Semua Bab Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO: Bab 301 - Bab 310

310 Bab

301. Awal yang Baru

Malam itu, setelah semua keputusannya bulat, Jasmine berdiri di balkon kamarnya, memandangi langit yang mulai cerah setelah hujan turun. Cahaya bulan samar-samar menerangi taman di bawahnya, dan angin malam yang sejuk membelai kulitnya. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia merasakan ketenangan dalam hatinya.Pintu kamarnya terbuka perlahan. Noah berdiri di sana, mengenakan kemeja santai dengan lengan tergulung hingga siku. Wajahnya terlihat lebih rileks dibanding beberapa hari terakhir, tetapi sorot matanya tetap tajam saat menatap Jasmine."Kau belum tidur?" tanyanya, berjalan mendekat.Jasmine menggeleng pelan. "Aku hanya ingin menikmati malam ini. Rasanya seperti beban di dadaku perlahan menghilang."Noah berdiri di sampingnya, menyandarkan lengannya ke pagar balkon. "Aku mengerti. Kau telah melalui banyak hal. Tapi aku ingin kau tahu satu hal, Jasmine. Aku berjanji, kau tidak akan pernah merasa sendiri lagi."Jasmine menoleh, menatapny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

302. Langkah Baru

Pagi itu, cahaya matahari menerobos masuk melalui tirai kamar Jasmine dan Noah. Burung-burung berkicau di luar jendela, memberikan suasana yang lebih hidup dibanding hari-hari sebelumnya. Jasmine membuka matanya perlahan, merasakan kehangatan yang begitu berbeda. Untuk pertama kalinya, ia bangun tanpa beban di dadanya.Saat ia berbalik, Noah masih tertidur di sampingnya, napasnya teratur, wajahnya tampak lebih damai dari biasanya. Jasmine tersenyum kecil. Ada ketenangan di sana, sesuatu yang selama ini sulit ia temukan dalam hubungan mereka.Ia bangkit perlahan dari tempat tidur, mencoba tidak membangunkan Noah. Setelah membersihkan diri, ia turun ke ruang makan, di mana Dursila sudah duduk dengan secangkir teh di tangannya. Aroma roti panggang dan kopi memenuhi ruangan, menciptakan kehangatan yang terasa lebih akrab.“Selamat pagi, Jasmine,” sapa Dursila tanpa mengalihkan pandangannya dari surat kabar di tangannya.“Selamat pagi, Nek,&r
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

303. Ujian di Dunia Baru

Hari pertama Jasmine kembali bekerja di Jorse Corp terasa lebih berat dari yang ia perkirakan. Sejak pagi, ia sudah tenggelam dalam tumpukan dokumen yang menunggu persetujuannya. Tim keuangan, pemasaran, dan pengembangan bisnis bergantian datang ke ruangannya untuk meminta arahan.Di satu sisi, Jasmine menikmati tantangan ini. Namun, ia juga tidak bisa mengabaikan tatapan beberapa karyawan senior yang tampaknya masih meragukan kemampuannya. Meskipun ia adalah putri pemilik lama perusahaan ini, banyak yang menganggapnya hanya sebagai pewaris yang tidak berpengalaman.Saat rapat pertama bersama tim eksekutif dimulai, Jasmine merasakan ketegangan di ruangan itu. Beberapa direktur tampak enggan menerima perintahnya, dan bahkan ada yang secara terang-terangan mempertanyakan keputusannya.“Nona Jasmine, dengan segala hormat, apakah Anda yakin dengan perubahan strategi ini? Selama ini, kebijakan yang kami jalankan sudah cukup stabil,” ucap salah satu direkt
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

