All Chapters of Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO: Chapter 31 - Chapter 40

48 Chapters

Bab 31. Mempermalukan Xaviera

Cahaya matahari menyinari ruang rapat di lantai atas gedung NOWZ COMPANY, menciptakan siluet yang dramatis di antara para peserta. Siang ini, Isabel yang datang untuk membahas lebih lanjut kerjasamanya dengan Alejandro, duduk tampak gelisah. Di sebrang, Alejandro duduk dengan postur yang tenang, sementara Xaviera berada di sampingnya dengan penuh percaya diri, memegang beberapa dokumen dan laptop yang siap mencatat poin penting pertemuan siang itu. Ketika Alejandro meminta Xaviera untuk menjelaskan detail kerjasama tersebut, Isabel tidak bisa menyembunyikan rasa irinya. Dia memotong pembicaraan dengan nada yang tajam, “Apakah benar-benar perlu mendengarkan ini dari dia yang hanya seorang sekertaris? Mungkin lebih baik jika langsung dari CEO?” Suasana menjadi tegang, Xaviera menatap Isabel dengan keheranan yang jelas terlihat di wajahnya. Alejandro, yang merasakan ketegangan, mencoba menenangkan situasi dengan berkata, “Xaviera sangat paham dengan detail kerjasama ini, Isabel. Ayo
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 32. Isabel Tahu Perasaan Alejandro

“Isabel, ini bukan tentang orang asing atau orang dikenal, tapi tentang tata krama dan sikapmu yang sungguh terlewat batas. Sadarkah kau yang kau lakukan hari ini tidak mencerminkan nama baikmu?” Suara besar Alejandro memenuhi seisi ruangannya, beruntunglah pintu tertutup, sehingga tak ada satu pun orang di luar yang mendengarnya.“Kalau begitu, jika sewaktu-waktu Xaviera atau orang lain yang berbalik menyerang dan mempermalukanku seperti yang aku lakukan barusan, kau juga akan memarahi Xaveria seperti ini?”Alejandro tak langsung menjawab, melainkan mencerna setiap kata-kata Isabel barusan. Setelah beberapa saat, ia akhirnya mengeluarkan suaranya, “Tentu. Aku akan membela yang benar dan menyalahkan yang salah.” Kali ini nada bicara Alejandro merendah, berbeda dengan sebelumnya.Isabel tersenyum segaris bibir. “Masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Rapat kita sudah selesai, kau boleh pergi.” Alejandro mengusir secara halus.Setelah merapikan pakaian dan rambutnya yang sediki
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 33. Konspirasi Alejandro

Matahari terbenam memberi sinar terakhirnya ke kantor mewah di lantai atas gedung pencakar langit milik Alejandro. Di ruangan itu, hanya ada dia dan Xaviera yang masih sibuk dengan tumpukan dokumen di meja kerjanya. Alejandro berdiri di belakang jendela kantornya, matanya tidak lepas memandangi sosok Xaviera yang serius menyelesaikan pekerjaan.Setiap gerakan Xaviera, setiap kali dia membetulkan kacamata atau menggulung rambut panjangnya yang terlepas, semakin memperdalam obsesi Alejandro. Dia merasakan sebuah keinginan yang begitu kuat untuk membuat Xaviera tidak bisa meninggalkan dirinya, bahkan untuk sesaat.Dengan sebuah rencana yang telah matang, Alejandro memutuskan untuk berbicara kepada Xaviera. “Xaviera, bisakah kau datang sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan,” ucap Alejandro dengan suara yang terdengar berat dan serius.Xaviera yang mendengar panggilan itu merasa sedikit cemas, mengingat Alejandro dikenal sebagai CEO yang sangat tegas dan jaran
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Bab 34. Rencana Licik Alejandro

