Semua Bab Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku: Bab 41 - Bab 50

68 Bab

Melanjutkan Perjalanan

Sasha melototkan mata ke arah Kevin, ia mendengus dengan kasar “Apakah Anda tidak pernah mengetahui, kalau seseorang itu tidak ingin berbicara, berarti Anda juga harus diam.”Mendapat jawaban, seperti itu dari Sasha, Kevin menjadi naik darah. Ia memukul dengan keras meja, hingga membuat piring dan gelas menjadi bergetar. Satu gelas yang terletak di pinggir meja menjadi terjatuh ke lantai menimbulkan bunyi nyaring.Tubuh Sasha bergetar takut, ia sadar sudah memancing kemarahan Kevin. Ia berlutut untuk memunguti pecahan gelas, supaya tidak terinjak. Namun, ia sedikit ceroboh justru menjadi terluka jarinya. Terkena ujung pecahan gelas yang runcing.“Aw!” Sasha bangkit dari berlututnya.Ia berjalan menuju wastafel. Dicucinya luka di tangan dengan air hangat. sambil menggigit bibir menahan rasa sakit.‘Kenapa aku sampai bertindak ceroboh, seperti ini,’ gumam Sasha.Air keran yang tadinya tidak berwarna menjadi berwarna merah, karena bercampur dengan darah yang mengucur dari luka di jarinya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Percakapan Antara Sasha dan Kevin

Badan Sasha bergetar, karena emosi. Matanya berkabut dengan butir air mata yang siap tumpah. “K-kau tidak seharusnya mengucapkan kalimat itu! Kau hanya membuatku mengingat, kalau diriku ini adalah seorang pendosa yang pantas dihukum.”“Sial!” umpat Kevin kasar.Ia meraih Sasha kepelukannya dan diabaikannya penolakan, serta perlawanan dari wanita itu. Ia mengukung Sasha ke dalam pelukannya yang kokoh. “Diamlah, Sha! Aku minta maaf, sudah mengatakan hal yang tidak berperasaan, seperti tadi. Berhentilah menyalahkan dirimu,” bisik Kevin.Sasha memukulkan kepalan tangannya yang mungil ke dada Kevin. Ia benci pria itu yang baru saja berkata kasar kepadanya. Kemudian bersikap lembut, setelah melihat ia terluka. “Aku bukanlah ping pong yang bisa kau mainkan sesukamu.”Diusapnya air mata yang membasahi wajah Sasha menggunakan lengan kemejanya. Ia juga menyingkirkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah Sasha. “Kau memang bukan bola, kau adalah wanita yang memiliki hati dan perasaan.”Sasha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Perjalanan yang Penuh Ketegangan

Kevin mencondongkan badan ke arah Sasha, hingga jarak wajah mereka begitu dekat. “Kau boleh bilang begitu! Akan tetapi tidak denganku. Aku akan memaksamu untuk melakukan tes, apabila kamu memang hamil.”Sasha memberengut, ia mendorong Kevin menjauh. Ia merasa malu, karena pertengkarannya dengan Kevin terdengar oleh sopir taksi. Ia mendesah dengan keras merasa dirinya tidak bisa melawan Kevin.“Tuan dan Nyonya! Kita berhenti dahulu untuk istirahat.” Sopir taksi itu melirik mereka, melalui kaca spion.“Iya!” sahut Kevin singkat.Begitu taksi yang mereka tumpangi berhenti di parkiran restoran. Ketiganya turun dari taksi berjalan memasuki restoran tersebut.Duduk hanya berdua saja dengan Kevin, karena sopir mereka lebih memilih untuk duduk di luar restoran tersebut. “Saya mau ke toilet dahulu.” Sasha meletakkan tas kecilnya yang berisikan dompet dan ponsel. Ia langsung berjalan menuju toilet tidak menunggu jawaban dari Kevin. Sesampainya di sana Sasha menuntaskan kegiatan alamiahnya. Ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Malam yang Mendebarkan

