Home / Romansa / Let Me Go, Mr. CEO! / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Let Me Go, Mr. CEO!: Chapter 51 - Chapter 60

78 Chapters

51. Masih Perawan

Kania membalikkan tubuh Geovan yang menegang kaku hingga mereka pun kini saling berhadapan, lalu tersenyum dengan sangat manis saat mereka saling beradu beradu tatap. "Mmm... Pak Geovan?" Panggil Kania manja. Geovan menelan ludah, setengah mati menahan dirinya untuk tidak menyerang Kania yang sekarang menjadi sangat seksi. "Y-yaaa??" Jawab Geovan yang kini telah mengalihkan pandangannya dari siluet sensual yang membuatnya gerah. "Saya mau mengakui sesuatu," tutur Kania dengan wajah polos namun terlihat menggemaskan. "Sebenarnya, saya sudah menyukai Pak Geovan waktu pertama kali kita bertemu. Itu loh, waktu kita berada di ruangan Mr. Quinn. Menurut saya, Pak Geovan itu bukan cuma amat sangat tampan, tapi juga cool dan sangat fokus saat sedang bekerja." Kania berhenti sebentar untuk terkikik genit. Efek obat perangsang yang ia telan secara tidak sengaja di dalam cheese cake itu bukan saja membuat gairahnya naik, tapi juga kepercayaan dirinya yang meningkat tajam. Kania mod
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

52. Nyaris

Tiba-tiba suara denting ponsel mengagetkan mereka berdua, dan tak pelak juga membuat akal pikiran Geovan kembali kepada kenyataan. Sambil mengumpat keras, serta merta ia menarik cepat jemarinya dari tubuh Kania, dan beringsut berdiri dari atas ranjang untuk meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas. "Pak... Geovan?" Kania menatap sayu penuh tanda tanya pada Geovan yang tiba-tiba berlalu begitu saja tanpa kata. Tanpa ia tahu jika sesungguhnya Geovan berusaha keras mengabaikan suara serak Kania yang menggoda. Geovan mencoba fokus meluruskan pikirannya. Setelah menarik napas yang teramat panjang, lelaki itu pun membuka sebuah pesan dari Mr. Quinn yang masuk ke dalam ponselnya. [Audriana hamil, Geo!!! Is that amazing?? Aku akan menjadi seorang Daddy!!] Kalimat Jaxton membuat lelaki berparas blasteran Indonesia-Korea itu pun sontak tercenung. Aura kebahagiaan yang terpancar jelas dari dalam pesan bosnya itu tak pelak menohok dirinya, yang hampir saja membuat kesalahan di
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

53. Syahdu

"Jaxton, aku bisa naik tangga sendiri. Tolong jangan berlebihan!" Audriana hanya bisa menghela napas lelah melihat calon ayah dari anaknya, yang memaksa menggendongnya menaiki tangga menuju pesawat. "Dokter sudah bilang kalau semester awal kehamilan ini kamu tidak boleh terlalu lelah, Baby. Dan menurutku, menaiki tangga seperti ini sangat berpotensi membuatmu kelelahan," tukas Jaxton santai. "Itu cuma TANGGA. Dan tidak terlalu tinggi pula! Justru yang berpotensi membuatku kelelahan itu ya serangan dari kamu setiap malam," balas Audriana lagi. Jaxton mengerang kesal. "Please jangan ingatkan aku lagi tentang hal itu, Audriana." Lelaki itu terlihat merana karena Dokter Kandungan telah mengingatkannya untuk menunda berhubungan intim dulu selama trisemester pertama, karena kondisi kehamilan di tiga bulan awal yang masih rentan. "Karena Dokter melarang kita bercinta, maka mulai detik ini aku akan melakukan apa pun untuk mengobati rasa rinduku. Seperti mencium bibirmu kapan dan dimana
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

