All Chapters of Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO: Chapter 261 - Chapter 270

273 Chapters

261. Pertarungan Menuju Kebenaran

Suasana di kediaman Dirgantara kembali memanas setelah konferensi pers yang dilakukan oleh Oma Dursilla. Pengungkapan besar-besaran itu membuat media geger, publik heboh, dan yang paling terpukul adalah Zora. Wanita itu kini berada dalam pusaran masalah yang semakin sulit ia kendalikan. Zora berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, tangannya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Pikirannya berputar cepat, mencoba mencari jalan keluar dari kekacauan yang kini menelannya. "Tidak! Ini tidak boleh terjadi!" gumamnya dengan suara bergetar. Ia mengangkat ponselnya dan menekan nomor Juan. "Kau harus membantuku, Juan. Kita harus membalikkan keadaan sebelum semuanya terlambat." Juan yang berada di apartemennya hanya mendengus kecil. "Zora, aku sudah memperingatkanmu sejak awal. Kau bermain terlalu jauh, dan sekarang, kau mulai kehilangan kendali." "Aku tidak peduli!" Zora berteriak frustrasi. "Aku
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

262. Konfrensi Pers Mengungkap ke Bohongan Zora  

Noah menatap layar ponselnya dengan rahang mengeras. Berita tentang pernyataan pers yang dibuat oleh Oma Dursilla telah menyebar dengan cepat. Media menggempur keluarga Dirgantara dengan berbagai pertanyaan. Tak hanya itu, berbagai spekulasi mulai bermunculan mengenai kebenaran hubungan Noah dan Jasmine. "Kita harus segera bertindak," ucap Noah tegas, meletakkan ponselnya di meja. Jasmine yang duduk di sampingnya menatapnya dengan cemas. "Apa yang bisa kita lakukan sekarang?" "Kita perlu memperkuat posisi kita di hadapan media. Oma Dursilla sudah mengambil langkah besar dengan mengungkapkan semuanya, sekarang tugas kita adalah memastikan publik tahu siapa yang sebenarnya berbohong." Jasmine mengangguk, meski di dalam hatinya ada sedikit kekhawatiran. Semua ini terasa terlalu cepat dan mendadak. Namun, ia sadar bahwa tidak ada jalan lain selain maju ke depan. Di tempat lain, Zora
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

263. ”Tuan Noah, Anda harus berhati-hati.”  

“Kau pikir ini sudah berakhir, Jasmine?” bisiknya sambil meraih ponselnya. Ia mengetik sebuah pesan singkat dan mengirimnya ke nomor misterius. Beberapa detik kemudian, ponselnya bergetar, dan sebuah balasan muncul. "Target dikunci. Siap eksekusi kapan saja." Zora menatap layar dengan senyum penuh kemenangan. Pertarungan ini baru saja dimulai, dan kali ini, ia akan memastikan Jasmine tidak punya tempat untuk bersembunyi. Malam telah larut ketika Jasmine duduk di tepi ranjangnya, menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong. Berita mengenai konferensi pers Noah masih terus menjadi sorotan utama di berbagai media. Reaksi publik mulai terpecah; ada yang mulai memahami situasi sebenarnya, tetapi tak sedikit pula yang masih memihak Zora. Noah masuk ke kamar dengan ekspresi serius. Ia meletakkan jasnya di sandaran kursi lalu mendekati Jasmine. “Kau harus tidur, Jas.
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

