All Chapters of Ketika Istri Billionaire Pergi: Chapter 81 - Chapter 90

129 Chapters

81

“Jangan cemas, Bibi! Aku pasti bisa mengatasi ini semua,” ucap Ryan meyakinkan. “Percayakan semuanya padaku!”Maria hanya menatapnya cemas. Namun, dia hanya mengangguk dan menepuk pundak Ryan seraya berkata. “Semoga saja kami masih tahu batasannya dan bisa menghargai semua ini, Nak. Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu.”“Amin. Terima kasih, Bibi.” Ryan berkata tulus.Kemudian dia bangkit. “Aku akan menemui Lisa dan Sean, meminta maaf. Mereka pasti ketakutan karena ulahku tadi,” ucapnya dengan wajah sesal.Sementara telinga Lisa sudah lebih baik, tetapi tatapan cemas Nania dan Sean belum mereda. Melihat perhatian Nania, Lisa benar-benar tersentuh. Ibunya kembali seperti dulu, penuh cinta dengan tatapannya.
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

82.

Sean pun bersedia memaafkan Ryan. Kemudian mereka langsung pulang ke apartemen milik Ryan. Sebuah penthouse yang disiapkan untuk tinggal dengan Lisa dan Sean.Bahkan Ryan sudah mendekorasi kamar Sean dengan karakter kartun kesukaannya. Tentu saja Sean sangat menyukainya dan perlahan rasa marahnya menghilang.“Kamu suka dengan kamarmu?” tanya Ryan.“Tentu saja, Ayah. Ini sangat luar biasa,” jawab Sean antusias.Dia berjingkrak girang. Lisa yang melihat wajah ceria Sean, langsung tersenyum senang. Kebahagiaan Sean adalah segalanya untuknya.“Terima kasih, Ryan,” ucap Lisa tulus.“Sama-sama, Lisa,” balas Ryan langsung. “Biarkan Se
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

83.

Tim penyelam anak buahnya Ryan berhasil menemukan mobil Raymond berada jauh di dasar danau. Dengan bantuan alat berat berhasil diangkat. Betapa terkejutnya mereka saat menemukan kondisi tubuh Raymond yang sudah hampir tak bisa dikenali masih terikat di bangku mobil.Langsung saja mereka memberikan laporan pada Ryan. Tentu saja Ryan panik dan terkejut, bahkan kepalanya terasa berdenyut keras. Sesekali dia menatap ke arah pintu, memastikan Lisa tak menguping pembicaraan di telepon.“Apakah kalian bersama polisi?” tanyanya.“Tidak, Tuan. Kami menunggu perintahmu,” jawab anak buahnya.“Bagus. Jangan sampai polisi terlibat karena hanya akan memperkeruh suasana,” jawab Ryan diakhiri embusan napas lega. Dia memaksa akal dan pikirannya bekerja dengan keras untuk menemukan solusi.“Tuan. Sepertinya Raymond sengaja dibunuh. Sabuk keselamatannya tak bisa dibuka dan kemungkinan besar kuncinya terdapat lem. Tak ada yang hilang dari mobilnya, kecuali ponselnya,” kata anak buahnya lagi.Ryan menghel
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

84.

Hari ini Lisa benar-benar menikmati harinya bersama Sean dan Nania. Mereka menikmati beberapa wahana permainan menyenangkan. Hidup Lisa kini terasa berwarna, seolah menemukan kebahagiaan yang sudah lama hilang.Nania bahkan tak sungkan merangkul dan menggenggam tangannya. Ketiganya seolah tak merasa lelah, apa lagi melihat tawa riang Sean yang selalu menggemaskan. Hingga akhirnya Nania menunjukkan rasa lelahnya.“Sepertinya aku sudah tua. Kita istirahat sebentar, ya,” pinta Nania dengan napas tersengal, tetapi senyumannya terus mengukir.Sean ingin protes, tetapi melihat wajah neneknya yang benar-benar kelelahan, dia pun akhirnya memutuskan untuk menurut. Kemudian Lisa menawarkan mereka untuk beristirahat di salah satu restoran. Mereka perlu minuman segar untuk mengurangi rasa lelah dan mengisi tenaga.“Kamu mau pesan apa, Sayang?” tanya Lisa seraya menunjukkan daftar menu pada Sean.“Eskrim ini sepertinya enak,” jawabnya menunjuk gambar eskrim yang menggugah seleranya.Lisa pun menga
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

85.