54. Mantan Tunangan

"Belinda??" Dari puluhan bahkan mungkin ratusan hotel yang tersebar di Pulau Dewata ini, kenapa harus di hotel ini Geovan bertemu kembali dengan wanita yang pernah menjadi tunangannya?? Wanita cantik berambut seleher itu tersenyum sumringah. Maniknya terus menatap wajah Geovan seakan lelaki itu adalah satu-satunya orang yang tersisa di dunia ini. "Rasanya seperti mimpi bisa bertemu kamu di sini, Geo! Kamu sedang dinas ya??" Geovan mengangguk. Meskipun Belinda adalah salah satu orang yang paling enggan untuk ia temui, namun tak pelak ia akui jika ada secercah kerinduan yang pelan-pelan menyusup ke dalam relung hatinya. Karena bagaimana pun, wanita itu adalah seseorang yang dahulu pernah mengisi hatinya.Wanita yang bahkan hendak ia nikahi, namun terbentur ketiadaan restu dari orang tua Belinda yang tidak menyukai Geovan. "Kamu sendiri? Bukankah terakhir kali aku dengar kamu menetap di Chicago?" tanya balik Geovan. Belinda menggeleng pelan. "Aku ke sana cuma untuk liburan dan hea
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

55. Penyerangan

Suara tawa bahagia berkumandang di udara bebas, disertai suara deburan ombak yang memecah pantai.Audriana sedang asik bermain air bersama Jaxton, yang malah menggunakan kesempatan itu untuk deep skinship dengan wanitanya. "Jaxton!" Audriana mendelik kesal ketika Jaxton tiba-tiba mengecup dua gundukan dadanya dari balik baju renang. "Malu!" Jaxton menatap malas ke arah para bodyguard, yang tak ada satu pun yang berani menatap bos serta kekasihnya itu. "Tak ada yang melihat, Baby. Ayo, cium aku dulu biar aku tidak terlalu merindukannmu," pintanya dengan wajah memelas. "Ck. Kita cuma berpisah satu jam selama kamu rapat koordinasi, Jaxton! Jangan berlebihan," decak wanita itu sembari mengikat rambutnya yang panjang menjadi kuncir kuda di atas kepala. "Kamu seksi sekali kalau sedang menguncir rambut seperti itu," puji Jaxton dengan tatapan hijau zamrudnya yang memuja. Tiba-tiba ia menarik karet rambut Audriana hingga terlepas dari rambutnya. "Jaxton!" Pekik Audriana yang kesal karen
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

56. Tertangkap

"Pak? Ada apa?" Kania bertanya heran melihat wajah Geovan yang mendadak berubah setelah membaca pesan di ponselnya. "Ada orang yang mencelakai Mr. Quinn," sahut Geovan dengan ketenangan yang patut diacungi jempol, meskipun sesungguhnya ia merasakan kekhawatiran yang sangat besar. "Beliau ditusuk." Kania membelalakkan mata terkejut mendengar penuturan Geovan."Apa?? Lalu bagaimana kondisinya sekarang? Dan Audriana?? Apa dia baik-baik saja??" Tanya panik gadis itu yang bertubi-tubi, karena yang ia tahu sahabatnya itu sedang menghabiskan waktu bersama kekasihnya itu. "Nona Audriana sepertinya baik-baik saja,tapi aku harus ke rumah sakit sekarang," sahut Geovan sembari menyimpan ponselnya di dalam saku. Satu tangannya terulur untuk menepuk lembut puncak kepala Kania. "Kembalilah ke kamarmu dan jangan pernah keluar dari lingkungan hotel, mengerti?" "Tapi... bagaimana dengan rapat hari ini, Pak?" "Aku akan mengirimkan pesan ke semua peserta, kalau rapat sementara ditunda hingga beso
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

57. Sang Dalang

"Pramudya?!" Geovan berdiri di depan Jaxton yang saat ini sedang duduk di kursi roda. Ajudan terpercaya Jaxton Quinn itu menganggukkan kepala. "Benar. Pramudya Hasan. Dialah yang telah memerintahkan dua orang preman untuk mencelakai Nona Audriana. Satu orang bertugas untuk pengalihan, sedangkan satu lagi bagian eksekutornya," ungkap Geovan. "Lalu siapa sebenarnya Pramudya Hasan? Dan kenapa dia ingin menyakiti Audriana?" "Kami masih menggali informasi itu lebih dalam lagi, Mr. Quinn." Jaxton menghembuskan napas keras, menyuarakan ketidakpuasannya akan jawaban ajudannya itu. "Tolong jangan membuatku kesal, Geo! Aku ingin Pramudya Hasan keparat itu segera ditemukan dan bawa dia hidup-hidup ke hadapanku!" "Baik, Mr. Quinn ," sahut Geovan dengan sedikit membungkukkan badannya dengan gestur memberi hormat, sebelum akhirnya pergi dari hadapan Jaxton. Langkah tegasnya menyusuri lorong rumah sakit, namun pikirannya melayang-layang entah kemana. "Pramudya Hasan, siapa kau sebenarnya?" G
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