Xaviera memang patut diberikan predikat karyawan terbaik. Jika kemarin Alejandro memintanya untuk datang jam 6 pagi, Xaviera sudah datang ke kantor lebih dulu—15 menit sebelumnya. Sambil menunggu kedatangan Alejandro, Xaviera merapikan meja kerjanya. Semua berkas dan peralatan yang memenuhi di sana dan belum sempat Xaviera bereskan semalam, ia rapikan hingga tak lagi berantakan seperti sebelumnya.Hari ini adalah hari libur, wajar saja jika kantor sangat sepi tanpa ada satu pun orang berlalu-lalang. Sementara Alejandro yang baru saja tiba, dan melihat Xaviera sibuk berbenah, kedua sudut bibirnya langsung terangkat. Namun senyuman itu menghilang ketika Xaveria menyadari kehadirannya.Xaviera buru-buru mendatangi Alejandro dan menyapa, “Selamat pagi, Mr.”“Hem, selamat pagi.” Setelah membalas, Alejandro melanjutkan langkahnya dan memasuki ruangannya. Begitu berbalik, ia mendapati pintu terbuka lebar dan Xaviera masih berada di luar.“Kenapa berdiri di sana? Sini masuk!” perintah Alejan
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Bab 35. Tidak Bisa Melawan

“Ba–bandara?” Xaviera berbicara dengan terbata-bata ketika menginjakkan kakinya ke tempat di mana sopir pribadi Alejandro membawa mereka. “Apa maksudnya ini? Kenapa harus bandara?” Xaviera sempat mematung beberapa saat, wajahnya penuh kebingungan saat melihat keramaian tempat tersebut. Hingga ia tersadarkan oleh panggilan Alejandro.“Kenapa diam saja? Ayo masuk!” ucap Alejandro. Baru saja berjalan dua langkah, gerakan kakinya harus terhenti ketika telinganya mendengar suara Xaviera memanggil.“Mr. kenapa kita ada di bandara? Bukankah kita akan menemui klien?” Xaviera bertanya-tanya dengan nada sedikit panik. Xaviera tahu bagaimana 'gilanya' seorang Alejandro.Sementara Alejandro sendiri hanya menoleh dengan tatapan sinis, sambil mengangkat sebelah alisnya. “Lalu menurutmu? Memangnya apa tujuan kita ke sini selain menaiki pesawat?”“Tapi, kenapa harus naik pesawat?” tanya Xaviera lagi. Tanpa sadar nada bicaranya sedikit naik.“Karena kantor cabang klien kita ada di luar kota.” Alejand
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 36. Tamu Tak Diundang

Xaviera berdiri seorang diri sambil menempelkan ponselnya pada telinganya. Ia diam saat Gabriel—sang lawan bicaranya di panggilan video tersebut tiada hentinya mengucapkan kata-kata. Saat kepergiannya ke luar kota bersama dengan Alejandro, Xaviera memang tidak memberitahukan Gabriel, karena memang keadaan yang tidak memungkinkan. Dan kini, setelah memiliki waktu sendiri, Xaviera mengabari sang tunangan juga menceritakan segalanya. Jangan tanya seberapa terkejutnya Gabriel. Tak hanya itu, pria itu juga panik luas biasa karena tahu Xaviera hanya pergi berdua bersama Alejandro, tidak membawa staf lainnya. Lihat saja wajah Gabriel yang memenuhi layar ponsel Xaviera—cemas berlebihan. “Aku sadar aku salah, karena tidak langsung mengabarimu, dan aku minta maaf. Tapi asal kau tahu, ini di luar kehendakku, Gabi. Aku pun tidak ingin ke luar kota secara dadakan seperti ini, tapi mau bagaimana lagi?” Xaviera akhirnya bisa mengeluarkan suaranya sejak beberapa waktu lalu hanya diam dan menden
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 37. Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga

Berbeda dengan hari sebelumnya yang bersikap kaku, hari ini Xaviera menunjukkan sebuah perbedaan. Tak ada yang tahu bahwa alasan dibalik senyuman sumringah yang Xaviera tampilkan adalah karena Isabel. Meski Xaviera tak memungkiri ada rasa kesal karena sikap arogan Isabel, namun di sisi lain ia pun senang. Karena dengan kehadiran Isabel, Xaviera tidak akan lagi hanya berdua dengan Alejandro. Meskipun sedikit, namun setidaknya Xaviera memiliki ruang untuk bergerak. “Ini minuman Anda, Nona.” Xaviera datang dengan membawa secangkir Cafe Con Leche—kopi susu khas Spanyol, sesuai permintaan Isabel. Sementara Isabel yang sebelumnya sedang membaca majalah, hanya melirik sekilas dan mengambil cangkir tersebut. Ia menyesap sedikit minumannya dan meletakkan cangkir tersebut di meja, lalu matanya kembali teralihkan pada majalahnya. TIdak ada ucapan 'terima kasih' yang keluar dari bibir Isabel, membuat Xaviera hanya bisa geleng-geleng kepala. “Mau pergi ke mana kau?” ujar Isabel menahan p
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 38. Hampir Ketahuan

