บททั้งหมดของ Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO: บทที่ 1 - บทที่ 10

46

Bab 1. Bos Temperamen

-Madrid, Spanyol- “Selamat pagi, Mr. Alejandro.” Beberapa karyawan yang berlalu lalang, sontak berhenti berjalan dan menundukkan kepalanya pada pria tampan yang terlihat memasuki sebuah gedung besar bertuliskan NOWZ COMPANY. Namun, bibir Alejandro tetap terkunci dengan rapat, bahkan tatapannya lurus ke depan, seakan tidak ada makhluk lain selain dirinya, sampai sambutan datang dari sekretarisnya. “Selamat pagi, Mr. Alejandro,” ucap Estelle Xaviera. Tak seperti sebelumnya, kali ini Alejandro melirik Xaviera, sebelum akhirnya memasuki ruangan pribadinya dan diikuti oleh Xaviera. “Permisi, Mr. maaf mengganggu. Saya datang untuk membacakan jadwal Mr. hari ini,” ujarnya penuh hormat. Alejandro menatap Xaviera, matanya yang tajam mencerminkan otaknya yang selalu bekerja, menganalisis setiap detail. Walaupun dingin, dia menghargai efisiensi dan dedikasi Xaviera dalam pekerjaan. “Pagi ini Mr. ada pertemuan dengan desainer, siang nanti makan siang bersama direktur utama dari perusah
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-03
อ่านเพิ่มเติม

Bab 2. Bos Pemaksa

“Maaf, Nona. Bukan bermaksud lancang, hanya saja, persepsi Nona salah besar. Saya melakukan penolakan itu atas dasar perintah Mr. Alejandro. Jika bukan karena permintaan Mr. Alejandro, saya tidak akan berani melakukannya.” Xaviera, dengan sikap tenangnya menghadapi Isabel. “Yang dikatakan sekertarisku memang benar.” Suara berat Alejandro yang tiba-tiba saja menyahut, mengalihkan atensi Xaviera dan Isabel. Pria dengan rahang tegasnya yang ditumbuhi bulu halus dan rambut hitam pekat itu melangkah melewati pintu ruangannya dan berdiri di hadapan kedua wanita tersebut. Xaviera menundukkan kepalanya. Tak ingin mengganggu kedua orang itu, segera saja Xaviera duduk kembali di kursinya dan menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya. “Kenapa menolak undanganku? Padahal aku sangat merindukanmu. Sudah empat tahun kita tidak bertemu, apa kau tidak merindukanku juga?” Suara Isabel terdengar merdu dan manja saat bertanya pada Alejandro, jelas sangat berbeda dengan Xaviera sebelumnya. “Tidak ada
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-03
อ่านเพิ่มเติม

Bab 3. Menguntit Xaviera

Setelah pekerjaannya selesai, Alejandro pun menemui Isabel--mau tak mau menuruti permintaan wanita itu. Keduanya berhadapan di sebuah meja makan yang elegan dan romantis. Meski demikian cahaya lilin redup yang memberikan kesan hangat itu tidak mampu meruntuhkan sosok dingin Alejandro. Isabel mencoba menghidupkan percakapan dengan mengalirkan cerita tentang peristiwa masa kecil yang pernah mereka lalui bersama, mulai dari petualangan kecil di sungai dekat rumah hingga kisah lucu saat mereka berdua tersesat, lepas dari pengawasan orang tua masing-masing. “Masih ingatkah kau saat kita berdua mencoba naik ke pohon tertinggi di taman belakang rumahmu?” tanya Isabel dengan nada riang, seraya tersenyum lebar. “Hemm.” Alejandro, yang tampak tidak berubah ekspresi, hanya berdehem sebagai jawaban. Ia menyeruput anggur merahnya dan menatap ke arah lain, seolah mencari sesuatu yang lebih menarik daripada percakapan saat ini. “Tentu saja kau ingat. Saat itu usiamu sudah 11 tahun, sementa
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-03
อ่านเพิ่มเติม

