All Chapters of Ketika Istri Billionaire Pergi: Chapter 71 - Chapter 80

129 Chapters

71

“Melisa Anderson? Siapa itu?” tanya polisi itu ikut membaca catatan dalam paket teror itu.“Namaku yang sebenarnya,” jawab Lisa dengan tatapan cemas. Ryan melangkah maju dan meraih paket itu. Kemudian dia merangkul Lisa, mencoba menenangkannya, tetapi wanita itu tetap menatap cemas. “Ryan, tak ada yang tahu namaku. Pengirimnya pasti mengenalku,” tebaknya.“Kamu harus tenang, Lisa! Biarkan aku dan mereka yang menangani semua ini.” Ryan berkata dengan suara menenangkan, seraya menunjuk para petugas yang ada di sana.Ya, di sana mereka mengenalnya sebagai Gia Gorley, identitas yang diberikan Ryan untuknya. Namun, Lisa memilih mengangguk dan menyerahkan semuanya pada Ryan. Wanita lebih baik menunggu seraya menjaga Sean.“Ada apa, Bu? Siapa yang menerormu?” tanya Sean setelah berada di dalam rumah.“Aku juga tidak tahu, Sayang. Mungkin dia orang yang tak suka denganku atau mungkin pernah punya masalah denganku,” jawab Lisa bingung. Dia tak mungkin berbohong pada putranya.Sean sudah tahu
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

72

Lisa menggelengkan kepalanya, air matanya mulai menggenang. Dia merasa tak diperlakukan tak adil."Aku tidak ada hubungannya dengan apa yang Tina lakukan! Kenapa kamu membenciku?!" ucap Lisa pilu."Karena aku ingin Tina merasakan apa yang aku rasakan. Dan kamu adalah jalan tercepat untuk membuatnya menderita." Jenifer memandang Lisa dengan tajam.Ryan tersentak. Dia menatap Jenifer dengan tatapan penuh amarah. "Kamu pikir meneror Lisa akan menyelesaikan dendammu? Aku akan memastikan hukum menangani ini, Nona Molley!" "Silahkan, Tuan Ryan. Tapi ingat, aku tidak akan menyerah sebelum Tina membayar semuanya." Jenifer seolah menantang.“Nona Molley, aku minta maaf atas apa yang terjadi. Tapi, harus kamu tahu ... aku pun tak memiliki hubungan baik dengan Tina. Kenapa aku berada di sini? Karena aku menghindarinya ... dia juga membuat hidupku hancur.”Suara Lisa bergetar. Tatapan sakit hatinya terlihat jelas, tetapi Jenifer mendesis sinis. Jenifer bahkan tersenyum mengejek.“Siapa yang t
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

73

Setelah Lisa pulang, Ryan kembali menemui Jenifer Molley. Wajah wanita itu kini tak seketus sebelumnya. Ryan sudah mengumpulkan beberapa bukti tentang kejahatan Tina pada Lisa.“Ini adalah video di restoran tempat Lisa bekerja dulu. Di sana Tina merundungnya, hingga Lisa akhirnya dipecat dari pekerjaannya,” ucap Ryan seraya menyerahkan tab miliknya.Untungnya dia masih menyimpan rekaman tersebut. Bukan hanya itu saja, dengan bantuan Raymond—lelaki yang diutusnya untuk mengendalikan Tina. Semua bukti tentang Tina yang selalu merundung Lisa semuanya sangat kuat.Bahkan, Ryan terpaksa memberikan beberapa bukti kalau Tina merusak rumah tangga Lisa dan Jason. Jenifer tampak terkejut dengan semua bukti yang dibawa oleh Ryan. Perlahan wajahnya menunjukkan rasa bersalah pada Lisa.“Akhir bulan ini, Lisa membawaku pulang ke kotanya. Sejujurnya aku mencemaskannya, khawatir jika Tina masih terus mencoba menyakiti Lisa,” ungkap Ryan diakhir embusan napas berat.“Sebenarnya, kamu tak perlu membala
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

