All Chapters of Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO: Chapter 11 - Chapter 20

48 Chapters

Bab 11. Perhatian Alejandro

"Aku ingin membangun keluarga kecil bersamamu, hanya denganmu.” Kata-kata yang Gabriel ucapkan lusa lalu, terus menggerayangi kepala Xaviera, hingga membuat wanita cantik itu tersenyum malu-malu. Xaviera mengangkat tangannya, menunjukkan cincin indah yang melingkari jadi manisnya—tanda Gabriel telah mengikatnya dan mengubah status mereka menjadi bertunangan. “Kau selalu saja manis. Cinta dan perhatianmu paling bisa membuatku melayang ke atas awan.” Xaviera terlalu sibuk memikirkan Gabriel, hingga melupakan posisinya yang saat ini berada di kantor, tepatnya meja kerjanya. “Aku menggajimu bukan untuk melamun.” Suara seorang pria memecah keheningan dan membuat Xaviera langsung tersadar. Begitu menolehkan kepalanya, Xaviera mendapati Alejandro berdiri di samping mejanya sambil menatap tajam dirinya. Sontak saja hal tersebut membuat senyum Xaviera menghilang dan berganti dengan ekspresi terkejut. “Maafkan saya, Mr.” Xaviera langsung bangkit dari duduknya dan menundukkan kepalany
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Bab 12. Semakin Aneh

Di tengah ruang yang dipenuhi dengan aroma kopi dan tumpukan dokumen, suasana tegang mulai terasa. Para petinggi NOWZ COMPANY duduk mengelilingi meja besar berlapis marmer, setiap wajah menunjukkan ekspresi serius dan konsentrasi tinggi. Alejandro, dengan postur tegap dan tatapan tajam yang khas, memandang satu per satu wajah di hadapannya, seolah menimbang setiap kata yang terucap.Sementara itu, di samping Alejandro ada Xaviera yang duduk berhadapan dengan laptop dan berkas-berkas penting di hadapannya. Dia sesekali menatap Alejandro, mencatat setiap detail penting yang keluar dari mulutnya. Hampir dua jam lamanya pertemuan para petinggi itu berlangsung, hingga setelah selesai, Alejandro langsung meninggalkan ruang rapat dan tentunya diikuti Xaviera di belakangnya. Di tengah lorong, Alejandro tiba-tiba saja menghentikan langkah besarnya, tentu membuat Xaviera terkejut, hingga membuat Xaviera berakhir menabrak punggung lebar pria pria itu.
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Bab 13. Teropong Jarak Jauh

Di pagi yang cerah ini, Gabriel mengajak Xaviera ke sebuah taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang mekar indah, tempat di mana mereka pertama kali bertemu. Sambil berjalan-jalan, mereka berdua tertawa lepas, saling melempar senyum yang penuh arti. Di sebuah bangku taman, mereka duduk berdampingan. Gabriel menggenggam tangan Xaviera dengan erat, matanya berbinar penuh cinta. “Ingat, saat kita pertama kali bertemu di sini? Kau sedang membaca buku puisi Neruda,” kata Gabriel, sambil mengusap rambut Xaviera lembut. Xaviera mengangguk, matanya berkilauan, “Iya, dan kau datang dengan secangkir kopi untukku, bilang bahwa Neruda adalah penyair favoritmu juga.” “Kau tahu sesuatu, Mi Amor? Saat itu sebenarnya aku berbohong.” Xaviera terhenyak mendengar perkataan Gabriel barusan. “Maksudmu?” tanyanya dengan alis terangkat sebelah. Gabriel tersenyum penuh arti, lalu menjelaskan bahwa kebohongan kecil itu adalah caranya untuk mendekati Xaviera. Dan Gabriel berhasil, karena setelah
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 14. Merasa Risih

