Home / Romansa / Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO: Chapter 181 - Chapter 190

205 Chapters

181. Kejatuhan Vanesia  

Pria itu menelan ludah, lalu akhirnya berkata, “Dante.” Noah langsung menegang. Nama itu tidak asing baginya. Zora menatap Noah. “Kau kenal dia?” Noah mengangguk pelan. “Dante adalah salah satu orang yang bekerja untuk kelompok kriminal di Bulgarion.” Zora memutar bola matanya. “Jadi Vanesia benar-benar sudah masuk ke dunia bawah.” Noah mengepalkan tangannya. “Ini sudah melewati batas.” Zora menyeringai. “Apa kau mau kita mainkan permainan yang sama?” Noah menatapnya. “Kita buat mereka menyesal.” Di mansion Dirgantara, Jasmine berjalan pelan di taman belakang. Udara pagi terasa segar, tapi hatinya masih dipenuhi kekhawatiran. Ia merasa ada sesuatu yang besar akan terjadi. Langkahnya terhenti saat mendengar suara la
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

182. Kehidupan Baru di Kediaman Dirgantara  

Wajah Vanesia memucat. “Apa?! Tidak mungkin!” Pria itu tidak peduli. Mereka langsung memborgol tangannya.Dante, yang berdiri di sudut ruangan, menatap pemandangan itu tanpa ekspresi. Ia sudah tahu ini akan terjadi. Vanesia mencoba memberontak. “Lepaskan aku! Aku tidak bersalah!” Tapi semua itu sia-sia. Ia akhirnya diseret keluar kantor dengan wajah penuh kemarahan dan kepanikan. Dan di luar, Noah sudah berdiri dengan jas hitamnya, menatapnya dengan tatapan dingin. Vanesia menggigit bibirnya. “Kau yang melakukan ini?” Noah tidak menjawab. Ia hanya memberi isyarat pada polisi untuk membawanya pergi.Saat Vanesia dimasukkan ke dalam mobil polisi, ia menjerit. “Noah! Kau akan menyesal!” Tapi Noah tetap diam, menatapnya pergi dengan ekspresi dingin. Jasmine, ya
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

183. Kenyataan Pahit

Hari-hari berlalu, dan hubungan Jasmine dengan Zora semakin dekat. Suatu hari, Zora mengajaknya untuk berbelanja. “Kita perlu membeli beberapa barang baru untuk rumah,” kata Zora dengan senyum lembut. “Bagaimana kalau kau ikut denganku? Sekalian kita mencari sesuatu yang kau butuhkan.”  Jasmine sedikit ragu, tapi akhirnya mengangguk. “Baiklah.” Mereka pergi ke butik terkenal di pusat kota. Zora tampak sangat antusias memilih pakaian dan aksesori, sementara Jasmine hanya sesekali memberikan pendapat. Saat mereka berada di bagian gaun, Zora mengambil satu gaun berwarna biru tua dan menyerahkannya pada Jasmine. “Kau harus mencoba ini,” ucapnya penuh semangat. Jasmine mengambil gaun itu dengan sedikit canggung. “Aku?” Zora mengangguk. “Tentu saja. Aku yakin gaun in
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

184. Kebenaran yang Menyakitkan

“Itu… yang membuatku merasa bersalah,” ucap Zora lirih. “Tapi mau bagaimana lagi? Aku mencintaimu, Noah. Aku tidak bisa kehilanganmu.” Hening. Jasmine berdiri kaku di tempatnya, air matanya hampir jatuh. Ia menggigit bibirnya, berusaha keras menahan emosi yang meluap-luap di dalam dadanya. Perasaan sakit dan dikhianati membanjiri hatinya. Ia telah berusaha menjaga perasaan Zora, mencoba menghormati batasan mereka, bahkan mulai menganggap Zora segalanya. Tapi kini, ia menyadari bahwa semua perlakuan baik itu bukan karena tulus. Itu semua hanya bagian dari sebuah rencana untuk mempertahankan pernikahan Zora dan Noah. ”Aku hanya alat.” Jasmine merasa nafasnya sesak. Ia harus pergi dari sini sebelum dirinya kehilangan kendali. Dengan langkah ringan namun tergesa, ia berjalan menjauh sebelum ada yang menyadari keberadaannya.&
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

185. Jika kau pergi kali ini, aku tidak akan mengejarmu.

Pagi-pagi sekali, sebelum siapa pun bangun, Jasmine mulai mengemasi barang-barangnya. Ia memasukkan pakaian dan barang-barang penting ke dalam koper kecil, memastikan bahwa ia tidak meninggalkan apa pun yang berarti. Setelah selesai, ia berdiri di depan cermin sekali lagi, menatap dirinya sendiri.”Saatnya pergi.” Jasmine  menarik napas dalam-dalam, lalu meraih koper dan membuka pintu kamar dengan hati-hati. Langkahnya pelan dan terukur, memastikan bahwa tidak ada yang menyadari kepergiannya. Namun, saat ia hampir mencapai pintu utama, suara berat menghentikan langkahnya.“Noah?” Jantungnya berdetak lebih cepat saat melihat pria itu berdiri di ujung lorong, menatapnya dengan mata tajam. “Kau mau ke mana?” tanya Noah dingin.Jasmine menggenggam koper di tangannya lebih erat. “Aku… aku hanya ingin pergi sebentar.&rd
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

