All Chapters of Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO: Chapter 231 - Chapter 240

281 Chapters

231. Tipuan yang Sempurna  

Matahari pagi menyinari kediaman keluarga Dirgantara dengan hangat, tetapi suasana di dalam rumah tetap tegang. Setelah percakapan terakhirnya dengan Noah, Dursilla masih belum puas. Wanita tua itu masih merasa ada sesuatu yang disembunyikan darinya, dan seperti biasa, ia tidak akan berhenti sampai ia mendapatkan jawaban. Di ruang makan, Zora berusaha tetap tenang saat ia duduk di hadapan nenek mertuanya, menyuapkan bubur ke dalam mulutnya dengan elegan. Dursilla mengaduk teh di cangkirnya tanpa minum, sorot matanya tajam menatap Zora. "Aku akan kembali ke Beverly Hills besok," kata Dursilla tiba-tiba, membuat Zora hampir tersedak. Zora buru-buru mengambil napkin dan menutup mulutnya, sebelum tersenyum tipis. "Benarkah, Oma? Itu... kabar yang cukup mendadak." Dursilla menyipitkan matanya. "Apa kau tidak senang mendengarnya?" "Tentu saja aku senang, Oma. Hanya
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

232. Masalah yang Tak Terduga

Zora berjalan mondar-mandir di ruang kerjanya, ponselnya masih tergenggam erat di tangan. Wajahnya tegang, dan matanya menatap layar dengan penuh kecemasan. Noah duduk di sofa, tangannya bertaut di depan wajah, berusaha tetap tenang meskipun suasana di ruangan itu sudah begitu penuh tekanan. "Ayah mengatakan perusahaan mengalami krisis likuiditas," kata Zora akhirnya, suaranya bergetar. "Ada kesalahan besar dalam pembukuan keuangan, dan sekarang investor mulai mempertanyakan kestabilan perusahaan." Noah menatapnya dengan tajam. "Apa maksudnya ada kesalahan dalam pembukuan? Apakah ini sesuatu yang bisa diperbaiki, atau ini lebih buruk dari yang kita kira?" Zora menggeleng frustasi. "Aku tidak tahu. Tapi jika ayah meneleponku langsung, itu artinya situasinya benar-benar gawat." Noah menarik napas dalam. "Berapa besar kerugiannya?" Zora menggigit bibirnya, lalu
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

233. Bisikan di Antara Hujan

Malam menjelang dengan langit yang gelap pekat, awan mendung bergulung di atas kediaman keluarga Dirgantara. Angin berhembus pelan, membawa aroma tanah yang basah setelah gerimis sore. Jasmine berdiri di balkon kamarnya, menatap lampu-lampu kota di kejauhan, pikirannya masih penuh dengan apa yang dikatakan Noah tadi siang. Perusahaan yang selama ini dianggap sebagai warisan keluarga Zora ternyata dulunya milik ayahnya. Fakta itu masih sulit ia cerna. Jika benar, maka keluarganya telah dirampas dari hak mereka, dan kini ia mengerti mengapa begitu banyak hal terasa tidak adil selama ini. Langkah kaki berat terdengar mendekat. Jasmine menoleh, dan di ambang pintu, Noah berdiri dengan ekspresi penuh pertimbangan. Hujan mulai turun perlahan, butiran-butiran air jatuh ke lantai balkon, menciptakan ritme tenang di malam yang penuh ketegangan. “Noah?” panggil Jasmine pelan, melihat pria itu tetap
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

234. Jebakan dalam Diam

Malam itu, suasana di kediaman Dirgantara terasa lebih sunyi dari biasanya. Hujan yang mengguyur sejak sore masih menyisakan rintik gerimis yang membasahi halaman luas rumah megah itu. Di dalam, Jasmine duduk di ruang tamu, memandangi jendela besar yang menampilkan bayangan lampu-lampu taman yang berkilauan di permukaan tanah yang basah. Pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian beberapa hari terakhir. Fakta bahwa perusahaan yang selama ini dikuasai keluarga Zora sebenarnya adalah warisan ayahnya masih sulit ia terima. Sejak kepergian Dursilla ke Beverly Hills, ketegangan di rumah ini belum mereda. Zora masih berusaha mempertahankan kebohongan, sementara Noah semakin menunjukkan keraguannya. Langkah kaki terdengar mendekat. Jasmine menoleh dan mendapati Noah berdiri di ambang pintu, mengenakan kemeja putih yang lengannya tergulung hingga siku. Tatapan pria itu tajam, tetapi ada sesuatu yang berbeda—seolah ada banya
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

235. Jasmine menemukan lebih banyak bukti

Di rumah Dirgantara, Jasmine duduk di tepi ranjang, menatap dokumen yang berhasil ia sembunyikan dari perpustakaan. Ini adalah bukti pertama yang mengarah pada kebenaran tentang perusahaan ayahnya. Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, dan Noah masuk tanpa mengetuk. Jasmine mendongak, sedikit terkejut. "Ada apa?" tanyanya. Noah berjalan mendekat, lalu duduk di sebelahnya. "Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja." Jasmine tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja, Noah. Tapi aku tahu badai akan segera datang."Noah menatapnya lama, lalu menghela napas dan meraih tangannya. "Apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian." Jasmine menatap tangan Noah yang menggenggam tangannya erat. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa ada seseorang yang benar-benar ada untuknya. Tapi mereka tidak tahu bahwa di luar sana, Zora d
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

