All Chapters of Ketika Istri Billionaire Pergi: Chapter 61 - Chapter 70

129 Chapters

61

Lisa hanya bisa terpaku, diam seribu bahasa. Satu sisi, dia merasa bersyukur Ryan begitu peduli dan memperhatikannya. Namun, sisi lainnya merasa terbebani. Lisa merasa dia bukanlah wanita yang pantas untuk Ryan.“Tak perlu buru-buru, Lisa. Aku tahu kamu butuh waktu,” ucap Ryan seolah mengerti kegelisahan hatinya saat ini. “Kau perlu kedamaian agar luka di hatimu sembuh.”Tatapan Ryan menunjukkan kesungguhan dan keseriusan ucapannya. Rasanya Lisa tak tega membuatnya kecewa setelah apa yang sudah diperbuat Ryan untuknya. Perlahan Lisa menyunggingkan senyuman tulus, tanpa paksaan.“Aku akan mencobanya, Ryan,” kata Lisa mempertahankan senyumannya.“Aku akan mencobanya, Ryan,” kata Lisa mempertahankan senyumannya.Kemudian Lisa melanjutkan kalimatnya dalam hati. "Tapi, aku tak bisa berjanji banyak, Ryan. Sebab waktuku tak banyak dan kamu layak mendapatkan wanita yang lebih baik. Maaf, jika di sisa waktuku justru membuatmu merasa terbebani.”Tentu saja Ryan langsung tersenyum lebar. Kemudia
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

62

“Lisa, kamu sudah sadar?” suara Ryan terdengar cemas. Akan tetapi, ada rasa lega yang tak bisa disembunyikan saat dia melihat kelopak mata Lisa bergerak perlahan. Lisa mengerjapkan matanya beberapa kali, merasakan silau cahaya yang menyentuh wajahnya. Pencahayaan yang begitu terang membuat indera penglihatannya harus menyesuaikan diri. Perlahan, dia memindai sekeliling, menyadari bahwa ini bukan rumahnya, bukan tempat yang biasa dia kenal. Lalu pandangannya tertuju pada sosok pria yang duduk di sampingnya. “Ryan? Di mana ini?” Suara Lisa serak dan cemas.“Kamu di rumah sakit, Lisa,” jawab Ryan, suaranya bergetar, tapi ada rona lega yang jelas terlihat di wajahnya. “Kamu pingsan setelah— setelah...” Ryan tampak bingung, seolah berusaha mencari kata-kata yang tak bisa keluar.“Rumah sakit?” Lisa terkejut. Tubuhnya refleks bergerak dan berusaha bangkit dari pembaringannya. Dia mencoba melawan rasa pusing yang menyerang.Namun Ryan segera meraih tubuhnya dengan lembut, menahannya denga
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

63

“Tidak, ini bukanlah hukuman. Mungkin, Tuhan ingin memberikan kamu kesempatan untuk merasakan hidup dan kali ini kamu akan dibutuhkan,” ucap Ryan meyakinkan Lisa. “Bukankah itu yang selama ini kamu inginkan, Lisa? Setelah anakmu lahir, dia pasti akan sangat membutuhanmu.”Lisa terdiam. Air matanya langsung mengalir deras. Ucapan Ryan begitu menyentuh hatinya.“Kamu harus kuat, Lisa dan lawan penyakitmu! Kamu tak boleh kalah! Sekarang ada yang jauh membutuhkanmu, yaitu anakmu!” Ryan terus memberikan dukungan penuh semangat.Perlahan Lisa mengangguk. Dia menerima semua ucapan dukungan dari Ryan. “Terima kasih, Ryan. Terima kasih banyak.”Ryan tersenyum lega. Dia menghapus air mata Lisa yang terus mengalir deras. Sungguh, dia merasa lega dan terharu.“Aku yang berterima kasih, kamu mau mendengarkanku, Lisa,” kata Ryan haru. Dia bahkan menangis haru. Kemudian Ryan menggenggam kedua tangan Lisa. “Kamu tak perlu cemas! Aku akan selalu ada untukmu dan aku akan menjadi orang terdepan untuk m
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

