All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 101 - Chapter 110

328 Chapters

Bab 101

Siapa yang tidak tahu bahwa selama tiga tahun ini, Ainun selalu mencari kesempatan untuk memohon Permaisuri melepaskan Andini? Di sisi lain, Andini juga paling peduli terhadap neneknya ini.Keluarga Biantara tahu bagaimana menggunakan Ainun untuk menekan Andini, sedangkan Rangga juga tahu bagaimana menggunakan Ainun untuk mengancam Andini. Tentunya, Baskoro tentu juga mengerti hal itu.Benar saja, Andini yang sebelumnya masih berusaha melawan, tiba-tiba berhenti bergerak setelah mendengar ucapan Baskoro. Mulutnya yang tadi ternganga lebar karena sulit bernapas pun langsung tertutup rapat. Hanya saja, kedua matanya masih terus menatap Baskoro dengan tajam.Baskoro tidak menyangka, hanya dengan satu kalimat itu saja Andini langsung menyerah untuk melawan. Setelah keterkejutan singkat itu, perasaan gembira yang belum pernah dia rasakan sebelumnya tiba-tiba menyelimuti hatinya.Baskoro tiba-tiba melepaskan Andini dan berteriak ke arah luar kereta kuda dengan tidak sabaran, "Sudah sampai be
Read more

Bab 102

Justru karena tidak bisa mengambil nyawanya, Baskoro baru menggunakan nenek Andini untuk mengancamnya agar tidak berbicara sembarangan!Andini menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berkata, "Kalau Pangeran nggak mau membunuhku, berarti aku nggak punya alasan untuk takut."Andini tidak melihat alat penyiksaan apa pun di ruangan ini. Satu-satunya "alat penyiksaan" hanyalah cambuk di tangan Baskoro. Selama tiga tahun di penatu istana, tidak terhitung lagi berapa kali dia menerima cambukan. Jika Andini bisa bertahan selama tiga tahun itu, berarti dia juga pasti bisa bertahan hari ini.Melihat keberaniannya yang seolah-olah tidak takut mati, rasa antusias Baskoro hampir tak bisa lagi disembunyikan. Dia berdiri perlahan, lalu berjalan mendekati Andini. "Aku sudah bilang sebelumnya, aku paling suka melihatmu seperti ini."Sambil berbicara, Baskoro mengulurkan tangan untuk menyibakkan rambut di dekat telinga Andini ke belakang, persis seperti yang pernah dia lakukan sebelumnya di istana.
Read more

Bab 103

Hari sudah tidak pagi lagi.Andini perlahan-lahan sadar dari pingsannya dan terbaring di lantai dingin. Saat melihat beberapa lilin di dinding yang hampir habis terbakar, dia tahu waktu sudah berlalu cukup lama. Namun, berapa lama tepatnya, dia tidak tahu.Yang dia tahu hanyalah Baskoro memukulinya dengan cambuk berkali-kali. Pukulan itu baru berhenti ketika Baskoro kehabisan tenaga. Dia bahkan masih bisa mengingat tawa puas yang terdengar saat Baskoro meninggalkan ruangan itu ....Tawa itu seperti suara iblis yang tertawa setelah melampiaskan kekejamannya.Punggungnya terasa seperti terbakar. Dia tidak berani bergerak. Darah yang mengalir dari lukanya telah menempel pada pakaian yang robek. Setiap gerakan kecil menyebabkan rasa sakit yang menyayat hati.Sakit sekali .... Benar-benar sakit sekali! Rasa sakit ini jauh lebih parah dibandingkan pukulan dari pelayan senior di tempat pencucian pakaian dulu.Namun, Baskoro tampaknya sangat terampil. Dia memastikan bahwa wajah dan tangannya s
Read more

