All Chapters of Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO: Chapter 201 - Chapter 210

288 Chapters

201. Kenapa Dia Tiba-Tiba Ingin Bertemu?

August mengeluarkan sebotol wine terbaiknya dari rak kayu di sudut ruangan. Ia tersenyum sambil menunjukkan botol itu ke arah Jasmine. "Sebagai tamu kehormatan, kau harus mencoba ini, Jasmine. Ini koleksi spesialku, hanya aku sajikan untuk orang-orang yang berarti bagiku," katanya dengan bangga. Jasmine tersenyum sopan, tapi sebelum ia sempat menolak, Noah dengan cepat mengangkat tangan, menghentikan August. "Dia tidak bisa minum, August," suara Noah terdengar tegas. "Jasmine sedang hamil. Saat ini sudah di bulan ke 5." August mengerutkan kening, lalu tatapannya bergeser pada Jasmine sebelum kembali menatap Noah dengan ekspresi penuh pemahaman. "Begitu rupanya," gumam August sambil mengembalikan wine itu ke tempatnya. "Baiklah, aku akan membuatkan sesuatu yang lebih cocok untuk ibu hamil. Jus segar dan beberapa makanan ringan. Aku tahu wanita hamil sering merasa lapar, apalagi ji
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

202. Kau Terlalu Banyak Bertanya Tentang Masa Laluku. Kenapa?  

”Bagaimana Noah kenapa kau diam? Apakah aku juga orang asing bagimu?” ulang Jasmine, menatap Noah tajam. Noah menoleh padanya, menatapnya dengan intens. Lalu, senyum kesal tersungging di bibirnya. Jasmine tahu dia sengaja mengumpan Noah untuk bertindak, dan pria itu akhirnya menanggapinya. "Awalnya, aku tidak suka keberadaanmu," aku Noah, dengan jujur. "Tapi ternyata kamu berbeda." Tanpa peringatan, Noah mencondongkan tubuhnya dan mengecup bibir Jasmine singkat, membuatnya terkejut. August yang melihat itu langsung tertawa. "Wow, wow. Apa aku harus pergi agar kalian bisa menikmati waktu berdua?" godanya. Jasmine hanya bisa menunduk, sementara Noah kembali menyandarkan tubuhnya di kursi dengan ekspresi santai, seolah tidak terjadi apa-apa. Tapi dalam hatinya, Jasmine tahu... ada sesuatu yang mulai berubah di antara mereka. Sesuatu
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

203. "Kafe Starheaven. Aku tunggu di tempat biasa."

Jasmine kembali ke hotel sendirian. Langkahnya terasa ringan di luar, tapi ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Entah kenapa, mendengar Noah akan menemui Zora membuatnya sedikit tidak nyaman. Ia duduk di tepi ranjang, memandangi bayangannya di cermin. Tangannya mengusap perutnya yang mulai membesar. "Aku tidak boleh memikirkan ini terlalu jauh. Seperti yang Noah bilang, kita hanya terikat dalam kontrak." Tapi... benarkah hanya kontrak? Sementara itu, di tempat lain, Noah tiba di apartemen Zora. Wanita itu sudah menunggunya di ruang tamu dengan ekspresi serius. Sebotol wine terbuka di meja, tapi gelas di depannya masih penuh. Sepertinya, ini bukan pertemuan biasa. "Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Noah langsung. Zora menatapnya dengan mata tajam. "Kau mulai berubah, Noah." Noah menyandarkan punggungnya, ekspresinya tetap datar. "Aku tidak mengerti maksu
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

