Home / Romansa / Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO: Chapter 191 - Chapter 200

205 Chapters

191. Gangguan di Tengah Malam  

Noah menarik napas dalam, menatapnya penuh intensitas. “Aku mencintaimu, Jasmine.” Jantung Jasmine seakan berhenti berdetak. Kata-kata itu, tidak seharusnya terucap. Namun sebelum ia sempat mencerna semuanya, Noah sudah kembali mencium bibirnya, kali ini lebih dalam, lebih menuntut. Jasmine mengerang pelan saat sentuhan pria itu semakin menjelajahi setiap sudut tubuhnya. Noah tidak terburu-buru. Gerakannya tenang, seolah menikmati setiap reaksi yang Jasmine tunjukkan. Jemarinya menelusuri lekuk tubuh wanita itu dengan lembut, sementara napas mereka berbaur dalam kehangatan malam. Gerakan Noah semakin intens—maju dan mundur, menciptakan irama yang membuat Jasmine menggigit bibirnya, menahan gejolak yang kian membuncah. Sesekali, Noah menatap wajahnya, menikmati ekspresi Jasmine yang tenggelam dalam permainannya.Di luar, ombak terus bergulung-gulung, menciptakan simfoni alami yang mengiringi malam
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

192. Aku Tidak ke Mana-Mana  

Jasmine ingin marah, tetapi otaknya sudah tidak bisa berpikir jernih. Noah terlalu mendominasi, terlalu menguasainya dengan cara yang tidak bisa ia lawan. "Noah…" lirihnya. Noah menatapnya dalam sebelum membisikkan sesuatu di telinganya. "Sedikit lagi,Jasmine…" Dan saat itu, suara erangan tertahan akhirnya memenuhi ruangan. Noah sengaja menahan dirinya, mempermainkan ritme mereka hingga Jasmine benar-benar tidak bisa lagi mengendalikan tubuhnya sendiri. Sensasi itu seperti aliran listrik yang mengalir deras ke seluruh sarafnya, membuatnya kehilangan kendali. ”Noah rasanya geli sekali,” eluh Jasmine. Noah menikmati kelakuan Jasmine, bahakn saat Ajsmine mengeluh rasa- rasa aneh yang dia ucapkan. Jasmine menenggelamkan wajahnya di bahu Noah, merasakan tubuhnya bergetar hebat karena sesuatu yang begitu intens
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

193. Pagi yang Menggoda

Pagi itu, Jasmine membuka matanya perlahan. Cahaya matahari yang menerobos melalui jendela besar menyinari kamar dengan lembut, membiaskan rona keemasan yang menenangkan. Ia merasakan kehangatan di sisinya, dan saat ia menoleh, matanya langsung bertemu dengan wajah Noah yang masih terlelap. ’Kamu selalu mengalihkan duniaku, Noah,’ ucapnya dalam hati. Wajah pria itu begitu tenang dalam tidurnya. Napasnya teratur, bibirnya sedikit terbuka, dan rambut hitamnya berantakan di atas bantal. Jasmine mengamati Noah dalam diam, membiarkan jemarinya dengan lembut menyentuh garis rahang pria itu.Lalu Jasmine mengecup bibir it, dalam mata terpejam Noah masih bisa menikmati bibirnya yang lembut. ”Dasar lucu, kamu masih bisa melakukan hal ini saat terpejam,” gumam Jasmine tersenyum. Jasmine tidak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti ini. Terikat dalam pernik
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

194. Berenang Bersama Noah

Jasmine menghela napas, tetapi akhirnya menurut. Ia berjalan ke dalam kamar, mencari pakaian renang yang dimaksud Noah. Ternyata, pria itu memang sudah menyiapkan segalanya. Ia menemukan satu set pakaian renang berwarna hitam dengan desain simpel tetapi tetap elegan. ”Mungkin akan terlihat seperti badut,” gumam Jasmine, terkekeh melihat pakaian renang itu.Jasmine menatap perutnya di cermin. Perutnya memang sudah mulai membesar, tetapi bentuk tubuhnya masih tetap terlihat proporsional.”Akan segera aku kenakan, nanti Noah kelamaan menunggu,’ gumamnya .Entah pikirannya kembali berselancar. Bahkan kali ini dia yang mula liar, Jasmine membayangkan Noah mengajaknya bermain di kolam renang.Jasmine lalu mengetuk jidatnya sendiri. 'Sadar Jasmine, dia milik Zora. Tapi mungkin tidak masalah  kamu menikmatinya saat ini. Setelah kontrak selesai, kamu tidak akan merasakan sentuhannya lagi.' Mel
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

195. Pagi yang Membara

Jasmine menatap deburan ombak dari tepi kolam renang, menikmati angin pagi yang sejuk. Air di kolam memantulkan sinar matahari yang mulai meninggi, menciptakan kilauan indah yang menari di permukaannya. Tanpa disadari, Noah yang semula berada di sampingnya kini bergerak kembali ke belakang dan melingkarkan kedua lengannya di sekitar pinggang Jasmine. Pria itu menundukkan kepalanya, berbisik lembut di telinganya, suaranya terdengar dalam dan menggoda. “Mau bermain di dalam air?” tanyanya dengan nada penuh godaan. Jasmine tertawa kecil, menggelengkan kepalanya. “Tidak, cukup berenang saja.” Tapi Noah tahu, Jasmine tidak benar-benar menolak. Ada kilatan kecil di matanya yang mengatakan bahwa wanita itu juga menginginkannya. Tanpa peringatan, sesuatu menyentuh bagian belakang tubuhnya, tepat di bokongnya. Jasmine tersentak, napasnya tertahan. 
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