Bab 104

Aroma alkohol yang menyengat hampir membuat Andini pingsan. Namun, rasa sakit yang menusuk di punggungnya membuatnya tetap sadar.Dianti mengejar dari belakang Abimana dan berusaha menenangkan, "Kak, jangan marah. Kak Andin hari ini pergi bermain sama Pangeran Baskoro, makanya pulangnya terlambat. Demi menghormati Pangeran Baskoro, jangan persulit Kakak lagi.""Demi Pangeran Baskoro?" Abimana tertawa dingin. "Ya, aku memang harus hormat pada Pangeran Baskoro. Lihat saja, dia baik sekali padamu sampai-sampai mengajakmu bermain di danau! Kalau menurutku, orang sepertimu lebih baik langsung dibawa ke barat kota!"Ekspresi Andini yang semula datar, mendadak berubah penuh keterkejutan mendengar kata-kata Abimana."Kamu ... tahu tentang barat kota?" Akhirnya dia membuka suara. Meski tenggorokannya yang serak membuat Abimana tertegun, bahkan alkohol dalam tubuhnya terasa sedikit memudar.Abimana menatap Andini, matanya menunjukkan tanda-tanda menyelidik, sebelum akhirnya pandangannya jatuh pa
Read more

Bab 105

Adipati Kresna tercekat mendengar pertanyaan Andini dan tidak mampu memberikan jawaban apa pun.Namun, Kirana yang mendengar keributan itu segera datang dengan tergesa-gesa. Dia membantu Andini bangkit sambil menenangkannya dengan suara lembut."Andin, jangan khawatir. Bagaimanapun, ayahmu adalah seorang Adipati. Selain itu, Selir Agung Haira adalah sahabat Ibu. Pangeran Baskoro nggak akan berani ...."Kalimat terakhirnya terhenti. Kirana tiba-tiba merasakan sesuatu yang basah dan hangat di telapak tangannya. Dia menundukkan kepala dan melihat tangannya sudah penuh dengan darah segar.Matanya membelalak karena kaget, wajahnya berubah pucat, dan dia tanpa sadar mundur beberapa langkah. Semua orang di sana tertegun hingga tidak mampu berkata-kata.Hanya Andini yang tetap berdiri di tempatnya. Matanya yang dingin menyapu wajah mereka satu per satu, merekam ekspresi setiap orang. Senyum sinis muncul di sudut bibirnya. "Jadi, Nyonya Kirana, kamu juga tahu ....""Jadi, kalian semua tahu. Han
Read more

Bab 106

"Diam!" Adipati Kresna tiba-tiba membentak dengan keras. Dadanya naik-turun karena emosi, tetapi matanya tetap menatap lantai dan tidak berani melihat ke arah Andini sama sekali.Meskipun Abimana mabuk berat, dia bisa melihat bahwa ayahnya benar-benar marah. Oleh karena itu, dia tidak berani bersuara lagi. Namun, tatapan matanya tetap siaga menatap Andini dengan penuh waspada.Andini yang sudah tidak bisa berdiri dengan stabil, mulai kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya bergoyang dan hampir terjatuh lagi. Tiba-tiba, dia sangat merindukan Laras. Setidaknya, jika Laras ada di sini, dia pasti akan membelanya dan melawan siapa pun demi dirinya.Andini merasa pusing dan lututnya melemah. Dia hampir jatuh ke tanah lagi. Namun, pelayan senior di sisi Kirana dengan sigap menangkapnya.Begitu merasakan kelembapan yang hangat di tangannya, pelayan itu langsung meneteskan air mata. Suaranya bergetar diselimuti tangisan, "Tuan, Nyonya, Nona Andini penuh dengan luka!"Penuh luka? Kata-kata itu menu
Read more

Bab 107

Abimana menerobos masuk ke kediaman Baskoro dengan sebilah pedang di tangan.Melihatnya datang dengan penuh amarah, para pengawal Baskoro segera mengepungnya. Namun, karena menghormati statusnya, mereka hanya mencoba menenangkannya. "Tuan Muda, tidak perlu sekasar ini. Kalau ada masalah, bisa dibicarakan baik-baik.""Jangan banyak omong!" Abimana berteriak marah sambil mengayunkan pedangnya sehingga membuat para pengawal mundur beberapa langkah. "Panggil Baskoro keluar!"Mendengar Abimana menyebut nama itu secara langsung, para pengawal merasa terkejut. Dalam hati mereka berpikir bahwa Abimana ini benar-benar tidak takut mati.Namun, kepala pelayan Baskoro tiba-tiba muncul di belakang para pengawal. Dia membungkuk hormat kepada Abimana dan berkata, "Tuan, Pangeran mempersilakan Anda masuk."Para pengawal saling bertukar pandang dengan bingung, tetapi akhirnya mereka menyingkir untuk membuka jalan. Mata Abimana yang merah melirik kepala pelayan itu dengan dingin sebelum melangkah dengan
Read more

