Share

Bab 104

Penulis: Zaina Aulia
Aroma alkohol yang menyengat hampir membuat Andini pingsan. Namun, rasa sakit yang menusuk di punggungnya membuatnya tetap sadar.

Dianti mengejar dari belakang Abimana dan berusaha menenangkan, "Kak, jangan marah. Kak Andin hari ini pergi bermain sama Pangeran Baskoro, makanya pulangnya terlambat. Demi menghormati Pangeran Baskoro, jangan persulit Kakak lagi."

"Demi Pangeran Baskoro?" Abimana tertawa dingin. "Ya, aku memang harus hormat pada Pangeran Baskoro. Lihat saja, dia baik sekali padamu sampai-sampai mengajakmu bermain di danau! Kalau menurutku, orang sepertimu lebih baik langsung dibawa ke barat kota!"

Ekspresi Andini yang semula datar, mendadak berubah penuh keterkejutan mendengar kata-kata Abimana.

"Kamu ... tahu tentang barat kota?" Akhirnya dia membuka suara. Meski tenggorokannya yang serak membuat Abimana tertegun, bahkan alkohol dalam tubuhnya terasa sedikit memudar.

Abimana menatap Andini, matanya menunjukkan tanda-tanda menyelidik, sebelum akhirnya pandangannya jatuh pa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 105

    Adipati Kresna tercekat mendengar pertanyaan Andini dan tidak mampu memberikan jawaban apa pun.Namun, Kirana yang mendengar keributan itu segera datang dengan tergesa-gesa. Dia membantu Andini bangkit sambil menenangkannya dengan suara lembut."Andin, jangan khawatir. Bagaimanapun, ayahmu adalah seorang Adipati. Selain itu, Selir Agung Haira adalah sahabat Ibu. Pangeran Baskoro nggak akan berani ...."Kalimat terakhirnya terhenti. Kirana tiba-tiba merasakan sesuatu yang basah dan hangat di telapak tangannya. Dia menundukkan kepala dan melihat tangannya sudah penuh dengan darah segar.Matanya membelalak karena kaget, wajahnya berubah pucat, dan dia tanpa sadar mundur beberapa langkah. Semua orang di sana tertegun hingga tidak mampu berkata-kata.Hanya Andini yang tetap berdiri di tempatnya. Matanya yang dingin menyapu wajah mereka satu per satu, merekam ekspresi setiap orang. Senyum sinis muncul di sudut bibirnya. "Jadi, Nyonya Kirana, kamu juga tahu ....""Jadi, kalian semua tahu. Han

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 106

    "Diam!" Adipati Kresna tiba-tiba membentak dengan keras. Dadanya naik-turun karena emosi, tetapi matanya tetap menatap lantai dan tidak berani melihat ke arah Andini sama sekali.Meskipun Abimana mabuk berat, dia bisa melihat bahwa ayahnya benar-benar marah. Oleh karena itu, dia tidak berani bersuara lagi. Namun, tatapan matanya tetap siaga menatap Andini dengan penuh waspada.Andini yang sudah tidak bisa berdiri dengan stabil, mulai kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya bergoyang dan hampir terjatuh lagi. Tiba-tiba, dia sangat merindukan Laras. Setidaknya, jika Laras ada di sini, dia pasti akan membelanya dan melawan siapa pun demi dirinya.Andini merasa pusing dan lututnya melemah. Dia hampir jatuh ke tanah lagi. Namun, pelayan senior di sisi Kirana dengan sigap menangkapnya.Begitu merasakan kelembapan yang hangat di tangannya, pelayan itu langsung meneteskan air mata. Suaranya bergetar diselimuti tangisan, "Tuan, Nyonya, Nona Andini penuh dengan luka!"Penuh luka? Kata-kata itu menu

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 107

    Abimana menerobos masuk ke kediaman Baskoro dengan sebilah pedang di tangan.Melihatnya datang dengan penuh amarah, para pengawal Baskoro segera mengepungnya. Namun, karena menghormati statusnya, mereka hanya mencoba menenangkannya. "Tuan Muda, tidak perlu sekasar ini. Kalau ada masalah, bisa dibicarakan baik-baik.""Jangan banyak omong!" Abimana berteriak marah sambil mengayunkan pedangnya sehingga membuat para pengawal mundur beberapa langkah. "Panggil Baskoro keluar!"Mendengar Abimana menyebut nama itu secara langsung, para pengawal merasa terkejut. Dalam hati mereka berpikir bahwa Abimana ini benar-benar tidak takut mati.Namun, kepala pelayan Baskoro tiba-tiba muncul di belakang para pengawal. Dia membungkuk hormat kepada Abimana dan berkata, "Tuan, Pangeran mempersilakan Anda masuk."Para pengawal saling bertukar pandang dengan bingung, tetapi akhirnya mereka menyingkir untuk membuka jalan. Mata Abimana yang merah melirik kepala pelayan itu dengan dingin sebelum melangkah dengan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 108