204. Kenapa kau datang menjemputku?

Jasmine mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Angin malam berhembus pelan, membuat lampu-lampu jalan berpendar lembut di kejauhan. "Aku baik-baik saja," jawabnya akhirnya. "Benarkah?" Juan menyipitkan matanya, seolah mencoba menembus kebohongan yang mungkin tersembunyi di balik kata-kata Jasmine. "Kalau kau baik-baik saja, kenapa aku merasa ada kesedihan di matamu?" Jasmine terkesiap. Kata-kata Juan begitu menusuk, seolah menggali sisi hatinya yang selamaini ia coba tutupi. Jasmine menghela napas dan menatap Juan dalam-dalam. "Aku hanya menjalani hidupku sesuai dengan keadaan yang ada. Tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, Juan." Juan tersenyum miris. "Jadi kau benar-benar akan terus bersama Suamimu?" Jasmine menggigit bibirnya. Ia tak bisa menjawab pertanyaan itu dengan pasti. Juan mengejutkan di kalima
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

205. Aku Bertanya… Kau Masih Menginginkanku atau Tidak?

Suasan itu akhirnya mencair ketika Juan membuka suara. Juan menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Sepertinya aku harus berterima kasih padamu karena sudah menjemput Jasmine. Aku hampir berpikir harus mengantarnya pulang sendiri." Nada suaranya terdengar santai, tapi Noah bisa merasakan sindiran halus di dalamnya. Noah tersenyum kecil, tapi senyumnya tidak benar-benar hangat. "Terima kasih karena sudah menemani istriku, Juan. Tapi sekarang, dia akan pulang denganku." Jasmine bisa merasakan ketegangan di antara kedua pria itu. Ia tahu Noah sedang menahan diri. Jasmine pun buru-buru melangkah ke arah mobil dan membuka pintu. "Ayo pergi, Noah." Noah tidak langsung masuk. Ia masih menatap Juan sejenak sebelum akhirnya berkata,"Jangan mengganggunya lagi, Juan." Juan tersenyum tipis. "Aku tidak pernah mengganggunya. Aku hanya member
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

206. Hening yang Terasa Mencekam

Noah berdiri di ambang pintu kamar hotel, memandang ke arah Jasmine yang duduk diam di sudut tempat tidur. Posisi tubuh Jasmine sedikit membungkuk, matanya tertunduk, seperti sedang memikirkan sesuatu yang dalam. Tidak ada ekspresi di wajahnya, hanya keheningan yang mengisi ruangan.Langkah kaki Noah terasa berat ketika ia mendekati tempat tidur, perasaan ragu menggelayuti setiap gerakannya. Begitu dekat, ia perlahan berlutut di depan Jasmine, memegang kedua tangan Jasmine dengan hati-hati, seolah takut jika ia terlalu keras, semuanya akan hancur."Jasmine," suara Noah terdengar lebih lembut dari biasanya, penuh penyesalan. "Aku minta maaf. Aku sangat egois. Aku tidak pernah berniat menyakitimu, tapi aku... Aku hanya takut."Jasmine tetap terdiam, tidak mengangkat wajahnya. Tidak ada reaksi dari dirinya. Hanya hening yang terasa semakin tebal di antara mereka. Noah merasa cemas, namun dia terus memegang tangan Jasmine dengan penuh harap, berharap wanita itu akan menatapnya, memberi ke
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

207. Bayangan di Balik Malam

Jasmine masih terjaga. Waktu sudah beranjak larut, tetapi pikirannya terus berputar. Cahaya bulan menembus tirai tipis, memantulkan siluet samar di dinding kamar.Lengan Noah masih melingkar di tubuhnya, membuatnya terjebak dalam kehangatan yang bertolak belakang dengan semua yang ia rasakan. Jantungnya berdegup lebih cepat setiap kali napas pria itu berembus di lehernya.Lalu, dalam keheningan yang menusuk, suara Noah terdengar pelan, hampir seperti bisikan."Maaf."Jasmine membeku. Kata itu terdengar seperti sesuatu yang begitu berat untuk diucapkan oleh Noah Dirgantara.Ia tidak tahu harus merespons seperti apa. Mata Jasmine tetap terbuka, menatap kosong ke langit-langit. Rasa perih yang selama ini ia pendam kembali menguar, membasahi dadanya dengan emosi yang bercampur aduk.Entah permintaan maaf untuk apa. Untuk malam-malam dingin yang selalu berakhir tanpa kepastian? Untuk statusnya yang masih berada di antara batas abu-abu perasaan dan kontrak? Atau untuk sesuatu yang lebih bes
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

