Semua Bab Mendadak Jadi Istri Presdir: Bab 1 - Bab 10

34 Bab

Bab 1 - Pergi dari Rumah

“Dasar tidak tahu diri!! Sudah dewasa masih saja numpang di rumah orang!!”Aruna baru saja tiba di rumah ketika kakak iparnya lagi-lagi mengungkit tentang dirinya yang menjadi beban. Gadis berparas cantik itu hanya bisa menghela napas dan mengernyitkan dahi.Aruna tak tahu apa yang harus ia lakukan selain berhenti melangkah dan menatap sekilas punggung Livia yang tengah duduk sambil mengganti channel TV. Sedetik kemudian Livia menoleh karena tak ada jawaban apa pun dari bibir Aruna. “Dengar, nggak?” ulangnya. Wanita itu menatap tajam Aruna yang masih mematung.“Maaf, Kak. Tapi─”“Tapi apa? Takut abangmu marah dan nyariin kamu? Kamu itu sudah besar, Aruna! Nggak pantas tinggal di rumah saudara yang sudah berkeluarga! Punya otak kan buat mikir? Bisa jelasin ke abangmu sendiri kan?”Aruna kemudian mendengar racauan lain dari bibir sang kakak ipar yang menyakitkan bagi hatinya. Sebenarnya bukannya ia tak mau pergi, tapi abangnya, Nathan, sama sekali tak memperbolehkannya untuk hidup send
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 2 - Menjadi Istri Pak Rafael

Mulut Aruna ternganga usai mendengar permintaan aneh yang baru saja diucapkan oleh Rafael. Bahkan matanya sampai harus mengerjap cepat beberapa kali. Ia tak mungkin salah tangkap, kan? Tak ada hujan, tak ada angin, kenapa bosnya yang terkenal cuek dan workaholic itu tiba-tiba mengajaknya menikah?Lalu, jika mereka menikah, bukankah itu berarti mereka harus merahasiakan hubungan ini di hadapan para karyawan?Tatapan keduanya saling bertubrukan. Pandangan Aruna meneliti secara hati-hati, seakan pria di hadapannya tengah membuat kesalahan yang mencurigakan. Tak hanya itu, Aruna pun sedang menimbang-nimbang adanya kemungkinan Rafael mabuk atau salah minum obat. Namun, itu tidak mungkin karena Aruna tahu betul dengan watak bosnya itu. Pak Rafael pasti tak akan ceroboh melakukan apa pun yang berpotensi merugikan diri sendiri ataupun perusahaan.Melihat tatapan Aruna yang bertanya-tanya, telunjuk Rafael langsung teracung ke arah semua barang bawaan gadis itu, sehingga pandangan Aruna pun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 3 - Bawa Suamimu Ke Rumah!!

Tubuh Aruna mematung, tetapi otaknya berputar cepat demi mencerna suatu fakta bahaya yang baru saja ia terima. ‘Tak hanya menikah, dia juga akan tidur satu kasur dan berbagi selimut dengan Pak Rafael?’Aruna rasanya ingin pingsan dan mulai menyesali keputusan impulsifnya.Pertama, Rafael adalah bosnya sendiri. Walau beberapa menit yang lalu pria itu sudah tercatat resmi menjadi suaminya, tapi tetap saja pria itu adalah bosnya di kantor! Hubungan mereka bahkan tidak sedekat itu!Kedua, Rafael itu pria dan Aruna adalah wanita. Dua orang berbeda jenis kelamin dan tidur bersama dalam satu tempat tidur tentu sangat membahayakan. Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan?! Dan parahnya, Rafael masih bertanya “kenapa”?Aruna tersentak oleh pikirannya sendiri dan buru-buru menggeleng. “Oh, nggak apa-apa, Pak,” sahutnya dengan air muka pucat pasi. Meski tidak setuju, dia tak punya keberanian untuk membantah.Melihat itu, Rafael mengangkat bahu dan memilih untuk tak peduli. Setel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 4 - Atasan Macam Apa Kamu?!!