    Para pengawal hanya bisa menuruti perintah Baskoro dan mundur. Sementara itu, Rangga berhasil merebut pedang dari tangan Abimana.Abimana yang dipenuhi kemarahan berteriak, "Kenapa kamu menghentikanku? Kamu tahu apa yang sudah dilakukan bajingan ini pada Andini?! Apa kamu tahu dia memukulinya sampai seperti itu?!"Rangga tidak menjawab. Dia memang belum melihat luka-luka Andini, tetapi dia mendengar dari Dianti bahwa Andini baru saja kembali dari barat kota.Tatapan Rangga berubah dingin, matanya dipenuhi niat membunuh saat dia menatap Baskoro. Seluruh tubuhnya memancarkan aura yang begitu mengancam.Melihat hal itu, Baskoro berpikir bahwa Rangga mungkin ingin mencincangnya hidup-hidup. Namun, dia tahu Rangga adalah orang yang lebih rasional daripada Abimana.Rangga paham bahwa meskipun dirinya kini sangat dihormati oleh Kaisar, membunuh seorang pangeran hanya akan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri.Baskoro tersenyum puas. Dia mengangkat alis dengan penuh rasa bangga, lalu berbal

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 109

    Ekspresi dan kata-kata Baskoro membuat Abimana terkejut hingga kehabisan kata-kata.Sejalan? Dia dan Baskoro? Mana mungkin!Dengan penuh amarah, Abimana melayangkan tinju lainnya, kali ini dengan kekuatan penuh. "Kamu ngomong apaan?! Aku nggak mungkin sama dengan bajingan sepertimu!""Kamu tahu berapa banyak darah gadis tak bersalah yang mengotori tanganmu?! Kuperingatkan kamu, berdoalah agar Andini baik-baik saja hari ini. Kalau nggak, aku akan menyeretmu bersamaku ke neraka meski harus mempertaruhkan nyawaku!"Sambil memiringkan kepala, Baskoro mengusap darah yang mengalir dari sudut bibirnya. Kali ini, senyumnya perlahan memudar, digantikan oleh ekspresi dingin dan gelap.Dia menatap Abimana, alisnya terangkat sedikit, dan berkata dengan nada mengejek, "Tuan Abimana, kamu benar-benar mulia. Kamu ini kakak yang paling baik di dunia, bukan?""Kalau begitu, kenapa kamu nggak ceritakan bagaimana kamu mengirim Andini ke penatu istana dengan tanganmu sendiri tiga tahun lalu?" Kata-kata it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 110

    "Nona sudah sadar?" tanyanya dengan suara yang hampir menangis.Laras menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Dia buru-buru berdiri. "Saya akan memanggil tabib keluarga .... Oh, tidak, ada obat. Saya akan mengambilkan obat untuk Nona .... Tidak, saya tetap harus memanggil tabib dulu ...."Dia terlihat sangat panik, hingga tidak tahu harus melakukan apa terlebih dahulu.Melihat Laras yang begitu cemas, hati Andini terasa perih. Mengabaikan rasa sakit yang tajam di punggungnya, dia mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Laras. "Jangan lakukan apa pun dulu. Temani aku di sini sebentar."Andini sangat membutuhkan seseorang yang benar-benar bisa menemaninya dengan tulus.Suara Andini yang kering dan serak membuat Laras tak bisa lagi menahan tangisnya. Dia langsung berlutut di tepi ranjang dan menggenggam erat tangan Andini."Baik, saya akan menemani Nona! Saya akan selalu menemani Nona mulai sekarang. Saya tidak akan pernah membiarkan Nona sendirian lagi!"Rasa bersalah