Setelah Gabriel berpamitan, Lisa terlihat kebingungan. Tak mungkin Gabriel berbohong, tetapi kenapa Ryan berbohong. Rasanya kepalanya berdenyut keras memikirkan hal itu.“Nanti aku coba tanyakan pada Ryan.”Lisa hampir lupa jika tujuannya untuk ke toilet. Namun, hal tadi sangat mengganggunya. Dia pun membasuh wajahnya agar lebih tenang dan wajahnya sedikit lebih segar.Tidak mungkin juga Lisa menanyakan langsung tentang hal tersebut. Itu bisa membuat Ryan salah paham dan mengira dirinya masih memikirkan Jason. Kepala Lisa berdenyut lagi.Dia pun segera mengeringkan wajahnya dengan tisu. “Lupakan! Ibuku dan Sean pasti sudah menungguku,” ucapnya.Setelah mematikan penampilannya terlihat baik, Lisa langsung bergegas kembali. Benar saja, Nania dan Sean menunggunya. Lisa tersenyum tipis dengan raut wajah bersalah.“Hampir saja aku akan menyusulmu,” kata Nania saat Lisa duduk di sebelahnya. “Eskrimku juga hampir mencair karena menunggumu, Bu,” Sean berkata dengan raut wajah merajuk. “Maaf
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

86.

Lisa memasuki kamar Ryan, tetapi isinya sangat rapi. Tak ada yang mencurigakan di sana, hingga dia menghela napas berat.“Apa yang kamu pikirkan, Lisa? Kamu mencurigai Ryan, orang yang menolongmu dengan tulus,” katanya pada diri sendiri seolah menegur tindakannya adalah salah.Kemudian Lisa memutuskan untuk berbalik. Akan tetapi saat dia hendak melangkah, tatapannya tertuju pada tempat sampah di sudut ruangan. Banyak sekali gulungan kertas kusut.Rasa penasaran dan curiganya membuat Lisa menghampirinya. Dia mengambil beberapa kertas yang tampaknya diremas sebelum dibuang. Sangat kusut sekali saat Lisa mencoba membukanya.“Hanya data-data yang tak kumengerti,” gumamnya berat.Tatapan Lisa kembali tertuju pada tempat sampah tadi. Di paling bawah seperti sobekan kertas foto. Lisa menoleh sejenak ke arah pintu, cemas jika Ryan tiba-tiba saja pulang.Namun, tak ada tanda Ryan akan segera pulang. Dia pun mengambil sobekan kertas itu dan menyusunnya, seolah itu adalah kepingan puzzle. Kedua
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

87.

“Jennifer Molley dan Richard Carrey. Katanya Anda pasti mengenalnya.”Ryan terdiam sejenak mendengar jawaban dari telepon. Tak lama wajah penuh amarahnya memudar. Dia pun lantas tersenyum tipis.“Tempatkan mereka di ruang tunggu tamu dan layani dengan baik! Aku akan segera menemui mereka!” perintah Ryan dan langsung menutup sambungan teleponnya.Dia lantas menatap semua anak buahnya. Sontak saja mereka langsung menunduk tunduk dan takut padanya. Ryan bangkit dari duduknya seraya merapikan jas mewahnya.“Aku masih memberikan kalian toleransi! Tapi, ingat jangan ada kesalahan seperti ini lagi! Teruskan tugas kalian dan laporkan semua padaku. Mengerti!” “Dimengerti, Tuan!” sahut mereka dengan suara lantang dan kompak.Setelah mereka pergi Ryan memasuki kamar mandi, memastikan wajah dan penampilannya tetap terlihat penuh wibawa. Jennifer Molley adalah model yang dikhianati Tina, dia pasti datang untuk membuktikan ucapannya dan membalas dendam. Sementara Richard Carrey adalah pengusaha su
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

88.