208. Bayangan di Antara Kita

Jasmine melangkah masuk ke dalam rumah di Raflesia Hills, aroma lavender yang lembut menyambutnya. Suasana rumah itu masih sama seperti terakhir kali ia tinggalkan—tenang, rapi, tetapi tetap terasa asing baginya.Zora menutup pintu di belakang mereka, senyumnya masih melekat, tetapi Jasmine tahu senyum itu bukan sekadar keramahan biasa. Ada sesuatu di baliknya, sesuatu yang sulit ditebak."Bagaimana perjalananmu?" tanya Zora, berjalan ke arah meja tamu dan menuangkan teh ke dalam dua cangkir porselen.Jasmine meletakkan tasnya di sofa, mencoba bersikap biasa. "Baik, tidak terlalu melelahkan."Zora duduk berhadapan dengannya, menyerahkan secangkir teh. "Bagus. Karena hari ini kita akan berbelanja beberapa keperluan bayi," ucapnya santai.Jasmine sedikit terkejut. Ia menatap Zora dengan kening berkerut. "Keperluan bayi?"Zora mengangguk pelan, memainkan sendok kecil di cangkirnya. "Ya, kamu sudah memasuki trimester kedua. Ada banyak hal yang harus kita persiapkan. Aku sudah memesan bebe
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

209. Bagaimana rasanya mengandung anak yang bukan milikmu?

Setelah sampai di rumah, Jasmine menurunkan tas belanjaan dari dalam mobil dengan bantuan Nikmah. Udara sore di Raflesia Hills terasa sejuk, tetapi hatinya terasa penuh sesak setelah percakapan terakhir dengan Zora."Jasmine, bantu aku memasak. Aku ingin membuat makan malam spesial," ujar Zora sambil melepaskan mantel panjangnya.Jasmine menatapnya sebentar. Sejujurnya, ia ingin menghindari percakapan lebih lanjut dengan Zora, tetapi menolak hanya akan menimbulkan kecurigaan."Baiklah," jawabnya singkat.Mereka berdua berjalan ke dapur yang luas dan modern. Zora membuka kulkas, mengeluarkan beberapa bahan makanan, lalu menyerahkannya kepada Jasmine."Kau potong sayuran ini, sementara aku menyiapkan dagingnya," kata Zora sambil menggulung lengan bajunya.Jasmine mengangguk dan mulai bekerja. Pisau di tangannya bergerak pelan, memotong wortel dan kentang, tetapi pikirannya masih tertinggal di percakapan tadi di kafe.Bagaimana rasanya mengandung anak yang bukan milikmu?Kata-kata Zora te
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

210 . Kau Benar-benar tidak Peka, Noah.

Langit Arthaloka mulai menggelap saat Noah Dirgantara keluar dari bandara, mengenakan setelan kasual yang tetap memancarkan wibawa. Setelah menyelesaikan urusan bisnisnya di Bulgarion, satu hal yang ada di pikirannya adalah kembali ke Raflesia Hills."Aku akan memberinya kejutan," gumamnya sambil melirik jam tangan.Saat ini, usia kandungan Jasmine sudah enam bulan. Waktu berlalu begitu cepat, dan tanpa ia sadari, kehidupan mereka perlahan berubah. Entah kenapa, ada sesuatu dalam dirinya yang ingin memastikan Jasmine dalam keadaan baik-baik saja.Mobil yang dikendarainya melaju tenang, tetapi hatinya dipenuhi banyak pikiran. Ia tahu, sejak kepergiannya ke Bulgarion, hubungan antara Jasmine dan Zora tidak membaik.Dan ketika akhirnya Noah tiba di depan rumah di Raflesia Hills, firasat buruk langsung menyergapnya.Saat Noah memasuki rumah, matanya langsung menangkap dua sosok yang duduk di ruang tamu. Jasmine dan Zora.Namun, yang membuatnya terhenti sejenak adalah ekspresi mereka. Tidak
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
29
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status