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 111

    Begitu mereka masuk ke kamar, mereka langsung melihat Andini sudah sadar.Mata Kirana langsung memerah dan dia bergegas ke sisi ranjang. Dengan air mata mengalir, dia berkata, "Kamu sudah sadar? Syukurlah, akhirnya kamu sadar ...."Sambil berbicara, air matanya terus mengalir tanpa henti.Dianti juga berdiri di samping Kirana dengan mata yang sembap. Dengan suara bergetar, dia berkata, "Kakak akhirnya sadar juga. Doa-doa Ibu setiap hari nggak sia-sia. Kalau Kakak nggak sadar, aku khawatir mata Ibu akan buta karena terlalu banyak menangis."Kata-kata Dianti membuat air mata Kirana semakin deras.Andini mengerutkan alisnya dan tidak berkata apa pun. Namun, di dalam hatinya timbul rasa mual yang tak tertahankan.Andini tidak mengerti bagaimana seseorang bisa menjadi begitu munafik. Yang mengirimnya menuju kematian adalah mereka. Sekarang, mereka juga yang menangisinya.Kalau orang luar melihat ini, mereka pasti akan memuji Kirana dan Dianti sebagai ibu dan adik yang penuh kasih sayang. Su

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 112

    "Pelayanku nggak butuh kamu ajari! Keluar!" teriak Andini yang berbaring di tempat tidur. Gerakannya saat melempar bantal telah menarik luka di punggungnya dan membuatnya kesakitan. Suaranya yang parau memperjelas amarahnya.Mata Dianti memerah seketika. "Kak, ini semua karena pelayanmu terlalu kurang ajar. Aku melakukan ini demi kebaikanmu ....""Keluar!" teriak Andini lagi.Melihat mereka tetap tidak bergerak, tatapan Andini beralih langsung ke Kirana yang berdiri di belakang Dianti. "Apa Nyonya Kirana benar-benar ingin memaksaku mati?"Kirana seketika meneteskan air mata dan menyangkal sambil melambaikan tangannya. "Bu ... bukan .... Aku ini ibumu, mana mungkin aku mendesakmu mati ...."Wajah Andini dipenuhi kegusaran, bahkan napasnya juga ikut berpacu.Tabib keluarga yang berdiri di samping melihat keadaan itu, langsung bergegas maju dan memberi hormat pada Kirana. "Nyonya, luka Nona terlalu parah sehingga butuh waktu untuk memulihkan diri. Kalau ada yang ingin Anda bicarakan, seba

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 334

    Andini tidak bisa menjawab pertanyaan Laras. Tentu saja dia tidak ingin Laras terancam bahaya. Namun, Andini tidak tega meninggalkan Laras begitu memikirkan Laras akan menangis histeris setelah dirinya pergi.Melihat Andini tidak langsung menjawab, Laras melepaskan Andini. Dia memandangi Andini dan bertanya lagi sambil berlinang air mata, "Nona nggak akan tinggalkan hamba, 'kan?"Akhirnya hati Andini luluh saat melihat ekspresi Laras yang kasihan. Dia menyahut, "Nggak akan.""Kalau begitu, hamba bereskan barang-barang sekarang," timpal Laras. Dia segera melepaskan diri dari pelukan Andini, lalu masuk ke kamar sembari menyeka air mata.Melihat Laras begitu semangat, Andini menggeleng. Dia memutuskan untuk membiarkan Laras mengikutinya. Nanti Andini akan berusaha untuk melindungi Laras.Laras menghabiskan waktu 4 jam untuk membereskan barang-barang. Dia juga mencari Rama untuk menyerahkan kunci kediaman kepadanya.Saat sore hari, Andini dan Laras baru menunggangi kuda. Kala ini, Andini s

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 333

    Andini tidak suka mendengar nada bicara Rangga yang dingin seperti ini. Dia merasa Rangga seperti mendesaknya. Namun, apa urusan Andini berhubungan dengan Rangga?Ekspresi Andini menjadi masam. Hanya saja, sebentar lagi Andini akan meninggalkan ibu kota. Jadi, dia tidak perlu berdebat dengan Rangga lagi.Andini menjawab, "Byakta meninggalkan surat untuk Kak Kalingga, jadi aku datang untuk mengantar surat itu."Kemudian, Andini memberi hormat kepada Rangga dan berpamitan, "Aku nggak mau ganggu Jenderal Rangga lagi. Aku pergi dulu."Selesai bicara, Andini langsung pergi. Dia tidak ingin bicara panjang lebar dengan Rangga.Rangga mengernyit saat melihat sosok Andini yang pergi menjauh. Dia berbalik, lalu melihat Kalingga sedang minum teh.Rangga berjalan masuk ke paviliun. Dia bertanya setelah melihat cangkir teh di depan Kalingga, "Untuk apa dia datang?"Kalingga tidak melihat Rangga. Dia hanya menjawab, "Dia mengantar surat dari Byakta."Kalingga memandang Rangga dengan ekspresi bingung