264. Selamat datang di neraka, Jasmine.

Di tempat lain, seseorang duduk di dalam mobil hitam yang terparkir di seberang kediaman Noah dan Jasmine. Orang itu menyalakan ponselnya, membuka sebuah pesan dari Zora."Pastikan mereka tidak bisa bernapas lega."Orang itu tersenyum samar sebelum mengetik balasan. "Segera."Beberapa detik kemudian, ponselnya kembali bergetar. Kali ini, sebuah instruksi tambahan muncul. "Kita buat mereka takut dulu. Aku ingin mereka tahu bahwa mereka tidak akan pernah bisa hidup tenang."Pria itu mengangkat kamera kecilnya, mengarahkannya ke rumah Noah dan Jasmine, lalu menekan tombol rekam. Dengan wajah tanpa ekspresi, ia mengirimkan video itu langsung ke nomor Zora.Zora menerima video itu dan tersenyum puas. Ia menatap layar dengan mata penuh kelicikan, lalu menekan tombol play. Video itu menampilkan Jasmine yang sedang menimang anaknya di ruang tamu, sementara Noah tampak berbicara dengan seseorang di telepon.Zora memiringkan kepala, jemarinya menelusuri layar ponselnya perlahan. “Lihat betapa b
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

265. Pesan Ancaman.

"Jasmine, kau yakin tidak ingin beristirahat lebih lama?" suara Noah terdengar lembut, tetapi ada nada kekhawatiran yang jelas dalam nada bicaranya. Ia berdiri di ambang pintu kamar mereka, melihat Jasmine yang tengah mengayun-ayunkan bayi mereka di dalam dekapan. Jasmine tersenyum kecil, tetapi ada sedikit kelelahan di matanya. "Aku baik-baik saja, Noah. Aku hanya ingin memastikan dia tidur nyenyak." Noah mendekat, duduk di sisi Jasmine di tepi tempat tidur. Matanya mengamati bayinya yang perlahan-lahan terpejam dengan napas tenang. Tangannya terulur, menyentuh lembut punggung Jasmine sebelum beralih ke kepala bayi mereka. "Aku hanya tidak ingin kau terlalu lelah. Kau baru saja melalui begitu banyak hal." Jasmine menghela napas, menyandarkan kepalanya ke bahu Noah. "Aku tahu. Tapi aku merasa lebih tenang kalau berada di dekatnya." Noah tidak membantah. Sebagai seorang ayah, ia pun merasakan hal yang
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

266. Paket Misterius  

Malam semakin larut, tetapi kediaman Noah dan Jasmine masih terang benderang. Jasmine duduk di sofa ruang tamu, menatap layar ponselnya dengan perasaan tak menentu. Sejak ancaman yang mereka terima, perasaannya menjadi tidak tenang. Sesekali ia melirik ke arah bayi mereka yang tertidur lelap di dalam boks, wajah mungilnya begitu damai seakan tidak menyadari kekacauan yang sedang terjadi di sekitar mereka. Noah yang berdiri di dekat jendela menatap ke luar dengan sorot mata tajam. Sistem keamanan rumah ini sudah diperketat sejak insiden kemarin, tetapi firasatnya tetap tidak bisa tenang. Ia tahu Zora tidak akan berhenti begitu saja, dan itu membuatnya semakin waspada. "Kau masih memikirkan ancaman itu?" tanya Noah, berjalan mendekati Jasmine dan duduk di sampingnya. Jasmine mengangguk pelan. "Aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja, Noah. Aku merasa mereka mengawasi kita setiap saat." Noah menghela
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

267. Ancaman Berlanjut.

Malam telah larut ketika Noah akhirnya tiba di rumah setelah seharian berkutat dengan pekerjaan di perusahaan. Cahaya lampu di ruang tamu masih menyala, memberikan suasana hangat yang menyambutnya. Langkah kakinya ringan ketika ia melepas jas dan menggantungnya di dekat pintu. Keheningan di rumah itu hanya ditemani oleh suara jam dinding yang berdetak pelan. Jasmine sedang duduk di sofa dengan secangkir teh di tangannya. Matanya yang semula fokus pada layar ponsel segera beralih begitu melihat Noah berjalan mendekat. Wajahnya masih menyiratkan kelelahan, tetapi ada kehangatan dalam tatapannya. "Kau pulang lebih larut dari biasanya," ucap Jasmine pelan. Noah menghela napas dan duduk di sampingnya. "Ada beberapa laporan yang harus kuselesaikan. Aku ingin memastikan semuanya beres sebelum akhir pekan." Jasmine tersenyum kecil, kemudian menyandarkan kepalanya ke bahu Noah. "Jangan terlalu memaksakan diri
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