Bab 108

Para pengawal hanya bisa menuruti perintah Baskoro dan mundur. Sementara itu, Rangga berhasil merebut pedang dari tangan Abimana.Abimana yang dipenuhi kemarahan berteriak, "Kenapa kamu menghentikanku? Kamu tahu apa yang sudah dilakukan bajingan ini pada Andini?! Apa kamu tahu dia memukulinya sampai seperti itu?!"Rangga tidak menjawab. Dia memang belum melihat luka-luka Andini, tetapi dia mendengar dari Dianti bahwa Andini baru saja kembali dari barat kota.Tatapan Rangga berubah dingin, matanya dipenuhi niat membunuh saat dia menatap Baskoro. Seluruh tubuhnya memancarkan aura yang begitu mengancam.Melihat hal itu, Baskoro berpikir bahwa Rangga mungkin ingin mencincangnya hidup-hidup. Namun, dia tahu Rangga adalah orang yang lebih rasional daripada Abimana.Rangga paham bahwa meskipun dirinya kini sangat dihormati oleh Kaisar, membunuh seorang pangeran hanya akan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri.Baskoro tersenyum puas. Dia mengangkat alis dengan penuh rasa bangga, lalu berbal
Read more

Bab 109

Ekspresi dan kata-kata Baskoro membuat Abimana terkejut hingga kehabisan kata-kata.Sejalan? Dia dan Baskoro? Mana mungkin!Dengan penuh amarah, Abimana melayangkan tinju lainnya, kali ini dengan kekuatan penuh. "Kamu ngomong apaan?! Aku nggak mungkin sama dengan bajingan sepertimu!""Kamu tahu berapa banyak darah gadis tak bersalah yang mengotori tanganmu?! Kuperingatkan kamu, berdoalah agar Andini baik-baik saja hari ini. Kalau nggak, aku akan menyeretmu bersamaku ke neraka meski harus mempertaruhkan nyawaku!"Sambil memiringkan kepala, Baskoro mengusap darah yang mengalir dari sudut bibirnya. Kali ini, senyumnya perlahan memudar, digantikan oleh ekspresi dingin dan gelap.Dia menatap Abimana, alisnya terangkat sedikit, dan berkata dengan nada mengejek, "Tuan Abimana, kamu benar-benar mulia. Kamu ini kakak yang paling baik di dunia, bukan?""Kalau begitu, kenapa kamu nggak ceritakan bagaimana kamu mengirim Andini ke penatu istana dengan tanganmu sendiri tiga tahun lalu?" Kata-kata it
Read more

Bab 110

"Nona sudah sadar?" tanyanya dengan suara yang hampir menangis.Laras menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Dia buru-buru berdiri. "Saya akan memanggil tabib keluarga .... Oh, tidak, ada obat. Saya akan mengambilkan obat untuk Nona .... Tidak, saya tetap harus memanggil tabib dulu ...."Dia terlihat sangat panik, hingga tidak tahu harus melakukan apa terlebih dahulu.Melihat Laras yang begitu cemas, hati Andini terasa perih. Mengabaikan rasa sakit yang tajam di punggungnya, dia mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Laras. "Jangan lakukan apa pun dulu. Temani aku di sini sebentar."Andini sangat membutuhkan seseorang yang benar-benar bisa menemaninya dengan tulus.Suara Andini yang kering dan serak membuat Laras tak bisa lagi menahan tangisnya. Dia langsung berlutut di tepi ranjang dan menggenggam erat tangan Andini."Baik, saya akan menemani Nona! Saya akan selalu menemani Nona mulai sekarang. Saya tidak akan pernah membiarkan Nona sendirian lagi!"Rasa bersalah
Read more
PREV
1
...
910111213
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status