64

Persiapan untuk operasi pengangkatan sel kanker Lisa telah berjalan dengan lancar. Lisa menatap langit-langit ruangan dengan pandangan kosong, terperangkap dalam kecemasan yang tak bisa diungkapkan. Jantungnya berdebar kencang, dan pikirannya berputar-putar tak menentu.Ryan berdiri di sampingnya menggenggam tangan Lisa dengan lembut, berusaha memberikan ketenangan. “Kamu harus bisa berjuang, Lisa! Ini demi anak yang ada dalam kandunganmu,” ucap Ryan, mencoba menenangkan, meski sesungguhnya dia sendiri hampir tak bisa menenangkan diri. “Aku takut, Ryan... takut kalau aku tidak bisa melewati ini. Takut jika nantinya aku membahayakan anakku,” ungap Lisa menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya."Itu tidak akan terjadi, Lisa. Kamu harus bisa melalui semua ini ... demi dirimu, demi anakmu. Aku di sini, selalu di sini, untuk menemanimu."Ryan sadar, dia tak akan bisa mengatakan kalau semuanya demi dirinya. Walaupun Lisa sudah terbuka, tetapi hatinya belum terbuka untuknya. Lisa
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

65

Ryan segera berdiri dari kursinya saat pintu ruang operasi terbuka. Napasnya yang sejak tadi terasa sesak perlahan menjadi lebih ringan ketika melihat dokter keluar dengan langkah mantap. Wajah dokter yang terlihat tenang dan senyuman tersungging di balik masker yang baru saja dilepaskannya menjadi tanda baik yang selama ini dinantikan."Operasinya berjalan dengan lancar," jelas dokter dengan nada menenangkan. "Nyonya Lisa sudah melewati masa kritis. Kami akan segera memindahkannya ke ruang rawat."Ryan menghela napas panjang, dadanya terasa lebih lapang. Bibirnya mengucapkan syukur pada Tuhan, lalu menatap dokter di hadapannya."Terima kasih, Dokter," ucapnya dengan suara yang hampir bergetar. Matanya memancarkan rasa syukur yang mendalam. "Benar-benar terima kasih untuk semuanya."Dokter tersenyum hangat sebelum melanjutkan penjelasannya. "Namun, Anda perlu memperhatikan kemungkinan efek sampingnya. Pascaoperasi seperti ini, pasien kadang mengalami halusinasi sementara. Tapi Anda ti
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

66

Lisa pulih dengan cepat. Dia sudah diperbolehkan untuk pulang. Ryan tetap setia menjaga dan menemaninya.Perhatian Ryan semakin terlihat jelas dan Lisa kini banyak tersenyum padanya. Bahkan kini Lisa tak sungkan meminta banyak tolong pada lelaki itu. Semua kebutuhan dan keperluan Lisa dipenuhi dengan baik.Beberapa hari, minggu, hingga bulan dilewatinya tanpa ada keluhan. Tak ada perselisihan atau perdebatan, mereka terlihat baik-baik saja. Namun, hal itu terasa sangat tak biasa.Lisa sangat berhati-hati menjaga hati Ryan agar tak menyakitinya. Tentu saja, Ryan merasakannya dan itu membuatnya terasa sesak. Justru membuat jelas, jika Lisa belum sepenuhnya terbuka.“Ryan!” panggil Lisa di saat malam hari, setelah Ryan pulan bekerja.“Ada apa, Lisa. Kamu membutuhkan sesuatu?” tanya Ryan penuh perhatian.Wanita itu menggeleng. Lisa lantas menepuk sofa di sebelahnya, isyarat agar Ryan mendekat. Dengan perutnya yang kini sudah membesar, Lisa pasti kesulitan untuk mendekat pada Ryan.Tentu s
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

67

Sean, nama bayi Lisa. Memiliki arti diberkati Tuhan, dengan harapan agar putranya selalu hidup penuh berkat. Ia tumbuh dengan penuh baik. Lisa merawatnya penuh kasih sayang, tentu saja Ryan selalu mensuport dan menjaga mereka dengan baik.Kehadiran Sean, bisa menepis rasa canggung Lisa. Sesuai janjinya, Sean menggunakan nama belakang Ryan. Tentu saja itu yang diinginkan Ryan, melalui anaknya Lisa, dia bisa lebih dekat.Hingga tak terasa Sean sudah berusia 5 tahun, mereka masih menetap di kota halaman Ryan. Sejujurnya Lisa mulai merindukan kota kelahirannya, hanya saja bingung mengungkapkannya. Untunglah Ryan adalah pria yang peka akan kegelisahan hati Lisa.“Ada apa, Lisa? Katakan saja jika kamu menginginkan sesuatu? Kenapa kamu selalu terlihat sungkan padaku?” tanya Ryan mendekati Lisa yang tengah menemani Sean bermain.“Tidak ada. Hanya, tiba-tiba saja aku merindukan Bibi Maria dan hangatnya suasana di panti asuhan. Sudah lama aku tak mendengar kabarnya. Apa lagi kita pergi tanpa be
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