Bab 4. CCTV Pengintai

Alejandro duduk di sebuah tempat yang sepi, dengan mata yang tajam menatap pria di depannya yang terlihat gugup. “Cukup! Hanya ini yang kuperlukan,” ucap Alejandro tegas. “Pergilah!” titah Alejandro seraya menyerahkan segepok uang yang membuat mata pria itu berbinar sejenak, sebelum berubah menjadi kecewa saat diusir begitu saja. Setelah pria itu pergi, Alejandro dengan cepat membuka map tebal berisi dokumen-dokumen yang baru saja dia terima. Jari-jarinya yang panjang mengelus lembar demi lembar, matanya menyelami setiap kata yang tertulis tentang Delgado. Setiap laporan, foto, dan catatan kecil tentang pria yang menghantui pikirannya itu ditelitinya dengan seksama. Akhirnya, Alejandro menemukan halaman yang menarik perhatiannya. Sebuah foto lama yang memperlihatkan Delgado dan Xaviera, tertawa bersama di sebuah acara sekolah. Mereka tampak muda dan ceria. Di sudut halaman, tertulis catatan bahwa mereka berdua adalah teman baik selama masa sekolah. Ya, dokumen yang baru saja Aleja
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-03
อ่านเพิ่มเติม

Bab 5. Ruang Rahasia Alejandro

Matahari masih terik, sementara Alejandro terlihat baru saja tiba di hunian mewah dan megahnya. Begitu mobil hitam Alejandro terparkir di halaman luasnya, seorang pria dengan sigap berlari mendekat dan membuka pintu mobilnya. “Selamat malam, Mr. Alejandro.” Pria yang merupakan salah satu pelayan itu, menyapa dengan sopan, meski tahu tak akan mendapatkan balasan serupa dari sang tuan. Alejandro melangkah memasuki bangunan tersebut dengan langkah besar sambil melepaskan kancing jasnya. Begitu melewati pintu utama, Alejandro melemparkan begitu saja jas yang dipakainya sejak pagi, dan langsung digapai oleh seorang wanita yang juga merupakan pelayan. “Selamat malam, Mr. Alejandro. Makan malam akan saya siapkan setengah jam lagi,” ucap wanita tersebut yang sangat tahu kebiasaan Alejandro. “Mr. Alejandro, pagi tadi ada telepon dari nona Isabel. Dia berkata ingin bertemu dan membahas hal penting.” Kali ini yang berujar adalah pelayan lain. Keduanya begitu kompak menundukkan kepalanya m
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-03
อ่านเพิ่มเติม

Bab 6. Drifting Di Bawah Hujan

“Hubungi Carlos dan minta siapkan sirkuit sekarang!” titah Alejandro tanpa berbalik atau sekedar menoleh ke belakang sedikit saja.“Baik, Mr. Saya lakukan sekarang.” Xaviera, yang masih berada di posisi yang sama yaitu berdiri di belakang Alejandro sambil memegang buku catatannya, menjawab dengan patuh.Tak lama kemudian Xaviera memasuki ruangan Alejandro. “Maaf mengganggu, Mr. Saya ingin memberitahukan bahwa sirkuit sudah siap digunakan,” ujar Xaviera sopan.Tanpa memasang kembali jasnya yang ia lepaskan sebelumnya, Alejandro bangkit dari duduknya dan berjalan dengan kedua tangannya yang berada di saku celananya. Tentu Alejandro tak pergi ke sirkuit balap seorang diri, melainkan bersama dengan Xaviera.Sungguh berat pekerjaan Xaviera, bukan? Selain menjadi sekertaris yang memiliki puluhan tugas, Xaviera juga harus mengikuti ke mana pun Alejandro pergi, termasuk jadwal yang tak berhubungan dengan pekerjaan kantor.Setibanya di sirkuit, mereka langsung disambut oleh Carlos—asisten prib
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-15
อ่านเพิ่มเติม

Bab 7. Kelicikan Seorang Alejandro

“Mr. Alejandro!” Mobil balap Alejandro menabrak pengaman di pinggir sirkuit, asap mengepul menutupi bagian depan dan belakang. Tanpa pikir panjang, Carlos dan Xaviera berlari sekencang-kencangnya menghampiri. Tak hanya mereka berdua, namun juga para staf datang sambil membawa berbagai peralatan. “Tolong jangan mendekat!” Salah satu staf dengan pakaian safety yang menutup tubuhnya, melebarkan tangannya ke samping, tak membiarkan Carlos dan Xaviera mendekati mobil. “Saya ingin melihat Mr. Alejandro.” Xaviera, yang wajahnya nampak sangat cemas dan takut, mencoba menerobos, namun lagi dan lagi langkahnya dihadang. “Saya mengerti dengan kekhawatiran kalian, tapi ini terlalu berbahaya. Biarkan kami yang mengurus masalah ini. Kalian tolong berdiri dengan jarak yang jauh!” Pria, yang wajahnya tertutup masker itu menggiring Carlos dan Alejandro ke pinggir sirkuit. “Dia benar. Terlalu beresiko jika kita nekat.” Carlos menyetujui ucapan pria itu. Melihat kepulan asap yang semakin banya
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-15
อ่านเพิ่มเติม

