All Chapters of Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO: Chapter 251 - Chapter 260

281 Chapters

251. Jemarinya yang kokoh membingkai wajah Jasmine  

Setiap sentuhan laki-laki itu membuat tubuhnya melebur, seolah hanya Noah yang nyata di dunia ini. Saat akhirnya mereka menarik diri, bibir Jasmine masih bergetar, matanya berkilat dengan emosi yang sulit diartikan. Noah menempelkan dahinya ke dahinya, napasnya berat, tetapi ada seulas senyum di sudut bibirnya."Aku tidak akan membiarkanmu menghadapi semua ini sendirian," bisiknya. "Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada untukmu." "Noah..." bisiknya pelan, suara Jasmine terdengar seperti hembusan angin yang hampir lenyap di antara hujan yang turun di luar. Mereka terhenti sejenak, saling menatap dengan napas yang masih terengah. Tatapan Noah menyala gelap, dalam, dan dipenuhi keinginan yang tertahan. Jemarinya yang kokoh membingkai wajah Jasmine, ibu jarinya mengusap lembut pipinya yang terasa hangat meski udara di sekeliling mereka begitu dingin. "Katakan jika kau ingin aku berhenti." Namu
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

252.  Pagi yang Penuh Keintiman  

Sinar matahari pagi menyelinap melalui celah tirai, menerangi ruangan dengan cahaya keemasan yang lembut. Jasmine menggeliat pelan, merasakan kehangatan tubuh Noah yang masih tertidur di sampingnya. Dengkuran halus pria itu terdengar, ritmis dan menenangkan, membuat Jasmine tersenyum kecil. Ia membiarkan jemarinya menelusuri dada Noah yang terbuka, merasakan detak jantungnya yang stabil. Sejenak, ia hanya ingin menikmati keheningan ini—sebuah momen langka di tengah badai yang masih mengintai di luar sana. ‘Siapa sangka CEO dingin dan arogan ini bisa mendengkur juga? Ck, kalau orang-orang kantor tahu, pasti wibawanya langsung runtuh.’ Jasmine menahan tawa, menggigit bibirnya agar tidak bersuara. Ia menoleh sedikit, memperhatikan wajah Noah yang masih terlelap. Alis pria itu berkerut samar, seolah sedang bermimpi sesuatu. ‘Apa dia sedang bermimpi tentang kontrak? Atau saham? Ata
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

253. Terbongkarnya Perselingkuhan

Pagi itu, suasana di vila tempat Noah dan Jasmine bersembunyi masih diselimuti ketenangan. Namun, ketenangan itu hanyalah permukaan sebelum badai besar datang menerjang. Noah yang tengah menyesap kopinya di teras vila menerima laporan dari seseorang yang selama ini ditugaskan untuk menyelidiki pergerakan Zora. "Tuan Noah, kami telah mengonfirmasi bahwa selama ini Nyonya Zora sering bertemu dengan seseorang di apartemennya," ujar pria di ujung telepon. Mata Noah mengerucut tajam. "Siapa?" "Juan... pria yang beberapa kali pernah Anda peringatkan untuk menjauhi Jasmine. Kami memiliki bukti foto dan video yang cukup jelas." Noah menggenggam ponselnya erat, rahangnya mengeras. Rasa dingin menjalar ke seluruh tubuhnya, bukan karena terkejut, melainkan karena amarah yang sudah lama ia pendam akhirnya meledak. "Kirimkan semuanya kepadaku. Aku ingin bukti yang tak ter
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

254. Pagi Baru di Raflesia Hills

Setelah malam yang penuh gejolak di apartemen Zora, Noah kembali ke Arthaloka dengan perasaan campur aduk. Mobilnya melaju di sepanjang jalanan kota yang sepi, hanya ditemani oleh pikirannya yang berputar-putar tanpa henti. Perpisahan itu tidak menyakitinya seperti yang ia bayangkan. Justru, ada rasa lega yang menyusup di dalam dadanya. Saat fajar mulai menyingsing, ia tiba di Raflesia Hills, rumah tempatnya bersama Jasmine dan putranya. Udara pagi terasa sejuk, aroma embun yang khas masih menggantung di sekitar. Noah memarkir mobilnya dengan tenang, kemudian masuk ke dalam rumah. Suasana begitu damai, berbeda dengan hiruk-pikuk emosinya semalam. Di dalam kamar, Jasmine masih tertidur pulas, tubuhnya berselimut rapat. Noah berdiri di ambang pintu, memperhatikannya dalam diam. Hatinya terasa lebih ringan saat melihat wanita itu, wanita yang seharusnya sejak awal berada di sisinya. Ia mendekat, duduk di tepi ranjang, lalu mengusap lembut pipi
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

255. Antara Anak dan Perceraian.  

Suasana di Raflesia Hills pagi itu begitu hening. Setelah malam penuh kejutan dan pengakuan Noah tentang perceraiannya dengan Zora, Jasmine masih mencoba mencerna semuanya. Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri ada perasaan lega di hatinya, tetapi di sisi lain, ia tahu bahwa badai baru mungkin akan segera datang. Noah masih duduk di tepi ranjang, menatap Jasmine yang masih belum mengatakan apa pun. Mata pria itu penuh ketegasan, seolah ingin memastikan bahwa keputusannya tidak akan berubah. “Aku ingin kita memulai semuanya dari awal,” kata Noah tiba-tiba. “Aku ingin kita menjadi keluarga yang sebenarnya.” Jasmine terdiam. Mulutnya sedikit terbuka, ingin mengeluarkan kata-kata, tetapi sebelum ia sempat menjawab, suara ketukan pintu terdengar. Nikmah, asisten rumah tangga mereka, berdiri di ambang pintu dengan wajah panik. “Maaf mengganggu, Tuan Noah, Nona Jasmine&helli
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

