Home / Romansa / Let Me Go, Mr. CEO! / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Let Me Go, Mr. CEO!: Chapter 31 - Chapter 40

78 Chapters

31. Melupakan

Jaxton menggebrak mejanya dengan keras sembari menatap Geovan tajam. "Apa maksudmu, Geo? Lisa adalah adik tiriku?? Adik tiriku bernama Felice, dan dia sudah tewas di tangan ibu kandungnya di usia dua tahun!" Bentaknya dengan emosi yang memuncak. Bayang kelam masa lalu itu membuat kondisi jiwanya kembali terguncang. Tubuh Felice yang mungil tergeletak di atas teras dengan bersimbah darah, dan Fiona yang masih menatapnya dengan tatapan sinting yang memuja. Bahkan ia masih mengingat setiap detil kejadian di hari yang naas itu. "Sekarang tak ada lagi yang akan membuatmu berat untuk menjalani cinta denganku, Jax. Felice sudah tiada. Kau tidak perlu lagi merasa bersalah pada adikmu itu," bisik Fiona di telinga Jaxton, yang sedang menyandarkan perutnya di pagar balkon lantai dua dan menatap nanar pada tubuh kecil adiknya yang sudah tak bergerak di bawah sana. Fiona mengelus rambut coklat Jaxton dengan penuh cinta. "Kita ditakdirkan untuk bersama selamanya, Sayang. Aku akan selalu
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

32. Menemani

Ranjang yang semula rapi itu kini terlihat berantakan tak berbentuk, karena panasnya aktivitas yang berlangsung di atasnya. Bantal-bantalnya telah berjatuhan ke lantai, seprai yang tercabut dan kusut, serta selimut terlempar entah kemana. Dua insan manusia yang saling bergerak seirama dengan gerakan yang erotis itu saling memberikan gairah, berpacu dalam gelora yang tak pernah surut. "Ahh... hh... haahh... " Audriana mendesah nikmat merasakan benda tumpul besar dan panjang yang memenuhi celah surganya, berulangkali menghujamnya dengan keras dan cepat tanpa jeda. Jaxton menyetubuhi Audriana seperti kesetanan, menjemput kenikmatan pada setiap gerakan yang membuatnya semakin lama semakin merasa gila karena Audriana. "Fuck!" Umpatnya di sela-sela sodokan kuatnya. Jika saja Audriana adalah makanan, pastilah ia adalah makanan yang terlezat di dunia. Makanan yang selalu ingin Jaxton lahap dengan rakus. "You're mine," racau Jaxton di sela-sela hujaman kerasnya. "Mine!" Audriana menjer
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

33. Obatku

Fiona, si wanita bergaun putih yang masih terlihat menawan di usianya yang telah menginjak empat puluh dua tahun itu tertawa dengan suaranya yang renyah."Ah, Jax sayangku! Apa kau kira dengan memasukkanku ke dalam tempat ini akan membuatku semakin tidak waras seperti Mariana? Kau salah, Sayang! Mommy-mu dan aku jauh berbeda. Dia hanya mencintai Daddy-mu dan tidak mencintaimu, itu sebabnya Mariana bunuh diri setelah cintanya kurebut."Fiona berdiri di samping Jaxton dan menaruh satu tangannya di bahu lelaki itu, dan mendekatkan bibirnya di telinga lelaki yang tak bergeming tersebut."Sedangkan aku? Aku sangat mencintaimu. Bisa saja aku melarikan diri dari tempat terkutuk ini, tapi aku tetap diam dan menunggumu di sini. Karena aku tahu, melarikan diri hanya akan membuatku semakin jauh darimu," bisiknya mesra seraya mengecup pipi Jaxton."Kau lihat kan? Betapa dalamnya cintaku kepadamu." Fiona mengulurkan kedua tangannya untuk menangkup pipi Jaxton dan menghadapkan kepadanya."Cintaku s
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