74

“Apa maksudmu?” tanya Tina pura-pura tak mengerti.Raymond tersenyum sinis. Dia lantas melirik gelas berisi jus di tangannya. Tina pun menghela napas panjang dengan wajah seolah mengerti isi pikiran lelaki di hadapannya.“Kamu pikir, aku menaruh racun pada minumanmu?” “Siapa yang tahu?”Tina lantas meraih gelas di tangan Raymond. Dia lantas meminumnya tanpa jeda dan tak menyisakan sedikit pun. Kemudian Tina menunjukkan gelas kosongnya, seolah membuktikan dirinya tak seperti yang dituduhkan.“Puas?” tanyanya sengaja memasang wajah kesal.Raymond tercengang. Tentu saja itu adalah rencana Tina. Wanita itu tahu, Raymond tak bisa langsung ditipu.“Apa yang ada dalam pikiranmu, Ray? Kamu masih meragukanku? Padahal selama ini aku menurut padamu, walaupun kamu memperbudakku,” ucap Tina lagi dengan wajah kesal.“Maaf, Tina. Aku tak bermaksud,” sahut Raymond dengan wajah penuh sesal.Reaksi Raymond saat ini pun sudah Tina duga. Dalam hati, dia bersorak riang. Tina sudah hafal benar bagaimana ta
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

75

Handphone milik Raymond berdering. Hampir saja Tina berteriak dan menjatuhkan karena terkejut. Matanya menyipit melihat nama pemanggil di sana.Hanya sebuah inisial saja. Tampaknya Raymond tetap menjaga rahasia tersebut. Itu adalah nomor yang memberinya perintah. Jantung Tina berdebar semakin cepat, dia bahkan lupa jika tujuannya hendak membuang tubuh Raymond.“Aku harus mencari tahu siapa yang menelpon Raymond dan yang memberinya perintah.”Tina lantas menjawab panggilan telepon itu. Namun, Tina tak bersuara. Dia menunggu si penelepon bersuara agar bisa menebak siapa pelakunya.Sayangnya hingga 30 detik berlalu, tak ada suara dari seberang sana. Tina menyimpulkan jika si penelepon tahu kalau ponsel itu tak lagi di tangan Raymond. Dia pasti sangat berhati-hati, pikir Tina yakin.Panggilan telepon berakhir. Tina tertegun dan terdiam dengan pikiran banyak tanya. Kemudian handphone itu berbunyi lagi, pesan masuk.Segera saja Tina membuka dan membacanya. “Siapa kamu? Bagaimana handphone i
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

76.

“Ada apa, Ryan? Sepertinya kamu mencemaskan sesuatu?” Pertanyaan Lisa langsung menyadarkan Ryan dari rasa cemasnya. Tampaknya dia terlalu berlebihan memikirkan rasa takutnya. Dia lantas tersenyum mencoba mencoba terlihat tenang.“Tidak ada. Mungkin aku merasa lelah saja. Sudah lama ku tak melakukan perjalan jauh,” jawab Ryan berbohong.“Oh, aku kira kamu sedang menghadapi masalah serius,” kata Lisa terdengar lega. “Kalau begitu, istirahatlah dulu. Perjalanan kita masih jauh, cukup untukmu beristirahat.”Ryan tertegun sejenak. Dia menatap Sean yang masih tertidur pulas dalam pangkuan Lisa. “Jangan cemaskan aku dan Sean. Kamu juga perlu beristirahat,” kata Lisa lagi memastikan.“Tapi, bagaimana denganmu?” tanya Ryan menjadi cemas dan sungkan.“Aku baik-baik saja, Ryan!” jawab Lisa langsung.Sejujurnya, Ryan ingin protes. Namun, dia memilih menyandarkan tubuhnya dan pura-pura tertidur. Dengan begini, dia bisa menenangkan diri dan memikirkan apa yang harus dilakukannya selanjutnya.Yang
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

77.

“Aku tahu, kalau penyesalanku ini terlambat. Sudah terlalu banyak luka yang kuberikan padamu, Lisa. Mungkin saja aku tak pantas untuk mendapatkan maaf darimu,” ucap Nania dengan air mata yang mengalir deras.Dia sungguh menunjukkan rasa penyesalan yang paling dalamnya. “Tapi, aku harap kamu mau memaafkanku, Lisa,” katanya lagi.“Setiap hari aku selalu berdoa agar Tuhan memberikanku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku dan menebus dosaku padamu. Aku menunggumu di sini dan aku berharap Tuhan mengabulkan doaku.” Suara Nania penuh harap dan ketulusan.Lisa terdiam. Dia melihat kesungguhan ibunya, hingga air matanya pun ikut menetes. Namun, ia merasa bingung harus bagaimana.“Ibu, dia siapa?” Sean bertanya seraya menarik lengannya dan langsung mengalihkan fokusnya.Sebelum Lisa menjawab, Nania sudah bertanya. “Lisa apakah dia?” Namun, Nania langsung terdiam. Dia menahan rasa penasarannya. Sadar, Lisa belum memberikan jawabannya. Nania menunduk, tak berani menebak jawaban Lisa. Air ma
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

78.