256. Jeratan yang Semakin Mengikat  

“Noah, duduklah sebentar. Kau membuatku ikut cemas,” ujar Jasmine pelan, mencoba menenangkan pria itu yang terus mondar-mandir. Noah berhenti sejenak, menatap Jasmine dengan sorot mata penuh kegelisahan. “Bagaimana mungkin aku bisa duduk diam saat anak kita terbaring di dalam sana?” suaranya bergetar, menahan rasa frustrasi yang meluap. Jasmine menggenggam tangannya, memberinya sedikit ketenangan. “Aku juga khawatir, tapi kita harus percaya pada dokter. Anak kita kuat.” Noah menghela napas panjang, lalu akhirnya duduk di samping Jasmine, tetap menggenggam tangannya erat. Waktu seolah berjalan begitu lambat hingga suara pintu ruang perawatan terbuka, membuat mereka langsung berdiri. Dokter yang menangani anak mereka akhirnya keluar, melepaskan masker medisnya dengan ekspresi lebih tenang. “Dokter, bagaimana kondisi anak kami?” tanya
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

257. Permainan Licik Zora

Di dalam ruang perawatan, suasana terasa lebih tenang dibandingkan sebelumnya. Bayi mereka masih tertidur setelah menerima perawatan. Jasmine duduk di kursi samping tempat tidur, sementara Noah bersandar di dinding dengan tangan terlipat di dada. Namun, ketenangan itu hanya bertahan sekejap. Ponsel Noah kembali bergetar. Kali ini, bukan hanya pesan, melainkan telepon dari pengacaranya. "Zora telah mengajukan banding untuk menunda proses perceraian," suara sang pengacara terdengar serius. "Dia membawa kasus ini ke meja hijau dengan alasan bahwa perceraian akan berdampak buruk pada citranya dan perusahaan keluarga Dirgantara." Noah mengepalkan tangannya erat. "Sialan! Aku sudah menduganya. Apa ada cara lain untuk mempercepat ini?" "Satu-satunya cara adalah membuktikan bahwa rumah tanggamu benar-benar tidak bisadipertahankan. Jika ada bukti perselingkuhan atau kesalahan fatal lain, perceraian bi
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

258.  Serangan Balik Dimulai

Noah duduk di depan laptopnya dengan ekspresi dingin dan penuh fokus. Di sampingnya, Jasmine menatap layar dengan sorot mata serius. Beberapa anggota tim humas Dirgantara Corp telah bergabung dalam panggilan video, menunggu instruksi lebih lanjut. "Kita tidak bisa membiarkan Zora mengendalikan narasi ini lebih lama," ujar Noah dengan suara tegas. "Aku ingin kalian merancang pernyataan resmi untuk membersihkan namaku dan Jasmine." Salah satu staf humasnya, Aditya, mengangguk. "Tuan Noah, kami sudah menyiapkan beberapa skenario. Namun, kami harus berhati-hati agar tidak terkesan menyerang balik secara langsung, karena publik masih simpatik pada Zora." Jasmine menatap Noah, lalu berkata, "Bagaimana jika kita fokus pada fakta dan membiarkan masyarakat melihat kebenaran tanpa merasa diprovokasi?" Noah mengangguk setuju. "Gunakan pendekatan yang elegan. Kita hanya perlu menunjukkan sisi sebenarnya dari per
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

259. Konferensi Pers Oma Dursilla: Kebenaran yang Terungkap

Sore itu, semua media besar berkumpul di aula konferensi Dirgantara Corp. Para jurnalis sudah menyiapkan kamera dan alat perekam mereka. Suasana tegang menyelimuti ruangan, semua orang menunggu sosok yang akan berbicara di depan publik. Saat akhirnya pintu terbuka, Oma Dursilla melangkah masuk dengan langkah tegap dan wajah penuh wibawa. Para wartawan langsung menyerbu dengan berbagai pertanyaan. Namun, Dursilla mengangkat tangannya, memberi isyarat agar mereka diam. Dengan tenang, ia berdiri di depan mikrofon dan mulai berbicara. "Saya adalah Dursilla Dirgantara, dan hari ini saya akan mengungkapkan kebenaran yang selama ini tersembunyi." Ruangan langsung hening. Semua mata tertuju pada wanita tua yang penuh kharisma itu."Selama ini, saya membiarkan beberapa hal terjadi karena saya ingin melihat bagaimana mereka bertindak. Namun, kini sudah waktunya kebenaran terungkap. Zora tidak pernah men
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

260.  Pukulan Balik yang Mematikan

Oma Dursilla duduk di ruang konferensi pers dengan ekspresi tenang namun berwibawa. Di hadapannya, puluhan wartawan dari berbagai media bersiap dengan kamera dan alat rekam.Hari ini, kebenaran yang selama ini tersimpan rapat akan diungkapkan ke publik. Sementara itu, di kediaman Dirgantara, Noah dan Jasmine duduk di depan layar televisi, menyaksikan siaran langsung yang akan mengubah segalanya. Ketegangan terasa di antara mereka, tetapi ada kepercayaan yang kuat bahwa ini adalah langkah yang harus diambil. “Para hadirin sekalian, saya Dursilla Dirgantara, akan memberikan klarifikasi terkait polemik yang selama ini beredar,” ujar Oma Dursilla dengan nada mantap. “Selama bertahun-tahun, keluarga Dirgantara menyembunyikan kebenaran mengenai pernikahan cucu saya, Noah Dirgantara, dengan Zora.” Para wartawan langsung berbisik-bisik, beberapa bahkan mulai mencatat dengan cepat.Oma Dursil
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
PREV
1
...
242526272829
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status