58. Singa

"Baby, wake up..." Audriana melenguh pelan ketika merasakan beberapa kecupan yang mendarat di leher dan pipinya. "Jaxton, aku masih mengantuk," protesnya saat Jaxton dengan sengaja terus mengecupnya dengan bertubi-tubi untuk membangunkan wanita itu. "Waktunya minum susu soremu, Baby. Kamu harus menjaga asupan gizimu dan juga anak kita." Kini kecupan Jaxton pun beralih ke perut Audriana yang masih datar. Setelah mengetahui kekasihnya mengandung anak mereka, Jaxton-lah yang selalu menyiapkan segelas susu kehamilan untuk Audriana dua kali dalam sehari. Audriana pun hanya bisa menghembuskan napas kesal, namun ia luluh juga melihat bagaimana Jaxton mengecup perutnya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Audriana menjulurkan tangannya, untuk menyentuh dan membelai rambut coklat gelap Jaxton yang tebal namun terasa lembut di jemarinya. "Hmm... nanti kalau Jaxton Junior sudah lahir, aku akan berebut perhatianmu dengan anakku sendiri!" Cetus lelaki itu sambil cemberut. "Well
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

59. Resah

Di dalam mobil, Kania dan Geovan hanya diam dan tampak sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Yaitu Kania yang terus memandang keluar jendela, sedangkan Geovan yang fokus menyetir. Tak ada satu pun dari mereka yang berniat untuk memecahkan keheningan itu. Baik Kania maupun Geovan sama-sama terlalu gengsi dan egois untuk memulai pembicaraan. Hingga akhirnya mobil Geovan telah sampai di hotel, masih tetap tak ada satu kata pun yang keluar di antara mereka. Kania membanting pintu mobil dengan wajah ditekuk, lalu berjalan begitu saja meninggalkan Geovan yang hanya bisa menghela napas pelan. Rasanya seperti sedang mengemong anak kecil saja! Lelaki itu pun kemudian sengaja berjalan tepat di belakang Kania menuju kamar mereka, yang memang posisinya bersebelahan. Namun di tengah jalan, tiba-tiba saja seseorang menegur dan menepuk pelan pundak Geovan. "Belinda?" Kania yang berada tepat di depan Geovan pun otomatis menoleh ke belakangnya, saat mendengar suara Geovan. Dia meli
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

60. Panggil Aku Geo

"Bagaimana kalau aku tidak mau, Kania? Bagaimana kalau aku tidak mau melepasmu?" Kania pun menelan ludahnya yang seperti menelan air satu galon saking gugupnya. Ini... apa maksudnya, sih?? Pertanyaan Pak Geovan yang ambigu, atau dia saja yang mudah terbawa perasaan?? Tawa kaku pun keluar dari mulut Kania yang mendadak terasa kering. "Pak Geovan ini bicara apa sih, kok bahasanya nyerempet-nyerempet gitu?? Ketularan saya deh pasti!" Sergahnya sembari membuang muka. Wajah mereka yang terlalu dekat membuat Kania merona. Sialnya, napas hangat Geovan justru kini berhembus mengenai kulit leher Kania dan membuatnya bergidik. "Aku bukan cuma ketularan kamu, Kania. Tapi kayaknya malah sudah kecanduan kamu deh." Lagi-lagi Geovan mengeluarkan kalimat-kalimat yang membikin wajah Kania semakin memerah. Tak biasanya lelaki itu berkata manis nan merayu, justru biasanya Kania yang begitu. Kekehan pelan pun menguar dari bibir Geovan. "Nggak nyangka. Kamu kalau digoda balik ternyata malah m
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status