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 332

    Andini takut menghadapi bahaya di perjalanan. Dia tidak ingin mencelakai Laras. Andini sudah mencelakai banyak orang, jadi dia tidak akan membiarkan Laras mengikutinya.Laras hampir menangis. Dia menolak, "Kalau Nona mau cari orang untuk menjaga kediaman dan bunga plum, aku bisa carikan. Nona, tolong bawa hamba. Pokoknya hamba nggak ingin berpisah dengan Nona."Andini merasa tidak berdaya saat melihat Laras yang keras kepala. Dia tidak ingin Laras terlalu sedih. Setelah berpikir sejenak, Andini terpaksa mengalihkan topik pembicaraan, "Kalau begitu, nanti baru kita bicarakan lagi. Kamu beli 2 potong baju pria untukku dulu, ya?"Sebaiknya mereka memakai baju pria ketika jalan-jalan di luar. Laras baru menyeka air matanya, lalu mengangguk dan menyahut, "Kalau begitu, hamba pergi sekarang. Hamba akan segera kembali.""Oke," balas Andini.Setelah Laras pergi, Andini baru kembali ke kamar. Dia berencana membereskan barang-barangnya, tetapi dia tidak sengaja melihat surat dari Byakta untuk Ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 331

    Tujuh hari kemudian. Andini sedang duduk di dalam kamar. Saat Laras masuk, dia melihat Andini memandangi halaman sambil melamun.Selama 7 hari, Andini tidak melakukan apa pun setelah bangun. Dia hanya melamun. Wajahnya sangat pucat.Laras tahu kematian Ainun dan Byakta membuat Andini makin terpuruk. Sekarang hanya Laras yang bisa menyelamatkan Andini.Laras segera menarik Andini keluar dan berujar, "Nona, ikut hamba ke suatu tempat."Tenaga Laras sangat kuat. Andini terpaksa mengikuti Laras. Untung saja, mereka tidak pergi terlalu jauh. Laras membawa Andini ke taman bunga.Sekarang sudah bulan Mei. Di bawah cahaya matahari, bunga-bunga yang bermekaran tampak indah. Namun, keindahan bunga tidak membuat hati Andini tergerak.Andini hanya mengernyit. Dia tidak ingin mengecewakan Laras, tetapi dia hanya ingin duduk di dalam kamar.Tiba-tiba, Laras berlari ke suatu tempat dan berseru pada Andini, "Nona, lihat apa ini?"Laras menunjuk pohon di sampingnya. Pohon itu tak berdaun. Dibandingkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 330

    Namun, lengan itu mengeluarkan bau tidak sedap karena disimpan terlalu lama. Tidak seperti jasad Byakta, mereka memasukkan kapur ke dalam peti matinya.Kaisar yang merasa terganggu menutup hidungnya. Dia bertanya, "Apa yang ingin kamu tunjukkan padaku?"Rangga menjawab, "Apa Kaisar nggak merasa tato di lengan ini sangat familier?"Mendengar jawaban Rangga, Kaisar melihat lengan itu lagi. Ternyata ada tato kepala harimau di lengan tersebut.Rangga menjelaskan, "Dulu, salah satu bandit yang membunuh Pangeran Baskoro juga punya tato ini. Awalnya saya nggak menganggapnya serius, tapi saya menemukan beberapa bandit Yolasa yang menguasai ilmu bela diri mempunyai tato kepala harimau ini."Kaisar menghampiri lengan itu, lalu berjongkok dan memeriksanya. Dia mendengar Rangga bertanya dengan dingin, "Apa Kaisar nggak kepikiran dengan Pasukan Harimau?"Begitu mendengar "Pasukan Harimau", Kaisar langsung terduduk di lantai saking kagetnya. Kasim buru-buru memapah Kaisar, tetapi Kaisar menolak.Kai