34. Merindukanmu

Senyum merekah sejak tadi terlukis di bibir Bagas, yang saat ini sedang berada di dalam ruangannya. Ada banyak pekerjaan serta tugas yang lumayan menumpuk hari ini sesuai wewenangnya sebagai Manajer Keuangan, namun itu semua tak membuatnya kehilangan semangat. Semua itu tak lebih karena ia mendapatkan informasi, bahwa hari ini Audriana akan datang ke gedung Quinn Entertainment. Tadi pagi ketika ia baru tiba di kantor dan sedang menunggu lift, ajudan Jaxton Quinn yang bernama Geovan kebetulan lewat di belakangnya bersama beberapa pengawal. Lelaki itu sepertinya sedang sibuk menelepon, dan sepintas lalu Bagas pun mendengar Geovan mengucapkan kepada seseorang di sambungan teleponnya, "perketat keamanan, karena Mr. Quinn akan tiba bersama Nona Audriana hari ini." Ia tak peduli meskipun kini gadis itu telah menjadi milik Jaxton Quinn, yang ada di dalam benaknya adalah Audriana tetap kekasihnya. Bagas yakin sekali, jika gadis cantik bersurai panjang itu masih mencintainya, sep
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

35. Berpura-pura

**FLASHBACK BEBERAPA SAAT SEBELUMNYA ** "Jadi kamu tidak mau menurut dan masuk ke dalam kamar? Kenapa? Apa kamu berharap bisa bertemu dan bersapa mesra dengan 'Mas Bagas', hm?" Olok Jaxton, dengan sengaja menyebut Bagas dengan panggilan yang biasa digunakan Audriana untuk lelaki itu. Sepeninggal Geovan yang baru saja permisi dengan dalih hendak memanggil Bagas, Jaxton pun langsung mengkronfrontasi Audriana yang memberikan penolakan, saat ia menyuruh gadis itu masuk ke dalam kamar yang berada di ruang CEO. Kamar yang biasa ia gunakan untuk beristirahat. "Aku tidak mau masuk kamar bukan karena itu! Tapi karena sikapmu yang sudah benar-benar keterlaluan!" Tandas Audriana tak kalah kesalnya. "Kamu terlalu berlebihan dengan tidak memperbolehkan semua orang menatapku, juga aku yang menyapa Geovan sambil tersenyum saja seakan jadi masalah yang besar." "Itu memang masalah besar bagiku! Aku tidak suka, Audriana. Kuulangi, aku tidak suka wajah dan senyummu dinikmati oleh lelaki lain sela
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

36. Duka

"Audriana!" Gadis yang sedang mengunyah kue caramel itu pun sontak menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya.Netra beningnya seketika melebar dengan sempurna, saat melihat sosok yang paling ingin ia hindari di muka bumi saat ini. Bahkan kalau bisa, untuk selamanya. Audriana pun hanya memasang senyum tipis, melihat lelaki yang dulu pernah mengisi hatinya itu kini terlihat duduk di sampingnya dengan wajah gembira. "Ternyata kamu ada di sini. Dari tadi aku mencarimu kemana-mana. Lalu tiba-tiba saja aku teringat pada taman di dekat kantor yang suka kamu kunjungi saat menungguku pulang," tukas Bagas ceria. Audriana diam saja tak menyahut. Sejujurnya semula dia hanya ingin sendiri menikmati kue karamel kesukaannya, sambil menghirup udara segar di taman. Mumpung Jaxton juga sedang menghadiri meeting penting dan tumben-tumbenan Geovan mengijinkannya keluar dari ruangan CEO, meskipun tetap saja diawasi oleh empat orang pengawal. Mungkin ajudan Jaxton itu merasa kasihan dengann
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

37. Terlupa

Audriana telah berada di dalam helikopter menuju ke sebuah restoran di hotel di daerah Jakarta Barat. Jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, membuat perjalanan hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit saja. Mereka turun ke landasan heli di atas gedung sebuah hotel bintang lima, dimana Jaxton berencana membawa Audriana untui private lunch di sana. Audriana terlihat bingung ketika alih-alih memasuki sebuah restoran, Jaxton malah membawanya ke sebuah ruangan yang menyerupai dapur bersih yang luas. Jendela-jendela kaca besar terdapat di dinding-dindingnya, membuat Audriana bisa melihat pemandangan kota Jakarta dari ketinggian pencakar langit. "Selamat siang, Mr. Jaxton Quinn dan Miss Audriana. Perkenalkan nama saya Chef Berlian. Saya yang hari ini akan memasak untuk kalian." Audriana memekik gembira ketika melihat seorang wanita cantik berseragam chef yang menyambut mereka. Chef Berlian adalah idola Audriana. Selain cantik dan jago masak, wanita yang memiliki program acara memasak
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