304. Manuver di Balik Layar

Hari-hari berikutnya di Jorse Corp semakin menantang bagi Jasmine. Meskipun ia mulai membangun kredibilitasnya, masih ada bayang-bayang keraguan dari beberapa eksekutif yang lebih senior. Setiap keputusan yang ia buat tampaknya selalu mendapat pengawasan ketat, seolah mereka menunggu kesalahannya.Pagi itu, Jasmine baru saja tiba di ruangannya ketika sekretaris pribadinya, Aline, datang dengan ekspresi gelisah."Nona Jasmine, saya baru saja mendengar kabar bahwa ada sekelompok direksi yang diam-diam mengadakan pertemuan tertutup tadi malam," ucap Aline.Jasmine meletakkan tasnya di meja dan menatap Aline dengan serius. "Pertemuan tertutup? Tentang apa?"Aline menelan ludah. "Saya tidak tahu detailnya, tapi rumor yang beredar mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk mengusulkan pergeseran kepemimpinan perusahaan."Jasmine mengernyit. Ia sudah menduga akan ada perlawanan, tetapi tidak menyangka mereka akan bergerak secepat ini."S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

305. Antara Ambisi dan Hati

Cahaya matahari pagi menembus jendela ruang kerja pribadi Jasmine di kantor pusat Jorse Corp. Di meja kayu besar berwarna gelap, berbagai dokumen tertata rapi, tetapi matanya hanya terpaku pada satu berkas yang membuatnya terdiam lebih dari lima menit.Suara ketukan pelan di pintu memecah keheningan."Noah?" gumam Jasmine saat melihat pria itu masuk tanpa menunggu izin.Noah tersenyum kecil, tetapi sorot matanya menunjukkan bahwa ia tidak datang hanya untuk menyapa. “Kita perlu bicara.”Jasmine mengangguk, memberi isyarat agar Noah duduk di seberangnya. Begitu pria itu duduk, Jasmine langsung menunjukkan berkas yang tadi ia tatap. “Ini... proposal ekspansi ke sektor teknologi AI untuk Jorse Corp. Aku rasa ini adalah langkah tepat untuk masa depan.”Noah menatapnya sejenak, lalu menggeleng pelan. “Aku tidak yakin ini saat yang tepat, Jasmine. Dirgantara Group juga sedang menghadapi pergeseran besar di sektor logistik. Jika kita tidak fokus mempertahankan kekuatan utama, semuanya bisa k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

306. Rasa yang Tak Bisa Dipadamkan

Senja baru saja jatuh di balik gedung-gedung tinggi ketika Jasmine dan Noah keluar dari ruang rapat. Ruangan itu tadinya dipenuhi ketegangan, namun kini berubah menjadi saksi langkah awal mereka untuk berjalan berdampingan—bukan hanya sebagai orang tua dari seorang anak, tapi juga sebagai dua insan yang mulai mengizinkan hati untuk saling bersandar.Lift turun perlahan menuju lantai parkir eksekutif. Di dalamnya, Noah berdiri di sisi Jasmine, tak berkata apa-apa, namun jemarinya diam-diam menggenggam tangan wanita itu.Jasmine menoleh, sempat terkejut, namun ia tidak menarik tangannya. Ada kehangatan baru di antara mereka, sesuatu yang belum pernah muncul di hari-hari awal pernikahan mereka yang penuh kepalsuan.“Ayo makan malam di luar,” kata Noah pelan saat mereka melangkah ke parkiran pribadi.“Malam ini?” Jasmine menatapnya. “Tumben kamu ngajak duluan.”“Aku butuh suasana yang lebih tenang. Bukan kantor. Bukan rumah yang penuh bayang-bayang kesepakatan.”Jasmine tersenyum kecil. “
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

307. Bayangan yang Kembali Mengusik

Pagi menyelinap perlahan dari balik tirai putih yang berkibar pelan. Sinar matahari menghangatkan kulit Jasmine yang masih terbaring dalam selimut tipis, di sisi ranjang hotel yang masih menyisakan aroma Noah.Ia membuka matanya perlahan. Perasaan damai menyelimuti dadanya, meskipun hatinya berdebar karena kenyataan semalam belum sepenuhnya terasa nyata.Noah belum kembali ke kamar, tapi bantal di sampingnya masih hangat. Jasmine membalikkan tubuh, memeluk guling dan menatap langit-langit kamar."Apakah ini awal atau justru akhir yang lebih menyakitkan?" pikirnya pelan.Pintu terbuka dengan bunyi lembut. Jasmine menoleh cepat. Noah masuk dengan dua cangkir kopi di tangan dan senyum kecil di bibirnya.“Pagi,” ucapnya ringan, namun hangat.“Pagi…” Jasmine membalas dengan suara serak, lalu duduk pelan di ranjang. Gaun tidur putihnya jatuh lembut di pundaknya.“Untukmu.” Noah menyerahkan cangkir. Tangan mereka sempat bersentuhan, dan sejenak waktu terasa membeku.Mereka minum dalam diam. T
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