236. Zora Memutar Balik Fakta, Jasmine Terpojok.

Malam itu, Jasmine duduk di dalam kamarnya, menatap kosong ke arah langit-langit. Perasaannya masih tidak tenagng pasca penculikan, dia tetap tinggal di rumah keluarga Dirgantara untuk menyusui bayinya. Namun, suasana di rumah ini semakin tegang. Zora semakin menunjukkan sikap bermusuhan, sementara Noah mulai bersikap lebih protektif terhadapnya. Tapi, di balik semua ini, Jasmine tahu satu hal, Zora tidak akan tinggal diam. Di luar kamar, langkah kaki terdengar. Noah muncul di ambang pintu dengan ekspresi serius. "Kau baik-baik saja?" Jasmine menoleh ke arahnya. "Untuk sekarang, ya. Tapi aku tahu ini tidak akan bertahan lama." Noah masuk dan menutup pintu di belakangnya. "Aku baru saja mendapat informasi dari orang kepercayaanku. Zora sedang merencanakan sesuatu." Jasmine mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?" Noah menghela napas panjang. "Aku belum tahu past
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

237. Jejak Sudrajat: Kunci Rahasia Masa Lalu

Malam terasa lebih dingin dari biasanya. Jasmine duduk di kursi kamarnya, menatap kosong pada secarik kertas berisi catatan transaksi lama yang diberikan Noah padanya. Fakta bahwa perusahaan Jorse Corp, yang seharusnya menjadi warisan ayahnya, telah berpindah tangan secara ilegal membuatnya sulit tidur. Pintu kamar diketuk. Noah masuk dengan ekspresi serius, membawa berkas tambahan yang baru saja ia dapatkan dari tim penyelidiknya. "Aku menemukan sesuatu lagi," ucapnya sambil meletakkan berkas di atas meja. Jasmine menatap Noah dengan waspada. "Apa itu?" Noah menarik napas panjang sebelum menjelaskan, "Ada seseorang yang bisa menjadi saksi kunci. Dia adalah mantan asisten pribadi ayahmu, seseorang yang dulu sangat dekat dengannya sebelum semua ini terjadi." Jasmine mengerutkan kening. "Mantan asisten? Siapa namanya?" Noah membuka berkas itu dan menunjukkan se
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

238. Zora, Juan, dan Rahasia di Balik Kematian  

Malam itu, hujan turun dengan deras, menciptakan suara gemuruh yang menggema di sepanjang jalanan kota. Di dalam rumah keluarga Dirgantara, suasana lebih sunyi dari biasanya. Jasmine duduk di kamarnya, menatap kosong pada dokumen yang diberikan oleh Sudrajat siang tadi. Tangannya menggenggam lembaran itu erat, seakan takut jika ia melepaskannya, kebenaran yang baru ia temukan akan lenyap begitu saja. Noah berdiri di dekat jendela, matanya menatap ke luar dengan ekspresi dingin yang sulit ditebak. “Aku sudah menghubungi tim investigasiku. Mereka akan mulai menelusuri lebih dalam tentang bagaimana perusahaan ayahmu berpindah tangan.” Jasmine mengangguk pelan, tetapi pikirannya masih dipenuhi pertanyaan. “Aku masih sulit menerima semuanya, Noah. Fakta bahwa Roberto bukan hanya merebut perusahaan, tapi juga mungkin terlibat dalam kematian orang tuaku...” Noah mendekat, duduk di si
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

239. Gudang Tua, Rahasia Terungkap, dan Bahaya yang Mengintai  

Hujan masih mengguyur deras saat Jasmine dan Noah berdiri di dalam gudang tua di pelabuhan. Di hadapan mereka, Sudrajat tampak lelah, tetapi matanya masih tajam, penuh dengan ketegangan dan ketakutan. Amplop cokelat yang ia serahkan kepada Jasmine terasa begitu berat di tangannya, seolah mengandung seluruh beban masa lalu yang selama ini tersembunyi.“Kalian harus pergi sekarang,” desis Sudrajat dengan suara tertahan. “Mereka pasti sudah tahu kalian ada di sini.”Noah mengangguk, tetapi sebelum mereka bisa bergerak, suara langkah kaki terdengar di luar gudang. Jasmine menahan napas, tangannya menggenggam amplop itu semakin erat. Noah meraih lengannya, memberi isyarat agar tetap diam.“Kita dikepung,” bisik Noah. “Jangan panik.”Sudrajat mundur perlahan, wajahnya semakin tegang. “Mereka pasti dikirim oleh Zora atau Roberto. Kita harus mencari jalan keluar lain.”Jasmine melirik sekeliling gudang yang mulai terasa semakin pengap. Jendela kecil di sudut ruangan tampak bisa menjadi jalan k
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

240. Di Antara Hasrat dan Pengakuan  

Hujan deras yang mengguyur kota sejak sore belum juga mereda. Gemericik air yang jatuh di jendela besar kamar Jasmine menciptakan ritme tenang yang kontras dengan gejolak di dalam hatinya. Setelah kejadian di pelabuhan, ia masih sulit untuk memejamkan mata. Pikiran tentang bukti yang kini berada di tangannya terus menghantui.Suara langkah kaki terdengar mendekat. Jasmine menoleh, dan di ambang pintu, Noah berdiri dengan tatapan tajam. Kemeja putihnya sedikit basah, rambutnya masih lembab akibat hujan.Ada sesuatu dalam sorot matanya yang berbeda malam ini—sesuatu yang lebih dalam dan sulit dijelaskan.“Kau masih terjaga,” gumam Noah seraya melangkah masuk.Jasmine mengangguk, menarik selimutnya lebih erat. “Aku tidak bisa tidur.”Noah menutup pintu, berjalan mendekat lalu duduk di sisi ranjang. “Aku juga.”Sejenak, hanya suara hujan yang mengisi keheningan di antara mereka. Jasmine menatap ke luar jendela, pikirannya masih berkecamuk. Tapi begitu Noah menyentuh tangannya, kehangatan
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
29
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status