38. Penculikan

"Baby! Ada apa?!" Audriana masih menjerit-jerit histeris dengan mata yang masih tertutup ketika Jaxton merengkuh dan memeluknya erat. "Baby, buka matamu. Itu cuma mimpi. Sshh... tenanglah." Usapan lembut di punggung serta suara berat Jaxton itu ternyata mampu memberikan ketenangan kepada Audriana. Dengan napas yang masih memburu, gadis itu pun perlahan membuka kedua matanya. "Ja-Jaxton??" Audriana menatap Jaxton dengan bibiirnya yang gemetar. Kedua tangannya terulur ke atas dan menangkup wajah lelaki itu. "Ka-kamu masih hidup? Jadi itu... itu... cuma mimpi buruk??" Jaxton mengecup bibir pucat gemetar itu dengan sepenuh hati. "Aku akan selalu di sini bersamamu, Baby... apa pun yang membuatmu takut tadi, itu hanya mimpi." "Huuhuhuu.... aku bermimpi kamu meninggal! Kamu meninggal tertembak karena melindungiku... dan Bagas... Bagas menculikku!" Audriana menangis sejadi-jadinya di dalam dekapan Jaxton. Tangis ketakutan yang bercampur dengan rasa lega karena semua hanya mimpi, meski
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

39. Penyusup

**FLASHBACK BEBERAPA SAAT SEBELUMNYA** Audriana yang sejak tadi terbaring di ranjang sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Tubuhnya lelah, tapi pikirannya terus berkelana kepada mimpi semalam, serta raut wajah tegang Jaxton ketika mendapatkan telepon dari Geovan tadi. Gadis itu pun mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Aaarrggh!!! Percuma saja ia berusaha untuk rileks sejak tadi, jika otaknya terus terjaga dan seolah menolak untuk istirahat! Sambil menghembuskan napas keras, Audriana pun memutuskan untuk turun dari ranjang dan melangkah keluar dari kamar. Ia bertemu dengan beberapa maid di koridor yang menyapanya dengan ramah dan bertanya apakah dirinya membutuhkan sesuatu. Audriana hanya menjawab dengan gelengan kepala dan ucapan terima kasih. Sejujurnya ia hanya ingin menyendiri ke tempat yang tenang. Tapi kemana ia harus melangkah? "Nona Audriana!" Seorang maid berwajah chubby dengan pipinya yang merah, menyapa Audriana yang sedang menuruni tangga besar selebar dua mobi
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

40. Penyelamatan

Ponsel yang berada di dalam kantung seragam maid milik Windi pun bergetar, memandakan adanya sebuah panggilan masuk. Dengan sigap, wanita itu pun mengangkatnya. "Halo?" "Halo, Windiarti." Suara kekehan keji sekonyong-konyong terdengar dari seberang sambungan telepon. "Aku sudah melakukan sesuai perintahmu, Brengsekk!! Sekarang lepaskan adikku!" Tanpa basa-basi, Windi pun langsung menyambar gusar. Tawa kejam itu kembali berkumandang. "Aku akan melepaskan adikmu, segera setelah bosku keluar dengan selamat dengan membawa Nona cantik itu, Sayang! Sabarlah, dan bantu bosku agar bisa keluar dari gerbang!" Windi menoleh ke arah pagar besi setinggi lima meter, yang ia tahu dialiri oleh listrik bertegangan tinggi serta penjagaan yang sangat ketat. "Aku sudah mengatur semuanya. Bosmu dan Nona Audriana akan keluar dari sini dengan selamat. Ingat, aku minta kau agar segera bebaskan adikku dan jangan pernah kau berani menyentuhnya, Wiryawan!" Terdengar keributan di bagian gerbang sebelum p
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status