Mata Aruna membelalak setelah mendengar titah abangnya. Sebelum menyahut, ia sempat berpaling ke belakang dan bertemu pandang dengan mata dingin milik Rafael.“Bang, sepertinya nggak bisa,” tukas Aruna dengan jantung yang kian berdegup kencang.“Kenapa begitu? Abang ingin tahu bagaimana suami yang kamu pilih itu. Jadi, nggak ada tapi-tapian!! Pokoknya abang tunggu!”Tut.“Tapi, Bang!─halo?!”Sambungan telepon yang sudah diputus sepihak oleh Nathan membuat bahu Aruna langsung berangsur turun. Tanpa bisa dilihat Rafael, Aruna memejamkan mata rapat sambil menekuk wajah. Amat frustasi dengan hal mengejutkan yang ia hadapi pagi-pagi begini.“Siapa?” Sebuah suara berat dari belakang membangunkan kesadaran Aruna dan membuatnya terlonjak.Gadis itu lantas cepat-cepat menoleh dan mendapati Rafael yang tengah menatapnya intens. “Barusan abang saya menelpon, Pak.”Bukannya lega, Aruna justru bertambah panik karena setelah melayangkan jawaban tersebut, dua alis tebal Rafael menyatu sempurna. “A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 5 - Sederhana, tapi Cantik!

Perkataan Nathan membuat Aruna mendadak kesal. Menguap sudah rasa haru dan bersalahnya barusan.Bagaimana bisa abangnya membongkar kejadian memalukan itu di depan Rafael? Di pertemuan pertama mereka pula?!Rasaya dia ingin mengubur diri saja! Dengan malu Aruna mengangkat kakinya dan menginjak kaki Nathan di bawah meja. “Bang!!” seru Aruna lagi. Kini wajahnya sudah memerah sempurna.Namun, pria itu malah tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk muka Aruna yang sekarang sudah memerah bagai tomat. Namun, bukannya berhenti, Nathan malah semakin kencang menggoda Aruna.“Lihat, Rafael. Lihat wajah anak itu! Salah sendiri kamu ngeyel tidak mau ke kamar mandi. Setelah ketahuan ngompol, malah lari. Padahal lelaki yang kamu sukai itu melihat kejadian itu lho!”Ingin rasanya Aruna pergi dan menyumpal mulut Nathan dengan serbet dapur. Namun, tak mungkin ia melakukan itu di depan Rafael yang notabene adalah bosnya kan?!Perilaku Nathan dan cerita-ceritanya membuat Aruna tak lagi memiliki muka untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 6 - Keluarga Pranandaru

“Jangan lupa, panggil saya ‘sayang’ agar mereka tak mencurigai pernikahan kita ini.”Rafael berbisik di telinga Aruna dan menggandeng tangan gadis itu erat saat mereka baru saja tiba di kediaman Pranandaru.Perkataan itu membuat Aruna terkejut, tapi dia langsung tersenyum dan balas menggandeng tangan Arjuna hingga membuat pria itu turut tersentak. Begitu mereka tiba di ruang makan, Ibu Rafael, Rianty langsung menghampiri mereka dan hendak memeluk Rafael seperti biasa. Namun, mata wanita paruh baya itu membelalak bingung kala menyaksikan Aruna, sekretaris Rafael yang kini tengah berdiri di samping putranya. Tangan mereka bahkan saling bergenggaman!“Kenapa Aruna bisa ikut ke sini?” Rianty bertanya tanpa basa-basi.“Sebelumnya aku bilang kalau akan menikah dengan perempuan pilihanku sendiri, kan?” Rafael berkata sambil melirik singkat ke arah Aruna. “Aruna ini adalah istriku sekarang.”“Kamu jangan bercanda, Rafael?!” Rianty memekik kaget.“Lebih baik kami duduk dulu.” Rafael melepas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 7 - Kamu?!

Perkataan Rianty membuat gerakan tangan Aruna yang tengah mencuci piring terhenti. Perlahan ia menoleh dan mendapati wanita itu tengah menyunggingkan senyum puas.“Asal kamu tahu saja, aku sudah mempersiapkan istri yang lebih baik untuk Rafael.” Rianty mengucapkannya dengan membusungkan dada.Kalau sudah begini, Aruna tak boleh lengah. Rianty saja sudah menyatakan ultimatum untuk mengajaknya berperang, itu berarti ia harus melakukan aktingnya secara rapi juga.Bagaimanapun ia tak mau mengecewakan Rafael.Aruna lalu meletakkan sebuah piring yang baru saja ia cuci bersih dan berhadapan langsung dengan Rianty.“Tapi, Ma. Saya sudah menjadi istri sah Rafael. Pernikahan kami pun sudah tercatat resmi di kantor catatan sipil,” tegas Aruna.Mata Rianty melebar. Ia tampak membeku di tempat dengan sorot tatapan tak percaya.“Apa katamu? Jangan panggil aku ‘mama’ karena aku belum menyetujui kamu jadi istri Rafael!”Aruna menghela napas. “Ma, tidak apa-apa kok kalau Mama belum menganggap saya menj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 8 - Wanita Masa Lalu