Persaingan antar produk otomotif yang semakin ketat, memaksa Alejandro memutar otaknya untuk tak tertinggal dengan yang lain. Berbagai macam inovasi baru Alejandro buat dengan bantuan para bawahannya. Seperti pagi ini, mereka semua berkumpul di ruang rapat. “Kita perlu strategi baru untuk menghadapi persaingan di pasar otomotif,” ujar salah satu dewan direksi sambil menatap satu per satu wajah yang hadir. Kepala departemen R&D, segera mengambil alih, “Saya sarankan kita mulai fokus pada pengembangan mobil listrik. Ini adalah masa depan industri otomotif,” katanya dengan semangat, sambil menunjukkan prototipe desain mobil listrik di layar besar. Seorang pria dari manajer pemasaran, mengangkat tangan, "Setuju, dan kita harus memperkuat kampanye pemasaran digital kita. Kita perlu menjangkau konsumen muda yang lebih peduli dengan keberlanjutan dan teknologi.” Diskusi semakin hangat, beberapa ide berbeda mulai bermunculan dar
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 15. Semakin Terobsesi

“Gabi ...!” Baru saja menapaki kakinya keluar dari perusahaan, Xaviera melihat Gabriel, sontak saja hal tersebut membuatnya memekik kegirangan. Dengan senyum lebarnya, Xaviera berlari dan berakhir memeluk Gabriel. “Aku merindukanmu ...,” ujar Xaviera lirih. Gabriel terkekeh pelan. “Sebegitu besarkah cintamu padaku, padahal kita hanya berpisah 8 jam.” Xaviera tak menjawab, melainkan menyembunyikan wajahnya pada bahu kekar Gabriel. Rasa penat setelah seharian berkutat dengan pekerjaannya, seketika sirna berkat pelukan hangat sang tunangan. Setelah cukup lama melakoni posisi tersebut, Xaviera menjauhkan dirinya, namun tangannya tetap merangkul leher Gabriel. “Kenapa kau bisa ada di sini? Kau pasti datang untuk menjemputku, 'kan?” tanyanya gembira dengan asumsinya sendiri. Senyuman Xaviera perlahan pudar karena Gabriel menggelengkan kepalanya. “Kau bukan datang untuk menjemputku?” tanya Xaviera lagi, dan Gabriel kembali menggeleng. Wajah bahagia Xaviera menghilang dan bergan
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Bab 16. Berusaha Menjauhkan

Suasana kantor yang biasanya tenang, kini terasa menegangkan. Alejandro tampak sangat serius memeriksa berkas-berkas di meja kerjanya. Matanya yang tajam sesekali melirik ke arah Xaviera yang sedang sibuk dengan tumpukan dokumen. Sengaja, tidak menutup pintu ruangannya, sehingga dapat memantau langsung sekertarisnya. Dalam hati, Alejandro mengakui bahwa obsesinya terhadap Xaviera telah mencapai titik yang tidak lagi bisa dia kendalikan. Dia bahkan telah menyewa detektif swasta untuk mengetahui setiap detail kehidupan Xaviera, termasuk hubungannya dengan Gabriel. Setiap kali pikirannya melayang ke sosok Gabriel, rasa marah yang mendalam menguasai dirinya. Alejandro tidak bisa menerima kenyataan bahwa Xaviera telah menjadi milik orang lain. Dengan segala sumber daya dan kekuatan yang dimilikinya, Alejandro bertekad untuk melakukan apapun agar bisa menjauhkan Xaviera dari Gabriel. “Akan aku buat kalian jarang memiliki waktu bersama,” gumam Alejandro dengan pandangan tak lepas dari X
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 17. Pertengkaran Kecil

Dalam keheningan mobil yang melaju pelan, Alejandro terus mencuri pandang ke arah Xaviera yang duduk di sampingnya. Keprihatinan terpancar jelas dari sorot matanya. “Kau terlihat pucat, kau baik-baik saja?” tanya Alejandro, suaranya lebih lembut dari biasanya, meluapkan kekhawatiran yang tidak bisa dia sembunyikan. Xaviera hanya bisa tersenyum pahit. “Saya baik-baik saja, Mr. hanya sedikit lelah,” jawab Xaviera, mencoba menenangkan Alejandro meskipun tubuhnya sendiri rasanya ingin rebah. Dia bergerak gelisah di kursinya, tangannya sesekali mengusap dahi dan pelipis yang terasa berat. Alejandro menatapnya lagi, kali ini dengan lebih intens. “Apa aku terlalu banyak memberikan pekerjaan padamu, sampai kau kelelahan seperti ini?” Lagi, Alejandro menunjukkan kepeduliannya, membuat Xaviera semakin bingung dengan perhatian yang diberikan oleh atasannya ini. Xaviera menghela napas, berusaha mengumpulkan kata-kata. Ingin jujur dan menjawab 'iya', namun Xaviera takut Alejandro tersinggung.
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 18. Xaviera Sakit

