Ponsel yang berada di dalam kantung seragam maid milik Windi pun bergetar, memandakan adanya sebuah panggilan masuk. Dengan sigap, wanita itu pun mengangkatnya. "Halo?" "Halo, Windiarti." Suara kekehan keji sekonyong-konyong terdengar dari seberang sambungan telepon. "Aku sudah melakukan sesuai perintahmu, Brengsekk!! Sekarang lepaskan adikku!" Tanpa basa-basi, Windi pun langsung menyambar gusar. Tawa kejam itu kembali berkumandang. "Aku akan melepaskan adikmu, segera setelah bosku keluar dengan selamat dengan membawa Nona cantik itu, Sayang! Sabarlah, dan bantu bosku agar bisa keluar dari gerbang!" Windi menoleh ke arah pagar besi setinggi lima meter, yang ia tahu dialiri oleh listrik bertegangan tinggi serta penjagaan yang sangat ketat. "Aku sudah mengatur semuanya. Bosmu dan Nona Audriana akan keluar dari sini dengan selamat. Ingat, aku minta kau agar segera bebaskan adikku dan jangan pernah kau berani menyentuhnya, Wiryawan!" Terdengar keributan di bagian gerbang sebelum p
Last Updated : 2025-02-16 Read more