Di ruang sidang yang besar dan dingin, suasana begitu tegang. Kartini duduk di meja penggugat dengan wajah yang tegar meski jantungnya berdegup kencang. Dita, iparnya, duduk di sebelahnya, menggenggam tangan Kartini erat-erat untuk memberikan dukungan. Di belakang mereka, Mahen, saudara Bastian, berdiri sebagai saksi yang siap memberikan pernyataan. Di sisi lain, kursi yang seharusnya diisi oleh Bastian kosong. Ketidakhadirannya seolah menunjukkan ketidakpeduliannya, tetapi bagi Kartini, itu justru menjadi bukti nyata dari sikap Bastian selama ini. Hakim mengetuk palu tiga kali, membuka persidangan dengan nada tegas. "Sidang perceraian antara penggugat, Kartini, dan tergugat, Bastian, dimulai. Apakah kedua belah pihak hadir?" Pengacara Kartini berdiri. "Yang Mulia, penggugat hadir bersama saksi-saksi, namun tergugat tidak hadir." Hakim menghela napas, matanya menatap kosong kursi kosong di sisi tergu
Last Updated : 2025-01-13 Read more