“Akh, sial!” Gabriel langsung mengumpat kesal, karena begitu membuka matanya di pagi hari, ia tak mendapati Xaviera berada di sisinya. Setiap malam, biasanya ia akan memeluk Xaveria, memberikan dadanya sebagai sandaran ternyaman bagi Xaveria. Namun akibat pertengkaran semalam, jangankan berpelukan, Xaviera bahkan tidur membelakanginya. Dan sekarang, Gabriel hanya seorang diri di tempat tidur. Tak ada salah satu pasang heels Xaviera, menandakan wanita itu telah pergi ke kantor. Antara masih marah dengan Gabriel atau banyak pekerjaan yang menunggunya, sehingga membuatnya berangkat ke kantor sepagi ini. Gabriel mengambil ponselnya di atas nakas, dan mencoba menghubungi Xaviera. “Sayang, ayo angkat ...!” gumamnya sambil menyingkirkan selimut dari tubuhnya dan turun dari tempat tidur. Sayang sekali setelah puluhan panggilan tak ada satu pun yang dijawab, membuat Gabriel menjambak rambutnya sendiri. “Dia pasti marah sekali denganku. Perkataanku memang sangat buruk semalam. Maafkan a
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 19. Kecurigaan Gabriel

“Dia kelelahan, mungkin terlalu sering begadang akhir-akhir ini. Dia hanya butuh banyak istirahat, dan tidak perlu dirawat.” Gabriel mendengarkan sebaik-baiknya penjelasan dokter yang beberapa waktu lalu memeriksa Xaviera. Dokter wanita itu juga meresepkan beberapa jenis obat yang harus Xaviera konsumsi selama masa pemulihan. Setelah pergi meninggalkan NOWZ COMPANY, Gabriel memang langsung membawa Xaviera ke rumah sakit. Tentu ia tak ingin hal buruk menimpa wanita tercintanya. Usai berbincang dengan dokter, Gabriel menghampiri Xaviera yang berbaring lemas dengan mata setengah terpejam. “Mi, amor ... kita pulang, ya?” Gabriel mengusap lembut puncak kepala Xaviera, dan melayangkan kecupan di tempat yang sama. Tak membiarkan Xaviera berjalan sendiri, Gabriel kembali mengangkat tubuh Xaviera, membawanya menelusuri lorong rumah sakit sambil sesekali melirik, memastikan Xaviera baik-baik saja. Baru saja Gabriel mendudukinya di mobil, Xaviera tiba-tiba saja melenguh. “Gabi ...,”
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 20. Obsesi Yang Berlawanan

“Kau yakin sudah merasa baik?” Masih di posisi yang sama yaitu kursi pengemudi, Gabriel bertanya pada Xaviera yang duduk di sampingnya. Mobil Gabriel berhenti tepat di depan gedung besar NOWZ COMPANY. Xaviera mengangguk yakin. “Iya, aku tidak mau bercuti lama-lama. Pekerjaanku pasti sudah menumpuk.” Gabriel mengambil napas panjang, pandangannya bergerak liar ke sekitar. “Bagaimana dengan bos-mu itu?” “Bagaimana apanya?” Xaviera bertanya balik. “Apa dia pernah mengalami kecelakaan?” Xaviera mengerutkan keningnya, bingung dengan pertanyaan Gabriel yang tiba-tiba. Hingga akhirnya ia dengan ragu menggeleng. “Kenapa bertanya seperti itu?” “Aku rasa ada yang salah dengan otaknya. Bagaimana manusia bisa sangat kaku seperti itu? Bos-mu tidak terlihat seperti manusia, tapi lebih mirip robot. Bahkan jika ada kontes paling mirip dengan robot, aku rasa robot aslinya akan kalah dengan bos-mu itu.” Plak! Xaviera membalas kalimat panjang Gabriel dengan pukulan di lengannya, hingga mem
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status