Happy Reading*****Agung mengusak kepala adik perempuannya yang tertutup jilbab. "Mana mungkin, Mas, punya nomor HP-nya Pak Wijananto," jawabnya, "Beliau yang telpon, Mas. Memastikan kebenaran ucapan Amir padanya."Semua percakapan kakak beradik itu terdengar oleh Amir. Dia melangkah mendekati si gadis. Hatinya susah mantap untuk menikahi Kiran. "Ran, kamu mau mahar apa?" tanya Amir membuat Kiran dan Agung saling pandang. "Mas," panggil Kiran pada saudara sulungnya. Agung cuma bisa menggerakkan kedua bahunya ke atas. Kiran tampak berpikir, menatap pada Agung, lalu berpindah pada ibunya dan mereka cuma mengedikkan kedua bahu. "Pastinya, saya meminta perlengkapan salat, Pak. Selain itu terserah Bapak mau ngasih apa," putus Kiran pada akhirnya. "Gung, gimana tuh?" kata Amir memainkan mata pada si sulung."Apa?" kata Agung, bingung. "Ya, terserah kamulah mau ngasih mahar apa. Adikku udah pasrah, tapi jangan sembarangan juga. Kamu 'kan orang kaya masak maharnya murah. Malu-maluin aj
Last Updated : 2025-02-11 Read more