“Siapa perempuan itu? Beraninya dia memeluk bos kita!!”"Seumur-umur mimpiku adalah untuk berjabat tangan dengan Pak Rafael, tapi kenapa tiba-tiba ada perempuan asing yang meraba-raba tubuhnya begitu saja?!""Tapi Pak Rafael diam saja tuh!! Apa mereka saling kenal ya?!"Setelah menyadari perhatian semua orang tertuju ke arah mereka, Rafael segera melepas pelukan wanita itu dengan setengah mendorongnya.“Apa yang kamu lakukan, Melania?” Rafael berkata tertahan saat melihat sosok wanita itu ada di sana.“Memangnya kenapa? Bukannya Kak Rafael juga sering kupeluk?” ujar sosok wanita manis bertubuh ramping itu kini merengut karena perlakuan Rafael. Melania lagi-lagi ingin menyambar Rafael dengan pelukannya, tapi pria itu sudah lebih dulu melepaskan tangan wanita itu dari pinggangnya dan membawanya pergi dari sana.Sepeninggal Rafael, suara di sekitar mereka kembali berkasak-kusuk dan tubuh Aruna masih menegak kaku.Entah kenapa, perasaan Aruna mendadak terasa tidak nyaman dan ada rasa nyer
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 9 - Merasa Bersalah

Saat Rafael melangkah masuk ke dalam apartemen, dia melihat Aruna yang tengah sibuk di dapur. Melihat itu, Rafael semakin merasa bersalah, karena setelah semua yang dilakukannya: meninggalkan Aruna berjam-jam dan melupakan janjinya, istrinya itu masih mau menyiapkan makan malam untuk mereka. Rafael kemudian berdehem pelan sambil menghampiri Aruna yang sedang menata masakannya di atas meja.“Kapan kamu sampai rumah?” tanya Rafael memulai obrolan. Lelaki itu menatap Aruna yang terlihat santai. Apakah gadis itu tidak marah? “Sekitar setengah jam yang lalu, Pak.” jawab Aruna. Mendengar itu, perasaan bersalah semakin menggelayuti hati Rafael. Sebab, itu berarti Aruna telah menunggunya selama lebih dari dua jam tanpa kepastian apa pun.Bahkan gadis itu tidak menghubunginya!“Maafkan saya.” Rafael berkata pelan.“Kenapa, Pak?” Aruna bertanya.“Saya lupa menjemputmu dan membuat kamu menunggu hingga lebih dari dua jam..”“Oh, tidak apa-apa, Pak. Saya bisa pulang sendiri, kok. Bapak juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 10 - Kamu Hiper Juga, ya!

“Apartemen besar juga ya, Adik Ipar!”Dari depan pintu, baik Nathan maupun Livia sama-sama melongokkan kepala untuk menyaksikan ruang apartemen milik Rafael dari luar. Bibir mereka menganga lebar penuh kekaguman.“Ini serius kami boleh masuk?” tanya Nathan menyipitkan mata. “Nanti jangan-jangan kamu mengusir kami.”Rafael tergelak sambil sesekali menyeka keringat di dahi. Napasnya masih memburu karena baru saja ia melakukan kerja kelompok memindahkan barang Aruna lagi ke kamarnya.“Masuk saja, Mas. Silakan.” Rafael semakin menyibakkan pintunya, mempersilakan kedua orang itu masuk.Nathan dan Livia melewati Rafael dengan masih terpana melihat ruang apartemen yang tengah mereka masuki. Netra mereka terlempar ke sana-kemari penuh takjub.Mereka kemudian bertemu Aruna di ruang tengah. Aruna kala itu tepergok sedang mengipasi wajahnya karena kegerahan.“Abang kok bilangnya mendadak kalau mau ke sini?” protes Aruna.Nathan yang masih repot membantu Livia mengatur dan menaruh tas belanja mere
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status