68

Lisa terdiam. Sean memang benar-benar mewarisi wajah Jason, bahkan sifatnya pun. Bentuk wajah, hidung, alis, hingga warna rambutnya, semuanya sama dengan Jason. Hanya iris matanya yang memiliki kesamaan dengan Lisa. Sifatnya pun juga, Sean memiliki jiwa pemberani, pintar dan tegas seperti Jason, tetapi kepribadian yang lembut seperti Lisa. Hal itu yang membuat Lisa semakin tak berdaya.Setiap melihat Sean, dia pasti akan teringat dengan Jason. Bibirnya bergetar, bingung menjawab pertanyaan putranya, tetapi Sean harus diberikan pengertian dan jawaban yang memuaskan. Tatapan putranya menuntut tanya.“Temanku Nick, wajahnya sama dengan ayah dan ibunya. Aku tak tahu harus bagaimana, Bu,” ucap Sean mengungkapkan isi hatinya.Hati Lisa teriris. Ia tak tega melihat air mata Sean. Kemudian Lisa tersenyum, mencoba membangun kekuatan dalam dirinya dan memberikan dukungan pada putranya. Dia tak boleh terlihat rapuh dan ragu di hadapan putranya.“Sayang, dengarkan Ibu!” kata Lisa seraya menyapu
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

69

“Aku menerimamu, Ryan,” ucap Lisa pelan sekali.Ryan tersenyum. Kemudian dia kembali mencium bibir Lisa seolah takut dia akan berubah pikiran. Hati Lisa menolak, tetapi dia sungguh tak ingin membuat Ryan kecewa.Lisa hanya mengikuti permainan Ryan. Mengizinkannya mencium dan melumat bibirnya hingga puas, termasuk memasrahkan tubuhnya. Dia pun membalas ciuman itu, beberapa kali, hingga Ryan semakin bernafsu.Bibir Ryan mulai menjelajah ke tubuh Lisa menciumnya penuh gairah. Lisa tetap mengizinkannya untuk saat ini. Tentu saja, Ryan tak akan menyia-nyiakannya dan membawa tubuh Lisa ke atas ranjang megahnya.Hujan turun dan langsung deras seolah mendukung suasana menjadi semakin menggairahkan. Akan tetapi saat keduanya hendak menyatu, hal tak terduga menghentikan semangat Ryan. Suara ponselnya terus berdering hingga beberapa kali.“Ryan, ponsenya terus berbunyi,” ucap Lisa mencoba mempertahankan kesadarannya. “Masih banyak waktu, kamu bisa melakukannya di lain waktu,” katanya lagi.Lelak
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

70

“Argh!”Lisa berteriak keras. Lisa ketakutan, hingga tubuhnya gemetar. Kotak paket yang dilihatnya terlempar. Ryan bahkan langsung berlari keluar dari kamarnya, menghampiri Lisa.“Apa yang terjadi, Lisa?” tanya Ryan cemas dan panik.Bibir Lisa terasa terkunci karena rasa takut yang meninggi. Dia menunjuk isi paket yang terjatuh di bawah kakinya. Bangkai burung dara yang mengerikan dengan sayap dipatahkan dan darah yang masih segar. Sepertinya burung itu baru saja dibunuh.“Siapa yang berani melakukan ini?” geram Ryan terkejut. “Ibu, apa yang terjadi?” Suara Sean muncul dan langsung membuat keduanya menolah.“Sean, bisa bawa ibumu masuk ke dalam! Ada sesuatu yang tidak beres dan ibumu ketakutan.” Ryan memberi perintah.Sean hanya mengangguk dan tak banyak bertanya. Dia bisa melihat tubuh ibunya gemetar. Tangan Ryan bahkan menuntun Lisa hingga duduk di sofa ruang tengah, lalu memberikan segelas air.“Tidak apa-apa, Ibu. Semuanya baik-baik saja,” kata Sean menangkan ibunya.Sementara, R
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status