“Paman baik!” Suara anak lelaki memanggil Jason dan langsung membuatnya menolah. Dia adalah salah satu anak panti asuhan yang sering bermain dengan Jason. “Paman kembali lagi? Ayo kita main lagi,” ajaknya.“Oh, maaf, Sayang. Aku harus segera pergi. Aku kembali untuk memberikan ini.” Jason berkata seraya memberikan dua box donat yang masih dipegangnya.Jason sangat dekat sekali dengan mereka. Anak itu pun tersenyum girang menerima pemeriannya. “Bagikan dengan teman-temanmu yang adil, ya!” pesannya.“Terima kasih, Paman baik,” jawabnya girang.Jason mengangguk tersenyum pada anak tersebut sebelum dia kembali masuk ke dalam. Sejujurnya dia penasaran dengan anaknya Lisa, tetapi ini bukan waktu yang tepat, menurutnya. Dia cemas jika Ryan akan bangun dan akan menimbulkan kesalahpahaman dengan Lisa.Setidaknya Jason sudah cukup tenang dan lega melihat Lisa jauh lebih baik. Ya, Jason bisa melihat Lisa kini banyak tersenyum, tak lagi banyak diam dan murung seperti dulu.Lebih baik dia bergega
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

79.

“Terima kasih atas informasinya.”Jason berkata seraya menyerahkan ponsel tersebut. Tentu saja Tina terkejut, Jason tak menunjukkan rasa tertarik. Padahal sebelumnya, pria beraang tegas itu bereaksi sangat terkejut.“Kamu bisa pergi dan tak perlu lagi ke sini,” ucap Jason lagi seraya melirik pintu gerbang yang terbuka.“Apa? Kamu mengusirku?” tanya Tina dengan wajah syok. “Aku memberikanmu informasi yang sangat penting dan kamu hanya mengatakan terima kasih. Yang benar saja?”“Lalu kamu mau aku harus bertindak seperti apa?” Tina berdecak seraya mengusap rambutnya. Jason benar-benar berbeda dan ini tak sesuai dengan harapannya. “Kita bisa bekerja sama menangkap pelakunya, Jason,” katanya mencoba kembali tenang.“Tidak perlu, Tina! Aku bisa menangani masalahku sendiri. Kamu urus saja masalahmu,” jawab Jason langsung, tanpa ragu. “Aku tak ingin terlibat dengan hidupmu lagi.”Tanpa menunggu reaksi dari Tina, Jason langsung menarik handle pintu dan segera masuk. Dia meninggalkan Tina tanp
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

80.

Ryan terkejut. Dia akhirnya sadar sudah membuat keributan karena rasa takutnya yang berlebihan. Wajahnya panik dan bingung.“Ryan, apa yang kamu lakukan?” Maria muncul dengan tatapan tak percaya.“Maaf, aku lepas kontrol,” ucap Ryan menyesali tindakannya.Kemudian Maria menoleh pada Lisa yang masih memegangi telinganya. Lisa mengeluarkan alat bantu dengarnya, berhadap bunyi dengungnya menghilang. Sedikit lebih baik.“Kamu tidak apa-apa, Sayang?” tanya Nania panik muncul di belakang tubuhnya.Lisa hanya mengangguk. Maria meminta Nania dan Sean untuk membawa Lisa ke dalam. Dia lantas menatap Ryan yang masih terdiam dengan raut wajah bersalah.“Ada apa denganmu, Ryan? Kenapa kamu menjadi arogan dan emosional?” tanya Maria dengan tatapan marah. Ryan menunduk. Bibirnya bergetar dan air mata penyesalannya mengalir deras. “Aku ... aku tak tahu, Bibi Maria. Tiba-tiba saja aku merasa sangat takut, hingga tak bisa mengendalikan diriku,” jawabnya jujur.Maria menoleh ke belakang. Lisa sudah tak
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status