268. Ketakutan Jasmine Mendalam

Malam itu, langit di atas Arthaloka berwarna pekat tanpa bintang. Angin dingin berembus pelan, menggoyangkan tirai-tirai di dalam kamar Jasmine dan Noah. Suasana rumah yang biasanya terasa hangat, kini terasa sedikit berbeda. Ada ketegangan yang mengendap di udara, seperti bayangan yang mengintai di sudut-sudut gelap. Jasmine duduk di tepi ranjang, memeluk kakinya sambil menatap jendela. Cahaya lampu jalan memantulkan bayangan samar di kaca, tetapi pikirannya sedang melayang jauh. Sejak kejadian beberapa hari lalu, di mana seseorang mengawasi mereka dari jauh, ia merasa ada yang tidak beres. Sekalipun Noah telah meningkatkan keamanan di rumah mereka, perasaan tidak nyaman itu tetap mengusiknya. Pintu kamar terbuka perlahan. Noah masuk dengan wajah serius, tetapi ketika melihat Jasmine dalam posisi seperti itu, ekspresinya melunak. Ia mendekat, duduk di sampingnya, lalu menyentuh pundaknya dengan lembut. "Masih memikirkan
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

269. Mengawasi Pergerakan Noah

Suasana di rumah Noah dan Jasmine semakin terasa mencekam setelah serangkaian ancaman yang mereka terima. Meskipun keamanan rumah telah diperketat, baik Noah maupun Jasmine tahu bahwa ini hanyalah awal dari badai yang lebih besar. Mereka tidak bisa lagi menganggap enteng ancaman Zora dan orang-orang yang membantunya. Di dalam kamar mereka, Jasmine duduk di tepi ranjang, mengusap lembut tangan mungil anak mereka yang sedang terlelap di dalam boks bayi. Hatinya terasa sesak mengingat semua yang telah terjadi belakangan ini. Seolah kebahagiaan yang baru saja mereka bangun sedang diuji oleh kekuatan yang tak terlihat namun berbahaya. Noah, yang baru saja selesai berbicara dengan tim keamanannya, masuk ke dalam kamar dengan ekspresi serius. Ia berjalan mendekati Jasmine dan meraih tangannya, menggenggamnya erat. "Kita tidak akan membiarkan mereka menang, Jasmine," ucap Noah dengan suara penuh ketegasan. J
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

270. Langkah Pertama Menuju Kemenangan

Malam itu, Jasmine berdiri di balkon kamarnya, menatap langit kota yang dipenuhi cahaya. Angin malam yang dingin menerpa kulitnya, tetapi pikirannya jauh lebih berkecamuk dibandingkan udara yang menusuk. Ia menggenggam erat ponselnya, membaca ulang pesan dari Noah yang meminta kehadirannya dalam rapat dewan direksi esok hari.Jasmine menarik napas dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya yang tidak beraturan. Ini bukan hanya sekadar pertemuan bisnis. Ini adalah langkah pertamanya untuk membuktikan bahwa dirinya bukan lagi gadis lemah yang bisa diinjak-injak oleh siapa saja.Ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. "Masuk," ujarnya dengan suara datar.Pintu terbuka, dan Noah muncul, masih dengan kemeja putihnya yang tergulung di lengan, wajahnya tampak lelah tetapi tetap terlihat dingin seperti biasanya."Kau sudah bersiap untuk besok?" tanyanya langsung, suaranya rendah namun tajam.Jasmine menoleh, menatap Noah dengan mata penuh determinasi. "Aku sudah membaca laporan keuangan pe
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more
PREV
1
...
232425262728
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status