Noah meraih tangannya. “Bukan mencoba. Kamu melakukannya. Dan kita belum selesai.”Jasmine menatap langit. “Leonhart belum menunjukkan semua kartunya. Tapi dia tidak tahu satu hal…”“Noah mengangkat alis. “Apa itu?”Jasmine tersenyum. “Dia sedang berhadapan dengan seorang ibu, seorang pewaris, dan seorang wanita yang tidak akan membiarkan bayang-bayang menguasai masa depan anaknya.”Mereka duduk berdua dalam keheningan yang penuh kekuatan. Panggung di Zurich sudah dibuka. Kini giliran Dirgantara dan Jorse membalas di atas panggung yang lebih tinggi.Dan Jasmine… siap menulis sejarahnya sendiri.Tiga hari setelah konferensi Leonhart Vasmer mengguncang panggung bisnis internasional, Jasmine duduk di ruang kerja pribadinya dengan setumpuk dokumen tua. Bukan laporan keuangan, bukan strategi korporat—melainkan surat-surat pribadi, memo, dan catatan tangan mendiang ibunya, Sylvia.“Jika aku ingin membalas Leonhart, aku harus tahu kenapa Ayah dan Ibu menolaknya dulu,” gumam Jasmine pada diri
Terakhir Diperbarui : 2025-04-22 Baca selengkapnya