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 329

    Setelah kembali ke kamar, kemarahan dan kesedihan Andini masih belum menghilang. Dia merasa dirinya pasti berutang nyawa pada Abimana di kehidupan sebelumnya.Kalau tidak, kenapa Abimana selalu menghancurkan harapan Andini setiap Andini merasakan perubahan dalam hidupnya? Sebelumnya Baskoro tertimpa masalah, sekarang giliran Byakta.Hanya saja, jika Andini benar-benar berutang pada Abimana di kehidupan sebelumnya, seharusnya Andini yang membayarnya sendiri. Kenapa harus melibatkan Byakta?Air mata Andini mengalir. Laras merasa kasihan pada Andini, tetapi dia tiba-tiba teringat sesuatu. Laras menunjuk barang di meja dan bertanya, "Nona, coba lihat apa itu?"Andini melihat ke arah yang ditunjuk Laras dan menemukan sepucuk surat. Namun, surat itu ditujukan pada Kalingga, bukan Andini.Andini merasa kecewa. Dia berucap, "Kenapa cuma ada satu surat? Jelas-jelas Gayatri bilang Byakta meninggalkan sesuatu untukku."Apa Byakta hanya meninggalkan surat untuk Kalingga? Tangisan Andini makin menj

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 328

    Andini tahu Kirana datang untuk menghiburnya. Hanya saja, Andini malah menganggap ucapan Kirana tidak enak didengar. Semua ini takdir? Apa Kirana merasa Byakta pantas mati?Andini mengernyit, tetapi dia tidak mampu berdebat dengan mereka lagi. Andini menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Aku sudah putus hubungan dengan Keluarga Adipati. Apa pun yang terjadi padaku nggak ada hubungannya dengan kalian. Aku harap ke depannya kalian jangan datang lagi."Selesai bicara, Andini langsung berjalan masuk ke kediaman. Abimana marah-marah, "Andini! Jangan nggak tahu diri! Biasanya Ibu jarang keluar, dia datang karena mengkhawatirkanmu!"Langkah Andini terhenti. Dia mengepalkan tangannya dengan erat, lalu bertanya, "Bagaimana dengan kamu?"Mendengar ucapan Andini, Abimana terdiam. Dia tidak memahami maksud Andini.Andini tiba-tiba berbalik dan lanjut bertanya seraya menatap Abimana, "Kenapa kamu datang kemari? Kamu memperhatikanku atau merasa bersalah?"Sebenarnya Andini tidak memahami satu ha

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 327

    Yudha hanya ingin membawa Byakta pulang bersama keluarganya tanpa Rangga dan Andini. Mulai saat ini, para bangsawan dari ibu kota tidak berhubungan dengan Keluarga Muhadir lagi.Rangga mengangguk. Dia bisa memahami pemikiran Yudha. Tentu saja, Rangga tidak memaksakan kehendaknya.Andini juga mengerti. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menghampiri Ajeng dan melepaskan gelang gioknya. Andini berucap, "Aku nggak pantas terima gelang ini ...."Sebelum Andini menyelesaikan ucapannya, Ajeng menahan tangan Andini. Ajeng tampak kelelahan, tetapi dia tetap tersenyum kepada Andini dan menimpali, "Gelang ini sudah menjadi milikmu. Kalau kamu kembalikan padaku, Byakta pasti sedih."Andini memandang Ajeng dengan ekspresi kaget. Jika Ajeng masih meminta Andini menyimpan gelang ini, berarti Keluarga Muhadir masih mengakui Andini.Andini tidak menyangka sekarang Keluarga Muhadir masih menerimanya. Dia merasa sangat sedih. Andini memeluk Ajeng dengan erat. Dia merasa bersyukur dan juga bersalah.Ajen

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 326

    Andini yang menyebabkan Yudha dan Ajeng kehilangan putranya. Dia juga menyebabkan Gayatri kehilangan kakaknya. Semua ini salah Andini.Tangisan Gayatri makin menjadi-jadi. Dia berujar, "Tapi, Kak Byakta pasti marah kalau lihat aku salahkan kamu ...."Ucapan Gayatri membuat hati Andini terasa sakit. Andini kewalahan melihat Gayatri yang menangis histeris.Gayatri tetap berusaha berbicara, "Sebelum pergi, kakakku bilang padaku dia nggak pernah begitu menyayangi seorang wanita selama hidupnya. Dia cuma ingin kamu aman dan bahagia. Biarpun harus mengorbankan nyawanya, dia juga rela."Gayatri menambahkan, "Andini, kakakku benar-benar mengorbankan nyawanya. Jadi, kamu harus aman dan bahagia! Kalau nggak, aku nggak akan ampuni kamu!"Ini adalah keinginan terakhir Byakta. Gayatri tidak bisa bicara lagi. Dia terus menangis. Gayatri tidak mengerti kenapa di dunia ini ada orang yang begitu bodoh hingga rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan dan kebahagiaan orang lain.Namun, Gayatri tidak be

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status