196. Hasrat yang Meledak

Pagi yang hangat di Bulgaret Hotel berubah menjadi sesuatu yang lebih panas ketika tubuh mereka kembali menyatu. Noah tidak terburu-buru kali ini, ia menikmati setiap inci tubuh Jasmine dengan perlahan. Bibirnya mengecap lembut kulit wanita itu, meninggalkan jejak-jejak merah yang semakin banyak di tubuhnya. ”Noah... Argh!” Suara Jasmine membuat napas Noah makinmemburu. Jasmine terengah, tubuhnya menggeliat dalam kenikmatan yang semakin dalam. Namun, di tengah permainan mereka, suara dering ponsel tiba-tiba memecah suasana. Jasmine mengerjap, mencoba mengatur napasnya. Tangannya meraba-raba meja samping tempat tidur dan mengambil ponselnya. Nama ”Dr. Juan” terpampang di layar. ”Sebentar aku mau menjawab panggilan ini,” ujar Jasmine. Noah hanya melirik sekilas tetapi tetap melanjutkan permainannya, mengecup sudut tubuh Jasmine dengan gerakan per
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

197. “… setelah aku bercinta denganmu dua puluh kali lagi.”

Jasmine terbaring dengan tubuh masih melekat pada Noah. Dadanya naik turun dengan napas yang masih tersengal, sementara Noah menatapnya dengan mata yang penuh gairah.Namun, di tengah keintiman itu, Jasmine mengingat sesuatu. “Noah, kita harus berhenti….” Katanya dengan suara lirih. Noah mengangkat alis, masih enggan melepaskan Jasmine dari pelukannya. “Kenapa?” “Kita harus ingat pesan dokter,” lanjutnya, tangannya yang mungil menyentuh wajah Noah, berusaha mengingatkannya. “Aku hamil lima bulan, Noah. Kita tidak bisa terlalu sering….” Noah menghela napas, lalu mengangguk. “Aku tahu… Aku juga ingin bayi kita sehat.” Namun, sejujurnya, Noah merasa tersiksa. Setiap kali berada di dekat Jasmine, tubuhnya selalu bereaksi. Ada sesuatu yang berbeda dengan wanita ini. Sesuatu yang tak pernah ia rasak
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

198. Antara Hati dan Kontrak Profesional.

Mata Noah menajam. Ia tahu ada sesuatu di balik ucapan Jasmine. “Jasmine… apa yang Zora katakan padamu?” Jasmine tidak menjawab. Sebaliknya, ia menarik selimut dan membenamkan wajahnya di dalamnya. “Tidak ada.” Namun, Noah tidak akan membiarkan itu berlalu begitu saja. Ia menarik tubuh Jasmine ke dalam pelukannya, memaksanya menatap matanya. “Zora mengancammu?” Jasmine masih terdiam, tetapi Noah tahu bahwa jawabannya adalah ‘iya.’ Pria itu mengepalkan tangan. Rasa marah mulai membakar dadanya. Jika Zora berani menyentuh Jasmine atau bayinya, ia tidak akan tinggal diam. Namun sebelum ia sempat mengatakan sesuatu, Jasmine lebih dulu berbisik, “Noah… jangan lakukan sesuatu yang bodoh…” Noah menatapnya dalam, lalu menghela napas. Ia tahu bahwa Jasmine takut. Deng
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

199. Kesepakatan di Tepi Pantai

Jasmine menatap Noah dengan serius, suaranya tegas, tidak menyisakan ruang untuk perdebatan. "Ingat, Noah Dirgantara. Aku tidak ingin mengambil posisi Zora. Aku hanya ingin kita menikmati kebersamaan ini selama kita masih terikat dalam kontrak. Jika kau melakukan hal yang tidak kusukai terhadap Zora, jangan salahkan aku jika aku akan meninggalkanmu selamanya." Noah menatapnya dalam diam, ekspresinya sulit ditebak. Matanya yang tajam seperti meneliti setiap sudut wajah Jasmine, seolah mencari celah untuk membantah. Namun, akhirnya, ia menghela napas panjang dan mengangguk. "Baiklah," katanya akhirnya. "Aku akan mengikuti keinginanmu. Sampai bayi kita lahir, kita akan kembali ke kehidupan semula, sesuai perjanjian. Soal takdir setelahnya, itu urusan nanti." Jasmine tersenyum kecil, merasa lega dengan jawaban itu. Ia tahu Noah bukan tipe pria yang mudah menurut, tetapi setidaknya kali ini, ia berhasil m
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

200. Sahabat Lama dan Kenangan di Kampus

Jasmine menatap takjub ke arah meja yang dipenuhi berbagai hidangan laut. Aroma gurihnya begitu menggoda, dan tampilan setiap hidangan tampak begitu menggugah selera. Matanya berbinar saat ia menoleh ke arah August. "Ini semua terlihat luar biasa. Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Bisa kau jelaskan satu per satu?" tanyanya antusias. August tertawa kecil sebelum mulai menunjuk ke beberapa hidangan di hadapannya. "Ini adalah grilled lobster dengan saus lemon butter, yang di sebelahnya itu paella seafood khas Mediterranean. Lalu, ada king crab dengan saus pedas, dan ini hidangan spesialku, scallop dengan saus krim truffle." Jasmine mengangguk penuh kagum. "Semuanya terlihat lezat," gumamnya. Noah yang duduk di sampingnya tersenyum tipis. "Daripada hanya mengagumi, lebih baik kau langsung mencicipinya." Tanpa ragu, Jasmine mulai mencicipi satu per satu. Setiap gigitan terasa begi
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more
PREV
1
...
161718192021
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status