Gabriel memandang langit-langit kamarnya dengan rasa penasaran yang mendalam. Ada sesuatu yang aneh di sudut ruangan, sebuah bercak hitam yang terlihat jelas di antara warna putih yang mendominasi. Alisnya berkerut, sambil berbisik pada diri sendiri, “Benda apa itu?” Mata Gabriel tidak bisa lepas dari benda misterius itu.“Itu pasti kesalahan cleaning service," dengus Gabriel pelan. Kepalanya bergoyang kecil, seolah-olah mencoba menghapus ketidaknyamanan yang dirasakannya.“Aku rasa mereka tidak becus membersihkannya," desah Gabriel seraya menyalahkan layanan kebersihan apartemen.Dengan langkah cepat, ia menuju ke gudang untuk mengambil tangga. Seketika ia mengaturnya tepat di bawah noda hitam itu, memastikan posisinya aman untuk didaki. Dengan hati-hati, Gabriel mulai menaiki tangga tersebut. Setiap anak tangga yang dilalui terasa semakin mendebarkan.Saat tangan Gabriel hampir saja menyentuh permukaan yang bermasalah itu, tiba-tiba deringan ponsel memecah konsentrasinya. Jantungnya
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 39. Siasat Baru

“Apa maksudmu?” Alejandro langsung menghentikan gerakan kakinya. Ditatapnya Isabel dengan rasa tak percaya. Bahu Isabel terangkat. “Entahlah. Sepertinya kau lebih memahami maksudku,” jawabnya dengan santai. Alejandro menarik lengan Isabel, memaksa agar wanita itu menatapnya. “Jangan berbelit-belit, Isabel! Kau tahu aku tidak menyukai—” “Diriku?” Isabel menyergah. “Katakan, jauh dari lubuk hatimu yang paling dalam, kau tidak menyukaiku secara personal, atau tidak menyukai sikapku pada Xaviera?” Jari telunjuk Isabel yang lentik terangkat dan mendarat pada dada Alejandro. Setiap kata yang meluncur dari bibir Isabel membuat Alejandro berpikir keras, bahwa ia harus berhati-hati menjawabnya. Jika salah berucap, rahasianya selama ini akan terbongkar. Drrt! Drrt! Beruntung, di tengah ketegangan itu ponsel Isabel berdering. Sejujurnya Isabel ingin sekali menolak panggilan tersebut, namun ketika melihat di layarnya tertera nama ayahnya, Isabel mau tak mau menjawabnya. “Halo, Ayah.
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 40. Bukan Pria Sejati?

Alejandro berdiri tepat di depan kaca besar yang memisahkannya dengan Xaviera. Sementara dirinya berada di dalam ruangannya, Xaviera sendiri di kursi kerjanya. Dalam diamnya itu, Alejandro terus memperhatikan setiap gerakan sekecil apa pun yang Xaviera timbulkan. Kedua tangan Xaviera begitu sibuk. Entah itu mengangkat telepon yang masuk, atau memainkan keyboard komputernya. Dan saking sibuknya ia, sampai tak menyadari ada yang terus memperhatikannya.“Karena Isabel, aku jadi tidak bisa mendapatkan Xaviera.” Bibir sedikit tebal Alejandro berucap, sambil mengingat kejadian beberapa waktu lalu.“Wanita itu memang sangat menyusahkan. Bisa-bisanya aku terikat perjodohan dengannya,” ucap Alejandro lagi.Entah kebetulan atau bagaimana, wanita yang membuat Alejandro kesal hanya karena memikirkannya tiba-tiba saja menampakkan dirinya. Alejandro sempat terkejut sesaat. Matanya sedikit menyipit ketika melihat Isabel berbincang dengan Xaviera. “Ale ...!” Seperti biasa, Isabel akan memasuki ruan
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status