Sasha meraih tangan Kevin menggenggamnya dengan erat. Ia bahkan menempelkan badannya kepada pria itu. Badannya bergetar dengan keringat dingin mebasahi punggung, serta lengannya.“Pak Kevin, saya takut mereka semua melihat saya dengan tatapan nakal,” bisik Sasha kepada Kevin.Mengikuti arah tatapan dari Sasha, Kevin menduga, kalau sudahada kaabr yang tidak baik tentang hubungan mereka berdua.Kevin mengajak Sasha untuk duduk di sofa ruang tamu, bangunan yang merupakan mess untuk pekerja. Ia melayangkan tatapan dingin kepada bawahannya.“Apa yang kalian lihat? Wanita ini namanya bu Sasha, ia istri dari pak Lukman yang akan menjadi wakil pimpinn proyek di sini. Beliau tidak bisa datang bersama dengan istrinya, karena ada beberapa hal yang masih harus diselesaikannya di Jakarta. Bersikaplah sopan kepadanya!” tandas Kevin.Seakan tersedar, setelah mendapatkan teguran dari Kevin. Mereka pun pamit kembali ke kamarnya masing-masing.Pegawai yang sebelumnya menyambut kedatangan Sasha dan Kev
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Sasha dalam Bahaya Lagi

Rahang Kevin mengetat, matanya menyorot dingin. Namun, ia berusaha bersikap tenang. Agar tidak memancing pegawai yang sebentar lagi akan berstatus sebagai mantan pegawainya ini bertindak nekat. “Hmm, cerita yang kamu dengar salah besar! Saya tidak memiliki hubungan apa pun dengan bu Sasha. Dan kamu juga harus menghormatinya sebagai wanita yang bersuami,” ucap Kevin.Sementara itu pria yang satunya berhasil mendobrak pintu kamar Sasha, Hal itu membuat Kevin tidak bisa menahan dirinya lagi. Terlebih ia mendengar jerit ketakutan dari Sasha.“Mau kemana, Pak? Urusan kita belum selesai.” Pegawai yang mendekati Kevin coba menghalanginya.Pria itu mengangkat tangan hendak mengayunkan kunci inggris yang dipakainya kepada Kevin. Namun, tiba-tiba saja terdengar seruan bernada tegas.“Berhenti! Kamu jangan melakukan tindakan yang hanya akan membuatmu berada dalam masalah.” Petugas keamanan dari proyek tersebut berseru memberikan peringatan. Sambil tangannya mengacungkan pistol yang dipegangnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

Sarapan di Tempat Baru

Kevin menatap Sasha dengan tenang tidak peduli dengan kalimat yang diucapkan wanita itu. “Kamu hanya sedang mengalami syok, setelah kejadian tadi. Apa yang dilakukan pria tadi sama sekali tidak ada hubungannya denganku.”Sasha yang badannya memang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Jatuh pingsan, tetapi beruntung dengan sigap Kevin menangkap tubuhnya. Agar ia tidak jatuh ke tanah.Kevin membopong Sasha masuk mess langsung menuju ke kamar wanita itu. Dibaringkannya tubuh Sasha ke atas tempat tidur.Seorang pegwai menghampiri Kevin, sambil membawakan teh hangat dan minyak kayu putih. “Tuan, sebentar lagi akan ada dokter untuk memeriksa kondisi nyonya Sasha.”“Terima kasih! Saya mau tahu apakah rumah untuk pak Lukman dan istrinya sudah bisa ditempati besok? Saya tidak mau bu Sasha merasas tidak nyaman dengan berada di sini.” Kevin menerima minyak kayu putih itu yang ia gunakan untuk membaui Sasha. Agar ia tersadar dari pingsannya.Perlahan Sasha membuka mata yang pertama dilihatnya adal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Keras Kepala

“Bapak berulang kali mengatakan hal itu. Saya tahu itu pasti, karena Bapak merasa cemburu dan iri. Diriku menikah, serta mencintai mas Lukman,” sahut Sasha.Kevin tersenyum tipis. “Kau terbawa perasaan dengan mengira diriku, seperti apa yang kau tuduhkan. Apa yang akan kau berikan kepadaku, kalau aku bisa membuktikan suamimu tidak setia?” tanya Kevin.Sasha terdiam, ia mulai meragukan kesetiaan Lukman. Mengetahui bos suaminya itu begitu bersemangat menyampaikan tentang ketidak setiaan suaminya. Namun, ia tidak boleh meragukan kesetiaan suaminya di depan Kevin.Pria itu akan merasa senang dan menertawakan dirinya. Sudah dikhianati suami, serta hanya dianggap mainan saja oleh Kevin. Sungguh malang dirinya ini.“Megapa saya akan percaya, kalau bukti yang Bapak berikan bukanlah rekayasa? Bapak begitu membenci suamiku sampai-sampai mengirimnya ke lokasi proyek yang jauh dari mana-mana,” jawab Sasha.Kevin mengacungkan jempol. Ia merasa salut dengan kepercayaan Sasha akan suaminya. Walau ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Sasha Bersama Kevin Lagi