Tina terkejut saat pintu ruangan tersebut diketuk dan Nick langsung membukanya. Napas Tina seolah terhenti dan kedua bola matanya melotot. Jennifer dan Richard muncul dengan senyuman lebar.Bibirnya bergetar ingin mengucapkan sesuatu, tetapi lidahnya terasa kelu. Dia lantas menatap Nick dengan penuh tanya. Nick yang tak memahami suasana tersebut hanya tersenyum, mengira ekpresi terkejutnya Tina karena tak bahagia.“Mereka adalah orang baik yang memberimu pekerjaan.” Nick berkata dengan senang.“Tidak mungkin!” ucap Tina panik.Senyuman Jennifer terlihat puas dan penuh kemenangan. Dia melangkah maju dan menghampiri Tina, lalu duduk di kursi sebelahnya. “Hai, Tina. Lama kita tak berjumpa. Bagaimana kabarmu?” tanyanya mencibir.“Oh, apakah kalian saling mengenal?” tanya Nick antusias.“Diam kau!” geram Tina dengan napas memburu.Nick terkejut dengan reaksi Tina. Kemudian Tina meraih berkas di hadapannya, kontrak kerja yang baru saja ditandatangani. Dia memeriksa dengan cepat dan membaca
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

89.

Tina pantang menyerah. Dia bersujud di hadapan Jenifer, memohon belas kasihan. Namun, rasa sakit hati Jenifer sudah terlalu dalam.“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Jenifer sinis. Tak ada rasa iba dalam tatapannya.“Hukum aku dengan apapun yang kamu, Jenifer. Tapi, jangan kirim aku menjadi relawan. Aku tak akan sanggup.” Tina memohon sembari menangis. Air matanya mengalir deras.Jelas sekali Tina ketakutan. “Tolong batalkan kontraknya. Aku mohon!” “Percuma saja kamu memohon, Nona! Itu adalah hukuman yang tepat untukmu.” Richard berseru membuat Tina semakin tak berdaya.“Dulu kamu membuat Jenifer dipenjara tanpa rasa bersalah. Bahkan kamu tak menunjukkan rasa penyesalan karena sudah menghancurkan Jenifer. Terus memfitnahnya, hingga bertahun-tahun dia dipenjara,” ucap Richard sinis. “Lebih baik persiapkan dirimu dari sekarang menjadi relawan di sana dan nikmati penjaramu, Katrina Wilde.”Jenifer tersenyum puas. Dia berterima kasih sekali pada Richard yang selalu mendukungnya. Kemud
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

90.

Maria terdiam. Wajahnya tampak bingung. Tentu saja, dia menyadari jika wajah Sean sama dengan Jason. “Lisa dan Ryan sudah cukup lama bersama. Kenapa tiba-tiba kamu bertanya seperti itu?” Maria seolah mengalihkan pembicaraan. Dia takut salah menjawab dan akan memperkeruh suasana. Dalam hati, Maria berharap Ryan bisa membahagiaan Lisa. Hanya saja, tak mungkin dia mengatakan pada Jason, setelah melihat perjuangannya.Jason hanya mengangguk. Ekspresi Maria seolah menjawab semuanya. Dia bisa memahami kenapa Maria terkesan membela Ryan. Lisa dan Ryan tumbuh bersama di panti asuhan itu, pasti keduanya lebih didukung.“Aku hanya penasaran saja,” ucap Jason pelan sekali dan nyaris tak terdengar.Maria menepuk pundaknya. “Nak, aku mengajakmu berbincang agar kamu bisa menghadapi dosa-dosamu meminta maaf pada Lisa. Dengan begitu, hidupmu tak akan terbebani dengan rasa bersalah. Akan tetapi, jika kamu merasa tak ingin mengganggu kebahagiaan Lisa ... itu adalah hak kamu.”“Aku sudah melihat kalau
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status