308. Perang yang Tak Terucap

Hening pagi di rumah keluarga Dirgantara tak lagi terasa nyaman bagi Jasmine. Sejak Noah mengutarakan niatnya untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Dursilla, hati Jasmine terus dihinggapi kecemasan.Dia tahu, satu kebohongan yang terkuak akan membuka lembaran panjang kebusukan lain. Dan di balik semua itu Zora menunggu.Di sisi lain kota, Zora duduk di dalam mobil hitam mewah yang terparkir di depan gedung kecil bergaya lama. Matanya tertuju pada papan nama di depan bangunan: "Kantor Arsip Kesehatan Kota Beverly".Juan yang duduk di kursi kemudi menoleh. “Kamu yakin Jasmine menyembunyikan sesuatu dari masa lalunya di tempat ini?”Zora menyeringai kecil. “Orang-orang seperti Jasmine selalu menyisakan jejak. Bahkan jika mereka mencoba menutupinya.”Dia turun dari mobil dengan langkah mantap, memasuki gedung arsip dengan mata yang menelusuri tiap sudut. Ia menyodorkan berkas legal yang menunjukkan haknya sebagai wali hukum suami Jasmine—sebuah kartu truf dari pernikahan palsu mereka du
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

309. Nama yang Terseret, Harga Diri yang Dipertaruhkan

Pagi itu, dunia Jasmine hancur… hanya dalam waktu lima menit.Ponselnya terus bergetar di meja makan rumah keluarga Dirgantara. Puluhan notifikasi dari grup kampus, akun media sosial, dan pesan pribadi masuk bersamaan. Bahkan Nikmah sampai memanggilnya dengan panik dari ruang depan.“Jasmine! Kamu harus lihat ini…”Dengan napas tercekat, Jasmine meraih ponselnya. Begitu layar terbuka, seluruh wajahnya memucat.#JasmineKandunganKontrakSkandal Ibu Pengganti Anak CEO, Siapa Jasmine Ayu Kartika Sebenarnya?"Sumber anonim menyebutkan bahwa seorang wanita muda, mantan mahasiswa dari Universitas Artaloka, diduga terlibat dalam kontrak rahasia sebagai ibu pengganti bagi keluarga konglomerat Dirgantara. Skandal ini mulai memanas setelah dokumen warisan Jorse Corp yang mengatasnamakan Jasmine Ayu Kartika sebagai ahli waris tersebar secara online."Ada foto lamanya—waktu kuliah dengan neneknya di RSUP Candra Mulia—disandingkan dengan potret kabur dirinya tengah berjalan bersama Noah keluar dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

310. Kebenaran yang Menggemparkan

Ruang konferensi lantai dua gedung Jorse Corp mendadak sesak oleh wartawan. Kamera-kamera mengarah ke podium utama, mikrofon dijejerkan seperti senjata, siap merekam setiap kata yang akan menjadi tajuk utama media malam nanti.Di layar proyektor di belakang panggung tertulis:Pernyataan Resmi dari Jasmine Ayu Kartika JorseSuasana penuh ketegangan. Belum ada yang tahu apa yang akan dikatakan wanita yang dalam seminggu terakhir menjadi bahan perbincangan nasional. Sebagian hadir untuk mencari klarifikasi, sebagian lainnya untuk menyaksikan kejatuhan.Noah duduk di barisan kursi belakang bersama tim hukum dan PR. Wajahnya tenang, namun tangannya mengepal erat di atas lutut. Di sebelahnya, Nikmah dan pengasuh bayi duduk dengan wajah penuh harap. Mereka tahu betapa berat keputusan yang diambil Jasmine.Lalu pintu terbuka.Langkah Jasmine menghentak karpet merah yang terbentang menuju podium. Dia mengenakan setelan putih bersih, elegan dan sederhana, namun berwibawa. Rambutnya dibiarkan te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
262728293031
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status