186. Kenyataan yang Menyesakkan  

Jasmine sedikit tertegun, tetapi dengan cepat menyembunyikan keterkejutannya. “Kenapa tiba-tiba bertanya begitu?” Juan menyandarkan punggungnya ke kursi. “Aku hanya penasaran. Kau selalu datang sendiri untuk kontrol. Tidak ada suami yang menemani, tidak ada yang menanyakan kondisimu secara langsung di rumah sakit… dan yang paling mencurigakan, aku tidak pernah melihat cincin di jarimu.” Jasmine tersenyum kecil, lalu mengangkat tangannya seolah ingin menunjukkan sesuatu. “Aku memang jarang memakai cincin pernikahan.” Juan mengernyit. “Lalu, di mana suamimu sekarang?” Jasmine menatapnya dengan ekspresi tenang. “Seperti yang orang-orang tahu… suamiku sedang bertugas di daerah konflik.” Juan terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. “Jadi dia tentara?” Jasmine tersenyum samar. &ld
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

  187. Aku menunggumu di Dermaga Elysia  

Zora menatapnya tajam. “Noah peduli padamu. Bahkan jika dia tidak menyadarinya sendiri.” Jasmine terdiam. Kata-kata itu seharusnya membuatnya merasa lebih baik, tetapi entah kenapa justru membuat dadanya semakin sesak. “Dia tidak mencariku,” gumam Jasmine lirih. “Bagaimana bisa kau mengatakan bahwa dia peduli?” Zora tersenyum tipis. “Karena Noah adalah pria yang keras kepala. Dia mungkin tidak mencarimu sekarang, tapi bukan berarti dia tidak memikirkanmu.” Jasmine menggigit bibirnya, merasa perasaannya semakin kacau. Zora menyesap kopinya pelan sebelum berkata, “Aku hanya ingin kau tahu, apa pun yang terjadi, aku tidak akan menghalangimu untuk mendapatkan kebahagiaanmu sendiri.” Jasmine menatapnya dengan ekspresi bingung.“Apa maksudmu?” Zora menghela napas panjang. &l
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

188.  Aku tidak akan memaksamu untuk apa pun  

“Menghindari kenyataan bahwa aku tidak bisa mengabaikanmu.”Jantung Jasmine berdetak lebih cepat. Noah mengambil satu langkah mendekat. “Aku pikir dengan menjauh, aku bisa berpikir lebih jernih. Aku pikir dengan membiarkanmu sendiri, aku bisa menemukan jawabannya.” Jasmine menahan napas, menunggu kata-kata berikutnya. Noah menatap jasmine dalam, melanjutkan kalimatnya. “Tapi semakin aku menjauh, semakin aku menyadari bahwa aku tidak bisa berhenti memikirkanmu.” Jasmine menelan ludah. Ia tidak tahu harus merasa senang atau justru lebih terluka. “Noah…” Pria itu menatapnya dalam-dalam. “Aku tidak tahu apakah aku pantas untuk mengatakan ini sekarang, tetapi… aku merindukanmu, Jasmine.” Jasmine merasakan matanya memanas. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata-kata yang bisa kelua
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

189. Malam Romantis yang Tak Terduga  

Jasmine tertawa kecil. “Kenapa kau begitu penasaran?” Juan menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Karena aku mengenalmu, Jasmine. Dan aku tahu, ada sesuatu yang kau sembunyikan.” Jasmine mengangkat bahu, lalu menjawab dengan nada santai, “Seperti yang orang tahu, suamiku berada di daerah konflik. Dia sedang bertugas.” Juan memperhatikan ekspresi Jasmine dengan seksama, mencoba mencari kebohongan di sana. Tetapi Jasmine tetap tenang, tidak menunjukkan sedikit pun keraguan dalam kata-katanya. Juan menghela napas panjang. “Baiklah. Aku tidak akan memaksamu untuk memberitahuku jika kau tidak ingin.” Jasmine hanya tersenyum, menyesap jusnya dengan santai. Juan menatapnya sejenak sebelum berbicara lagi. “Tapi Jasmine… apa kau bahagia?” Pertanyaan itu membuat Jasmine terdiam. Ia menata
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

190. Malam di Bulgaret Hotel  

Noah menghela napas panjang, jemarinya sedikit menegang di atas tangan Jasmine. “Aku tidak akan berbohong padamu, Jasmine. Aku dan Zora punya sejarah panjang. Tapi aku ingin kau tahu bahwa aku tidak berpura-pura saat bersamamu.” Hati Jasmine bergetar. Ia tidak tahu harus mengatakan apa. Lalu tiba-tiba, Noah bergerak lebih dekat, wajahnya hanya berjarak beberapa inci darinya. Jasmine bisa merasakan napas pria itu menyapu pipinya, menciptakan sensasi menggelitik yang membuat jantungnya berdebar lebih cepat. “Noah…” Suara jasmine terdengar lirih. “Bolehkah aku menciummu?” Noah bertanya dengan suara lembut, seolah memberi Jasmine kesempatan untuk menolak. Jasmine menatap matanya, dan dalam sekejap, semua logika runtuh. Tanpa menjawab, ia mengangguk pelan. Noah tidak menunggu lebih lama. Bibirnya menyentuh bibir Jasmine d
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more
PREV
1
...
161718192021
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status