kalau yang melakukan perjalanan jauh itu Kak Maya, Guru pasti juga akan mengkhawatirkanmu.”Shanti yang menggenggam tangan Syakia sambil melangkah maju tidak berkomentar. Dia hanya diam-diam bergumam dalam hati, ‘Beda.’Shanti memang akan mengkhawatirkan Maya, tetapi kekhawatirannya terhadap Syakia berbeda. Hanya Tuhan yang tahu sudah berapa lama dia tidak merasakan hal seperti ini sejak Anggreni meninggal.Sup penambah gizi yang dimasak Shanti sangat banyak. Dia tentu saja juga tidak boleh pilih kasih. Setelah mengambil semangkuk besar sup untuk Syakia, dia membagikan sisanya kepada orang lainnya.Syakia meminum sup yang hangat itu sambil tersenyum gembira. “Makasih, Guru. Supnya enak banget!”“Baguslah kalau kamu suka. Dulu, aku juga sering masakkan sup penambah gizi untuk ibumu. Setiap kali, dia juga selalu bilang dia paling suka minum sup yang kumasak.”Begitu mengungkit tentang Anggreni, Shanti pun
Read more
PREV
1
...
192021222324
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status