Bab 8. Mi Amor

Tanpa diantar sopir, Alejandro menyetir mobilnya sendiri. Mobil sport berwarna hitam dan berperawakan mewah itu terhubung langsung ke ponsel Alejandro, sehingga ketika ada panggilan masuk, Alejandro dapat melihatnya dari layar kecil di dashboard. Klik! Alejandro menekan salah satu tombol. “Ada apa?” tanya Alejandro, lalu kembali fokus pada jalan raya. “Maaf mengganggu hari libur Mr. Saya ingin mengabari para tamu dari berbagai negara telah datang lebih cepat dari jadwal. Sekarang saya sedang bersama dengan mereka semua.” Suara pria itu merupakan Carlos. “Aku tidak bisa datang hari ini,” ujar Alejandro. “Tapi mereka ingin bertemu dengan Mr. sekarang juga,” balas Carlos di sebrang sana. Alejandro melirik sejenak. Tanpa pikir panjang, Alejandro langsung menjawab, “Alihkan perhatian mereka, bawa mereka ke sirkuit dan tunjukkan produk baru kita, dan katakan aku baru bisa bertemu besok karena hari ini jadwal lain!” Tak ingin mendengar bantahan Carlos, langsung saja Alejandro m
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
อ่านเพิ่มเติม

Bab 9. Rindu & Amarah

“Selamat datang ...” Xaviera membuka pintu apartemen dengan gembira, menyambut kepulangan Gabriel yang telah pergi selama lebih dari 100 hari lamanya. Mereka—Gabriel dan Xaviera memang tinggal bersama. “Aku merindukan tempat ini.” Gabriel, yang masih berdiri di ambang pintu, membawa matanya memandang sekeliling ruang tamu yang bersih, barang-barang tertata rapi dan beraroma floral seperti kesukaannya dan Xaviera. “Kau hanya merindukan tempat ini saja, tidak denganku? Padahal aku yang selalu merindukan dan menantikan kepulanganmu, tapi yang kau rindukan hanya apartemen ini saja,” sahut Xaviera bernada sindiran. “Tentu aku juga merindukanmu, Mi amor.” Gabriel melepaskan tangannya pada genggaman koper. Tangannya yang besar merambat ke pinggang ramping Xaviera, lalu menarik kekasihnya. Cupp! Gabriel mengecup singkat bibir Xaviera, membuat bibir merona yang sebelumnya mengerucut itu langsung berubah tersenyum. Gabriel kemudian melepaskan jaket coklatnya, dan melemparkannya ke sof
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
อ่านเพิ่มเติม

Bab 10. Lamaran

Ting! Terdengar suara berdenting dari ponsel Alejandro, menandakan pesan masuk. Pria yang sedang mengenakan pakaiannya itu hanya melirik malas. Tanpa ada niat mengambil benda tersebut atau bahkan membalas pesan yang masuk, Alejandro memilih untuk melanjutkan gerakan tangannya. Dan setelah selesai dengan pakaian casual-nya, barulah satu tangan Alejandro merayap mengambil ponselnya. Isabel, itulah nama dari sang pengirim pesan. Ajakan untuk bertemu, tak Alejandro hiraukan, ia bahkan tidak membalas pesan tersebut. Masih di kamarnya yang begitu luas, bersih, tenang dan minim barang, dan didominasi warna hitam, Alejandro mengambil sebuah topi fedora berwarna abu-abu, lalu memasangkannya ke kepalanya. Sambil berjalan keluar, pandangan Alejandro terus tertuju pada ponselnya dan tak menghiraukan sapaan para pelayan. Langkah kaki besar Alejandro terhenti tepat di depan seorang pria yang membuka pintu mobilnya. “Kau tahu apa yang harus kau lakukan jika ada yang datang ke sini, bukan?” ta
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
12345
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status