Sontak saja mata Sasha melebar tidak percaya mendengar apa yang dikatakan oleh pelayan itu. “A-apa maksudmu berkata seperti itu? Kamu akan menginap di sini, bukan? Untuk menemaniku.”Pelayan itu melihat Natasya dengan raut wajah heran. “Saya memang akan menginap di sini. Saya hanya pulang sebentar saja untuk menemui anak saya.”Sasha langsung mengembuskan nafas lega. Ia tidak takut lagi, karena tidak akan sendirian saja di rumah ini. Walaupun sebenarnya dahulu ia pun sering juga ditinggal Lukman bepergian keluar kota yang membuatnya harus sendirian saja di rumah.Sasha memilih untuk duduk di ruang tamu. Ia tidak berani keluar rumah. Rasa takut itu masih ada melihat lelaki asing di dekatnya.Diambilnya ponsel, tetapi ternyata tidak ada sinyal sama sekali. Pantas saja Lukman belum menghubunginya.“Bi! Apakah di sini sinyal ponsel memang susah?” tanya Sasha kepada pelayannya.“Iya, Bu! Di sini terkadang sinyal ada dan terkadang hilang. Apa lagi, kalau cuaca sedang buruk-buruknya. Sinyal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Kevin Bermain-main

Badan Sasha bergetar, ia begitu emosional kepada Kevin. Yang dengan kejamnya bermaksud memberikan hukuman kepada ia dan Lukman. “Kenapa Tuan tidak mempertimbangkan kenyamanan pegawainya? Bukankah hal itu akan berpengaruh terhadap kinerja pekerja Tuan?”Kevin tidak menjawab pertanyaan Sasha, karena pelayan tadi sudah datang kembali membawakan makanan, serta minuman pesanan keduanya.Pun begitu pelayan itu sudah pergi, Kevin tetap diam saja. Ia lebih memilih menyantap makanannya. Walau, ia mengetahui dari raut wajah Sasha wanita itu terlihat kecewa.“Makan saja dahulu, berbicara kemudian!” ucap Kevin.Sasha memutar bola mata, tetapi ia hanya diam saja. Ia memakan makanannya dalam diam mengikuti Kevin. Hingga makanan tersebut sudah habis ia pun bertanya, “Sekarang kita sudah selesai makan. Tuan dapat menjawab pertanyaan saya.”Kevin justru bangkit dari duduknya. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dari dalam dompet. Kemudian meletakkan di atas meja. “Kita berbicara di te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Terkejut dan Takut

Sasha yang sengaja menjauhkan dirinya, karena tidak ingin mengganggu pembicaraan bisnis. Antara Kevin dengan manajernya menjadi terkejut. “A-apakah benar suami saya akan segera berada di sini?” tanya Sasha dengan bersemangat.Manajer itu mengangguk. Ia juga mengatakan, kalau sudah ada sopir yang pergi ke bandara untuk menjemput Lukman. Kemungkinan besar pria itu akan sampai pada malalm hari. Mengingat panjangnya perjalanan yang harus ditempuh.Manajer itu dan rekannya berpamitan kepada Kevin dan Sasha. Mereka akan kembali bekerja. Setelah berpamitan keduanya pun berlalu dari tempat tersebut.“Kau terlihat begitu bahagia dan bersemangat mendengar kedatangan suamimu. Dengan begitu cepatnya kau melupakan kehadiranku dan bisa jadi aku akan menjadi penonton dari pasangan suami istri yang kasmaran, setelah terpisah lama,” sindir Kevin.Sasha mengerucutkan bibir mendengar apa yang dikatakan Kevin. “Bukankah Tuan akan segera kembali ke kantor pusat? Saya dan mas Lukman bukanlah pasangan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status